Anda di halaman 1dari 81

HUBUNGAN USIA, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN

DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA


BAHAYA PERDARAHAN PADA KEHAMILAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDALOMAN TAHUN 2018

Pendamping:
Dr. Eka Priyanto

Disusun oleh:
Dr. Muhamad Ihsan Haidar

Program Internship Dokter Indonesia


Puskesmas Kedaloman
Kabupaten Tanggamus
Periode 14 Maret 2018 – 13 Juli 2018
LEMBAR PENGESAHAN

Penelitian dengan Judul


“HubunganUsia, Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan
Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda-Tanda Bahaya Perdarahan pada
Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Kedaloman Tahun 2018”

Laporan penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi tugas mini
project program internship di Puskesmas Kedaloman
Periode 14 Maret 2018 – 13 Juli 2018

Kedaloman, Juli 2018

Pendamping Kepala Puskesmas

dr. Eka Priyanto Dedy Heriyanto, SKM


NIP : 19800410 200902 1 009 NIP. 19730716 199302 1 001
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
rahmat yang diberikan-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah mini
project ini.
Adapun judul untuk penulisan ini adalah “HubunganUsia, Tingkat Pendidikan dan
Pekerjaan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda-Tanda Bahaya Perdarahan
pada Kehamilan di WilayahKerja Puskesmas Kedaloman Tahun 2018”.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan
dan kerja sama yang telah diberikan selama penyusunan penelitian ini, kepada :
1. Bapak Dedy Heriyanto, SKM selaku Kepala Puskesmas Kedaloman.
2. dr. Eka Priyanto, selaku Dokter Pendamping di Puskesmas Kedaloman.
3. Bapak Fran Adrian, S.Kep. selaku Kepala Tata Usaha Puskesmas Kedaloman.
4. Bidan Dalina, S.ST. selaku pemegang program KIA di Puskesmas Kedaloman.
5. Rekan-rekan Internsip Puskesmas Kedaloman
6. Kader Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kedaloman
7. Seluruh staf Puskesmas Kedaloman
Serta seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan penelitian ini yang
tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk memperbaiki kekurangan makalah ini di kemudian hari. Penulis juga
memohon maaf jika ada kata-kata penulis yang kurang berkenan.
Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat. Atas perhatian
yang diberikan, penulis mengucapkan terima kasih.

Kedaloman, Juli 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
C. Hipotesis .......................................................................................................................... 4
D. Tujuan
1.Tujuan umum................................................................................................................. 5
2.Tujuan khusus ................................................................................................................ 5
E. Manfaat
1. Manfaat untuk ilmu pengetahuan ................................................................................. 6
2. Manfat untuk masyarakat…...........................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengetahuan

1. Pengerian Pengetahuan
2. Tingkat Pengetahuan
3. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

B. Tinjauan Umum TentangKehamilan..................................................... 8

1.PengertianKehamilan........................................................................ 8
2.TandaKehamilan............................................................................... 9
3. Perubahan fisiologi yang terjadidalamkehamilan............................ 12
4. Perubahan dan Adaptasi Psikologis Dalam MasaKehamilan........... 15

C. Tinjauan Umum Tentang Tanda Bahaya Kehamilan………………….. 16

1. Pengertian Tanda BahayaKehamilan............................................. 16


2. Sepuluh Tanda BahayaKehamilan................................................. 16
3. Pencegahan Tanda Bahaya Kehamilan........................................... 28

D. KerangkaKonsep................................................................................... 36

1. Dasar PemikiranVariabel............................................................... 36
2. Skema KerangkaKonsep................................................................ 37
3. Defenisi Operasional dan KriteriaObjektif.................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian..................................................................................... 43
B. Lokasi dan WaktuPenelitian............................................................... 43
C. Populasi ............................................................................................... 43
D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi............................................................... 44
E. Sampel ................................................................................................. 44
F. Manajemen dan AnalisisData.............................................................. 46
G. Etika Penelitian .................................................................................... 48

BAB IV HASIL DANPEMBAHASAN

A. Analisis Univariat............................................................... 49
B. Analisis Bivariat....................................................................... 51

BABVPEMBAHASAN....................................................................................... 67

BABVI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.......................................................................................... 67
B. Saran................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA…....................................................................................... 37

LAMPIRAN...........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Kehamilan dan melahirkan menimbulkan resiko kesehatan yang besar,

termasuk bagi perempuan yang tidak mempunyai masalah kesehatan

sebelumnya. Kira-kira 40 % ibu hamil mengalami masalah kesehatan berkaitan

dengan kehamilan dan 15 % dari semua ibu hamil menderita komplikasi jangka

panjang yang mengancam jiwa bahkan sampai menimbulkan kematian.

Pengawasan sebelum lahir (antenatal) terbukti mempunyai kedudukan

yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kesehatan mental dan fisik,

untuk menghadapi persalinan. Dengan pengawasan hamil dapat diketahui

berbagai komplikasi ibu yang dapat mempengaruhi kehamilan atau komplikasi

hamil sehingga dapat segera diatasi. Yang tidak mungkin dapat diatasi segera

dirujuk ke tempat yang lebih lengkap peralatannya sehingga mendapat

perawatan yang optimal.

Pengawasan pada saat hamil dapat menurunkan Angka Kematian Ibu

(AKI) maupun Angka Kematian Bayi (AKB). Sebagai cermin kemampuan

setiap bangsa untuk memberikan pelayanan dan pengayoman medis terhadap

masyarakatnya (Siti Bandiyah, 2009).

AKI sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang paling

utama. Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah

masalah besar di Negara berkembang. Di Negara miskin sekitar 25 % - 50

%kematian WUS ( Wanita Usia Subur ) disebabkan oleh hal-hal yang berkaitan

dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama

mortalitas wanita muda pada masa puncak produktifitasnya ( Saifudin, 2002 ).


Kondisi diatas dipengaruhi pula oleh kurangnya pengetahuan ibu hamil

mengenai komplikasi / penyulit pada masa kehamilan. WHO memperkirakan

lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. Di Asia

selatan, wanita berkemungkinan 1:18 meninggal akibat kehamilan atau

persalinan selama kehidupannya. Lebih dari 50 % kematian di Negara

berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan teknologi yang ada serta biaya

relatif rendah ( Saifudin et al ,2002 ; 3 ).

Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)3 di Indonesia menjumpai

kematian ibu 450 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2010 Angka

Kematian Ibu (AKI) sekitar 421 per 100.000 kelahiran hidup. Hasil Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia Departemen Kesehatan (SDKI Depkes)4

menetapkan AKI di Indonesia secara nasional sebesar 390 per 100.000

kelahiran hidup dan merupakan angka tertinggi dibanding dengan negara-

negara ASEAN lainnya. Sumber data yang lain pada tahun 2011 dari hasil

penelitian di rumah sakit umum di Indonesia terdapat angka kematian ibu

sebesar 550 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami penurunan

sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini tiga sampai enam kali

lebih besar dari negara di wilayah ASEAN dan lebih besar 50 kali dibanding

dengannegaramaju.

Komplikasi kehamilan dan persalinan yang terjadi di berbagai negara

berkembang menjadi penyebab utama kematian wanita pada usia reproduksi.

Ini berarti Lebih dari satu wanita meninggal setiap menit dari penyebab

komplikasi, atau ini berarti 585.000 wanita meninggal setiap tahun. Kurang

dari satu persen kematian ini terjadi di negara maju, ini memperlihatkan bahwa

wanita dapat menghindari kematian tersebut jika sumber daya dan jasa tersedia.
Pemerintah Indonesia sangat serius dalam menekan AKI dan AKB yang

mempunyai target tahun 2010 menurunkan AKI menjadi 150/100.000 kelahiran

hidup dan AKB menjadi 15/ 1000 kelahiran hidup dengan menggunakan progam

MPS ( Making Pregnancy Safe ) melalui tiga pesan kunci yaitu setiap persalinan

ditolong oleh tenaga kesehatan, setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat

pelayanan yang adekuat dan setiap Wanita Usia Subur mempunyai akses

terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan

komplikasi keguguran ( Dirjen Binmas Depkes2001).

Pengetahuan tentang tanda bahaya pada kehamilan sangat membantu

menurunkan AKI, karena dengan mengetahui tanda bahaya pada kehamilan

seorang ibu hamil akan lebih cepat mencari tempat pelayanan kesehatan

sehingga risiko pada kehamilan akan dapat terdeteksi dan tertangani lebih dini.

Di Puskesmas Kedaloman sendiri terdapat dua kejadian kematian pada ibu

hamil, masing-masing 1 kejadian di ahun 2014 dan 1 kejadian di tahun 2017,

sehingga risiko pada kehamilan tidak dapat terdeteksi dan tertangani lebih dini.

Berdasarkan studi pendahuluan, walaupun ibu hamil sudah mendapatkan

buku KIA yang salah satu halamannya berisi pengetahuan tentang tanda bahaya

pada kehamilan, namun pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya pada

kehamilan masih kurang karena faktor pendidikanjuga dianggap berpengaruh

pada kemampuan ibu hamil untuk membacadan memahami isi dari buku KIA.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya

perdarahan pada kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Kedaloman.


B. RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas , maka

dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

Apakah terdapat Hubungan Usia, Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan


dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda-Tanda Bahaya Perdarahan
pada Kehamilan di WilayahKerja Puskesmas Kedaloman Tahun 2018.

C. Hipotesis

Terdapat hubungan bermaknausia, tingkat pendidikan dan pekerjaan


dengan pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya perdarahan pada
kehamilan di WilayahKerja Puskesmas Kedaloman Tahun 2018.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan bermakna usia, tingkat pendidikan dan pekerjaan

dengan pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya perdarahan

pada kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Kedaloman Tahun 2018.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang tanda-

tanda bahaya perdarahan.

b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda

bahaya perdarahan berdasarkan usia.

c. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda

bahaya perdarahan berdasarkan tingkat pendidikan.

d. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda

bahaya perdarahan berdasarkan pekerjaan.


E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Instansi tempat Meneliti

Sebagai bahan informasi yang dapat dimanfaatkan oleh Puskesmas

Kedaloman untuk membantu program KIA dalam menurunkan AKI

dengan mengenalkan tanda bahaya pada kehamilan sehingga resiko pada

kehamilan dapat terdeteksi dan tertangani sedini mungkin.

2. Bagi Ibu Hamil

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan tambahan


pengetahuan bagi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kedaloman.

3. Bagi Peneliti

Merupakan pengalaman berharga bagi peneliti dalam perluasan wawasan

pengetahuan serta pengembangan diri melalui penelitian.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil


penggunaan panca indranya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan,
takhayul dan penerangan-penerangan yang keliru (Soerjono, 1990).

Menurut Notoatmodjo (2002: 94) bahwa pengetahuan merupakan


hasil tahu dan nilai terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi pada penglihatan, pendengaran,
penerimaan, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan (kognitif) merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).

Menurut Rosentoc (1974) dalam Notoatmodjo (1993) seseorang


akan melakukan pencegahan terhadap suatu penyakit jika ia benar-benar
merasa terancam oleh penyakit tersebut. Jika tidak maka ia tidak akan
melakukan apa-apa. Seseorang yang mempunyai pengetahuan dan
informasi yang banyak tentang suatu penyakit tertentu akan melakukan
tindakan yang positif dalam menanggapi kesehatannya seperti cepatnya
mencari pengobatan dan mengobati penyakitnya sesuai dengan metode
kesehatan yang berlaku.

