Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil

KECELAKAAN TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN


TABANAN

Ni Luh Putu Srijayanthi1, I Gusti Ketut Sudipta2, IGA. Adnyana Putera2


1
Alumni Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
2
Dosen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
e-mail: sriexjayanthi@yahoo.com

Abstrak : Kabupaten Tabanan merupakan salah satu bagian wilayah Provinsi Bali dimana
dewasa ini pembangunan khususnya pembangunan konstruksi gedung perkembangannya cukup
pesat. Secara umum industri konstruksi adalah industri yang menduduki tempat tertinggi ditinjau
dari tingkat terjadinya kecelakaan kerja (Dipohusodo, 1996). Penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat kecelakaan tenaga kerja, hubungan kelompok faktor sistem
manajemen, perbuatan berbahaya, dan kondisi berbahaya dengan kecelakaan tenaga kerja,
mengetahui kelompok faktor yang memberikan pengaruh terbesar terhadap kecelakaan tenaga
kerja pada proyek konstruksi di Kabupaten Tabanan. Data yang diperlukan meliputi data primer
dan data sekunder. Metode yang digunakan dalam analisis adalah analisis regresi ganda, analisis
korelasi ganda, dan sumbangan relatif. Dari hasil analisis diperoleh bahwa tingkat kecelakaan
tenaga kerja di Kabupaten Tabanan adalah sedang, sedangkan hubungan kelompok faktor yang
mempengaruhi kecelakaan tenaga kerja terhadap kecelakaan tenaga kerja pada proyek konstruksi
adalah kuat dan 39,473% kecelakaan tenaga kerja pada proyek konstruksi ditentukan oleh 3
kelompok faktor yang mempengaruhi kecelakaan tenaga kerja tersebut dengan penyebab
kecelakaan kelompok faktor yang paling dominan dalah kelompok faktor kondisi berbahaya,
diikuti oleh sistem menejemen, dan perbuatan berbahaya.

Kata kunci: Kecelakaan tenaga kerja, kondisi berbahaya, perbuatan berbahaya, manajemen

LABOUR ACIDENT IN CONSTRUCTION PROJECT AT TABANAN DISTRICT

Abstract : Tabanan District is one of the provinces in Bali where nowadays development,
especially building construction progress quite rapidly. In general, the construction industry is an
industry that occupied the highest in terms of rate of occurrence of accidents (Dipohusodo, 1996).
This research done with purpose to determine the level accident labor, knowing relations the
system of managed, deeds is dangerous, and dangerous conditions with accident labor, as well
knowing factors have the greatest influence on the labor accidents. The data needed include
primary data and secondary data. The method used in the analysis is double regression analysis,
multiple correlation analysis, and the relative contribution. Analysis of the results obtained that
level of labor accidents in Tabanan Regency is looking. Later obtained that the relationship
between the factors that affect labor accident against labor accidents in construction project is
strong, and labor accidents in construction project of 39,473% determined by 3 factors that affect
labor accidents. And of the results obtained that the factors most influence against labor accidents
in construction project is a group of dangerous conditions factors. Where rank is dangerous
conditions, the system of managed, and deeds is dangerous.

Keywords: Labor Acidents, Dangerous conditions, deeds is dangerous, managed

PENDAHULUAN dari tingkat terjadinya kecelakaan kerja


(Dipohusodo, 1996). H. W. Heinrich dalam
Pada pelaksanaan suatu proyek konstruksi bukunya The accident Prevention mengungkapkan
sering terhambat oleh hal – hal yang tidak bahwa 80% kecelakaan disebabkan oleh perbuatan
diinginkan seperti kecelakaan kerja. Kecelakaan yang tidak aman (unsafe act) seperti kekurangan
adalah suatu kejadiaan peristiwa yang tidak pengetahuan, keterampilan, sikap, keletihan dan
diharapkan yang merintangi atau mengganggu kebosanan, cara kerja manusia tidak sepadan
jalannya kegiatan (Moekijat, 1999). Untuk itu secara ergonomik, gangguan psikologis, dan
setiap karyawan diwajibkan memelihara pengaruh sosial psikologis. Dan hanya 20%
keselamatan dan kesehatan kerja secara maksimal kecelakaan kerja disebabkan oleh kondisi yang
melalui perilaku yang aman agar dapat menekan tidak aman (unsafe). Menurut Dale S. Beach sebab
terjadinya kecelakaan kerja. - sebab kecelakaan adalah karena kondisi kimiawi,
Secara umum industri konstruksi adalah fisis atau mekanis yang membahayakan seperti
industri yang menduduki tempat tertinggi ditinjau penjagaan mekanis yang tidak cukup, kondisi

