Anda di halaman 1dari 8

PENGGUNAAN AUTOCAD CIVIL 3D 2009 UNTUK MENGOPTIMALKAN

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN


ABSTRACT

Roadway geometric design is a process that emphasizes on physical form planning of the ground. This planning is
conducted in order to prepare land for the basic functions of road. The design includes horizontal alignment and
vertical alignment. This paper designs a province road in Jambi using AutoCAD Civil 3D 2009. The use of this
application is expected not only to speed up the analysis, but also help obtain an economical, safe, and comfortable
roadway design.

Keywords: roadway geometric design, horizontal alignment, vertical alignment, AutoCAD Civil 3D 2009

ABSTRAK

Perancangan geometrik jalan adalah sebuah proses yang menekankan pada perencanaan bentuk fisik dari tanah.
Perencanaan ini bertujuan untuk mempersiapkan lahan agar dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan. Desain yang
dimaksud meliputi alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal. Dalam karya ilmiah ini akan direncanakan sebuah
jalan provinsi di Jambi menggunakan AutoCAD Civil 3D 2009. Penggunaan aplikasi ini, selain untuk
mempersingkat durasi analisis, juga diharapkan mampu menghasilkan desain jalan yang ekonomis, aman, dan
nyaman.

Kata kunci: perancangan geometrik jalan, alinyemen horizontal, alinyemen vertikal, AutoCAD Civil 3D 2009

PENDAHULUAN Apabila proses tersebut dilaksanakan


secara manual akan memerlukan waktu yang
Transportasi darat masih merupakan
lama dan hasil belum tentu akurat. Untuk
bagian transportasi yang terpenting karena
mempersingkat waktu dengan perolehan
mampu memindahkan barang dan orang
hasil yang akurat maka dipergunakanlah
sampai dengan dari pintu ke pintu (door to
software AutoCAD Civil 3D 2009, yang
door). Jalan merupakan urat nadi dari
ditunjang pula dengan penggunaan program
prasarana transportasi darat. Untuk
Microsoft Excel dan AutoCAD. Penggunaan
memperoleh jalan yang aman, nyaman dan
program AutoCAD Civil 3D 2009
indah harus memperhatikan perencanaan
diharapkan dapat memperoleh perencanaan
geometrik dari jalan tersebut.
geometrik jalan yang indah, aman, nyaman
Geometrik jalan meliputi alinyemen dan ekonomis.
horizontal (trase jalan), alinyemen vertikal
(penampang memanjang jalan), galian dan
timbunan. Komponen galian dan timbunan RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH
pada perencanaan jalan sangat berpengaruh
Karya ilmiah ini dibatasi pada
terhadap harga dari konstruksi jalan tersebut,
perencanaan geometrik jalan antarkota di
sedangkan galian dan timbunan sangat
Provinsi Jambi, dengan kecepatan rencana
dipengaruhi oleh alinyemen horizontal dan
50 km/jam dan menggunakan perangkat
vertikal. Ketiga hal ini merupakan proses
lunak AutoCAD Civil 3D 2009. Melalui
pengulangan dalam perencanaan sampai
penggunaan perangkat lunak tersebut,
diperoleh hasil perencanaan yang memenuhi
diharapkan akan diperoleh suatu rancangan
kriteria sesuai harapan.
geometrik yang menyeluruh, baik alinyemen
horizontal maupun alinyemen vertikal secara
cepat, namun tetap menghasilkan jalan yang Menurut kelas medan jalan, medan jalan
aman, nyaman, dan ekonomis. dapat diklasifikasikan sebagai datar,
perbukitan, dan pegunungan. Penentuan
TINJAUAN PUSTAKA
kelas medan dapat dilakukan dengan
Menurut Kamus Besar Bahasa menggunakan Persamaan (1), dengan z
Indonesia, jalan adalah tempat untuk lalu adalah elevasi pada daerah terpotong, dan d
lintas orang (kendaraan dan sebagainya). adalah jarak antarpotongan.
Jalan raya adalah jalur – jalur tanah di atas
permukaan bumi yang dibuat oleh manusia (1)
dengan bentuk, ukuran, dan jenis
konstruksinya sehingga dapat digunakan Dengan memperhatikan rata-rata nilai g
untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan berdasarkan persamaan di atas, Bina Marga
dan kendaraan yang menyangkut barang dari mengklasifikasikan kelas medan sesuai
suatu tempat ke tempat lainnya dengan dengan Tabel 2.
mudah dan cepat. Tabel 2. Klasifikasi menurut medan jalan [2]
Untuk perancanaan jalan raya yang
baik, bentuk geometriknya harus ditetapkan
sedemikian rupa sehingga jalan yang
bersangkutan dapat memberi pelayanan yang
optimal kepada lalu lintas sesuai dengan
fungsinya. Tujuan akhir dari perencanaan
geometrik ini adalah menghasilkan Berdasarkan kelas jalan dan klasifikasi
infrastruktur yang aman, efisiensi pelayanan medan pada tabel 1 dan 2 , maka perencana
arus lalu lintas dan memaksimalkan rasio dapat menentukan kecepatan rencana.
tingkat penggunaan biaya dan juga Penentuan kecepatan rencana tidak secara
memberikan rasa aman serta nyaman kepada jelas dinyatakan dalam ketentuan yang
pengguna jalan. berlaku, namun perencana perlu mengambil
suatu nilai yang tepat, sesuai dengan kelas
Kelas jalan adalah klasifikasi jalan jalan dan kelas medan jalan yang sedang
berdasarkan kemampuannya dalam direncanakan sesuai dengan ketentuan SNI
menerima beban lalu lintas, yang dinyatakan (Standar Nasional Indonesia) kemudian
dengan Muatan Sumbu Terberat (MST) perencana dapat melanjutkan ke tahap desain
dalam satuan ton. Adapun penentuan kelas alinyemen horizontal dan alinyemen
jalan berdasarkan MST dapat dilihat pada vertikal.
Tabel 1.
Alinyemen horizontal adalah proyeksi
Tabel 1. Klasifikasi menurut kelas jalan [1] sumbu jalan pada bidang horizontal.
Alinemen horizontal dikenal juga dengan
nama “situasi jalan” atau “trase jalan”,yang
terdiri dari garis-garis lurus yang
dihubungkan dengan garis-garis lengkung.
Dalam perencanaan alinyemen horizontal,
belokan jalan harus mempertimbangkan
besar jari-jari tikungan. Dilanjutkan dengan
tahap penyaringan jenis lengkung. Jenis Perancangan geometrik jalan di kota
lengkung (lingkaran penuh ( Full Circle ), Jambi ini dimulai dengan mengunggah data
Peralihan - Lengkung - Peralihan (Spiral- hasil land surveying ke dalam program
Circle-Spiral), dan spiral penuh (Full AutoCAD Civil 3D 2009. Hasil plotting data
Spiral). hasil survey tersebut dapat dilihat pada
Gambar 2.
Pemilihan jenis tikungan dapat
dilakukan dengan memperhatikan Gambar 1
di bawah ini.