Perlu dilakukan pengkajian secara lisan atau tulisan untuk


mengetahui tingkat pengetahuan seseorang. Pengetahuan umumnya
dikelompokkan berdasarkan berbagai kategori, yaitu tinggi, rendah,
sedang dan tahu atau tidak tahu. Tingkat pengetahuan seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu latar belakang pendidikan, sosial
budaya dan usia (Herawani,2001).
2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2002: 122) pengetahuan mempunyai enam tingkatan,


yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu yang diberikan / materi


yang telah dipelajari sebelumnya termasuk dalam penggunaan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan


secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang
dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang


telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini
dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus-rumus,
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks situasi yang lain.
d. Analisa (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu


obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam sesuatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama yang lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan.

e. Sintesis (Shyntetis)

Sintetis menunjukan suatu kemampuan atau melaksanakan atau


menghubungkan bagian-bagain kedalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintetis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan


justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian ini
berdasarkan kriteria yang ditemukan sendiri.

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Lukman, Ada beberapa faktor yang mempengaruhi


pengetahuan yaitu :

a. Usia

Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan


sampai saat beberapa tahun. Semakin cukup usia, tingkat kematangan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi
kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih
dipercaya dari orang yang belum cukup kedewasaannya (Nursalam,
2001).
Singgih (1998), mengemukakan bahwa makin tua usia
seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah
baik, akan tetapi pada usia tertentu, bertambahnya proses
perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berusia belasan
tahun. Selain itu Abu Ahmadi (2001), juga mengemukakan bahwa
memang daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh usia.
Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya usia
seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang
diperolehnya, akan tetapi pada usia-usia tertentu atau menjelang usia
lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan
berkurang.

Menurut Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa usia


merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-
penelitian epidemiologi yang merupakan salah satu hal yang
mempengaruhi pengetahuan. usia adalah lamanya waktu hidup
seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan sampai
berulangtahun yang terakhir. Masa menopause merupakan masa
peralihan dari masa haid sampai masa berhentinya haid, berlangsung
antara usia 30-46 tahun (Depkes,2007).

Pada masa dewasa merupakan usia produktif, masa


bermasalah, masa ketegangan emosi, masa keterasingan sosial, masa
komitmen, masa ketergantungan, masa perubahan nilai, masa
penyesuaian dengan cara hidup baru, masa kreatif. Pada masa dewasa
ditandai oleh perubahan jasmani dan mental. Kemahiran dan
keterampilan dan profesional yang dapat menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian.
(Harlock, 2002) Pembagian usia menurut tingkat kedewasaan:

 20 – 30 tahun
 31 – 40 tahun
 41 – 50 tahun
Jika dihubungkan usia dengan pengetahuan wanita usia subur
tentang pentingnya Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), maka
semakin bertambahnya usia, maka akan semakin banyak pengalaman
yang dimiliki oleh wanita subur, semakin banyak informasi yang
diperoleh wanita usia subur dan semakin memahami apa kegunaan
dilakukannya SADARI untuk kesehatan dalam upaya pencegahan dini
atas terjadinya kanker payudara. (Hawari D, 2004)

b. Pendidikan

Menurut Notoadmojo (1997) pendidikan adalah suatu kegiatan


atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan
kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri
sendiri. Menurut Wied Hary A.(1996), menyebutkan bahwa
tingkatpendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang
menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada
umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik
pulapengetahuanya.

Tingkat pendidikan juga mempengaruhi persepsi seseorang


untuk lebih menerima ide-ide dan teknologi baru (SDKI, 1997).
Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
persepsi seseorang. Karena dapat membuat seseorang untuk lebih
mudah mengambil keputusan dan bertindak.

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang


direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok
atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh
pelaku pendidikan. Pendidikan merupakan suatu fase belajar yang
berarti pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau
perubahan kearah yang lebih dewasa yang lebih baik dan lebih matang
pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Pendidikan merupakan
jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah diikuti oleh seseorang.
(Notoatmadjo, 2003) Pembagian tingkat pendidikan antara lain :
 Pendidikan Dasar : SD,SMP/Sederajat
 Pendidikan Menengah :SMA/Sederajat
 Pendidikan Tinggi : Akademik/PerguruanTinggi

c. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam


kehidupan sehari-hari artinya makin cocok jenis pekerjaan yang
diemban, makin tinggi pula tingkat kepuasan yang diperoleh (Hurlock,
1998).

Dalam rangka pemenuhan akan barang jasa diperlukan suatu


pengetahuan. Dengan kerja seseorang akan memperoleh jasa. Dengan
jasa inilah manusia memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengelompokan ini
didasarkan pada teori bahwa adanya pekerjaan seseorang akan
meluangkan banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan
yang dianggap penting dan cenderung mempunyai benyak waktu tukar
pendapat atau pengelaman antar teman dalam kantornya.

d. Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar


dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi
baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil
dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu
modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah
sehingga ia mampu menguasai lingkungan (Khayan, 1997 : 34).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari
seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkatpengetahuan.
e. Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi


pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi
seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga
hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan
seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada
pada cara berfikir seseorang. (Nasution : 1999)

f. Sosial budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang.


Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubunganya dengan
orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar
dan memperoleh suatupengetahuan.

g. Media Informasi

Menurut Wied Hary A (1996) informasi akan memberikan


pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki
pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik
dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan
dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

h. Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat


diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau
pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya
untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan
yang dihadapi pada masa lalu.(Notoadmojo 1997 :13)
B. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

a. Kehamilan adalah masa pertumbuhan dan perkembangan janin mulai

dari konsepsi sampai permulaan persalinan (Mochtar,2002).

b. Masa kehamilan mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, dimana

lamanya lahir normal adalah 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan 7

hari dihitung dari hari pertama haid terakhir (saifuddin,2002).

c. Proses pada kehamilan merupakan suatu mata rantai yang

berkesinambungan yang dimulai dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan

ovum, terjadi konsepsi (Sastrawinata S,2005).

d. Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira

280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).

Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila

kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur.

Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur.

Ditinjau dari tuanya kehamilan di bagi dalam 3 bagian:

1) Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12minggu).

2) Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28minggu).

3) Kehamilan triwulanterakhir (antara 28 sampai 40 minggu)

(Wiknjosastro2007).
Berdasarkan pengertian diatas maka ditarik kesimpulan, kehamilan

merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan mulai dari

konsepsi sampai lahirnya janin.

2. Tanda kehamilan

a. Tanda Dugaan Hamil

1) Amenorea (tidak dapat haid). Gejala ini sangat penting karena

umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui

tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya

kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akanterjadi.

2) Nausea (enek) dan emesis (muntah). Terjadi umumnya pada bulan-

bulan pertama kehamilan, disertai kadang-kadang oleh emesis.

Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim

disebut morning sickness. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini

masih fisiologik. Bila terlampau sering, dapat mengakibatkan

gangguan kesehatan dan disebut hiperemesis gravidarum.

3) Mengidam (ingin makanan atau minuman tertentu). Mengidam

sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapimenghilang

dengan makin tuanyakehamilan.

4) Pingsan. Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempatramai.

Dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat-tempat ramai pada bulan-

bulan pertama kehamilan. Hilang sesudah kehamilan16 minggu.


5) Mammae menjadi tegang dan membesar. Keadaan ini disebabkan

oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli

dan alveoli dimamma.


makan
6) Anoreksia (tidak ada nafsu ). Pada bulan-bulan pertama terjadi

anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi. Hendaknya

dijaga jangan sampai salah pengertian makan untuk dua orang,

sehingga kenaikan berat badan tidak sesuai dengan tuanya

kehamilan.

7) Sering kencing terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan

pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar.

Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena

uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir

triwulan gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang

panggul dan menekan kembali kandungkencing.

8) Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh

pengaruh hormonesteroid.

9) Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Pada

pipi, hidung dan kadang-kadang tampak deposit pigmen yang

berlebihan, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Areolae mammae

juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang

berlebih. Daerah leher lebih hitam. Demikian pula linea alba di

garistengahabdomenmenjadilebihhitam(lineagresia).
Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh dari hormon kortiko-steroid

plasenta yang merangsang kulit.

10) Epulis adalah suatu hipertrofi papilla ginggivae. Sering terjadi pada

triwulanpertama.

11) Varises. Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Di dapat pada

daerah genetalia eksterna, kaki dan betis. Pada multigravida

kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu,

timbul kembali pada triwulan pertama. Kadang-kadang timbulnya

varises merupakan gejala pertama kehamilan (Wiknjosastro,2007).

b. Tanda Kemungkinan Hamil

Pada pemeriksaan kehamilan dapat diduga hamil bila dijumpai

pembesaran rahim dan perut, pemeriksaan memberi petunjuk adanya

kehamilan ,terdapat kontraksi rahim saat diraba, ada tanda hegar,

Chadwick, piscaseck, ballottement, dan reaksi pemeriksaan kehamilan

positif (Liz, 2007).

c. Tanda Pasti Hamil

Kehamilan pasti sudah dapat ditetapkan pada umur yang

relative muda. Oleh karena itu kehamilan pasti dapat ditegakkan

melalui pemeriksaan USG dapat diketahui terdapat “fetal plate”,

kantung gestasi, rahim membesar.

Dengan metode konvensional kepastian hamil diketahui teraba

bagian janin, terdengar denyut jantung janin dan teraba gerakan janin

(Manuaba.2009).
3. Perubahan Fisiologi yang Terjadi Dalam Kehamilan

a. Uterus

Berat uterus normal lebih kurang 30 gram, pada akhir

kehamilan (40 minggu) berat uterus ini menjadi 1000 gram, dengan

panjang lebih kurang 2,5 cm. pada bulan – bulan pertama kehamilan

bentuk uterus seperti buah advokat, agak gepeng.

b. Vagina

Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva

tampak lebih merah, agak kebiru – biruan (livide). Tanda ini disebut

tanda Chadwick.

c. Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum

graviditas berdiameter kira – kira 3 cm. kemudian, ia mengecil setelah

plasenta terbentuk. Korpus luteum ini mengeluarkan hormone estrogen

dan progesterone. Lambat laun fungsi ini diambila alih oleh plasenta.

d. Mammae

Mammae akan membesar dan tegang akibat hormone

sommatommatotropin, estrogen dan progesterone, akan tetapi belum

mengeluarkan air susu.

Estrogen menimbulkan hipertrofi saluran, sedangkan

progesterone menambah sel – sel asinus pada mammae.