XII‐1 
Kecelakaan Tenaga Kerja Pada Proyek Konstruksi …………………….………. (Srijayanthi, Sudipta,dan Putera)

 
perlengkapan atau alat – alat yang kurang baik, (Moekijat, 1999). Menurut Drs. Moekijat
bentuk atau konstruksi yang membahayakan, kecelakaan adalah apa saja yang tidak
atmosfir yang berbahaya, peralatan pelindung direncanakan atau yang tidak diadakan untuk
pribadi yang tidak cukup. Dan juga karena perubahan atau penyimpangan dari apa yang
tindakan – tindakan perseorangan yang diharapkan (Moekijat, 1999). Menurut Peraturan
membahayakan seperti tidak dapat mengikuti Menteri Tenaga Kerja Nomor 3/MEN/1998
prosedur kerja yang telah ditetapkan, permainan kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak
kasar, perkelahian, menggunakan posisi yang dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat
membahayakan, tidak dapat memakai pakaian menimbulkan korban manusia dan harta benda
pelindung yang disediakan, menghilangkan alat (Sastrohadiwiryo, 2002). Menurut UU RI Nomor
atau perlengkapan keselamatan kerja. Selain itu 3 Th. 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja,
ada juga yang menyatakan faktor - faktor yang kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi
menyebabkan terjadinya kecelakaan tenaga kerja berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk
adalah kelemahan sistem manajemen, kondisi – penyakit yang timbul akibat kerja, demikian pula
kondisi yang membahayakan yang berhubungan kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan
dengan pekerjaan seperti penempatan mesin dan berangkat dari rumah menuju ke tempat kerja dan
bahan – bahan yang mengganggu, lingkungan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau
pekerjaan yang kurang mendukung, proses, sifat wajar dilalui (Wibowo, 2002).
pekerjaan dan cara kerja. Dan juga tindakan yang Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Tenaga
membahayakan seperti kurangnya pengetahuan Kerja
keterampilan pelaksana, cacat tubuh yang tidak Secara umum, kelompok faktor - faktor penyebab
kentara, keletihan dan kelesuan, serta sikap dan kecelakaan adalah :
tingkah laku yang tidak sempurna ( Utama, 2001 ). 1. Perbuatan berbahaya. Disebut perbuatan
Dari semua pendapat tersebut, dalam penelitian ini berbahaya karena hal ini sangat barkaitan
digunakan kelompok faktor sistem manajeman, erat dengan cara dan sifat pekerjaan.
perbuatan berbahaya, dan kondisi berbahaya. Faktor – faktor dari perbuatan berbahaya
Kecelakaan kerja sering menjadi perdebatan itu sendiri :
antara kontraktor dengan tenaga kerjanya. a. Pengetahuan dan keterampilan yang
Kecelakaan kerja pada setiap pekerjaan konstruksi tidak sesuai dengan pekerjaannya.
akan menyebabkan berbagai macam kerugian, b. Keadaan fisik dan mental yang
baik itu kerugian bagi perusahaan maupun belum siap dengan tugas – tugasnya.
kerugian terhadap tenaga kerjanya sendiri. Bagi c. Tingkah laku dan kebiasaan ceroboh,
perusahaan akan membayar uang ganti rugi yang sembrono, dan terlalu berani tanpa
besar kepada tenaga kerjanya apabila akibat dari mengindahkan petunjuk atau
kecelakaan itu parah, dan bagi pekerja dapat instruksi.
menyebabkan luka, cacat, bahkan kematian. d. Kurangnya perhatian dan
Pada artikel ini disajikan kecelakaan yang pengawasan manajemen.
terjadi pada pelaksanaan proyek di Tabanan, 2. Kondisi berbahaya, faktor - faktornya
seperti tingkat kecelakaan tenaga kerja, hubungan meliputi ;
kelompok faktor yang menyebabkan kecelakaan a. Keadaan mesin – mesin, alat – alat
tenaga kerja terhadap kecelakaan tenaga kerjadan kerja dan peralatan lainnya, serta
besar hubungannya, kelompok faktor yang bahan – bahan yang digunakan.
memberikan pengaruh terbesar terhadap b. Lengah.
kecelakaan tenaga kerja pada proyek konstruksi di c. Proses produksi.
Kabupaten Tabanan. Diambilnya studi kasus pada 3. Kelemahan sistem manajemen, yang
proyek-proyek yang berada di Kabupaten berkaitan dengan kurang adanya
Tabanan, karena wilayah ini merupakan salah satu kesadaran dan pengetahuan dari pucuk
tempat pariwisata dan sampai saat ini pun pimpinan terhadap pentingnya peran
pembangunan di wilayah tersebut masih keselamatan dan kesehatan
berlangsung dan jarangnya terlihat pekerja kerja,faktornya yang meliputi :
menggunakan alat – alat perlindungan diri. a. Sifat manajemen yang tidak
memperhatikan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di tempat
MATERI DAN METODE kerja.
b. Organisasi yang buruk dan tidak
Definisi Umum Kecelakaan adanya pembagian tanggung jawab,
Beberapa pengertian kecelakaan menurut serta pelimpahan wewenang bidang
Dale S. Beach, kecelakaan adalah suatu kejadiaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
peristiwa yang tidak diharapkan yang merintangi (K3) secara jelas.
atau mengganggu jalannya kegiatan biasa