Gambar 2. Hasil plotting data hasil survey


yang diunggah ke dalam program AutoCAD
Gambar 1. Diagram alir pemilihan jenis Civil 3D 2009.
tikungan
Hasil plotting yang dikeluarkan tersebut
Alinyemen vertikal adalah penampang cukup baik dalam menunjukkan letak titik,
memanjang dari sebuah jalan. Tujuan namun belum dapat menunjukkan secara
perencanaan alinyemen vertikal untuk jelas kondisi medannya. Oleh karena itu,
memperoleh desain tanjakan dan turunan hasil plotting tersebut dibuat peta kontur
yang aman. Ada dua jenis lengkung vertikal, dengan interval antargaris kontur adalah 1
yaitu lengkung vertikal cekung dan lengkung meter untuk minor interval, dan 3 meter
vertikal cembung. untuk major interval. Hasil penunjukan data
Untuk mengetahui seberapa besar galian titik yang telah dilengkapi dengan garis
dan timbunan serta mengetahui seberapa kontur dapat dilihat pada Gambar 2.
seimbang galian dan timbunan, umumnya
perencana menggunakan Mass Haul
Diagram (MHD).
Mass Haul Diagram adalah diagram
yang menunjukkan besarnya galian dan
timbunan yang akan dilakukan berdasarkan
akumulasi data – data volume pekerjaan
tanah pada setiap potongan melintang.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN Gambar 3. Penggambaran data-data titik


yang telah dilengkapi dengan garis kontur.
Penentuan kelas medan dilakukan
dengan membuat potongan pada jalan setiap (2)
jarak tertentu yang dianggap sesuai. Dalam
perencanaan sepanjang 8 km dan dari jarak Dengan perencanaan yang dikehendaki
antar potongan melintang diambil tiap 100 sebagai jalan antarkota, Bina Marga
meter. Adapun pemotongan tersebut dapat mengatur bahwa nilai emax adalah 0,1, dan
dilihat pada Gambar 4. fmax adalah 0,22. Berdasarkan parameter
tersebut, dapat diperoleh bahwa Rmin bernilai
61,5157 meter. Oleh karena itu, dalam
perencanaan ini, ditetapkan bahwa nilai R
adalah 65 meter dari pembulatan R min ke
angla 5 terdekat. Penggambaran alinyemen
horizontal dengan R bernilai 65 meter dapat
terlihat pada Gambar 5.