Sommatommatotropin mempengaruhi pertumbuhan sel – sel asinus

pula dan menimbulkan perubahan dalam sel – sel, sehingga terjadi


pembuatan kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin. Dengan demikian

mammae dipersiapkan untuk laktasi.

e. Sirkulasi darah

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya

sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh –

pembuluh darah yang membesar pula, mammae dan alat – alat yang

memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan, volume darah ibu

dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan

darah yang disebut hidremia.

f. Sistem respirasi

Wanita hamil dalam kelanjutan kehamilannya tidak jarang

mengeluh tentang rasa sesak dan pendek napas. Hal ini ditemukan

pada kehamilan 32 minggu keatas oleh karena usus – usus tertekan

oleh uterus yang membesar, sehingga diafragma kurang leluasa

bergerak.

g. Sistem pencernaan

Pada bulan – bulan pertama kehamilan terdapat perasaan

enek (nausea). Mungkin ini akibat hormone estrogen yang meningkat.

Tonus otot – otot traktus digestivus menurun, sehingga motilitas seluruh

traktus digestivus juga berkurang.

h. Sistem perkemihan

Pada bulan – bulan pertama kehamilan kandung kencing

tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering


kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan, bila

kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering

kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan lagi.

i. Kulit

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat –

alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophore

stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah

satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipifisis.

Kadang – kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi dan hidung,

dikenal dengan kloasma gravidarum.

j. Metabolisme dalam kehamilan

Pada wanita hamil Basal Metabolic Rate (BMR) meninggi,

system endokrin juga meninggi, dan tampak lebih jelas kelenjar

gondoknya (glandula tiroidea). BMR meningkat hingga 15-20% yang

umumnya ditemukan pada triwulan terakhir.

Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari pembakaran

hidrat arang, khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke atas.

Akan tetapi apabila dibutuhkan, dipakailah lemak ibu untuk

mendapatkan tambahan kalori dalam pekerjaan sehari – hari. Dalam

keadaan biasa wanita hamil cukup hemat dalam hal pemakaian

tenaganya (Wiknjosastro, 2007).


4. Perubahan dan adaptasi psikologis dalam masa kehamilan

a. Pada kehamilan trimester I

Dengan adanya peningkatan estrogen dan progesterone dalam

tubuh, akan menimbulkan mual, muntah pada pagi hari, lelah, lemah

dan pembesaranpayudara.

Ibu merasa tidak sehat dan seringmembencikehamilannya.

Banyak ibu yang merasa kecewa, menolak, cemas dansedih.Sering kali,

biasanya pada awal kehamilannya, ibu berharap untuktidakhamil. Pada

trimester pertama, ibu akan selalu mencaritandauntuk menyakinkan

bahwa dirinya benar-benar hamil. Ada ibu yang

cenderung merahasiakan, ada juga yang sengaja untuk memamerkan.

Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda, beberapa

wanita mengalami gairah seks yang lebih tinggi, kebanyakannya

mengalami penurunan libido. Keadaan ini membutuhkan komunikasi

secara terbuka dan jujur dengan suami.

b. Pada kehamilan trimester rII

Ibu akan merasa lebih sehat karena sudah beradaptasi dan

terbiasa dengan peningkatan hormone. Perut mulai besar, ibu sudah

menerima kehamilannya, sudah dapat merasakan pergerakan janinnya,

libido kembali meningkat.

c. Pada kehamilan trimester III

Sering disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat

itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya, kadang-kadang


ibu hamil merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu.

Hal ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya. Ibu mulai

merasa takut akan rasa sakit dan bahaya yang akan timbul pada waktu

melahirkan. Trimester III adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran

bayi menjadi orang tua (Damopoli, 2006).

B. S

C. Tinjauan Umum tentang Tanda Bahaya Kehamilan

1. Pengertian tanda bahaya kehamilan

a. Tanda Bahaya kehamilan adalah suatu gejala yang muncul dalam

kehamilan sehingga terjadi komplikasi (WHO,2001).

b. Bahaya kehamilan merupakan gejala yang muncul dalam

kehamilan pada trimester I sampai trimester III (YuliP,2005).

Berdasarkan pengertian diatas tentang tanda bahaya

kehamilan yaitu gangguan yang terjadi dalam kehamilan yang bisa

mengakibatkan komplikasi.

2. Sepuluh tanda bahaya kehamilan

a. Perdarahan Pervaginam

Pada masa awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami

perdarahan yang sedikit atau spotting disekitar waktu pertama

haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi, dan ini

normal terjadi. Perdarahan yang terjadi pada umur kehamilan yang

lebih tua terutama setelah melewati trimester III disebut perdarahan

anterpartum.
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi

sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan

ialah kehamilan 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.

Adapun macam-macam abortus, yaitu:

1). Abortus iminens

Merupakan abortus tingkat permulaan ditandai perdarahan

pervaginam, ostium uteri tertutup dan hasil konsepsi masih baik

dalam kandungan. Diagnosis abortus imines biasanya diawali

dengan keluhan perdarahan pervaginam pada umur kehamilan

kurang dari 20 minggu. Penderita mengeluh mulas sedikit atau

tidak ada keluhan sama sekali kecuali perdarahan pervaginam.

Pengelelolaan penderita ini sangat bergantung pada informed

consent yang diberikan. Penderita diminta untuk melakukan

tirah baring sampai perdarahan berhenti. Biasa diberi

spasmolitik agar uterus tidak berkontraksi atau diberi tambahan

hormone progesterone atau derivatnya untuk mencegah

terjadinya abortus.

2). Abortus insipiens

Merupakan abortus yang sedang mengancam yang ditandai

dengan serviks telah maendatar dan ostium telah membuka,

akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalam

proses pengeluaran. Penderita akan merasa mulas karena

kontraksi yang sering dan kuat, perdarahannya bertambahsesuai


dengan pembukaan serviks uterus dan umur kehamilan.

Pengelolaan penderita ini harus memperhatikan keadaan umum

dan perubahan keadaan hemodinamik yang terjadi segera

lakukan tindakan evakuasi/pengeluaran hasil konsepsi disusul

dengan kuretase bila perdarahan banyak.

3). Abortus kompletus

Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada

kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari

500 gram. Semua hasil konsepsi telah dikeluarkan, osteum uteri

telah menutup, uterus sudah mengecil sehingga perdarahan

sedikit. Pengelolaan penderita tidak memerlukan tindakan khusu

ataupun pengobatan. Biasanya hanya diberi roboransia atau

hematenik bila keadaan pasien memerlukan. Uterotonika tidak

perlu diberikan.

4). Abortus inkompletus

Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih

ada yang tertinggal. Batasan ini juga masih terpancang pada

umur kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang

dari 500 gram. Perdarahan biasanya masih terjadi jumlahnya pun

banyak atau sedikit bergantung pada jaringan yang tersisa, yang

menyebabkan sebagian placental site masih terbuka sehingga

perdarahan berjalan terus. Bila terjadi perdarahan yang hebat,

dianjurkan segera melakukan pengeluaran sisahasil


konsepsi secara manual agar jaringan yang mengganjal

terjadinya kontraksi uterus segera dikeluarkan, kontraksi uterus

dapat berlangsung baik dan perdarahan bias berhenti.

Selanjutnya dilakukan kuretase. Tindakan kuretase harus

dilakukan secara hati-hati sesuai dengan keadaan umum ibu dan

besarnya uterus. Tindakan yang dianjurkan ialah dengan karet

vakum menggunakan kanula dari palstik. Pascatindakan perlu

diberikan uterotonuka parenteral ataupun per oral dan

antibiotika.

5). Missed abortion

Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal

dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil

konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan.

Pengelolaan missed abortion perlu diutarakan kepada pasien dan

keluarganya secara baik karena resiko tindakan operasi dan

kuretase ini dapat menimbulkan komplikasi perdarahan atau

tidak bersihnya evakuasi/kuretase dalam sekali tindakan. Salah

satu cara yaitu dengan pemberian misoprostol secara sublingal

sebanyak 400 mg yang dapat diulangi 2 kali dengan jarak 6 jam.

(Sarwono, 2008)

6). Abortus habitualis

Seorang wanita menderita abortus habitualis, apabila ia

mengalami abortus berturut- turut 3 kali atau lebih. Wanita yang


mengalami peristiwa tersebut, umunya tidak mendapat kesulitan

untuk menjadi hamil, akan tetapi kehamilannya tidak dapat

berlangsung terus dan terhenti sebelum waktunya., biasanya

pada trimester pertama tetapi kadang-kadang pada kehamilan

yang lebihtua.

Sebab-sebab abortus habitualis, yaitu :

(a) Kelainan pada zygote

(b)Gangguan fungsi endometrium, yang menyebabkan gangguan

implantasi ovum yang dibuahi dan/atau gangguan dalam

pertumbuhanmudigah

(c)Kelainan anatomic pada uterus yang dapat menghalangi

berkembangnya janin di dalamnya dengansempurna.

Pada hamil muda, sebaiknya jangan bersenggama dulu.

Makanannya harus adekuat mengenai protein, hidrat arang,

mineral, dan vitamin.khususnya dalam masa organogenesis

pemberian obat—obat harus dibatasi dan obat-obat yang diketahui

dapat mempunyai pengaruh jelek terhadap janin

dilarang.khususnya di mana factor emosional memegang peranan

penting, pengaruh dokter sangat besar untuk mengatasi ketakutan

dan keresahan. Terapi hormonal umumnya tidak perlu, kecuali jika

ada gangguan fungsi tiroid, atau gangguan fase luteal. (Sarwono,

2008).
Pada waktu yang lain dalam kehamilan,perdarahan ringan

mungkin pertanda dari serviks yang rapuh atau erosi. Perdarahan

semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya

infeksi. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal

adalah merah, banyak, kadang-kadang, tetapi tidak selalu disertai

dengan nyeri. Perdarahan semacam ini biasa berarti plasenta

previa.

Penanganan:

Penanganan perdarahan pervaginam pada hamil muda yang

lebih banyak dari perdarahan biasanya terjadi pada permulaan

kehamilan adalah segera bawa ke Rumah Sakit terdekat, dan

jangan sekali-kali melakukan pemeriksaan dalam saat terjadi

perdarahan(Sarwono,2002).

b. Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala biasa terjadi selama kehamilan dan seringkali

merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit

kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit

kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.

Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu

mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau

berbayang. Sakit kepala yamg hebat dalam kehamilan adalah

gejalapre-eklampsia.
Penanganan:

Sakit kepala yang hebat pada ibu hamil biasanya dicurigai

gejala dari preeklampsia, penanganannya dengan istirahat yang

cukup apabila tidak terjadi perubahan dilakukan pengobatan secara

sistematis karena etiologi preeklampsia, dan faktor apa dalam

kehamilan yang menyebabkannya (Widyastuti, 2010).

c. Kejang

Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya

keadaan dan terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu

hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin

kabur, kesadaran menurun kemudian kejang.

Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari

eklampsia (saifuddin, 2002).

Kemungkinan penyebab terjadinya kejang pada ibu hamil

adalah eklampsia. Gejala terjadinya eklampsia sama dengan gejala

pada saat ibu mengalami kejang.

Penanganan:

Penanganan bagi ibu hamil yang kejang dengan melakukan

perawatan yang intensive, segera bawa ke rumah sakit untuk

perawatan yang lebih baik (Sarwono, 2002).

d. Gerakan janin berkurang

Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau

ke-6. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.


Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak

paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau

beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.

Kurangnya gerakan janin biasanya pengaruh dari kondisi

ibu, nutrisi, dan tidak pernah terjadi kecelakaan yang dapat

mengakibatkan benturan . Atau pengaruh dari janin sendiri.