XII-2
Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil

c. Sistem dan prosedur kerja yang Untuk mencari persamaan regresi ganda 3
lunak, atau penerapannya tidak tegas. prediktor (variabel) digunakan persamaan simultan
d. Tidak adanya standar atau kode sebagai berikut (Usman dan Akbar, 2008) :
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ∑X1Y = b1∑X12 + b1∑X1X2 + b3 ∑X1X3 …… (12)
(K3) yang dapat diandalkan. ∑X2Y = b1∑X1X2 + b2∑X22 + b3 ∑X2X3 …… (13)
e. Prosedur pencatatan dan pelaporan ∑X2Y = b1∑X1X3 + b2∑X1X2 + b3 ∑X32 …… (14)
kecelakaan atau kejadian yang a = - b1X1 – b2X2 – b3X3 ………………….. (15)
kurang baik.
  Analisis Korelasi Ganda
Pencegahan Kecelakaan Korelasi adalah istilah statistik yang
The National Safety Council menyebutkan menyatakan derajat hubungan linier antara dua
pencegahan kecelakaan tergantung kepada 3 E variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam bentuk
yaitu engineering (keteknikan), education hubungan positif atau negatif, sedangakan kuatnya
(pendidikan), dan enforcement (pelaksanaan). hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien
Pekerjaan harus direncanakan (engineered), korelasi (Sugiyono, 2011).
pegawai – pegawai harus diberikan pendidikan Korelasi yang digunakan adalah korelasi ganda.
(educated) dalam prosedur keselamatan kerja, dan Besarnya angka korelasi disebut koefisisen
peraturan – peraturan keselamatan kerja harus korelasi dinyatakan dalam lambang R dengan
dilaksanakan (enforced). rumus (Sugiyono, 2011):
∑ ∑ ∑
R(1,2,3) = …………… (16)
Analisa Regresi ∑
Analisisa regresi adalah salah satu metode Dimana :
untuk menentukan hubungan sebab akibat – akibat R(1,2,3) = Koefisien korelasi
antara satu variable dengan variable lain. Suatu b = koefisien regresi
ubahan dapat diramalkan dari ubahan lain apabila Batas nilai r : nilai r terbesar adalah +1 dan
terkecil adalah -1 , sehingga dapat ditulis -1≤r≤1.
antara ubahan yang diramalkan, disebut kriterium,                                                                                                                            
dan ubahan yang digunakan untuk meramalkan, Tabel Pedoman untuk Memberikan Interprestasi
disebut prediktor, terdapat korelasi yang Terhadap Koefisien Korelasi
signifikan. Interval koefisien (r) Tingkat Hubungan
Analisis regresi berganda (majemuk) yaitu 0,00 – 0,199 Sangat Rendah
model analisis regresi yang melibatkan lebih dari 0,20 – 0,399 Rendah
dua variabel, yaitu kriterium (Y) dan dua atau 0,40 – 0,599 Sedang
lebih prediktor (X1, X2,....Xn). Jadi, analisis regresi 0,60 – 0,799 Kuat
berganda akan dilakukan jika jumlah prediktornya 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
minimal dua. Rumus analisis regresi berganda (Sumber : Sugiyono, 2011)
dengan m-prediktor adalah (Sugiyono, 2009) :
Y= a + b1X1 +b2X2 + b3X3 …………………. (1) Setelah didapat nilai R (koefisien korelasi),
Dimana : maka dicari nilai koefisien determinasi (R2) yaitu
Y = kriterium nilai pengaruh kelompok faktor yang
X = prediktor mempengaruhi kecelakaan tenaga kerja terhadap
b = koefisien regresi kecelakaan tenaga kerja pada proyek konstruksi.
a = harga Y bila X = 0 Koefisien determinasi = R2 …………………..(17)
Apabila terdapat 3 prediktor (variabel) Sumbangan terbesar masing-masing faktor
perlu dihitung nilai – nilai berikut terlebih dahulu dihitung dengan menggunakan perhitungan
(metode skor deviasi) : sumbangan relatif, dimana rumusnya adalah
∑ ₁ ² ∑
2
∑X1 = ∑X1 – 2
……………….. (2) SR Xn % =  x 100% ………………… (18)
∑ ₂ ² (http://journal.uii.ac.id/index.php/Sinergi/article/v
∑X22 = ∑X22 – ……………….. (3)
2 2 ∑ ₃ ² iew/922/852):
∑X3 = ∑X3 – ……………….. (4) Dimana :
2 2 ∑ ² JKreg = ∑x y ∑x y ∑x y ……… (19)
∑Y = ∑Y – ……………….. (5)
∑ ₁ ∑ Keterangan :
∑X1Y = ∑X1Y - ………….. (6) JKreg = jumlah kuadrat regresi
∑ ₂ ∑  
∑X2Y = ∑X2Y - ………….. (7)
∑ ₃ ∑ Penentuan Objek Studi
∑X3Y = ∑X3Y - …………... (8) Dalam penelitian ini yang dijadikan obyek
∑ ₁ ∑ ₂ penelitian adalah khusus proyek konstruksi
∑X1X2 = ∑X1X2 - ………… (9)
∑ ₁ ∑ ₃ gedung yang berada di Kabupaten Tabanan.
∑X1X3 = ∑X1X3 - ………... (10)
∑X2X3 = ∑X2X3 -
∑ ₂ ∑ ₃
………... (11) Populasi

XII‐3
Kecelakaan Tenaga Kerja Pada Proyek Konstruksi …………………….………. (Srijayanthi, Sudipta,dan Putera)