Gambar 4. Pemotongan melintang setiap


jarak 100 meter pada salah satu potongan
ruas jalan.
Berdasarkan hasil pemotongan yang
telah dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata dari kelandaian adalah sebesar Gambar 5. Hasil perencanaan alinyemen
7,433%, yang merepresentasikan bahwa horizontal jalan pada aplikasi AutoCAD
jalan tergolong dalam kelas medan berbukit. Civil 3D 2009.
Sesuai dengan SNI 1997.
Pemilihan titik-titik simpang dan trase
Dengan kelas medan berbukit, dan kelas jalan hendaknya juga turut
jalan kolektor, digunakan kecepatan rencana mempertimbangkan kondisi kontur dan
sebesar 50 km/jam. Pengambilan kecepatan ketersediaan data survey. Perencanaan
rencana ini dipandang representatif terhadap alinyemen horizontal yang kurang baik dapat
kecepatan jalan antarkota yang memiliki berakibat pada pekerjaan tanah yang lebih
kondisi medan yang tidak datar. banyak dan berdampak buruk terhadap biaya
Setelah hal tersebut, direncanakan titik- konstruksi.
titik simpang (intersection points) dengan Setelah perencanaan awal alinyemen
jari-jari lengkung horizontal yang tidak horizontal, perencana perlu meninjau
kurang daripada yang dirumuskan dalam kembali hasil desainnya terhadap bahaya
Persamaan (2), dengan VR adalah kecepatan broken back. Broken back adalah dua
rencana dalam km/jam, emax adalah tikungan yang terletak terlalu dekat satu
superelevasi maksimum, dan fmax adalah dengan yang lainnya, yang berpotensi
koefisien gesekan maksimum. menyebabkan jalan yang digunakan menjadi
kurang aman. Kondisi broken back dapat direncanakan. Adapun penggambaran
dilihat pada Gambar 6. potongan memanjang jalan dapat dilihat
pada Gambar 8.

Gambar 8. Potongan memanjang jalan


berdasarkan alinyemen horizontal yang telah
direncanakan.
Pada potongan memanjang jalan, dapat
direncanakan alinyemen vertikal dan titik-
Gambar 6. Kondisi broken back. [3] titik Vertical Intersection Point (VIP), yang
merupakan titik-titik tanjakan atau turunan
Hal ini disebabkan oleh tikungan yang
jalan. Supaya ekonomis, penarikan
terjadi terlalu dekat, sehingga pengemudi
alinyemen vertikal dan Vertical Intersection
belum mengantisipasi adanya belokan,.
Point hendaknya semaksimal mungkin
Untuk mengatasi hal tersebut, Bina Marga
mengikuti profil tanah. Namun demikian,
mewajibkan adanya jarak lurus minimal
penarikan alinyemen vertikal yang terlalu
sepanjang 25 meter sebelum lengkung
mengikuti profil tanah dapat menyebabkan
horizontal berikutnya. Perbaikan pada
jalan yang direncanakan menjadi tidak aman
kondisi broken back dapat dilihat pada
dan nyaman. Oleh karena itu, penarikan
Gambar 7.
alinyemen vertikal hendaknya juga
mempertimbangkan koordinasi antara
alinyemen horizontal dan vertikal. Beberapa
hal yang dapat disarankan agar jalan
menjadi lebih aman, antara lain:
- Alinyemen horizontal dan alinyemen
vertikal terletak pada satu fase, di
mana alinyemen horizontal sedikit
lebih panjang dari alinyemen
vertikal.
- Tikungan tajam yang terletak di atas
tikungan vertikal cembung atau
dibawah tikungan vertikal cekung
harus dihindarkan karena akan
Gambar 7. Perbaikan terhadap kondisi menghalangi pandangan mata
broken back. [3] pengemudi.
Setelah perencanaan alinyemen - Pada kelandaian jalan yang lurus dan
horizontal, potongan memanjang jalan perlu panjang sebaiknya tidak dibuat
ditampilkan agar dapat menggambarkan lengkung vertikal cekung, karena
kondisi medan trase jalan yang telah pandangan mata pengemudi akan
terhalang oleh puncak alinyemen juga akan memakan biaya yang sangat besar
vertikal. karena perlu biaya tambahan untuk
- Dua atau lebih lengkung vertikal mendatangkan material tanah agar besar
pada satu lengkung horizontal timbunan tercapai.
sebaiknya dihindari.
- Tikungan tajam yang terletak di Untuk mengetahui seberapa besar galian
antara bagian jalan yang lurus dan dan timbunan serta mengetahui seberapa
panjang harus dihindari. seimbang galian dan timbunan, umumnya
perencana menggunakan Mass Haul
Dengan mempertimbangkan hal-hal Diagram (MHD).
yang disebutkan di atas, direncanakan
alinyemen vertikal dan VIP untuk jalan AutoCAD Civil 3D 2009 memiliki fitur
tersebut. Alinyemen vertikal dan VIP yang untuk membuat mass haul diagram secara
direncanakan dapat dilihat pada Gambar 9. otomatis. Hal ini akan memudahkan
perencana dalam memastikan bahwa besar
galian dan timbunan telah diperhitungkan
seseimbang mungkin, sehingga apabila besar
galian dan timbunan tidak sesuai, dapat
dilakukan perubahan desain alinyemen
vertikal ataupun perubahan desain
alinyemen horizontal untuk mencapai besar
Gambar 9. Hasil perencanaan alinyemen galian dan timbunan yang lebih ideal.
vertikal jalan pada aplikasi AutoCAD Civil Diagram MHD dari jalan yang direncanakan
3D 2009. dapat dilihat pada Gambar 10.

