Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

“SISTEM KESEHATAN NASIONAL”

OLEH
KELOMPOK 1

 Ni Luh Made Desi Ratih (P07120016010)


 Ni Kadek Rai Dwijayanti (P07120016081)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sang Hyang
Widhi Wasa, karena atas berkat rahmat beliau penulis mampu menyelesaikan tugas
“Keperawatan Primer” dengan membahas tentang “Sistem Kesehatan Nasional”
dalam bentuk makalah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini,tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapakselaku pembimbing yang telah memberikan penulis tugas, serta
petunjuk kepada penulis. Sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan
tugas.
2. Orang tua yang juga turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai
kesulitan sehinga tugas ini selesai.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pikiran bagi
pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai.Sekian dan terima kasih.
“Om Santi Santi Santi Om”

Denpasar, 4 September 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................2

1.3 Tujuan...................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3

2.1 Sistim Kesehatan Nasional...................................................................................................3

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................33

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................33

3.2 Saran...................................................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................34

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi
satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya.
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan, kelompok, keluarga ataupun masyarakat (Asrul Aswar, 1996).
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang
dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur.
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling
memelihara.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas , dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut
:

1. Bagaimanakah Sistim Kesehatan Nasional?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang Sistim Kesehatan Nasional

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistim Kesehatan Nasional

A. Pengertian
 Sistem kesehatan nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kemampuan mencapai derajat kesehatan yang
optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yahg dimaksud dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Sistem Kesehatan Nasional (SKN, 1982)
 Sistem kesehatan adalah kumpulan dari berbagai factor kompleks dan saling
berhubungan yang terdapat dalam suatu Negara, yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan dan tuntutan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun
masyarakat pada setiap saat yang dibutuhkan. WHO (1984)
 Sistem kesehatan nasional (SKN) bentuk & cara penyelenggaraan kesehatan yang
diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya (Perpres 72/2012Pasal 1 dan 2)
 Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai
Upaya Bangsa Indonesia secara terpadu & saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai
perwujudan kesejahteraan umum
seperti dimaksud didalam
Pembukaan UUD 1945 (Depkes RI; 2004)
 Sistem kesehatan Nasional Adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai
upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagian perwujudan kesejahteraan
umum seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 Pada hakikatnya.

2
 SKN adalah juga merupakan wujud dan sekaligus metode penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, yang memadukan berbagai upaya Bangsa Indonesia
dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan.
 Sistim Kesehatan Nasional adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan
oleh semua komponen Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung
guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
 Sistem Kesehatan ialah semua kegiatan yang secara bersama-sama diarahkan
untuk mencapai tujuan utama berupa peningkatan & pemeliharaan kesehatan.
Adapun tujuan yang dimaksud adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, merespon harapan-harapan/ kebutuhan-kebutuhan masyarakat sesuai
harga diri & hak azasi manusia (kepedulian) serta memberikan perlindungan
finansial bagi masyarakat terhadap kemungkinan biaya kesehatan (keadilan dalam
pembiayaan) WHO, (2000)

B. Landasan SKN
1) Landasan idil : Pancasila
2) Landasan konstitusional : UUD 1945, khususnya :
a. Pasal 28 A; setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya
b. Pasal 28 B ayat (2); setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh dan berkembang
c. Pasal 28 C ayat (1); setiap orang berhak mengembangkan diri
melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat
pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia
d. Pasal 28 H ayat (1); setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan, dan ayat (3); setiap orang berhak atas jaminan sosial

3
yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai
manusia yang bermartabat
e. Pasal 34 ayat (2); negara mengembangkan sistem jaminan sosial
bagi seluruh rakyat dan memperdayakan masyarakat yang lemah
dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan, dan ayat
(3); negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

C. Prinsip Dasar Pembangunan Kesesehatan

Sesuai dengan UU 17/2007 RPJPN 2005-2025, pembangunan kesehatan


diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat
terwujud. Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan dan SKN, mendasar pada
aspek:
1. Perikemanusiaan
2. Pemberdayaan dan Kemandirian
3. Adil dan merata
4. Pengutamaan dan Manfaat
5. HAM
6. Sinergisme & Kemitraan yang Dinamis
7. Komitmen dan Tata Kepemerintahan yang Baik
8. Dukungan regulasi
9. Antisipatif dan Pro Aktif
10. Responsif Gender
11. Kearifan local

D. Tujuan Sistim Kesehatan Nasional


Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi
bangsa, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah secara sinergis, berhasil guna
dan berdaya guna, sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.