 
Dalam penelitian ini populasi diperoleh dari konstruksi di Kabupaten Tabanan, dicari dengan
Pemerintah Kabupaten Tabanan, Dinas Perijinan menghitung jumlah hasil data keseluruhan yang
Kabupaten Tabanan yang berupa data lokasi didapat setelah ditabulasi. Kemudian ditentukan
bangunan dan peruntukan bangunan daerah tingkat kecelakaannya sesuai dengan intervalnya,
Kabupaten Tabanan dari tahun 2010 sampai yaitu :
dengan tahun 2012 Tabel Rentangan Nilai Tingkat Kecelakaan
Tenaga Kerja
Teknik Pengambilan Sampel Skor Interval Tingkat Kecelakaan
Dalam pengambilan data pada penelitian ini, 1 0-1620 Sangat Rendah
dari populasi yang didapat diambil sampel sesuai 2 1621-2700 Rendah
dengan ciri-ciri yang diinginkan. Data primer 3 2701-3780 Sedang
adalah data yang diperoleh langsung dari sumber. 4 3781-4860 Tinggi
Pengumpulan data primer dalam permasalahan ini 5 4861-5400 Sangat Tinggi
adalah data yang diperoleh dari kuisioner. Untuk intervalnya, sebelumnya dicari hasil
Data sekunder, adalah data yang diperoleh secara penjumlahan dari semua pertanyaan faktor – faktor
tidak langsung oleh peneliti. Data ini biasanya kecelakaan yang didapat dari responden. Dimana
berwujud data dokumentasi atau data dari studi jumlah pertanyaannya sebanyak 12 pertanyaan
literatur. dikalikan dengan jumlah respondennya sebanyak
(30 proyek x 3) responden dikalikan dengan
Pengolahan Data masing – masing skor yang telah ditentukan
Kegiatan pengolahan data terdiri dari 2 tahap, sebelumnya di metode pengukuran.
yaitu : Untuk interval skor 1 didapat dari batas
Tahap persiapan : pada tahan ini dilakukan pertengahan antara jumlah skor 1 dan jumlah skor
beberapa kegiatan seperti mengecek nama dan 2 yang dihitung sebelumnya. Untuk interval skor 2
kelengkapan, memeriksa isi instrument pengisian didapat dari setengah dari skor 1 sampai batas
data, dan mengecek isian data. pertengahan antara jumlah skor 2 dan jumlah skor
Tahap tabulasi data : dalam tahap ini data 3 yang dihitung sebelumnya. Untuk interval skor 3
dikelompokkan ke dalam tabel untuk didapat dari batas pertengahan antara jumlah skor
mempermudah dalam menganalisa. Kegiatan 2 dan jumlah skor 3 yang dihitung sebelumnya
tabulasi dalam hal ini adalah scoring, yaitu sampai batas tengah jumlah skor 3 dan jumlah
pemberian skor terhadap jawaban responden untuk skor 4 yang dihitung sebelumnya. Untuk interval