Pada gambar di atas, dapat terlihat


bahwa terdapat bukit yang harus dipotong
dan lembah yang harus diisi agar rencana
jalan dapat dikerjakan.
Dalam merancang alinyemen vertikal
dan VIP, diharapkan besar galian dan Gambar 10. Mass Haul Diagram (MHD).
timbunan yang dihasilkan seimbang atau
mendekati seimbang. Besar galian dan
timbunan yang mendekati seimbang akan Berdasarkan diagram tersebut, dapat
memudahkan proses pekerjaan dan dilihat bahwa besarnya galian mendekati
menghemat biaya secara signifikan. besarnya timbunan. Hal ini dapat diinferensi
dengan memperhatikan bahwa pada diagram
Apabila besar galian jauh lebih besar
tersebut, titik akhir garis hampir bersentuhan
daripada timbunan, maka jalan yang
dengan sumbu x.
direncanakan akan memakan biaya yang
sangat besar. Hal ini disebabkan oleh Apabila garis pada diagram lebih
perlunya biaya yang lebih banyak untuk banyak turun di bawah sumbu x, hal ini
meratakan sisa galian ke daerah sekitar dapat mengindikasikan bahwa volume
rencana jalan. Apabila besar timbunan jauh timbunan jauh lebih besar daripada galian.
lebih besar daripada besar galian, maka jalan
Gambar 11 mengilustrasikan kondisi menghitung volume pekerjaan tanah, yaitu
tersebut. metode prismoidal dan average end area.
Pada metode prismoidal, volume tanah
diasumsikan sebagai sebuah limas terpotong,
sedangkan pada metode average end area,
volume tanah diasumsikan sebagai sebuah
balok, dengan luas penampang adalah rata-
Gambar 11. Diagram MHD yang dominan rata dari luas pekerjaan tanah dua potongan.
pada sumbu y negatif menunjukkan volume
galian yang terlalu besar. Apabila besar volume galian dan
timbunan total diketahui, perencana dapat
Apabila garis pada diagram lebih menghitung estimasi biaya pekerjaan yang
terdapat di sumbu y positif, perencana dapat harus dikeluarkan untuk pekerjaan
menginferensikan desain jalan tidak geometrik jalan tersebut. AutoCAD Civil 3D
ekonomis, karena volume galian jauh lebih akan melakukan kalkulasi kemudian
banyak daripada timbunan. Gambar 12 menampilkan tabel volume galian dan
mengilustrasikankan kondisi tersebut. timbunan. Tabel volume galian dan
timbunan dapat dilihat pada gambar 14.

