Anda di halaman 1dari 21

GEOLOGI TEKNIK

Tugas Semester Pendek

MAYDINI CHAIRUNNISA

14307007

Institut Teknologi Medan


Fakultas Teknik Mineral
Jurusan Teknik Geologi
2018
1. JENIS-JENIS PONDASI

PONDASI DIBAGI ATAS 2 JENIS YAITU:


1. Pondasi Dangkal
Pada pondasi ini tebagi atas 5 jenis, antara lain:
a. Pondasi Telapak
b. Pondasi Memanjang
c. Pondasi Rakit
d. Pondasi Bergabung
e. Pondasi Rak (Jaring Laba-Laba dan Cakar Ayam)
2. Pondasi Dalam
Pada pondasi ini terbagi atas 2 jenis, antara lain:
a. Pondasi Sumuran
b. Pondasi Tiang Pancang

PENJELASAN :
Pondasi Dangkal : pondasi yang mendukung beban secara langsung { P. tapak,
memanjang, rakit, bergabung, rak (jaring laba, cakar ayam) } biasanya
dibuat dekat dengan permukaan tanah, umumnya kedalaman
pondasi didirikan kurang 1/3 dari lebar pondasi sampai dengan kedalaman kurang
dari 3 m. Pondasi dagkal biasanya digunakan ketika tanah permukaan yang cukup
kuat dan kaku untuk mendukung beban yang dikenakan dimana jenis struktur
yang didukungnya tidak terlalu berat dan juga tidak terlalu tinggi, pondasi
dangkal umumnya tidak cocok dalam tanah kompresif yang lemah atau sangat
buruk, seperti tanah urug dengan kepadatan yang buruk, pondasi dangkal juga
tidak cocok untuk jenis tanah gambut, lapisan tanah muda dan jenis tanah
deposito aluvial, dll. Apabila kedalaman alas pondasi (Df) dibagi lebar terkecil
alas pondasi (B) kurang dari 4, (Df/B < 4) dan apabila letak tanah baik (kapasitas
dukung ijin tanah > 2,0 kg/cm2) relatif dangkal (0,6-2,0 m) maka digunakan
pondasi ini. Yang termasuk dalam pondasi dangkal adalah sebahai berikut :
a. Pondasi Telapak (Spread Foundations),
Pondasi tapak (Spread foundation) digunakan untuk mendukung beban titik
individual seperti kolom struktural. Pondasi Spread ini dapat dibuat dalam
bentuk bukatan (melingkar), persegi atau rectangular. Jenis pondasi ini biasanya
terdiri dari lapisan beton bertulang dengan ketebalan yang seragam,
tetapi pondasi Spread dapat juga dibuat dalam bentuk bertingkat atau haunched
jika pondasi ini dibutuhkan untuk menyebarkan beban dari kolom
berat. Pondasi telapak disamping diterapkan dalam pondasi dangkal dapat juga
digunakan untuk pondasi dalam.

b. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang (Strip Foundations),


Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus)
adalah jenis pondasi yangdigunakan untuk mendukung beban memanjang atau
beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban
kolom dimana penempatan kolom dalam jarak yang dekat dan fungsional
kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu
dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam
bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya
digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi
ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan
dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak
mendukung beban struktural.
PONDASI JALUR

c. Pondasi Rakit/ Raft Foundation,


Pondasi rakit adalah plat beton besar yang digunakan untuk mengantar
permukaan dari satu atau lebih kolom di dalam beberapa garis/ beberapa jalur
dengan tanah. Digunakan di tanah lunak atau susunan jarak kolomnya sangat
dekat di semua arahnya, bila memakai telapak, sisinya berhimpit satu sama lain.