memperoleh data kuantitatif yang diperlukan. Pada skor 4 didapat dari batas tengah jumlah skor 3 dan
penelitian ini digunakan skala Likert untuk jumlah skor 4 yang dihitung sebelumnya sampai
menentukan skor. Pengukuran dengan batas tengah jumlah skor 4 dan skor 5 yang
menggunakan skala likert sebagai berikut : dihitung sebelumnya. Dan untuk interval skor 5
Untuk pilihan jawaban pertanyaan (kelompok didapat dari batas tengah jumlah skor 4 dan skor 5
faktor yang mempengaruhi kecelakan tenaga kerja yang dihitung sebelumnya sampai hasil jumlah
pada proyek kontruksi) diberi skor sebagai berikut skor 5.
: jawaban sangat sering = 5, sering = 4, kadang – Untuk hubungan kelompok faktor – faktor
kadang = 3, jarang = 2, dan tidak pernah = 1. yang menyebabkan kecelakaan tenaga kerja di
Sedangkan untuk pertanyaan (tingkat akibat Kabupaten Tabanan, dilakukan analisis skor
kecelakaan) diklasifikasikan menjadi tiga jawaban deviasi dengan menggunakan persamaan (2), (3),
dan diberi skor sebagai berikut : jawaban tidak (4), (5), (6), (7), (8), (9), (10), (11). Kemudian
pernah terjadi kecelakaan dan kecelakaan ringan = untuk memperoleh persamaan regresi ganda, 3
1, kecelakaan berat = 2, meninggal dunia = 3 prediktor (variabel) diperlukan komponen regresi
Dari tahap tabulasi kegiatan akan di dapat 4 yaitu b1, b2, b3, diperoleh dengan menggunakan
total skor yaitu skor sistem manajemen ( variabel persamaan (12), (13), dan (14). Kemudian untuk
X1 ), total skor perbuatan berbahaya ( variabel X2 mendapatkan nilai variabel a digunakan
), total skor kondisi berbahaya ( variabel X3 ), total persamaan (15). Setelah menemukan nilai-nilai
skor akibat kecelakaan ( variabel Y ) koefisien tersebut, kemudian dimasukkan ke
dalam persamaan regresi (pers. 1).
Metode Analisis Data Besarnya hubungan antara kelompok faktor
Dalam analisis data peneliti menggunakan terhadap kecelakaan tenaga kerja pada proyek
analisis rentangan nilai, regresi ganda, korelasi konstruksi dianalisis dengan menggunakan
ganda, dan sumbangan relatif, dengan langkah- analisis korelasi. Analisis korelasi ini
langkah : menggunakan persamaan (16). Setelah didapat
Setelah dilakukan pengumpulan data dan nilai korelasi, kemudian dihitung nilai koefisien
tabulasi data, kemudian dihitung masing - masing determinasi (R2) dengan menggunakan persamaan
jumlahnya. Dalam penelitian ini untuk mengetahui (17). Nilai koefisien determinasi ini akan
tingkat kecelakaan tenaga kerja pada proyek