Penanganan:

Istirahat yang cukup, perbaiki nutrisi dan melakukan

pemeriksaan yang rutin (Sastrawinata S, 2005).

e. Nyeri perut yang hebat

Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan

normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin

menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah

hebat, menetap dan tidak hilang setelah istirahat. Hal ini bisa

berarti appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi,penyakit kantong

empedu, iritasi uterus, infeksi saluran kemih atau infeksilainnya.

Penanganan:

Istirahat yang cukup apabila tidak terjadi perubahan, segera

ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan, karena

kemungkinan terjadi kehamilan ektopik, aborsi sangat besar

(Wiknjosastro, 2007).
f. Bengkak pada muka dan tangan

Hampir separuh dari ibu akan mengalami bengkak yang

normal pada kehamilan utamanya pada kaki yang biasanya muncul

pada sore hari dan hilang setelah beristirahat dengan kaki

ditinggikan. Bengkak dapat menyebabkan masalah yang serius jika

muncul pada muka dan tangan , tidak hilang setelah beristirahat

Penyebab bengkak pada muka dan tangan biasanya terjadi

anemia, gangguan fungsi ginjal, gagal jantung atau paling sering

adalah eklampsia.

Penanganan:

Gejala diatas sangat sering di hubungkan dengan

eklampsia, apabila terjadi segera lakukan pemeriksaan

laboratorium dan pemberian obat (Widyastuti, 2010).

g. Demam

Ibu menderita demam dengan suhu > 38 c dalam kehamilan

merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala

adanya infeksi dalam kehamilan. Penanganan demam antara lain

dengan istirahat baring, minum banyak, dan mengompres untuk

menurunkan suhu

Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan

yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita

hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala-

gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan


gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama

kehamilan, persalinan dan masa nifas(Saifuddin,2002).

Penanganan:

Ibu yang menderita demam dapat dicurigai terjadinya

infeksi, anjurkan istirahat yang cukup dan pemberian obat.

h. Muntah yang terus menerus (Hiperemesis gravidarum)

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah

berlebihan selama masa hamil. Muntah yang membahayakan ini

dibedakan dari morning sickness normal yang umum dialami

wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan

berlangsung selama trimester pertama kehamilan. Sehubungan

dengan adanya ketonemia, penurunan berat badan dan dehidrasi,

hiperemesis gravidarum dapat terjadi disetiap trimester (Varney,

2007).

Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya

kadar hormon estrogen dan hCG (human chorionic gonadotrophin)

dalam serum. Pengaruh fisiologi kehamilan hormon ini belum

jelas, mungkin karena sistem saraf pusat ataupengosongan

lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat

menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual

dan muntah dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-

hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadiburuk.

Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum,keluhan


gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya

penyakit (Prawirohardjo, 2002).

Penanganan:

Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu

dilaksanakan dengan penerapan tentang kehamilanmisalnya:

1. Makan sedikit tapisering.

2. Hindari makanan yang sulit dicerna danberlemak.

3. Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir

daripada makananpadat.

4. Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan

hanya makanan kering pada satu waktu makan, kemudian

makanan berkuah pada waktuberikutnya.

5. Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan

bersama sayuran serta makananlain.

6. Isap sepotong jeruk yang segar ketika merasamual.

7. Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau

bunyi.

8. Istirahatcukup.

9. Hindari hal–hal yang membuat Anda berkeringat atau

kepanasan, yang dapat memicu rasa mual (Muchtar R,2002).

Tapi apabila muntah terus terjadi, lakukan pemberian obat seperti

pemberian antihistamin, vitamin dan segera lakukan perawatan

medis.
i. Perubahan penglihatan

Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu

dapat berubah selama kehamilan. Perubahan ringan adalah normal.

Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam

jiwa adalah perubahan mendadak, misalnya pandangan kabur atau

terbayang. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan

sakit kepala yang hebat dan mungkin merupakan suatu tanda

preeklampsia.

Penanganan:

Perubahan penglihatan pada ibu hamil biasanya dicurigai

gejala dari preeklampsia, penanganannya dengan istirahat yang

cukup apabila tidak terjadi perubahan dilakukan pengobatan secara

sistematis karena etiologi preeklampsia dan faktor apa yang ada

dalam kehamilan yang menyebabkannya (Sarwono, 2002).

j. Ketuban Pecah Dini

Harus dibedakan antara urine dengan air ketuban. Jika

keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis dan warna putih

keruh, berarti yang keluar adalah air ketuban. Jika kehamilan

belum cukup bulan, hati – hati akan adanya persalinan preterm dan

komplikasi infeksiintrapartum.

Penanganan:

Bila KPD > 6 jam, diberikan antibiotika (golongan penisilin

seperti ampisilin atau amoksilin). Pada usia kehamilan <32-34


minggu, pasien dirawat selama air ketuban masih keluar atau

sampai air ketuban tidak keluar lagi. Pada usia kehamilan 32-34

minggu dimana air ketuban masih tetap keluar maka dapat

dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan pada usia 35

minggu (sangat tergantung dari kemampuan melakukan perawatan

terhadap bayi premature). Sedangkan pada usia kehamilan >36

minggu dilakukan induksi persalinan (Chrisdiono, 2004).

3. Pencegahan Tanda Bahaya kehamilan

a. Melakukan pelayanan antenatal minimal 4 kali selamakehamilan

b. Istirahat yang cukup

c. Menkonsumsi makanan yang sehat utamanya makanan yang tinggi

protein dan mengurangi konsumsi makanan yang dapat

menimbulkan preeklampsia ataueklampsia.

d. Meningkatkan balai kesehatan dan mengusahakan agar semua ibu

hamil memeriksakankehamilannya.

e. Mencari pada tiap pemeriksaan kemungkinan tanda-tanda

preeklampsia dan eklampsia serta melakukan pengobatan apabila

ditemukan (Suririnah,2011).

Perdarahan selama kehamilan dapat dianggap sebagai suatu keadaan akut

yang dapat membahayakan ibu dan anak, sampai dapat menimbulkan kematian.

(1,2) sebanyak 20% wanita hamil pernah mengalami perdarahan pada awal

kehamilan dan sebagian mengalami abortus.Hal ini tentu akan menimbulkan

ketidakberdayaan dari wanita sehingga ditinjau dari suatu kesehatan akan sangat

ditanggulangi untuk meningkatkan keberdayaan seorang wanita.

Ada beberapa keadaan yang dapat menimbulkan perdarahan pada awal


kehamilan seperti imlantasi ovum, karsinoma servik, abortus, mola hidatidosa,

kehamilan ektopik, menstruasi, kehamilan normal, kelainan lokal pada vagina/

servik seperti varises, perlukaan, erosi dan polip. Semua keaaaan ini akan

menurunkan keberdayaan seorang wanita dan karenanya akan dijelaskan

bagaimana cara-cara penanggulangannya seperti pencegahan, pengobatannya,

maupun kalau perlu rehabilitasinya.

Maka semua wanita dengan peradarahan pervagina selama kehamilan

seharusnya perlu penanganan dokter spesialis. Peranan USG vaginal smear,

pemeriksaan hemoglobin, fibrinogen pada pada missed abortion, pemeriksaan

incomptabiliti ABO dan lain-lain, sangat diperlukan.

Sejak tahun 1993, termasuk kebijaksanaan Dep. kesehatan RI dalam

pelayanan ubstetri adalah menurunkan angka kematian maternal dan angka

kematian perinatal menjadi prioritas utama.

Penyebab utama kematian maternal adalah disebabkan oleh 3 hal yang

pokok yaitu perdarahan dalam kehamilan, preklampsi/eklamsi dan infeksi. Pada

masa sekarang oleh perkembangan pertambahan jumlah tenaga medis terutama

dokter kebidanan yang banyak maka kasus tersebut diatas telah menurun, tetapi

kematian ibu akibat perdarahan masih tetap sebagai faktor utama.

Perdarahan sebenarnya dapa terjadi bukan saja pada masa kehamilan

tetapi dapat juga pada masa persalinan maupun pada masa nifas.

Penatalaksanaan dan prognosa kasus perdarahan selama kehamilan,

sangat bergantung pada umur kehamilan, banyaknya perdarahan, keadaan dari

fetus dan sebab dari perdarahan.

Setiap perdarahan dalam kehamilan harus diaanggap sebagai keadaan

akut berbahaya dan serius dengan resiko tinggi karena dapat menimbulkan

kematian ibu dan janin.


Pada tulisan ini tidak akan dibahas preklamsi, eklamsi dan infeksi. Yang

dibabas adalah peraarahan selama kehamilan.

Semua wanita dengan perdarahan pervagina selama kehamilan perlu ditangani

dokter spesialis. Disamping itu perlu peranan penunjang seperti USG,

pengukuran hemoglobin, vaginal smear enam bulan sekali bagi yang telah

melahirkan apalagi yang sering melahirkan, pemeriksaan incomtabiliti rhesus

dan ABO dan lain-lain.

PERDARAHAN PADA TRIMESTER I

Sekitar 20% wanita hamil mengalami perdarahan pada awal kehamilan

dan separohnya mengalami abortion. Abortus adalah pengeluaran hasil

pembuahan (konsepsi) dengan berat badan janin <500 gram atau kehamilan

kurang dari 20 minggu.

Setiap perdarahan pada awal kehamilan dapat dianggap akan

mengancam kelangsungan kehamilan. Dalam hal ini perlu diketahui hari

pertama haid terakhir, tanda kehamilan riwayat keluarga berencana, riwayat

ginokologi jumlah perdarahan. Demikian juga dalam hal ini perlu pemeriksaan

penunjang seperti USG dan Test kehamilan, menyatakan apakah janin hidup

atau memang suatu kehamilan. Pembagian abortus secara klinis adalah sebagai

berikut:

1. Abortus iminen: Disini perdarahan minimal dengan nyeri/tidak, uterus sesuai

umur kehamilan.

2. Abortus Insipien: Perdarahan denganan gumpalan, nyeri lebih kuat

3. Abortus Inkomplit: Perdarahan hebat dan sering menyebabkan syok

4. Abortus komplit: Perdarahan dan nyeri minimal seluruh hasil konsepsi telah

dikeluarkan.

5. Missed Abortion: Janin telah mati dalam kandungan selama 6-8 minggu tapi

belum dikeluarkan, perdarahan minimal


6. Abortus infeksi/septik: Disertai tanda infeksi dan septik seperti demam sampai

syok.

Adapun sebagai penyebab dari abortus antara lainl 2) :

1. kelainan mudigah, chromosom atau kelainan untuk fetus

2. incompetentio orificium uteri internum

3. penyakit sistemik pada ibu seperti diabetes melitus, lues

4. incompatibilitas faktor rhesus atau atau sistem ABO

5. kelainan uterus seperti myoma uteri

6. trauma fisik atau mental

7. usaha menggugurkan dari penderita dengan minum jamu, alkohol, obat-obatan

atau memasukkan benda asing kedalam lobang kemaluan.

8. abortus habitualis oleh kekurangan produksi karbohidrat oleh endometrium.