PONDASI RAKIT

Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan permukaan tanah dengan


kedalam tertentu dimana daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban
struktural dan kondisi permukaan tanah, pondasi dalam biasanya dipasang pada
kedalaman lebih dari 3m di bawah elevasi permukaan tanah. Pondasi
dalam dapat dijumpai dalam bentuk pondasi tiang pancang, dinding pancang dan
caissons atau pondasi kompensasi. Pondasi dalam dapat digunakan untuk
mentransfer beban ke lapisan yang lebih dalam untuk mencapai kedalam
yang tertentu sampai didapat jenis tanah yang mendukung daya beban strutur
bangunan sehingga jenis tanah yang tidak cocok di dekat permukaan tanah dapat
dihindari. Apabila lapisan atas berupa tanah lunak dan terdapat lapisan tanah yang
keras yang dalam maka dibuat pondasi tiang pancang yang dimasukkan ke dalam
sehingga mencapai tanah keras (Df/B >10 m), tiang-tiang tersebut disatukan oleh
poer/pile cap. Pondasi ini juga dipakai pada bangunan dengan bentangan yang
cukup lebar (jarak antar kolom 6m) dan bangunan bertingkat. Yang termasuk
didalam pondasi ini antara lain pondasi tiang pancang, (beton, besi, pipa baja),
pondasi sumuran, pondasi borpile dan lain-lain. Jenis-jenis pondasi dalam adalah
sebagai berikut :
a. Pondasi Tiang Pancang,
Pada dasarnya sama dengan bore pile, hanya saja yang membedakan bahan
dasarnya. Tiang pancang menggunakan beton jadi yang langsung ditancapkan
langsung ketanah dengan menggunakan mesin pemancang. Karena ujung tiang
pancang lancip menyerupai paku, oleh karena itu tiang pancang tidak
memerlukan proses pengeboran. Pondasi tiang pancang dipergunakan pada
tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan kondisi daya dukung tanah (sigma
tanah) kecil, kondisi air tanah tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam.
Bahan untuk pondasi tiang pancang adalah : bamboo, kayu besi/ kayu ulin, baja,
dan beton bertulang.

PONDASI TIANG PANCANG


b. Pondasi Sumuran,
Pondasi sumuran atau cyclop beton menggunakan beton berdiameter 60 – 80
cm dengan kedalaman 1 – 2 meter. Di dalamnya dicor beton yang kemudian
dicampur dengan batu kali dan sedikit pembesian dibagian atasnya. Pondasi ini
kurang populer sebab banyak kekurangannya, diantaranya boros adukan beton
dan untuk ukuran sloof haruslah besar. Hal tersebut membuat pondasi ini kurang
diminati. Pondasi sumuran dipakai untuk tanah yang labil, dengan sigma lebih
kecil dari 1,50 kg/cm2. Seperti bekas tanah timbunan sampah, lokasi tanah yang
berlumpur. Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi pembesian
untuk mengikat sloof.

PONDASI SUMURAN
Kondisi Tanah 1. Tanah Kohesif
tanah kohesif memiliki partikel terkecil.
Tanah liat memiliki partikel berbagai ukuran
0,00004" untuk 0,002" . Lumpur berkisar dari
0,0002" untuk 0,003" . Tanah liat digunakan
dalam mengisi tanggul dan mempertahankan
tidur kolam.

Karakteristik :
tanah kohesif yang padat dan ketat terikat
bersama oleh daya tarik molekuler. Mereka
adalah plastik ketika basah dan dapat dicetak,
tetapi menjadi sangat sulit ketika kering.
kadar air yang tepat, merata, sangat penting
untuk pemadatan yang tepat. tanah kohesif
biasanya membutuhkan kekuatan seperti
dampak atau tekanan. Lumpur memiliki
kohesi terasa lebih rendah dari tanah liat.
Namun, lumpur masih sangat bergantung
pada kadar air. [Lihat Gambar 2]

