MAYDINI CHAIRUNNISA
14307007
PENJELASAN :
Pondasi Dangkal : pondasi yang mendukung beban secara langsung { P. tapak,
memanjang, rakit, bergabung, rak (jaring laba, cakar ayam) } biasanya
dibuat dekat dengan permukaan tanah, umumnya kedalaman
pondasi didirikan kurang 1/3 dari lebar pondasi sampai dengan kedalaman kurang
dari 3 m. Pondasi dagkal biasanya digunakan ketika tanah permukaan yang cukup
kuat dan kaku untuk mendukung beban yang dikenakan dimana jenis struktur
yang didukungnya tidak terlalu berat dan juga tidak terlalu tinggi, pondasi
dangkal umumnya tidak cocok dalam tanah kompresif yang lemah atau sangat
buruk, seperti tanah urug dengan kepadatan yang buruk, pondasi dangkal juga
tidak cocok untuk jenis tanah gambut, lapisan tanah muda dan jenis tanah
deposito aluvial, dll. Apabila kedalaman alas pondasi (Df) dibagi lebar terkecil
alas pondasi (B) kurang dari 4, (Df/B < 4) dan apabila letak tanah baik (kapasitas
dukung ijin tanah > 2,0 kg/cm2) relatif dangkal (0,6-2,0 m) maka digunakan
pondasi ini. Yang termasuk dalam pondasi dangkal adalah sebahai berikut :
a. Pondasi Telapak (Spread Foundations),
Pondasi tapak (Spread foundation) digunakan untuk mendukung beban titik
individual seperti kolom struktural. Pondasi Spread ini dapat dibuat dalam
bentuk bukatan (melingkar), persegi atau rectangular. Jenis pondasi ini biasanya
terdiri dari lapisan beton bertulang dengan ketebalan yang seragam,
tetapi pondasi Spread dapat juga dibuat dalam bentuk bertingkat atau haunched
jika pondasi ini dibutuhkan untuk menyebarkan beban dari kolom
berat. Pondasi telapak disamping diterapkan dalam pondasi dangkal dapat juga
digunakan untuk pondasi dalam.
PONDASI RAKIT
PONDASI SUMURAN
Kondisi Tanah 1. Tanah Kohesif
tanah kohesif memiliki partikel terkecil.
Tanah liat memiliki partikel berbagai ukuran
0,00004" untuk 0,002" . Lumpur berkisar dari
0,0002" untuk 0,003" . Tanah liat digunakan
dalam mengisi tanggul dan mempertahankan
tidur kolam.
Karakteristik :
tanah kohesif yang padat dan ketat terikat
bersama oleh daya tarik molekuler. Mereka
adalah plastik ketika basah dan dapat dicetak,
tetapi menjadi sangat sulit ketika kering.
kadar air yang tepat, merata, sangat penting
untuk pemadatan yang tepat. tanah kohesif
biasanya membutuhkan kekuatan seperti
dampak atau tekanan. Lumpur memiliki
kohesi terasa lebih rendah dari tanah liat.
Namun, lumpur masih sangat bergantung
pada kadar air. [Lihat Gambar 2]
karakteristik
Pasir dan kerikil mendapatkan kepadatan maksimal baik dalam keadaan
sepenuhnya kering atau jenuh. Pengujian kurva relatif datar sehingga kepadatan
dapat diperoleh tanpa tabel content.The air pada halaman berikut memberikan
indikasi dasar tanah yang digunakan dalam aplikasi konstruksi tertentu. [Lihat
Gambar 3]
Nilai daya
Tipe tanah dukung Tanda-tanda
(kN/m2
Kerikil rapat atau pasir rapat dan > 600 Lebar pondasi
kerikil (B) paling sedikit
Kerikil agak rapat atau pasir agak 200 – 600 1m.
rapat dan kerikil Muka air tanah
Kerikil lepas atau pasir lepas dan < 200 paling sedikit
kerikil berjarak B dari
Pasir rapat > 300 dasar pondasi.