Menurut terjadinya abortus dapat dikategorikan dalam abortus habitualis,

abortus artifisialis, abortus provacatus therapheuticus, abortus septik dan abortus

provocatus criminalis. Abortus criminalis ini yang dilakukan abortus tanpa

indikasi medis dan bertentangan dengan norma hukum yang berlaku. Hal ini

sering terjadi pada wanita diluar perkawinan yang dilakukan oleh petugas

kesehatan yang tidak bertanggung jawab demi uang.(11)

Pengeluaran hasil konsepsi diindikasikan pada abortus insipien, abortus

inkomplit, missed abortion dan abortus dengan infeksi, demi keselamatan dari ibu.

Pada Trimester II kehamilan perdarahan sering disebabkan partus

prematurus, solusio plasenta, mola dan inkompetensi servik.

Pada Trimester III (Perdarahan Ante Partum), adalah perdarahan setelah 29

minggu atau lebih, WHO ini dapat terjadi oleh selusio plesenta atau plasenta previa

Perdarahan disini lebih berbahaya dibanding umur kehamilan kurang dari 28

minggu, sebab faktor plasenta, dimana perdarahan plasenta biasanya hebat sehingga

mengganggu sirkulasi O2 dan CO2 serta nutrisi dari ibu kepada janin.
Kasus ini harus ditangani oleh dokter spesialis dan ditunjang dengan

pemeriksaan USG.

PLASENTA PREVIA

Ini adalah plasenta yang terletak pada segmen bawah rahim, sehingga menutupi

sebagian atau seluruh ostium uteri internum.

timbul banyak perdarahan.

Bila usia kehamilan 37 minggu, perdarahan sedikit sedangkan keadaan ibu

dan anak baik, maka dapat dipertahankan sampai aterm. Bila perdarahan banyak

hendaknya segera mengahiri kenamilan misalnya dengan seksio peradominal (seksio

sesar) (13)

SOLUSIO PLASENTA

Terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta, pada lokalisasi yang normal,

sebelum janin lahir pada umur kehamilan 20 minggu atau lebih.(11). Atau

terlepasnya plasenta pada fungus/korpus uteri sebelum janin lahir.(14,15)

Pasien yang mengalami resiko tinggi adalah primi tua, mutiparitas,

hipertensi,eklamsi, pereklamsi dan perokok. Pada wanita perokok kemungkinan

solusie 47%, pada kehamilan selanjutnya 10%.

Komplikasi pada selusio plasenta biasanya adalah berhubungan dengan

banyaknya darah yang hilang, infeksi, syok neurogenik oleh karena kesakitan,

gangguan pembekuan darah dan gagal ginjal akut.

Pada janin akan terjadi asfiksi, prematur, infeksi dan berat badan lahir

rendah.

Di tinjau dari segi Kesehatan yaitu perdarahan selama kehamilan, maka

banyak faktor yang menyebabkan pengurangan pemberdayaan wanita. Dan telah

banyak pula hal-hal yang diberikan dalam cara-cara penanggulangannya di tinjau

pula dari segi kesehatan sehingga keberdayaan wanita itu dapat pula ditingkatkan

dibelakang hari. Terutama pada generasi wanita yang akan datang. Sebab dari sekian
banyak kendala telah pula diberikan beberapa cara antisipasinya, sehingga betul-

betul keberdayaan wanita itu akan bertambah ditinjau dari satu segi kesehatan yang

begitu komplex.

Kematian ibu selama kehamilan ada tiga hal pokok yaitu, perdarahan selama

kehamilan, pereklamsi,eklamsi dan infeksi. Tetapi yang kami ketengahkan, baru

kematian ibu akibat perdarahan selama kehamilan dan penanggulangannya, untuk

meningkatkan keberdayaan seorang wanita. Diantaranya adalah abortus, mola

hidatidosa, kehamilan ektopik yang terganggu, menstruasi dan kehamilan normal,

kelainan lokal pada vagina dan servik seperti varises, perlukaan, erosi, polip dan

keganasan, partus prematus, solusio plasenta, inkopetensi servik, perdarahan ante

partum seperti plasenta previa, dan lain-lain.

Untuk meningkatkan pemberdayaan wanita maka diharapkan setiap wanita

yang mengalami perdarahan pervagina selama kehamilan seyogyanya harus

memeriksakan diri ke dokter spesialis, untuk selanjutnya dapat ditangani olehnya

begitupun bagi wanita sendiri (penderita), perlu mengetahui hari pertama haid

terakhir, gejala dan tanda kehamilan, riwayat obstetri teruahulu, riwayat ginekologi

seperti servisitis atau operasi, riwayat Keluarga Berencana, perdarahan kwalitas dan

kwantitasnya dan lain-lain. Juga disamping itu perlu diketahui pemeriksaan

penunjang seperti vaginal smear, USG, Test kehamilan, pemeriksaan hemoglobin,

pemerisaan inkomtabiliti rhesus dan sistem ABC dan lain-lain.

Dengan demikian kita dapat yakin bahwa kesetaraan dengan pria ini, akan

dapat terwujud ditinjau dari segi kesehatan.


D. Kerangka Konsep

1. Dasar PemikiranVariabel

Kehamilan merupakan suatu hal yang fisiologis. Namun, kehamilan itu bisa

saja berubah menjadi kehamilan yang patologi. Kebanyakan dari ibu

terlambat mendapatkan penanganan dari tenaga kesehatan sehingga sangat

sulit untuk bisa tertolong lagi. Hal tersebut terjadi karena kurangnya

pengetahuan yang mereka miliki tentang tanda – tanda bahaya yang dapat

terjadi pada kehamilan. Terkadang Ibu hamil yang mengalami tanda – tanda

atau gejala – gejala kehamilan tersebut menganggap itu sebagai hal yang

wajar terjadi dalam kehamilan. Oleh karena itu, perlu diketahui sejauh

mana pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan. Sehingga ibu hamil

yang mengalami tanda–tanda bahaya kehamilan tersebut, dapat segera

meminta pertolongan pada tenaga kesehatan agar mereka dapat segera

mendapatkan penanganan lebih lanjut. Selain itu, hal tersebut merupakan

salah satu upaya dalam mengurangi angka kematian ibu maternal.


2. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah hubungan antara konsep-konsep


yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan
dilakukan (Notoatmodjo, 2002: 63).

Kerangka konsep di bawah ini menjelaskan bahwa tingkat pengetahuan


ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya perdarahan pada kehamilan bisa
dikategorikan menjadi tahu dan tidak tahu. Tingkat pengetahuan juga dapat
dipengaruhi oleh karakteristik ibu hamil meliputi usia. tingkat pendidikan,
dan pekerjaan. Dimana dengan semakin tua usia seseorang maka akan
bertambah pengalaman hidupnya sehingga tingkat pengetahuannya pun
semakin baik. Begitu juga tingkat pendidikan yang semakin tinggi, maka
wawasan dan pemahaman serta pengetahuan seseorang akan semakin
tinggipula
Pengetahuan ibu hamil tentang tanda-
tanda bahaya Perdarahan pada
Usia Ibu Hamil

kehamilan
Tingkat
Pendidikan

Pekerjaan

Tabel 2.1. Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variable yang diteliti

: Variable independen

: Variable dependen
3. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

a. Pengetahuan ibu hamil tentang perdarahan

Gambaran klinis dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang

diketahui ibu hamil mengenai perdarahan berdasarkan kuesioner

yangdibagikan.

Kriteria Objektif :

Tahu : Jika ibu menjawab benar ≥ 50% dari seluruhpertanyaan

tentang perdarahan

Tidaktahu : Jika ibu menjawab pertanyaan dengan benar < 50% dari

seluruh pertanyaan tentang perdarahan

b. U

si Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor/ Kode


Usia Umur yang 1. 18-30thn Kuesioner Ordinal 1. 18-30thn
a didapat
berdasarkan 2. > 30thn 2. > 30thn
pengakuan
responden

c. Tingkat Pendidikan

Variable Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor/kode


Pendidikan Tingkat 1. Tidak Kuesioner Ordinal 1. Tidak
sekolah sekolah, SD sekolah, SD
formal yang dan SMP) dan SMP)
dicapai 2. SMA-PT 2. SMA-PT
berdasarkan PT)
pengakuan
responden

d. Pekerjaan

Variable Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor/kode


Pekerjaan Suatu 1.IRT Kuesioner Ordinal 1.IRT
kegiatan atau 2.Bekerja 2.Bekerja
akivitas (Petani, (Petani,
responden wiraswasta, wiraswasta,
sehari-hari PNS, Lain- PNS, Lain-
lain) lain)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. DesainPenelitian

Desain penelitian merupakan wadah menjawab pertanyaan penelitian


atau menguji hipotesis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
Deskriptif survey dengan menggunakan desain Cross Sectional melalui
kuisioner yang diberikan pada responden. Dimana metode penelitian
deskriptif adalah metode penilitian terhadap sekumpulan objek yang biasanya
cukup banyak dalam jangka waktu tertentu, dimana informasi yang disediakan
biasanya berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar
variabel dalam suatu populasi (Setiadi,2007:131).

B. Lokasi dan waktu penelitian


Lokasi yang dipilih sebagai objek penelitian adalah Puskesmas dan
Wilayah Kerja Puskesmas Kedaloman.Penelitian ini dilakukan pada bulan
Mei-Juni tahun 2018.
1. Geografi Puskesmas Kedaloman

Luas wilayah kerja Puskesmas Kedaloman + 38.1 Km², yang


terbagi menjadi 12 pekon dan empat dari jumlah pekon tersebut
merupakan pekon tertinggal dan terpencil, yaitu Pekon Darussalam,
Pekon Suka Mernah, Pekon Ciherang dan Pekon Way Halom. Jarak
terjauh antara pekon dengan puskesmas induk sejauh 8 Km yang dapat
ditempuh dengan waktu kurang lebih 30 Menit, jarak puskesmas
induk ke Dinas Kesehatan di ibu kota kabupaten sekitar 20 Km
dengan waktu tempuh dengan kendaraan umum kurang lebih 45
menit, sedangkan jarak puskesmas dengan rumah sakit tempat rujukan
terdekat sekitar 30 Km dengan waktu tempuh menggunakan
kendaraan umum sekitar satu
jam. Jarak tempuh dengan ibu kota Propinsi Lampung sekitar 60 Km
dengan waktu tempuh sekitar 2 jam.
Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Kedaloman adalah
sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Puskesmas Talang
Padang.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Sumanda.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Gisting.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Puskesmas Talang
Padang.