XII-4
Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil

menunjukkan berapa persen pengaruh ketiga 88,667 = 532,5 b1 + 126,5 b2 + 21 b3


kelompok faktor terhadap kecelakaan tenaga kerja. 97,8 = 126,5 b1 + 676,9 b2 + 178,2 b3
3.Untuk sumbangan terbesar masing – 70,067 = 21 b1 + 178,2 b2 + 343,6 b3
masing kelompok faktor dihitung dengan Dari persamaan diatas didapatkan hasil :
menggunakan sumbangan relatif. Dimana untuk b1 = 0,1423, b2 = 0,0769, b3 = 0,15534
mencari sumbangan relatif ini digunakan Untuk mendapatkan nilai variabel a, digunakan
persamaan (18) dan (19). pers.15 dan didapat a = 8,82658
Jadi persamaan regresinya :
HASIL DAN PEMBAHASAN Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Y =8,82658 + 0,1423X1 + 0,0769X2 + 0,15534X3
  Dalam pembahasan penelitian ini akan Dari persamaan regresi yang telah diperoleh
dibahas mengenai perhitungan rentangan nilai, dapat disimpulkan bahwa kecelakaan tenaga kerja
perhitungan analisis regresi, perhitungan analisis pada proyek konstruksi di Kabupaten Tabanan
korelasi, dan perhitungan sumbangan relatif. akan naik bila kelompok faktor sistem manajemen
1. Penentuan Tingkat Kecelakaan. (X1), kelompok faktor perbuatan berbahaya (X2)
Dari analisis yang dilakukan didapat jumlah dan kelompok faktor kondisi berbahaya (X3)
nilai hasil kuesioner keseluruhan adalah 2928. semakin sering terjadi karena bertanda positif (+).
Berdasarkan interval yang ditentukan
sebelumnya, maka dapat dilihat tingkat Perhitungan Korelasi
frekuensi kecelakan tenaga kerja pada proyek ∑ ∑ ∑
R(1,2,3)=
konstruksi di Tabanan tergolong sedang. ∑
Karena nilai 2928 berada diantara interval
2701-3780. , , , , , ,
2. Penentuan Hubungan Kelompok Faktor yang =
,
Menyebabkan Kecelakaan Tenaga Kerja , , ,
Terhadap Kecelakaan Tenaga Kerja di R(1,2,3) =
,
Kabupaten Tabanan, dan Besar Hubungannya R(1,2,3) = √0,39191 = 0,62603
Koefisien determinasi = R2
Regresi Ganda R2 = 0,626032 = 0,39191
∑ X1 = 1185 ∑X12 = 16235 X1= 3,16667 Berdasarkan Tabel Interpretasi Terhadap
∑ X2 = 1017 ∑X22 = 12169 X2 = 11,3 Koefisien Korelasi dapat disimpulkan bahwa
∑ X3 = 726 ∑ X32 = 6200 X3= ,066667 terdapat hubungan yang kuat antara kelompok
∑ Y= 1154 ∑ Y2 = 14876 Y=12,82222 faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan
∑ X1Y = 15283 ∑X1X2 = 13517 tenaga kerja terhadap kecelakaan tenaga kerja
∑ X2Y = 13138 ∑ X1X3 = 9580 pada proyek konstruksi di Kabupaten Tabanan,
∑ X3Y = 9379 ∑ X2X3 = 8382 dengan nilai R sebesar 0,62603. Koefisien
Analisis dengan metode skor deviasi dengan determinasi sebesar 0,39191 menunjukkan bahwa
menggunakan pers 2, pers. 3, pers. 4, pers. 5, nilai rata-rata tingkat kecelakaan pada proyek
pers.6, pers. 7, pers. 8, pers. 9, pers. 10, pers. 11 konstruksi sebesar 39,191% ditentukan oleh tiga
diperoleh hasil sebagai berikut : kelompok faktor yang mempengaruhi kecelakaan
∑ X12 = 16235 – = 532,5 tenaga kerja.
2
3.Kelompok Faktor yang Memberikan Pengaruh
∑ X2 = 12169 – = 676,9 Terbesar
∑ X32 = 6200 – = 343,6 b1∑X1Y = 0,1123 88,667 = 9,9573
b2∑X2Y = 0,0769 97,8 = 7,52082
∑ Y2 = 14876 – = 79,1556 b3∑X3Y = 0,15534 70,0667 =
10,8842
∑ X1Y = 15283 – = 88,667
sehingga :
∑ X2Y = 13138 – = 97,8 JKreg = ∑x y ∑x y ∑x y
= 9,9573 + 7,52082 + 10,8842
∑ X3Y = 9379 – = 70,0667
= 28,3623
∑ X1X2 = 13517 – = 126,5 Jadi sumbangan relatif tiap faktor adalah :