Pasir agak rapat 100 – 300
Pasir lepas < 100
KESIMPULAN:
Pondasi yang digunakan pada kontruksi bangun yaitu pondasi Tiang Pancang
Kondisi tanah bawah permukaan yang tidak wajar yaitu :
a. Tanahnya labil dilihat dari aquifer air, struktur bawah permukaan, tanah
lunak
b. Kandungan kadar air tanah Tinggi.
Alasan menggunakan Pondasi tiang pancang pada kontruksi bangunan :
- Untuk memperoleh tanah bawah permukaan yang keras (stabil) : Pondasi
tiang pancang dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan
kondisi daya dukung tanah (sigma tanah) kecil, kondisi air tanah tinggi dan
tanah keras pada posisi sangat dalam.
- Dilihat dari biayanya lebih ekonomis : Pada dasarnya sama dengan bore
pile, hanya saja yang membedakan bahan dasarnya. Tiang pancang
menggunakan beton jadi yang langsung ditancapkan langsung ketanah
dengan menggunakan mesin pemancang. Karena ujung tiang pancang lancip
menyerupai paku, oleh karena itu tiang pancang tidak memerlukan proses
pengeboran
2. Kegagalan atau Keruntuhan Pondasi
Faktor penyebab kegagalan atau keruntuhan pondasi yaitu:
1. Longsoran badan jalan sebagai akibat salah pemilihan trase jalan pada
daerah yang labil dari segi geologi,
2. Longsoran lereng timbunan (embankment slope),
3. Longsoran tebing galian (cutting slope),
4. Penurunan (amblas) atau kegagalan daya dukung tanah dasar,
5. Potensi atau kadar air tanah
6. Tanah kurang kompak
7. Adanya struktur
8. Perubahan Temperatur dan Tekanan (Suhu yang mempengaruhi
kandungan Air Tanah dengan disertai adanya tekanan maka tetrjadi
amblas)
Gaya yang bekerja pada kegagalan atau keruntuhan pondasi ini adalah :
1. Gaya Statis : menerapkan gaya ke bawah pada permukaan tanah. Menekan
partikel tanah, satu satunya cara untuk mengubah gaya pemadatan efektif
adalah dengan menambah atau mengurangi berat mesin. Pemadatan statis
terbatas pada lapisan tanah atas dan terbatas untuk setiap kedalaman yang
cukup. Menguleni dan tekanan adalah dua contoh dari pemadatan statis.
2. kekuatan getaran menggunakan mekanisme, biasanya mesin-driven, untuk
membuat gaya ke bawah selain berat statis mesin. Mekanisme bergetar
biasanya berat eksentrik berputar atau piston atau semi kombinasi (dalam
rammers). Kompektor memberikan urutan cepat pukulan (dampak) ke
permukaan, sehingga mempengaruhi lapisan atas serta lapisan yang lebih
dalam. Getaran bergerak melalui materi, pengaturan partikel dalam gerak
dan memindahkan mereka lebih dekat bersama-sama untuk kepadatan
tertinggi. Berdasarkan bahan yang dipadatkan, sejumlah kekuatan harus
digunakan untuk mengatasi sifat kohesif partikel tertentu.
c. Analisa
Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisa lereng dengan metoda
Hoek dan Bray adalah sebagai berikut:
Tentukan kondisi air tanah yang akan terjadi pada lereng dan pilih chart yang
paling mendekati kondisi tersebut.
1. Hitung nilai rasio tak berdimensi c/(gH.tanf) dan temukan nilai ini pada
skala sirkular bagian luar.
2. Ikuti garis radial dari nilai pada langkah 2 sampai perpotongannya dengan
kurva kemiringan lereng.
3. Temukan harga tanf/F atau c/gHF yang sesuai dan hitung Faktor
Keamanan.
