Tak ada yang familiar dengan likuefaksi di tanah Palu. Jangankan tahu, mendengar kata
likuefaksi pun baru setelah fenomena tanah bergerak itu menerjang pada 28 September
2018.
Namun ternyata likuefaksi pernah terjadi di tanah Palu. Kepala Bidang Mitigasi Gempa
Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menuturkan, nenek moyang masyarakat Palu
sebenarnya telah merekam kejadian likuefaksi dalam istilah lokal.
"Menandakan bahwa mereka telah mengenalinya sejak lama. Likuefaksi disebut dengan
istilah 'nalodo' yang berarti ambles diisap lumpur. Daerah-daerah rentan nalodo ini dulu
kosong," kicau Daryono dalam akun Twitter 6 Oktober 2018.
Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menyebutkan, riwayat
malapetaka nalodo pernah terjadi beberapa puluhan tahun lalu. Namun kisahnya tak
diwariskan hingga generasi saat ini.