Secara geografis dan luas wilayah Puskesmas Kedaloman


Kecamatan Gunung Alip dapat terlihat pada peta dan tabel berikut ini :

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja


Puskesmas Kedaloman Tahun 2017
Tabel 1. Luas Wilayah Puskesmas Kedaloman
Tahun 2017
NO Nama Pekon Luas (Km²)
1 Banjar Negeri 16.5
2 Kedaloman 12.2
3 Ciherang 10.4
4 Way Halom 9.5
5 Suka Banjar 8,3
6 Suka Raja 7.9
7 Suka Mernah 7.3
8 Darussalam 6.7
9 Penanggungan 5.3
10 Suka Damai 4.5
11 Pariaman 3.8
12 Banjar Agung 2.6
Jumlah 38.1

2. Demografi Puskesmas Kedaloman

Penduduk di wilayah Puskesmas Kedaloman pada akhir tahun 2017


sebesar 18.066 jiwa berdasarkan data dari survey penduduk antar sensus
(SUPAS) yang terhimpun dalam 4.276 kepala keluarga (KK) dengan
jumlah KK prasejahtra sebanyak 51,3% dari jumlah kepala keluarga
seluruhnya. Latar belakang pendidikan penduduk mayoritas
berpendidikan SD/sederajat sebesar 46,23%, SLTP/sederajat sebesar
27,49%, SLTA/sederajat sebesar 20,98% dan yang berpendidikan
perguruan tinggi sebesar 5,30%. Kegiatan ekonomi atau mata
pencaharian penduduk mayoritas disektor pertanian (54,2%), baik
sebagai petani sendiri atau buruh tani. Keadaan sosial masyarakat
dipedesaan diwarnai dengan kekerabatan yang masih kuat. Budaya adat
istiadat mayoritas penduduk Suku Lampung, sedangkan sisanya terdiri
dari Suku Sunda dan jawa.

Kondisi budaya dan keagamaan yang demikian sangat besar


pengaruhnya terhadap corak kepemimpinan. Pemimpin informal yang
berlatar belakang agama seperti Kyai dan Ketua Adat masih memiliki
peran atau pengaruh yang sangat besar dalam masyarakat. Demikian
juga terhadap pengambilan keputusan berperilaku dalam kesehatan.
Jumlah penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Kedaloman
tersebar dalam 12 pekon dengan kepadatan yang berbeda.

Tabel 2. Distribusi Penduduk Puskesmas Kedaloman Tahun 2017


Jumlah Jumlah Klasifikasi Penduduk
No Nama Pekon
Rumah KK Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Banjar Negeri 772 782 1628 1516 3144
2 Kedaloman 630 647 1414 1316 2730
3 Ciherang 417 426 976 908 1884
4 Way Halom 387 393 858 799 1657
5 Suka Banjar 335 341 766 712 1478
6 Suka Raja 318 329 756 703 1459
7 Suka Mernah 296 307 695 646 1341
8 Darussalam 241 253 566 527 1093
9 Penanggungan 237 248 517 481 998
10 Suka Damai 215 226 477 444 921
11 Pariaman 194 182 427 398 825
12 Banjar Agung 135 142 278 258 536
Puskesmas 4177 4276 9358 8708 18066
C. Populasi

1. Populasi Target

Semua ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di wilayah kerja


Puskesmas Kedaloman, Kabupaten Tanggamus.

2. Populasi Terjangkau

Semua ibu hamil yang memeriksakan kehamilan yang datang


melakukan pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas
Kedaloman, Kabupaten Tanggamus, periode Juni 2018.

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

1. Kriteria Inklusi:

Semua ibu hamil dengan keadaan sehat fisik dan psikologis yang
hadir langsung saat diadakan penelitian dan bersedia menjadi
responden.

2. KriteriaEksklusi:
a.Ibu hamil yang mengalami gangguanmental
b. Ibu hamil yang tidak hadir pada saatpenelitian
c.Ibu hamil yang menolak untuk diwawancarai dan mengisi kuesioner
d. Ibu hamil yang tempat tinggal atau keterangan fasilitas kesehatan pada
kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) berada di luar
wilayah kerja Puseksmas Kedaloman.

E. Sampel
1. Besar Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti. Sampel

yang diambil dianggap mewakili seluruh populasi dan memiliki

karakteristik dari seluruh populasi. Sampel penelitian ini adalah semua


ibu hamil yang memeriksakan kehamilan yang datang melakukan

pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Kedaloman,

Kabupaten Tanggamus, periode Juni 2018 yang memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi. Besarnya pengambilan sampel berdasarkan

pertrimbangan peneliti terkait waktu, dana dan tenaga.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan metode non

probability sampling dengan cara melakukan consecutive sampling di

wilayah kerja Puskesmas Kedaloman, Kabupaten Tanggamus, pada

Juni 2018.

F. Manajemen dan Analisis Data


1. Pengumpulan Data
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden

dengan menggunakan lembar kuesioner yang berisi beberapa item

pertanyaan yang dibuat oleh peneliti. Kuesioner ini dibagikan secara

langsung kepada responden dimana kuesioner yang dibagikan berupa

pertanyaan yang menggali pengetahuan ibu hamil tentang tanda

bahaya kehamilan.

2. Pengolahan Data
Terdapat beberapa langkah pengolahan data berupa pemeriksaan data
(editing), pemberian kode (coding), penyusunan data (entry), dan
pengesahan (verification).
3. Pengelompokkan Data
Setelah dilakukan pengolahan data, hasil data tersebut dikelompokkan
berdasarkan kelompok-kelompok data.

4. Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular, tabular, dan grafikal.

5. Analisis Data
Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat
dengan distribusi frekuensi dari variabel tergantung dan setiap
variabel bebas.

6. UjiHipotesis
Pada penelitian ini data hasil penelitian diolah menggunakan rumus
Chi-Square Test untuk pengujian hipotesis, karena pada penelitian ini
peneliti mengkategorikan kedua variable tersebut menjadi 3 kategori
yaitu rendah sedang tinggi. Uji hipotesis dengan Chi Square test ini
dioperasikan dengan menggunakan SPSS for windows versi 17.0.

7. Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara analitik asosiatif antar variabel-variabel
yang telahditentukan.

8. Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk laporan penelitian dan selanjutnya
dipresentasikan di Puskemas Kedaloman
G. Etika Penelitian

Masalah etika dalam penelitian kebidanan merupakan masalah

yang sangat penting, mengingat dalam penelitian ini menggunakan

manusia sebagai subjek. Dalam penelitian ini, menekankan pada masalah

etika yang meliputi :

1. Lembar persetujuan (informedconsent)

Informed consent adalah merupakan lembar persetujuan yang

diberikan pada setiap calon responden yang akan diteliti yang

memenuhi kriteria inklusi, terlebih dahulu peneliti memberikan

penjelasan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta

dampak yang mungkin terjadi selam dan sesudah pengumpulan data.

Jika responden bersedia diteliti maka diberi lembar penjelasan

responden (lembar satu) dan lembar persetujuan menjadi

responden(lembar dua) yang harus ditanda tangani, tetapi jika

responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak dapat memaksa

dan harus menghormati hak pasien.

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti

tidak mencantumkan nama responden pada lembaran kuesioner yang

diisi oleh responden. Lembar tersebut hanya diberi kodetertentu.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari

responden dijamin kerahasiaanya. Hanya kelompok data tertentu saja

yang dilaporkan pada hasil penelitian.


BAB IV
HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai Gambaran PengetahuanIbu Hamil


Tentang Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan di WilayahKerja Puskesmas Kedaloman Tahun
2018 maka diperoleh jumlah penderita yang masuk kriteria inkulsi dan ekslusi adalah 38
responden.

A. Analisis Univariat

Analisis univariat diperlukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan data secara


sederhana. Dalam penelitian ini, analisis univariat digunakan untuk mengetahui
prevalensi dari variabel-variabel yang diteliti yaitu (Usia, Tingkat Pendidikan, dan
Pekerjaan).

1. Usia Responden
Dalam penelitian ini, usia responden dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu
usia dewasa 18-30 tahun dan >30.

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Usia Responden
di Wilayah Kerja Puskesmas Kedaloman
Mei – Juni 2018
No Usia Responden Frekuensi Persentase (%)
1 18 18-30 tahun 25 65,8
2 >30 tahun 13 34,2
Jumlah 38 100

2. Jenis Pekerjaan
Dalam penelitian ini, pekerjaan dibagi menjadi 5 kelompok yaitu ibu rumah
tangga (IRT), Petani, Karyawan Swasta, PNS serta kelompok lainnya.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan
di Wilayah Kerja Puskesmas Kedaloman
Mei – Juni 2018
No Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
1 Ibu Rumah Tangga 20 52,6
2 Petani 4 10,5
3 Karyawan swasta 7 18,4
4 PNS 1 2,6
5 Lain-lain 6 15,8
Jumlah 38 100

3. Tingkat Pendidikan
Dalam penelitian ini, pendidikan dibagi menjadi 5 kelompok yaitu tidak sekolah,
sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas
(SMA) dan Sarjana.
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan
di Wilayah Kerja Puskesmas Kedaloman
Mei – Juni 2018
No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak sekolah 2 5,3
2 SD 7 18,4
3 SMP 9 23,7
4 SMA 17 44,7
5 Sarjana 3 7,9
Jumlah 38 100
B. Analisis Bivariat
Analisis bivariat diperlukan untuk menjelaskan hubungan dua variabel yaitu
antara variabel dependen dengan variabel independen. Pada penelitian ini, analisis
bivariat dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel dependen, yaitu
pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya perdarahan pada kehamilan dengan
variabel independen yaitu, usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan.
Penelitian ini menggunakan Uji Statistik Chi-Square dengan derajat
kepercayaan 95% (CI 95%) dengan p = 0,05. Apabila p < α, maka terdapat variabel
yang bermakna . Sedangkan, jika p > α maka artinya tidak ada hubungan yang
bermakna. OR (Odds Ratio) menyatakan besarnya risiko antara salah satu variabel
independen terhadap variabel dependen.

1. Usia
Tabel 4.4.
Hubungan Usia dengan Pengetahuan
Pengetahuan
Usia Tidak OR CI 95% P
Tahu
Tahu
18-30 tahun 14 11 0.284 –
1.091 0.899
>30 tahun 7 6 4.193

Hasil analisis hubungan antara usia dengan pengetahuan ibu hamil tentang
tanda bahaya perdarahan pada kehamilan yaitu pada ibu hamil yang berusia 18-30
tahun 14 diantaranya tahu dan 11 diantaranya tidak tahu. Pada ibu hamil yang berusia
>30 tahun, 7 diantaranya tahu tentang tanda bahaya perdarahan dan 6 diantaranya
tidak tahu. Uji statistik menghasilkan P = 0.899 (P > 0.05) dan CI 95%: 0.284 – 4.193.
Oleh karena itu, pada populasi penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara usia dengan pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya perdarahan pada
kehamilan.
2. Tingkat Pendidikan
Tabel 4.5.
Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan

Pengetahuan
Tingkat
Tidak OR CI 95% P
Pendidikan Tahu
Tahu
Tidak sekolah,
10 8 0.284 –
SD, SMP 1.023 0.973
3.684
SMA - PT 11 9

Hasil analisis hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu


hamil tentang tanda bahaya perdarahan pada kehamilan yaitu pada ibu hamil yang
tingkat pendidikannya tidak sekolah, SD, dan SMP, 10 diantaranya tahu dan 8
diantaranya tidak tahu. Pada ibu tingkat pendidikannya SMA dan PT, 11 diantaranya
tahu tentang tanda bahaya perdarahan dan 9 daintaranya tidak tahu. Uji statistik
menghasilkan P = 0.973 (P > 0.05) dan CI 95%: 0.284 – 3.684. Oleh karena itu, pada
populasi penelitian ini tidakterdapat hubungan yang bermakna antara tingkat
pendidikan dengan pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya perdarahan pada
kehamilan.