Gambar : Saringan Uji

Gambar 2: Panduan untuk Jenis Tanah


2. Tanah Granular
tanah granular berbagai ukuran partikel dari 0,003" untuk 0,08" (pasir) dan 0,08"
untuk 1,0" (baik untuk kerikil menengah). tanah granular dikenal karena sifat air
menguras mereka.

karakteristik
Pasir dan kerikil mendapatkan kepadatan maksimal baik dalam keadaan
sepenuhnya kering atau jenuh. Pengujian kurva relatif datar sehingga kepadatan
dapat diperoleh tanpa tabel content.The air pada halaman berikut memberikan
indikasi dasar tanah yang digunakan dalam aplikasi konstruksi tertentu. [Lihat
Gambar 3]

Gambar 3: keinginan relatif tanah sebagai mengisi dipadatkan


Tipe-Tipe Tanah

Nilai daya
Tipe tanah dukung Tanda-tanda
(kN/m2

Kerikil rapat atau pasir rapat dan > 600 Lebar pondasi
kerikil (B) paling sedikit
Kerikil agak rapat atau pasir agak 200 – 600 1m.
rapat dan kerikil Muka air tanah
Kerikil lepas atau pasir lepas dan < 200 paling sedikit
kerikil berjarak B dari
Pasir rapat > 300 dasar pondasi.
Pasir agak rapat 100 – 300
Pasir lepas < 100

Lempung brakal sangat kaku dan 300 – 600


Dapat
lempung keras
dipengaruhi oleh
Lempung kaku 150 – 300
penurunan
Lempung kuat 75 – 150
konsolidasi
Lempung dan lanau lunak < 75
jangka panjang
Lempung dan lanau sangat lunak --

KESIMPULAN:
Pondasi yang digunakan pada kontruksi bangun yaitu pondasi Tiang Pancang
Kondisi tanah bawah permukaan yang tidak wajar yaitu :
a. Tanahnya labil dilihat dari aquifer air, struktur bawah permukaan, tanah
lunak
b. Kandungan kadar air tanah Tinggi.
Alasan menggunakan Pondasi tiang pancang pada kontruksi bangunan :
- Untuk memperoleh tanah bawah permukaan yang keras (stabil) : Pondasi
tiang pancang dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan
kondisi daya dukung tanah (sigma tanah) kecil, kondisi air tanah tinggi dan
tanah keras pada posisi sangat dalam.
- Dilihat dari biayanya lebih ekonomis : Pada dasarnya sama dengan bore
pile, hanya saja yang membedakan bahan dasarnya. Tiang pancang
menggunakan beton jadi yang langsung ditancapkan langsung ketanah
dengan menggunakan mesin pemancang. Karena ujung tiang pancang lancip
menyerupai paku, oleh karena itu tiang pancang tidak memerlukan proses
pengeboran
2. Kegagalan atau Keruntuhan Pondasi
Faktor penyebab kegagalan atau keruntuhan pondasi yaitu:
1. Longsoran badan jalan sebagai akibat salah pemilihan trase jalan pada
daerah yang labil dari segi geologi,
2. Longsoran lereng timbunan (embankment slope),
3. Longsoran tebing galian (cutting slope),
4. Penurunan (amblas) atau kegagalan daya dukung tanah dasar,
5. Potensi atau kadar air tanah
6. Tanah kurang kompak
7. Adanya struktur
8. Perubahan Temperatur dan Tekanan (Suhu yang mempengaruhi
kandungan Air Tanah dengan disertai adanya tekanan maka tetrjadi
amblas)