Gambar 12. Diagram MHD yang dominan


pada sumbu y menunjukkan volume
timbunan yang terlalu besar.
Untuk mengetahui volume galian dan Gambar 14. Contoh tabel laporan
timbunan yang harus dipindahkan untuk perhitungan cut and fill yang ditampilkan
penyelesaian rencana jalan, AutoCAD Civil pada AutoCAD Civil 3D 2009.
3D 2009 menyediakan fitur Total Volume
Output. Kolom station pada tabel tersebut
menunjukkan titik-titik yang ditinjau luas
pekerjaan tanahnya. Pemilihan jarak
antarstasiun hendaknya dilakukan dengan
cermat, agar ketelitian pada kalkulasi yang
dilakukan oleh aplikasi tersebut cukup baik.
Dalam perencanaan ini, besarnya
volume kumulatif pekerjaan tanah yang
diperlukan adalah sebesar 159.881,914 m3
untuk pekerjaan galian, dan 153.708,519 m 3
untuk pekerjaan timbunan. Dengan volume
Gambar 13. Fitur Total Volume Output
galian tanah yang lebih besar daripada
AutoCAD Civil 3D 2009
timbunannya, tanah yang berlebih perlu
Ada dua pendekatan yang dapat dipindahkan ke luar area proyek. Adapun
dilakukan oleh AutoCAD Civil 3D dalam volume sisa tanah yang perlu dikeluarkan
adalah sebesar 6.173,395 m3. Besarnya Untuk ketepatan perhitungan volume
volume kumulatif pekerjaan tanah dapat pekerjaan tanah, jarak antarpotongan
dilihat pada Gambar 15. melintang hendaknya dibuat lebih rapat. Hal
ini perlu dilakukan karena dengan jarak yang
lebih rapat, volume tanah yang perlu
dikerjakan dapat didiskretisasi menjadi
bangun-bangun yang lebih kecil, sehingga
dapat menjadi pendekatan yang lebih akurat.

Gambar 15. Ujung dari tabel cut and fill Dalam desain geometrik jalan,
yang menunjukkan volume kumulatif perencana dapat mengetahui apakah
pekerjaan tanah. desainnya telah merupakan desain yang
efisien. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
mass haul diagram. Mass haul diagram
yang berada pada sumbu y positif
KESIMPULAN
menunjukkan pekerjaan galian lebih banyak
Perancangan geometrik jalan daripada timbunan, sedangkan mass haul
merupakan sebuah proses analisis yang perlu diagram yang terletak pada sumbu y negatif
dilakukan dengan cermat dan melalui mengindikasikan hal sebaliknya.
beberapa tahapan, dimulai dari penentuan
DAFTAR PUSTAKA
kelas medan, perencanaan alinyemen
horizontal dan alinyemen vertikal, [1] Direktorat Pekerjaan Umum Direktorat
koordinasi antara alinyemen horizontal dan Jenderal Bina Marga. Tata Cara
alinyemen vertikal, hingga perhitungan Perencanaan Geometrik Jalan Antar
pekerjaan tanah. Jika pekerjaan tanah yang Kota. Jakarta: Departemen Pekerjaan
perlu dilakukan relatif banyak, perencana Umum, 1997, pp. 4.
harus melakukan iterasi desain hingga
menghasilkan jalan yang aman, nyaman dan [2] Direktorat Pekerjaan Umum Direktorat
ekonomis. Jenderal Bina Marga. Tata Cara
Perencanaan Geometrik Jalan Antar
Dengan keberadaan perangkat lunak Kota. Jakarta: Departemen Pekerjaan
AutoCAD Civil 3D 2009, proses Umum, 1997, pp. 5.
perencanaan dapat dijalankan dengan lebih
efisien. Perangkat lunak ini dapat [3] Direktorat Pekerjaan Umum Direktorat
menghitung beberapa parameter dalam Jenderal Bina Marga. Tata Cara
perancangan geometrik jalan secara Perencanaan Geometrik Jalan Antar
otomatis. Perangkat lunak ini juga Kota. Jakarta: Departemen Pekerjaan
dipandang cukup akurat dalam menghitung Umum, 1997, pp. 35.
volume pekerjaan tanah, dengan proses
pengulangan yang cepat dan hasil akurat,
sehingga sesuai untuk digunakan pada
daerah dengan kondisi medan yang relatif
ekstrim, yang dalam karya ilmiah ini
diwakili dengan kondisi medan di Provinsi
Jambi dengan medan berbukit.

Anda mungkin juga menyukai