∑ X1X3 = 9580 – = 21 SR Xn % =  x 100%
Kelompok Faktor X1 : SR X1 % = 35,1075 %
∑ X2X3 = 8382 – = 178,2
Kelompok Faktor X2 : SR X2 % = 26,5169 %
Hasil dari skor deviasi diatas dimasukan kedalam Kelompok Faktor X3 : SR X3 % = 38,3756%
persamaan simultan (pers.12, pers.13, pers.14) Dari perhitungan di atas dapat diambil
untuk mencari koefisien regresi b1, b2, b3. Sehingga kesimpulan bahwa kelompok faktor kondisi
persamaan simultanya menjadi : berbahaya X3 = 38,3756 % memberikan pengaruh

XII‐5
Kecelakaan Tenaga Kerja Pada Proyek Konstruksi …………………….………. (Srijayanthi, Sudipta,dan Putera)

 
paling besar dibandingkan kelompok faktor sistem kemampuannya dan tidak lengah pada saat
manajemen X1 = 35,1075 % dan kelompok faktor melakukan pekerjaan.
perbuatan berbahaya X2 = 26,5169 %. ‐ Pemerintah sebaiknya lebih sering memberikan
Dan peringkat kelompok faktornya dari yang informasi mengenai K3 dan peraturan-
paling mempengaruhi : kondisi berbahaya, sistem peraturannya secara berkala dan berkelanjutan,
manajemen, dan perbuatan berbahaya. agar para pelaksana proyek konstruksi lebih
mengetahui dan sadar akan pentingnya
penerapan K3 pada proyek konstruksi.
SIMPULAN DAN SARAN
UCAPAN TERIMA KASIH
Simpulan Puji syukur penyusun panjatkan kehadapan
Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha
dilakukan, dapat diambil simpulan bahwa : Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya lah
‐ Dari perhitungan dengan menggunakan penyusun dapat menyelesaikan Jurnal Ilmiah yang
rentangan nilai, dapat disimpulkan bahwa tingkat berjudul, ”Kecelakaan Tenaga Kerja Pada Proyek
kecelakaan tenaga kerja di Kabupaten Tabanan Konstruksi di Kabupaten Tabanan”. Tersusunnya
adalah sedang. Jurnal Ilmiah ini tentunya tidak terlepas dari
‐ Hubungan yang terjadi antara kelompok faktor- bantuan banyak pihak dalam memberikan
faktor yang mempengaruhi kecelakaan tenaga bimbingan, pengarahan, petunjuk, bantuan,
kerja terhadap kecelakaan tenaga kerja pada informasi dan berbagai bantuan lainnya. Untuk itu
proyek konstruksi adalah kuat dengan nilai R melalui kesempatan ini penyusun mengucapkan
sebesar 0,62603 Sedangkan koefisien terima kasih kepada orang tua dan semua pihak
determinasi sebesar 0,39191 menunjukkan yang telah membantu penyelesaian Jurnal Ilmiah.