Gaya yang bekerja pada kegagalan atau keruntuhan pondasi ini adalah :
1. Gaya Statis : menerapkan gaya ke bawah pada permukaan tanah. Menekan
partikel tanah, satu satunya cara untuk mengubah gaya pemadatan efektif
adalah dengan menambah atau mengurangi berat mesin. Pemadatan statis
terbatas pada lapisan tanah atas dan terbatas untuk setiap kedalaman yang
cukup. Menguleni dan tekanan adalah dua contoh dari pemadatan statis.
2. kekuatan getaran menggunakan mekanisme, biasanya mesin-driven, untuk
membuat gaya ke bawah selain berat statis mesin. Mekanisme bergetar
biasanya berat eksentrik berputar atau piston atau semi kombinasi (dalam
rammers). Kompektor memberikan urutan cepat pukulan (dampak) ke
permukaan, sehingga mempengaruhi lapisan atas serta lapisan yang lebih
dalam. Getaran bergerak melalui materi, pengaturan partikel dalam gerak
dan memindahkan mereka lebih dekat bersama-sama untuk kepadatan
tertinggi. Berdasarkan bahan yang dipadatkan, sejumlah kekuatan harus
digunakan untuk mengatasi sifat kohesif partikel tertentu.

Penyebab terjadinya kegagalan pondasi :


1. kurangnya melakukan pemadatan pada lapisan tanah
2. kesalahan dari pihak pemeriksa/kesalah proses pembangunan kontruksi
3. penurunan tidak seragam (differential settlement)
4. Faktor keamanan tidak sesuai dengan yang disyaratkan

Sifat Fisik dan Keteknikan tanah:


- Sieve Analysis
- Kuat Geser (direct sheer)
- Berat Jenis tanah
- Kadar air
- Atterberg limit
- Unit weight
- Angka pori
- Porositas
- Drajat kejenuhan
3. Bendungan
a. Resiko apa saja yang akan terjadi
- Jebolnya bendungan yang diakibat kesalahan kontruksi, dan adanya sesar
naik
- Keruntuhan, Sebelum bendungan mengalami keruntuhan total didahului
oleh terjadinya rekahan (breaching). Rekahan adalah lubang yang terbentuk
dalam tubuh bendungan pada saat runtuh. Sebenarnya mekanisme
keruntuhan tidak begitu dipahami, baik untuk bendungan urugan tanah
maupun bendungan beton.
b. Pengujian Geologi Teknik
a. Pemetaan Geologi
Pemetaan geologi teknik akan menghasilkan peta yang menggambarkan
sebaran, susunan stratigrafi, struktur geologi dan sifat-sifat fisik batuan
penyusun dan tanah pelapukannya. Dalam peta tersebut juga akan
dijelaskan mengenai gejala-gejala potensi longsor dan sebagainya.
b. Pemboran Inti
- Untuk mengetahui deposit tanah (geologi dan sejarah penimbunan,
penggantian)
- Mendapatkan kedalaman, ketebalan dan komposisi dari tiap struktur
tanah
- Mengetahui kedalaman groundwater
- Mengetahui kedalaman tanah keras atau batuan dan karakteristiknya
- Mengetahui sifat-sifat fisik tanah dan batuan
c. Pengujian Penetrasi (SPT)
Maksud dan tujuan pekerjaan penetrasi test adalah :
 Mendapatkan nilai n
 Mengetahui kedalaman tanah keras
d. Pengujian permeabilitas
Uji permeabilitas insitu dimaksudkan untuk memperoleh data koefisien
permeabilitas (coefficient of permeability, hydraulic conductivity) tanah
atau batuan.Adapun tujuannya adalah untuk analisis rembesan, yang
meliputi antara lain:-perhitungan debit bocoran, perhitungan tekanan
angkat (uplift pressure) dan keamanan terhadap erosi buluh (piping).
e. Pengambilan Undisturbed Sample (UDS)
Untuk setiap interval kedalaman 2 m diambil contoh tanah tak terganggu
berupa tabung contoh tanah (tube sample) yang disyaratkan adalah tube
sampler ukuran OD 3 inch dan ID 2 7/8 inch, tebal tabung 1/16 inch,
dengan panjang 50 cm. tabung yang dipakai tipe fixed – piston sampler
yang terbuat dari baja atau kuningan.
f. Sondir
Pekerjaan sondir dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dan
hubungan antara kedalaman lapisan tanah dengan kekerasan atau
kepadatannya, mengetahui daya lekat setiap lapisan-lapisan yang
dijumpai, serta kedalaman lapisan tanah keras atau sampai mencapai
tekanan konus lebih besar 200 kg/cm2.
g. Test pit
Pekerjaan ini dilakukan dengan cara membuat galian dengan ukuran
panjang 1,5 m lebar 1 m dan kedalaman bervariasi tergantung pada kondisi
geologi setempat.

