Bab III Tesis Fix
Bab III Tesis Fix
asosiatif. Lokasi penelitian yaitu Bursa Efek Indonesia yang menyediakan data
adalah data kuantitatif yaitu nilai-nilai dari total akrual merupakan penelitian
teliti, serta menjelaskan hubungan satu variabel dengan yang lain melalui
pengujian hipotesis.
sebelum IPO terhadap return saham dengan ukuran perusahaan sebagai variabel
moderasi. Terdapat tiga variabel dalam penelitian ini yaitu manajemen laba, return
Dalam penelitian ini manajemen laba diproksi dengan menggunakan model Jones
yang dimodifikasi, karena pada penelitian Dechow tahun 1995 dalam Setiawati
32
33
dan Saputro (2014) membuktikan bahwa model ini lebih mampu mendeteksi
tingkat manajemen laba dibandingkan model estimasi lain seperti model Jones
(1991), model Healy (1985), model DeAngelo (1986) dan model indistri. Proksi
karena manajemen laba terjadi apabila nilai DA > 0. Adapun pengujian nilai DA
TA it = N I it – CFO it
DA it = TA it – NDA it
1) + it
Keterangan
TA = Total accrual
DA = Discretionary accrual
REC = Perubahan nilai bersih dari tahun t-1ketahun t (REC t – REC t-1)
yang merupakan selisih return yang sesungguhnya terjadi dengan return normal
pada periode 7 hari setelah perusahaan masuk ke pasar sekunder. Return normal
pendekatan Market Adjused Model Hubungan manajemen laba dan return saham
CARi = 0 + 1 DAi + ei
Return (CAR) yang dihitung dengan pendekatan Market Adjusted Model (model
P𝑖𝑡−P𝑖−1 IHSGt−IHSGt−1
Rit = Rmt =
P𝑖t−1 IHSG t−1
"Besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai total penjualan,
atau nilai total aktiva”. Menurut Undang-undang No. 9 tahun 1995 tentang ysaha
bahwa perusahaan yang memiliki hasil penjualan tahunan di atas satu milyar
mengacu pada pendapat Riyanto dan juga mengacu pada undang-undang No. 9
tahun 1995 di mana ukuran perusahaan diproxy dengan nilai logaritma natural
kelompok subyek tersebut harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik bersama yang
membedakannya dari kelompok subyek yang lain. Total populasi data dari
Bursa Efek Indonesia yang melakukan IPO atau Initial Public Offerings pada
perusahan-perusahan yang melakukan IPO pada tahun 2012 sampai dengan 2016.
1. Perusahaan tidak tergolong ke dalam jenis industri jasa keuangan. Hal ini
karena jenis industri keungan sangat rentan terhadap regulasi dan memiliki
2. Perusahaan tidak tergolong ke dalam jenis industri perhotelan, travel dan real
estate. Hal ini karena jenis industri tersebut memiliki karakteristik keuangan
travel dan real estate 31 perusahaan Perusahaan tidak memiliki prospektus yang
berisi laporan keuangan dua tahun sebelum IPO dan perusahaan yang datanya
observasi non partisipan yaitu teknik pengumpulan data dengan observasi atau
pengamatan di mana penulis tidak terlihat langsung dan hanya sebagai pengamat
buku, karya ilmiah berupa skripsi atau tesis, artikel, dan dokumen-dokumen yang
(Statictical Program of Social Science) Versi 21., dengan harapan tidak terjadi
tingkat kesalahan.