Berikut chart Hoek and Bray
berdasarkan dari kondisi air
tanahnya, seperti yang
dijelaskan pada tabel
sebelumnya.
Sebagai contoh pada analisis fk lereng, dianalisis dengan kondisi lereng natural,
dengan data masukan untuk metoda grafis Hoek and Bray sebagai berikut:
b. Pencengahan
Terowongan : membuat tiang penyangga batuan seperti penyangga baja, wire
mass, beton, dll
Jalan : membuat arah aliran air (agar mmengalirkan air ke lokasi air gunanya agar
mengurangi air basuk ke tanah gambut)
Untuk daerah gambut memerlukan pembangunan jembatan.
c. Penyelidikan:
a. Pemetaan Geologi
Pemetaan geologi teknik akan menghasilkan peta yang menggambarkan
sebaran, susunan stratigrafi, struktur geologi dan sifat-sifat fisik batuan
penyusun dan tanah pelapukannya. Dalam peta tersebut juga akan
dijelaskan mengenai gejala-gejala potensi longsor dan sebagainya.
b. Pemboran Inti
- Untuk mengetahui deposit tanah (geologi dan sejarah penimbunan,
penggantian)
- Mendapatkan kedalaman, ketebalan dan komposisi dari tiap struktur
tanah
- Mengetahui kedalaman groundwater
- Mengetahui kedalaman tanah keras atau batuan dan karakteristiknya
- Mengetahui sifat-sifat fisik tanah dan batuan
c. Pengujian Penetrasi (SPT)
Maksud dan tujuan pekerjaan penetrasi test adalah :
Mendapatkan nilai n
Mengetahui kedalaman tanah keras
d. Pengujian permeabilitas
Uji permeabilitas insitu dimaksudkan untuk memperoleh data koefisien
permeabilitas (coefficient of permeability, hydraulic conductivity) tanah
atau batuan.Adapun tujuannya adalah untuk analisis rembesan, yang
meliputi antara lain:-perhitungan debit bocoran, perhitungan tekanan
angkat (uplift pressure) dan keamanan terhadap erosi buluh (piping).
e. Pengambilan Undisturbed Sample (UDS)
Untuk setiap interval kedalaman 2 m diambil contoh tanah tak terganggu
berupa tabung contoh tanah (tube sample) yang disyaratkan adalah tube
sampler ukuran OD 3 inch dan ID 2 7/8 inch, tebal tabung 1/16 inch,
dengan panjang 50 cm. tabung yang dipakai tipe fixed – piston sampler
yang terbuat dari baja atau kuningan.
f. Sondir
Pekerjaan sondir dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dan
hubungan antara kedalaman lapisan tanah dengan kekerasan atau
kepadatannya, mengetahui daya lekat setiap lapisan-lapisan yang
dijumpai, serta kedalaman lapisan tanah keras atau sampai mencapai
tekanan konus lebih besar 200 kg/cm2.
g. Test pit
Pekerjaan ini dilakukan dengan cara membuat galian dengan ukuran
panjang 1,5 m lebar 1 m dan kedalaman bervariasi tergantung pada kondisi
geologi setempat.
d. Peta geologi
- Peta bawa permukaan
- Peta geologi
- Peta daerah
g. Lokasi
Di Laboratorium
Sifat Fisik dan Keteknikan tanah:
- Sieve Analysis
- Kuat Geser (direct sheer)
- Berat Jenis tanah
- Kadar air
- Atterberg limit
- Unit weight
- Angka pori
- Porositas
- Drajat kejenuhan
Sifat fisik dan mekanik Batuan:
Sifat fisik
9. Porositas
b. Modulus Young ( E )
6. Uji triaxial
DAFTAR PUSTAKA
https://www.abalonconstruction.com/basement-foundation-repair-
edmonton/prevention
http://www.engineersdaily.com/2014/03/basics-of-soil-compaction.html