3. Pekerjaan
Tabel 4.6.
Hubungan Pekerjaan dengan Usia
Pengetahuan
Pekerjaan Tidak OR CI P
Tahu
Tahu
IRT 11 9
Petani, 0.272 –
0.978 0,973
Wiraswasta, 10 8 3.519
PNS, Lain-lain
Hasil analisis hubungan antara pekerjaan dengan pengetahuan ibu hamil
tentang tanda bahaya perdarahan pada kehamilan yaitu pada ibu hamil yang hanya
IRT, 11 diantaranya tahu dan 9 diantaranya tidak tahu. Pada ibu bekerja, 10
diantaranya tahu tentang tanda bahaya perdarahan dan 8 diantaranya tidak tahu. Uji
statistik menghasilkan P = 0.973 (P > 0.05) dan CI 95%: 0.272 – 3.519. Oleh karena
itu, pada populasi penelitian ini tidakterdapat hubungan yang bermakna antara
pekerjaan dengan pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya perdarahan pada
kehamilan.
BAB V

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang telah didapatkan memberikan data analisis univariat

maupun analisis bivariat. Berdasarkan data univariat diperoleh gambaran

statistik usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan responden. Sedangkan dari

data analisis bivariat dapat diketahui hubungan antara usia, tingkat pendidikan,

dan pekerjaan dengan pengetahuin ibu hamil tentang tanda bahaya perdarahan

pada kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Kedaloman tahun 2018.

1. Analisis Univariat

Hasil analisis data univariat yaitu 65,8% dari total 38 orang responden

berusia 18-30 tahun. Data ini menunjukkan mayoritas ibu hamil di wilayah

kerja Puskesmas Kedaloman adalah usia 18-30 tahun atau usia dewasa

produktif. Sehingga, rentang usia ibu hamil ini sangat penting untuk diketahui

para petugas puskesmas dalam rangka menyusun strategi edukasi pada para

ibu dalam kegiatan-kegiatan seperti posyandu maupun kelas ibu. Usia 18-30

tahun juga merupakan usia yang tepat untuk keluarga berencana sehingga juga

akan berdampak positif menurunkan AKI.

Informasi berikutnya yang didapatkan adalah tingkat pendidikan.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh mayoritas (44.7%) dari total responden

memiliki tingkat pendidikan SMA selanjutnya sebanyak 23,7% SMP, 18,4%

SD , 5,3% tidak sekolah, dan hanya 7,9% yang sarjana. Informasi ini juga

dapat dimanfaatkan oleh petugas Puskesmas dalam menyusun materi yang

sesuai dengan tingkat pendidikan apabila memberikan edukasi pada kegiatan

posyandu atau kelas ibu.


Berdasarkan hasil penelitian juga didapatkan bahwa mayoritas atau

52,6% ibu hamil yang menjadi responden adalah ibu rumah tangga sedangkan

10,5% petani, 18,4% karyawan swasta, 2,6% PNS, dan 15,8% lain-lain. Hal ini

menunjukkan mayoritas ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kedaloman

adalah ibu rumah tangga yang lebih banyak bertugas mengurus keluarga di

rumah.

Petugas Puskesmas Kedaloman sebaiknya dapat memanfaatkan ini

untuk lebih meningkatkan kesadaran para ibu untuk mau memeriksakan

dirinya ke Posyandu atau Puskesmas serta meningkatkan partisipasi mereka

dalam kegiatan seperti kelas ibu. Tentunya hal ini lebih mudah untuk

dilakukan pada ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga dibandingkan

dengan para ibu yang bekerja. Namun demikian, terdapat sebagian ibu yang

juga bekerja menjadi tantangan untuk para petugas mencari alternatif agar para

ibu bisa tetap memeriksakan kesehatannya sepulang kerja atau pada hari libur

mereka.

2. Analisis Bivariat

Tidak terdapat hubungan yang bermakna yang dianalisis pada

penelitian ini yaitu antara usia dengan pengetahuan tanda bahaya perdarahan

pada ibu hamil, tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan

pengetahuan tanda bahaya perdarahan pada ibu hamil, dan pekerjaan ibu

dengan pengetahuan tanda bahaya perdarahan pada ibu hamil.

Pada analisis hubungan usia ibu hamil dengan pengetahuan perdarahan

didapatkan nilai signifikansi 0,899 (>0,05) sehingga disimpulkan tidak ada

hubungan yang bermakna antara usia dengan pengetahuan ibu hamil mengenai

tanda bahaya perdarahan pada ibu hamil. Hasil lain juga didapatkan pada

hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu hamil

tentang tanda bahaya perdarahan pada ibu hamil dengan nilai signifikansi
0,973 (>0,05) serta tidak ada hubungan pekerjaan dengan tingkat pengetahuan

ibu hamil mengenai tanda bahaya perdarahandengan nilai signifikansi 0,973

(>0,05). Maka dari ketiga data tersebut dapat dikatakantidak ada hubungan

yang bermakna antara usia, pendidikan dan pekerjaan dengan tingkat

pengetahuan tentang tanda bahaya perdarahan pada ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Kedaloman tahun 2018.

Hasil tersebut dapat dipahami karena ada banyak faktor yang

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang selain dari ketiga variabel

dependen pada penelitian ini. Faktor lain yang tidak dianalisis diantaranya

intelegensi, lingkungan, sosial budaya, media informasi, dan pengalaman.

Faktor-faktor tersebut tentunya tidak dapat dilepaskan dari terbentuknya

pengetahuan seseorang sehingga sulit menilai hanya sebagian faktor saja tanpa

memperhatikan faktor lain. Faktor lain ini dapat menjadi bahan untuk diteliti

kembali pengaruhnya terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai tanda

bahaya perdarahan pada ibu hamil di masa mendatang.

Tidak adanya hubungan antara usia, ibu terhadap pengetahuan

mengenai tanda bahaya perdarahan pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas

Kedaloman juga menjadi tantangan tersendiri bagi para petugas. Sehingga

setiap upaya yang dilakukan untuk mengedukasi para ibu sangatlah penting

untuk ditingkatkan tanpa memandang usia, karena ketiga hal tersebut tidak

menentukan tingkat pengetahuan seorang ibu. Usia yang lebih dewasa

bukanlah patokan utama yang mempengaruhi pengetahuan ibu hamil. Maka

upaya yang diberikan tetap harus maksimal tanpa memandang faktor tersebut

walaupun faktor ini tetap mempengaruhi dalam memilih metode pemberian

edukasi yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil.


Selain itu, peneliti juga menyadari kemungkinan adanya bias dalam

penelitian. Baik dari jumlah sampel, pengambilan data sampai pengolahan data

yang dapat mempengaruhi hasil penelitian ini. Oleh karena itu peneliti sangat

mengharapkan masukan dan saran perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih

valid dan untuk mengurangi kemungkinan timbulnya bias dari penelitian

selanjutnya.

Sebaliknya bila ditinjau dari segi tingkat pendidikan dari hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil yang

berpendidikan SMA – PT memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi melebihi

banyaknya responden yang berpendidikan dasar. Begitupun bila ditinjau dari

segi pendidikan, nampak ibu hamil yg memiliki pekerjaan jauh lebih tinggi

pengetahuannya dibanding dengan ibu rumah tangga.

Hal tersebut bisa terjadi karena untuk meningkatkan pengetahuan

seseorang diperlukan pendidikan yang lebih tinggi dan akses informasi dari

banyak pihak. Selain itu dengan memiliki pekerjaan terdapat sumber informasi

baru yang didapat dari rekan kerja sehingga cenderung memiliki tingkat

penegetahuan yang lebih tinggi.

B. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dimana observasi variabel

hanya dilakukan satu kali tanpa melakukan tindak lanjut.

2. Data yang digunakan merupakan data primer yang kualitas datanya sangat

tergantung pada kejujuran responden dalam memberikan informasi dan

keterampilan peneliti dalam menggali informasi melalui wawancara dan

melakukan pengamatan terhadap beberapa variabel independen.

3. Penggunaan kalimat pada kuesioner yang kurang dapat dipahami dengan baik

oleh responden.
BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada 38 ibu

hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kedaloman pada bulan Mei – Juni 2018 dapat

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Responden dalam penelitian ini adalah 38 ibu hamil dengan 25 diantaranya

(65.8%) berusia 18-30 tahun dan sisanya, 13 orang(34.2%) berusia >30 tahun.

2. Jumlah ibu hamil sebagai ibu rumah tanggalebih banyak yaitu sebanyak 20

orang (52.6%). Sementara yang bekerja sebanyak 18 orang (47.4%).

3. Dari 38 responden, sebanyak 20ibu hamil (52.6%) memiliki pendidikan tingkat

SMA dan Perguruan Tinggi, dan sebanyak 18 orang (47.4%) tidak sekolah

hingga tingkat SD dan SMP.

4. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan pengetahuan ibu

hamil tentang tanda bahaya nyeri perut pada kehamilan dengan hasil uji

statistik diperoleh nilai p = 0.899(p value > 0,05).

5. Tdak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis pekerjaandengan

pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya perdarahan pada kehamilan

dengan hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.973(p value >0,05).

6. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikandengan

pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya perdarahan pada kehamilan

dengan hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.973(p value >0,05).


B. Saran

1. Bagi Puskesmas Kedaloman


Diharapkan Puskesmas Kedaloman dapat meningkatkan promosi kesehatan
mengenai tanda-tanda bahaya kehamilan terhadap ibu hamil dan
masyarakat. Responden masih kurang mengerti mengenai bahaya
perdarahanpada ibu hamil. Adapun penyampaian promosi kesehatan
sebaiknya menggunakan cara yang mudah dimengerti seperti gambar.

2. Bagi Ibu Hamil


Bagi ibu hamil agar mencari informasi tentang perdarahan untuk mengenali

tanda bahaya kehamilan yang satu ini. Jika ibu merasakan perdarahan yang

hebat terus menerus dan sakitnya tidak hilang dengan istirahat, maka

sebaiknya ibu memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan demi

keselamatan ibu dan janin.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya


 Agar peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode penelitian yang
lebih baik dari penelitian saat ini.
 Agar peneliti selanjutnya dapat menggumpulkan sampel penelitian
lebih banyak dari penelitian saat ini.
DAFTAR PUSTAKA

Alhafidz, Ahsin W. 2007. Fikih Kesehatan. Cet. 1. Jakarta: Amzah.

Arikunto,S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Cetakan 8. Jakarta: Bumi


Aksara.

Aziz, AH.2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Tekhnik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.

Bandiyah, Siti. 2009. Kehamilan, Persalinan & Gangguan Kehamilan.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Chrisdiono. 2004. Prosedur Tetap Obstetri & Ginekologi. Jakarta: EGC.

Damopoli, Firdayanti dan Ahmad. 2006. Kehamilan. Makassar: Alauddin Press.

Kelly, Liz. 2007. Sembilan Bulan Kehamilan & Kelahiran. Jakarta: Arcan.

Machfoedz, Ircham. 2010. Metodologi Penelitian (Kuantitatif & Kualitatif)


Bidang Kesehatan, Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran. Yogyakarta:
Fitramaya.