c. Analisa
Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisa lereng dengan metoda
Hoek dan Bray adalah sebagai berikut:
Tentukan kondisi air tanah yang akan terjadi pada lereng dan pilih chart yang
paling mendekati kondisi tersebut.
1. Hitung nilai rasio tak berdimensi c/(gH.tanf) dan temukan nilai ini pada
skala sirkular bagian luar.
2. Ikuti garis radial dari nilai pada langkah 2 sampai perpotongannya dengan
kurva kemiringan lereng.
3. Temukan harga tanf/F atau c/gHF yang sesuai dan hitung Faktor
Keamanan.
Berikut chart Hoek and Bray
berdasarkan dari kondisi air
tanahnya, seperti yang
dijelaskan pada tabel
sebelumnya.
Sebagai contoh pada analisis fk lereng, dianalisis dengan kondisi lereng natural,
dengan data masukan untuk metoda grafis Hoek and Bray sebagai berikut:

d. Pencegahan secara teknik:


- Kontruksi harus bagus
- Pondasi kuat
- Perhatiakan tebal dimensi bendungannya
4. Jalan Raya dan Terowongan
a. Resiko
Pada jalan : ambruk, jalan mudah rusak (akibat tanah dasar merupakan gambut
dan pasir), longsor disekitar jalan pada singkapan (akibat adanya
struktur geologi seperti kekar)
Pada Terowongan : Runtuh yang diakibatkan adanya struktur geologi dan batuan
dasarnya kurang solid (kuat)

b. Pencengahan
Terowongan : membuat tiang penyangga batuan seperti penyangga baja, wire
mass, beton, dll
Jalan : membuat arah aliran air (agar mmengalirkan air ke lokasi air gunanya agar
mengurangi air basuk ke tanah gambut)
Untuk daerah gambut memerlukan pembangunan jembatan.

c. Penyelidikan:
a. Pemetaan Geologi
Pemetaan geologi teknik akan menghasilkan peta yang menggambarkan
sebaran, susunan stratigrafi, struktur geologi dan sifat-sifat fisik batuan
penyusun dan tanah pelapukannya. Dalam peta tersebut juga akan
dijelaskan mengenai gejala-gejala potensi longsor dan sebagainya.
b. Pemboran Inti
- Untuk mengetahui deposit tanah (geologi dan sejarah penimbunan,
penggantian)
- Mendapatkan kedalaman, ketebalan dan komposisi dari tiap struktur
tanah
- Mengetahui kedalaman groundwater
- Mengetahui kedalaman tanah keras atau batuan dan karakteristiknya
- Mengetahui sifat-sifat fisik tanah dan batuan
c. Pengujian Penetrasi (SPT)
Maksud dan tujuan pekerjaan penetrasi test adalah :
 Mendapatkan nilai n
 Mengetahui kedalaman tanah keras
d. Pengujian permeabilitas
Uji permeabilitas insitu dimaksudkan untuk memperoleh data koefisien
permeabilitas (coefficient of permeability, hydraulic conductivity) tanah
atau batuan.Adapun tujuannya adalah untuk analisis rembesan, yang
meliputi antara lain:-perhitungan debit bocoran, perhitungan tekanan
angkat (uplift pressure) dan keamanan terhadap erosi buluh (piping).
e. Pengambilan Undisturbed Sample (UDS)
Untuk setiap interval kedalaman 2 m diambil contoh tanah tak terganggu
berupa tabung contoh tanah (tube sample) yang disyaratkan adalah tube
sampler ukuran OD 3 inch dan ID 2 7/8 inch, tebal tabung 1/16 inch,
dengan panjang 50 cm. tabung yang dipakai tipe fixed – piston sampler
yang terbuat dari baja atau kuningan.
f. Sondir
Pekerjaan sondir dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dan
hubungan antara kedalaman lapisan tanah dengan kekerasan atau
kepadatannya, mengetahui daya lekat setiap lapisan-lapisan yang
dijumpai, serta kedalaman lapisan tanah keras atau sampai mencapai
tekanan konus lebih besar 200 kg/cm2.
g. Test pit
Pekerjaan ini dilakukan dengan cara membuat galian dengan ukuran
panjang 1,5 m lebar 1 m dan kedalaman bervariasi tergantung pada kondisi
geologi setempat.