bahwa nilai rata-rata K3 pada proyek konstruksi
sebesar 39,473% ditentukan oleh 3 faktor yang
mempengaruhi kecelakaan tenaga kerja, DAFTAR PUSTAKA
sedangkan 60,809 % ditentukan oleh faktor lain.
‐ Kelompok faktor yang memberikan pengaruh Akbar, P. S. R. Dan Husaini, U. 2000. Pengantar
terbesar terhadap kecelakaan tenaga kerja pada Statika Edisi Kedua, PT. Bumi Aksara,
proyek konstruksi adalah kelompok faktor Jakarta.
kondisi berbahaya. Dimana peringkatnya adalah Dipohusodo, I. 1996a. Manajemen Proyek dan
kondisi berbahaya, sistem menejemen, dan konstruksi Jilid I, Kanisius, Yogyakarta.
perbuatan berbahaya. Dipohusodo, I. 1996b. Manajemen Proyek dan
konstruksi Jilid II, Kanisius, Yogyakarta.
Saran Hadi, S. 2004. Analisis Regresi, Andi,
Dari hasil simpulan di atas ada beberapa hal Yogyakarta.
yang dapat menjadi saran dalam penelitian ini, Moekijat. 1999. Manajemen Sumber Daya
yaitu : Manusia (Manajemen Kepegawaian), Mandar
‐ Kelompok faktor kondisi berbahaya perlu Maju, Bandung.
mendapat perhatian khusus, tanpa mengabaikan Riduwan, 2008. Dasar – Dasar Statistik. Alfabeta,
kelompok faktor sistem manajemen dan Bandung.
kelompok faktor perbuatan berbahaya. Sastrohadiwiryo, S. B. 2002. Manajemen Tenaga
‐ Secara umum, untuk mengurangi terjadinya Kerja Indonesia (Pendekatan Administratif
kecelakaan pada proyek konstruksi, pelaksana dan Operasional), PT. Bumi Aksara, Jakarta.
proyek dapat melakukan upaya seperti : Sugiyono, 2009. Statistika Untuk Penelitian.
memperhatikan, memahami, dan menerapkan Alfabeta, Bandung.
kebijakan-kebijakan K3 (sistem manajemen) Utama, M. W. 2001. Manajemen Sumber Daya
dalam melaksanakan proyek konstruksi, Manusia, UPT UNUD , Denpasar.
melakukan pencegahan kecelakaan, seperti Website
pemakaian alat-alat pelindung, pemasangan http://journal.uii.ac.id/index.php/Sinergi/article/vie
rambu, dan pemasangan konstruksi pengaman. w/922/852 
melakukan pengawasan dalam menerapkan K3, Wibowo, M. B. S. 2002. Himpunan Perundangan
dimana pelanggar terhadap kebijakan dan aturan Ketenagakerjaan, Andi Yogyakarta,
yang telah disepakati harus diberi sanksi, Yogyakarta.
memastikan para pekerja bekerja sesuai
 

XII-6

Anda mungkin juga menyukai