Manuaba, IGB. 2002. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Mochtar, R. 2002. Sinopsis Obstetri. Jakarta. EGC: Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta.

Nugroho, Taufan. 2010. Kasus Emergency Kebidanan Untuk Kebidanandan


Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Pantiawati, Ika. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha


Medika.

Saifuddin,AB. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Salmah, S. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.

Sarwono,P. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Sastrawinata, S. 2005. Patologi Ginekologi. Jakarta: EGC.

Shihab, Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati.


Suririnah. 2011. Kehamilan dan Persalinan. http://www.infoibu.com, diakses
tanggal 20 Mei 2012.

Syah, M. 2000. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Jakarta: Rosda.

Varney, Helen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta:EGC.

WHO. 2000. Kartu Menuju Sehat. Jakarta.

Widyastuti,S. 2010. Tanda Bahaya Kehamilan. www.3idanku.com, diakses


tanggal 26 Februari 2010.

Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kandungan. Edisi 2. Cet. V. Jakarta: YBP-SP.


LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawahini:

Nama :

Umur :

Bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukanoleh:

Dokter Internsip Puskesmas Kedaloman

Selain mendapatkan penjelasan mengenai penelitian ini saya mengerti segala


informasi penelitian ini akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian. Maka saya bersedia dengan suka rela dan tanpa paksaan
dari siapapun untuk menjadi responden penelitian yang berjudul “Gambaran
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Di Wilayah
Kerja Puskesmas Kedaloman Tahun2018”

Tanggamus, 2018

(Responden)
KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA


BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDALOMAN
TAHUN 2018

No.Kuesioner :
Tanggal :

A. Karakteristik Responden
Nama Responden
Tanggal Lahir / Usia ...../...../..... .....tahun
Pekerjaan ( ) IRT ( ) Karyawan Swasta ( ) Lain-lain
( ) Petani ( ) PNS
Pendidikan Terakhir ( ) Tidak Sekolah ( ) SD ( ) SMP
( ) SMA ( ) SARJANA
No. HP
Aalamat

B. Pertanyaan tentang Tanda BahayaKehamilan


Berilah tandacheck ( √ ) pada kolom jawaban yang tersediadengan
memperhatikan kriteria dibawah ini:
“ Ya “ = Bila pernyataan benar, “ Tidak “ = Bila pernyataan salah

No. Pernyataan Ya Tidak


1. Pada masa awal kehamilannya, ibu mungkin akan
mengalami perdarahan yang sedikit (perdarahan
implantasi) dan ini normal terjadi.
2. Perdarahan pada kehamilan merupakan tanda bahaya
kehamilan.
3. Perdarahan pervaginam yang banyak dan sering
merupakan gejala awal terjadinyaabortus.
4. Perdarahan pervaginam yang banyak dan sering terjadi
pada kehamilan tidak perlu mendapat penanganan medis.

5. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang


serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak
hilang dengan beristirahat.
6. Sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang
dengan istirahat dalam kehamilan bukan merupakan
tanda bahaya kehamilan.
7. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan tidak akan
mengganggu kondisi kesehatan ibu dan janin.
8. Sakit kepala yang hebat cukup diatasi dengan minum
obat sakit kepala dan tidak perlu ke dokter.
9. Kejang biasanya didahului oleh gejala-gejala sakit
kepala,mual,nyeri ulu hati hingga muntah.
10. Kejang merupakan salah satu tanda bahaya kehamilan.

11. Kejang merupakan kondisi yang wajar dialami ibu


hamil.
12. Ibu hamil yang mengalami kejang tidak perlu
mendapat perawatan yang intensive.
13. Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5
atau ke-6.
14. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam.
15. Kurangnya gerakan janin biasanya pengaruh dari
kondisi ibu, nutrisi, dan trauma saathamil.
16. Dengan berkurang atau menghilangnya gerak janin dapat
menjadi pertanda bahwa terjadi gawat janin.
17. Nyeri perut hebat selama kehamilan adalah normal.

18. Nyeri perut yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan
istirahat dapat mengancam keselamatan ibu dan janin.
19. Nyeri perut yang hebat cukup diatasi dengan minum
obat sakit perut.
20. Nyeri perut yang hebat bisa merupakan gejala awal
terjadinya abortus atau kehamilan di luar kandungan
(Kehamilan Ektopik Terganggu).
21. Bengkak (oedema) pada wajah dan kaki yang menetap
dan tidak hilang dengan istirahat disertai tekanan darah
tinggi merupakan salah satu tanda bahaya kehamilan
22. Hampir separuh dari ibu-ibu hamil akan mengalami
bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul
pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat
atau dengan meninggikan kaki lebih tinggi daripada
kepala.
23. Apabila ibu hamil mengalami bengkak (oedema) pada
wajah dan kaki, maka perlu mengurangi mengkonsumsi
makanan yang mengandung banyak garam.
24. Bengkak (oedema) pada wajah dan kaki yang menetap
selama kehamilan disertai tekanan darah tinggitidak
perlu mendapatkan penanganan dokter.
25. Ibu menderita demam dengan suhu > 38 C dalam
kehamilan merupakan suatu masalah.
26. Demam tinggi bukan merupakan gejala adanya infeksi
dalam kehamilan.
27. Demam tinggi yang dialami ibu hamil merupakan salah
satu tanda bahaya kehamilan.
28. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan,persalinan dan
masa nifas sehingga ibu mengalami demam tinggi.
29. Pada sepanjang masa kehamilan, ibu hamil akan
mengalami mual dan muntah berlebihan.

30. Mual dan muntah terus menerus sampai ibu lemah dan
tidak dapat bangun akan membahayakan keadaan ibu
dan janin.
31. Mual muntah berlebihan dan ibu tidak bisa makan, tidak
akan menyebabkan dehidrasi.
32. Ibu yang mengalami mual muntah berlebih perlu
dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan “ cairan
pengganti“.

33. Penglihatan tiba-tiba kabur dan berbayang, penglihatan


ganda, seperti melihat titik-titik atau cahaya disertai
sakit kepala hebat merupakan tanda bahaya kehamilan.
34. Perubahan penglihatan disertai sakit kepala yang hebat
dapat diatasi dengan memakai kaca mata dan tidak
perlu ke dokter.
35. Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang
mengancam jiwa misalnya pandangan kabur tiba-tiba
atau terbayang dan disertai sakit kepala yang hebat.
36. Perubahan penglihatan ringan (minor) adalah normal.

37. Jika keluar cairan ibu tidak terasa, berbau amis dan
warna putih keruh berarti yang keluar adalah air
ketuban.
38. Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum
proses persalinan berlangsung.
39. Ketuban Pecah dini tidak menyebabkan infeksi.

40. Ketuban pecah Dini dapat menyebabkan terjadinya


gawat janin.
CROSSTABS /TABLES=USIA BY skor /FORMAT=AVALUE TABLES /STATISTICS=CHISQ
CC RISK /CELLS=COUNT ROW /COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

Notes

Output Created 30-Jun-2018 16:35:07

Comments

Input Data D:\app\minipro.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 38


File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all


the cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS
/TABLES=USIA BY skor
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ CC RISK
/CELLS=COUNT ROW
/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 0:00:00.046

Elapsed Time 0:00:00.041

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

[DataSet1] D:\app\minipro.sav
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

USIA * skor 38 100.0% 0 .0% 38 100.0%

USIA * skor Crosstabulation

skor

tahu tidak tahu Total

USIA 18-30 Count 14 11 25

% within USIA 56.0% 44.0% 100.0%

>30 Count 7 6 13

% within USIA 53.8% 46.2% 100.0%

Total Count 21 17 38

% within USIA 55.3% 44.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .016a 1 .899

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .016 1 .899

Fisher's Exact Test 1.000 .584

Linear-by-Linear Association .016 1 .901

N of Valid Cases 38

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,82.

b. Computed only for a 2x2 table


Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .021 .899

N of Valid Cases 38

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for USIA (18-30 / 1.091 .284 4.193


>30)

For cohort skor = tahu 1.040 .564 1.917

For cohort skor = tidak tahu .953 .457 1.988

N of Valid Cases 38

CROSSTABS /TABLES=KL_PDK BY skor /FORMAT=AVALUE TABLES /STATISTICS=CHISQ


CC RISK /CELLS=COUNT ROW /COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

Notes

Output Created 30-Jun-2018 16:35:45

Comments

Input Data D:\app\minipro.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 38


File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all


the cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.
Syntax CROSSTABS
/TABLES=KL_PDK BY skor
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ CC RISK
/CELLS=COUNT ROW
/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 0:00:00.031

Elapsed Time 0:00:00.062

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

[DataSet1] D:\app\minipro.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

KL_PDK * skor 38 100.0% 0 .0% 38 100.0%

KL_PDK * skor Crosstabulation

skor

tahu tidak tahu Total

KL_PDK Tidak Sekolah, SD, SMP Count 10 8 18

% within KL_PDK 55.6% 44.4% 100.0%

SMA dan PT Count 11 9 20

% within KL_PDK 55.0% 45.0% 100.0%

Total Count 21 17 38

% within KL_PDK 55.3% 44.7% 100.0%


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .001a 1 .973

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .001 1 .973

Fisher's Exact Test 1.000 .615

Linear-by-Linear Association .001 1 .973

N of Valid Cases 38

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,05.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .006 .973

N of Valid Cases 38

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for KL_PDK 1.023 .284 3.681


(Tidak Sekolah, SD, SMP /
SMA dan PT)

For cohort skor = tahu 1.010 .570 1.791

For cohort skor = tidak tahu .988 .486 2.005

N of Valid Cases 38

CROSSTABS /TABLES=KL_PKJ BY skor /FORMAT=AVALUE TABLES /STATISTICS=CHISQ


CC RISK /CELLS=COUNT ROW /COUNT ROUND CELL.
Crosstabs

Notes

Output Created 30-Jun-2018 16:36:11

Comments

Input Data D:\app\minipro.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 38


File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all


the cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS
/TABLES=KL_PKJ BY skor
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ CC RISK
/CELLS=COUNT ROW
/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 0:00:00.000

Elapsed Time 0:00:00.015

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

[DataSet1] D:\app\minipro.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent


Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

KL_PKJ * skor 38 100.0% 0 .0% 38 100.0%

KL_PKJ * skor Crosstabulation

skor

tahu tidak tahu Total

KL_PKJ IRT Count 11 9 20

% within KL_PKJ 55.0% 45.0% 100.0%

Petani, Wiraswasta, PNS, Count 10 8 18


Lain-lain
% within KL_PKJ 55.6% 44.4% 100.0%

Total Count 21 17 38

% within KL_PKJ 55.3% 44.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .001a 1 .973

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .001 1 .973

Fisher's Exact Test 1.000 .615

Linear-by-Linear Association .001 1 .973

N of Valid Cases 38

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,05.

b. Computed only for a 2x2 table


Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .006 .973

N of Valid Cases 38

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for KL_PKJ (IRT / .978 .272 3.519


Petani, Wiraswasta, PNS,
Lain-lain)

For cohort skor = tahu .990 .558 1.755

For cohort skor = tidak tahu 1.013 .499 2.056

N of Valid Cases 38

Anda mungkin juga menyukai