d. Peta geologi
- Peta bawa permukaan
- Peta geologi
- Peta daerah

e. Pondasi Tiang Pancang


- Untuk memperoleh tanah bawah permukaan yang keras (stabil) : Pondasi
tiang pancang dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah berawa,
dengan kondisi daya dukung tanah (sigma tanah) kecil, kondisi air tanah
tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam.
- Dilihat dari biayanya lebih ekonomis : Pada dasarnya sama dengan bore
pile, hanya saja yang membedakan bahan dasarnya. Tiang pancang
menggunakan beton jadi yang langsung ditancapkan langsung ketanah
dengan menggunakan mesin pemancang. Karena ujung tiang pancang
lancip menyerupai paku, oleh karena itu tiang pancang tidak memerlukan
proses pengeboran

f. Evaluasi tempat Terowongan


Tetap, karena jika terowongan itu dipindah maka memerlukan biaya yang lebih
besar dilihat dari segi terowongannya maka harus dibuat lagi dan jalur kereta
api pun harus dirubah, tapi kalau tetap di pertahankan kita hanya tinggal
mengurangi dampak resiko yang akan terjadi seperti tiang penyangga dll

g. Lokasi
Di Laboratorium
Sifat Fisik dan Keteknikan tanah:
- Sieve Analysis
- Kuat Geser (direct sheer)
- Berat Jenis tanah
- Kadar air
- Atterberg limit
- Unit weight
- Angka pori
- Porositas
- Drajat kejenuhan
Sifat fisik dan mekanik Batuan:
Sifat fisik

1. Bobot Isi Asli (γn)

2. Bobot Isi Kering (γo)

3. Bobot Isi Jenuh (γw)

4. Apparent Specific Gravity (GSA)

5. True Specific Gravity (GST)

6. Kadar Air Asli (ωn)

7. Kadar Air Jenuh (ωsat)

8. Derajat kejenuhan (S)

9. Porositas

10. Angka pori (void ratio)

SIFAT MEKANIK BATUAN

1. Uji Kuat Tekan Uniaksial ( UCS )

a. Kuat Tekan Batuan (σc)

b. Modulus Young ( E )

b. Nisbah Poisson ( Poisson Ratio )

2. Uji Kuat Tarik Tak Langsung ( Brazilian Test )

3. Uji Kecepatan Rambat Gelombang Ultrasonik

4. Pengujian Point Load ( Point Load Test )

5. Direct Box Shear Strength Test

6. Uji triaxial
DAFTAR PUSTAKA

Virgiawan Aryadi, Eric. 2012. Analisa Keruntuhan Bendungan Gondang Dengan


Menggunakan Program Zhong Xing HY21. Proposal Tesis tidak dipublikasikan.
Malang: Universitas Brawijaya.

https://www.abalonconstruction.com/basement-foundation-repair-
edmonton/prevention
http://www.engineersdaily.com/2014/03/basics-of-soil-compaction.html

Anda mungkin juga menyukai