deskriptif adalah bagian dari ilmu statistik yang meringkas, menyajikan dan
atau keadaan atau fenomena, dengan kata lain hanya melihat gambaran secara
umum dari data yang didapatkan. Statistika deskriptif adalah metode-metode yang
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data
sampel atau populasi (Badriah, 2012). Data yang disajikan daam statistika
deskriptif biasanya dalam bentuk pemusatan data (Mean, Median, Modus), ukuran
diberi garis diatasnya atau biasa disebut x bar. Pada mean suatu populasi
sebagai hasil pengamatan, maka bisa dihitung rata-rata dari sampel tersebut
X1+X2+X3…..+Xn
x̅ =
n
di sederhanakan menjadi :
∑𝑛
𝑖 =1 X𝑖
x̅ =
𝑛
Keterangan :
x̅ = rata-rata hitung
40
Xi = nilai sampel ke i
n = jumlah sampel
∑ = Nilai x ke i sampel ke n
menentukan sejauh mana kesamaan antara hasil yang diperoleh dari suatu sampel
dengan hasil yang akan didapat pada populasi secara keseluruhan. Jadi statistik
inferensial membantu peneliti untuk mencari tahu apakah hasil yang diperoleh
dari suatu sampel dapat digeneralisasi pada populasi. Sejalan dengan pengertian
Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk
menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran
beberapa pakar statistik, data yang banyaknya lebih dari 30 angka (n > 30), maka
normal atau tidak, sebaiknya digunakan uji normalitas. Karena belum tentu data
yang lebih dari 30 bisa dipastikan berdistribusi normal, demikian sebaliknya data
41
yang banyaknya kurang dari 30 belum tentu tidak berdistribusi normal. Uji
normalitas yang dapat digunakan diantaranya: uji grafik, Chi Square, Kolmogorov
Uji Asumsi klasik adalah analisis yang dilakukan untuk menilai apakah di
dalam sebuah model regresi linear Ordinary Least Square (OLS) terdapat
regresi linear OLS agar model tersebut menjadi valid sebagai alat penduga. Tujuan
regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan
konsisten. Dalam penelitian ini hanya di uji tiga asumsi klasik yaitu:
1. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan salah satu uji dari uji asumsi klasik yang
dapat dikatakan baik atau tidak. Secara konsep, multikolinearitas adalah situasi
dimana terdapat dua variabel yang saling berkorelasi. Adanya hubungan diantara
variabel bebas adalah hal yang tak bisa dihindari dan memang diperlukan agar
regresi yang diperoleh bersifat valid. Namun, hubungan yang bersifat linier harus
dilakukan untuk melihat apakah ada keterkaitan antara hubungan yang sempurna antara
kesimpulan bahwa antara variable independent tersebut saling terikat, maka pengujian
tidak dapat dilakukan kedalam tahapan selanjutnya yang disebabkan oleh tidak dapat
42
ditentukannya koefisien regresi variable tersebut tidak dapat ditentukan dan juga nilai
standard errornya menjadi tak terhingga.Untuk mengetahui hasil uji dari uji
multikolinieritas dapat dilihat dari beberapa cara, yakni dengan melihat nilai
tolerance yaitu pabila nilai tolerancenya sendiri lebih besar dari 0,10 maka dapat
lebih kecil dari 0,10 maka kesimpulan yang didapat adalah terjadi
multikolinieritas dan engan melihat nilai VIF yaitu jika nilai VIF lebih dari 10,
maka kita akan mendapat kesimpulan bahwa data yang kita uji tersebut memiliki
multikolinieritas, sedangkan jika nilai VIF dibawah 10, maka kita akan mendapat
kesimpulan bawa data yang kita uji tidak memiliki kolinieritas. Rumus: VIF=1/1-
R2 .
2. Uji Autokorelasi
mengetahui adakah korelasi variabel yang ada di dalam model prediksi dengan
perubahan waktu. Uji autokorelasi di dalam model regresi linear, harus dilakukan
apabila data merupakan data time series atau runtut waktu. Sebab yang dimaksud
dengan autokorelasi sebenarnya adalah: sebuah nilai pada sampel atau observasi
tertentu sangat dipengaruhi oleh nilai observasi sebelumnya. Uji Durbin watson
Autokorelasi first order adalah korelasi antara sampel ke-i dengan sampel
ke-i-1 seperti yang sudah dibahas di atas sebelumnya. Uji Durbin watson akan
dengan dua (2) nilai Durbin Watson Tabel, yaitu Durbin Upper (DU) dan Durbin
43
Lower DL). Dikatakan tidak terdapat autokorelasi jika nilai DW > DU dan (4-
DW) > DU atau bisa dinotasikan juga sebagai berikut: (4-DW) > DU < DW.
3. Uji Heteroskedatisitas
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear. Uji ini
merupakan salah satu dari uji asumsi klasik yang harus dilakukan pada regresi
dinyatakan tidak valid sebagai alat peramalan. Salah satu uji heteroskedatisitas
analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak
terkontrol). Dalam statistik sebuah hasil bisa dikatakan signifikan secara statistik
jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh faktor yang
Dalam penelitian ini uji uji hipotesis yang digunakan yaitu: uji R 2, Uji F, dan Uji
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol atau satu. Nilai
variasi variabel dependen amat terbatas. Dan sebaliknya jika nilai yang mendekati
apakah semua variabel independen atau variabel bebas yang dimasukkan dalam
atau variabel terikat. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan
a. Jika nilai F lebih besar dari 4 maka H0 ditolak pada derajat kepercayaan
nilai F hitung lebih besar dari pada nilai F tabel, maka Ho ditolak dan
menerima Ha.
Menurut Ghozali (2012: 98) Uji beda t-test digunakan untuk menguji
seberapa jauh pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
besarnya hubungan dan pengaruh variabel independen yang jumlahnya lebih dari
Y = a+ b1 X1 + b2 X2 + ...+ b kXk
Keterangan:
ei : Kesalahan residual