4
E. Kedudukan Sistim Kesehatan Nasional
1. Suprasistem SKN
Suprasistem SKN adalah Sistem Penyelenggaraan Negara. SKN bersama dengan
berbagai subsistem lain, diarahkan untuk mencapai Tujuan Bangsa Indonesia
seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap
Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
social.
2. Kedudukan SKN terhadap Sistem Nasional lain
Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang tidak hanya
menjadi tanggungjawab sektor kesehatan, melainkan juga tanggungjawab dari
berbagai sektor lain terkait yang terwujud dalam berbagai bentuk sistem nasional.
Dengan demikian, SKN harus berinteraksi secara harmonis dengan berbagai
sistem nasional tersebut, seperti :
a. Sistem Pendidikan Nasional
b. Sistem Perekonomian Nasional
c. Sistem Ketahanan Pangan Nasional
d. Sistem Hankamnas, dan
e. Sistem-sistem nasional lainnya
Dalam keterkaitan dan interaksinya, SKN harus dapat mendorong kebijakan dan
upaya dari berbagai sistem nasional sehingga berwawasan kesehatan.Dalam arti
sistem-sistem nasional tersebut berkontribusi positif terhadap keberhasilan
pembangunan kesehatan.
3. Kedudukan SKN terhadap Penyelenggaraan
Pembangunan Kesehatan di Daerah, SKN merupakan acuan bentuk dan cara
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah.
4. Kedudukan SKN terhadap berbagai system kemasyarakatan termasuk swasta
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan olehdukungan sistem
nilai dan budaya masyarakat yang secarabersama terhimpun dalam berbagai sistem
kemasyarakatan.SKN merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan
yangdipergunakan sebagai acuan utama dalam mengembangkanperilaku dan
lingkungan sehat serta berperan aktif masyarakatdalam berbagai upaya kesehatan.

5
F. Prinsip Dasar Sistim Kesehatan Nasional
Prinsip dasar adalah norma, nilai, dan aturan pokok yang bermakna dari falsafah
dan budaya Bangsa Indonesia, yang dipergunakan sebagai acuan berfikir dan
bertindak. Terdapat 7 (tujuh) Prinsip Dasar SKN, dengan penekanan pada masing-
masing uraian sebagai berikut:
1) Perikemanusiaan
Terabaikannya pemenuhan kebutuhan kesehatan adalah bertentangan dengan
prinsip kemanusiaan.
2) Hak Azasi Manusia
Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah
hak azasi manusia, tanpa membedakan antara golongan, suku, agama, dan status
sosial ekonomi.
3) Adil dan merata
Pelayanan kesehatan harus merata, bermutu, dan terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat secara ekonomi dan geografi.
4) Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat
Kesehatan merupakan tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun
masyarakat dan perorangan (individu).
5) Kemitraan
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan menggalang kemitran yang
dinamis dan harmonis antara pemerintah dan masyarakat termasuk swasta
6) Pengutamaan dan manfaat
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan lebih mengutamakan
kepentingan umum daripada kepentingan golongan dan perorangan. Pemanfaatan
iptek dalam pembangunan kesehatan.
7) Tata kepemerintahan yang baik
Pembangunan kesehatan diselenggarakan secara demokratis, berkepastian hukum,
terbuka, rasional/profesional, bertanggung jawab dan bertanggung gugat.

6
G. Subsistem Sistim Kesehatan Nasional
1. Subsistem Upaya Kesehatan
a. Pengertian
Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya kesehatan masyarakat
(UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
b. Tujuan
Adalah terselenggaranya upaya kesehatan yang tercapai (accessible),
terjangkau (affordable), dan bermutu (quality) untuk menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
c. Unsur-unsur utama
Terdiri dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya
kesehatan perorangan (UKP):
1) UKM adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.
UKM mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan,
pemberantasan penyakit menular, penyehatan lingkungan, dan penyediaan
sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pengamanan sediaan farmasi dan
alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif (bahan tambahan makanan)
dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat
adiktif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan
kemanusiaan.
2) UKP adalah setiap kegiatan yg dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan UKP mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan
penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan
pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. Dalam UKP juga

7
termasuk pengobatan tradisional dan alternatif serta pelayanan kebugaran fisik
dan kosmetika.
d. Prinsip
1) Berkesinambungan dan paripurna
2) Bermutu, aman dan sesuai kebutuhan
3) Adil dan merata
4) Non diskriminatif
5) Terjangkau
6) Teknologi tepat guna
7) Bekerja dalam tim secara cepat dan tepat
e. Bentuk pokok
1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
a. UKM strata pertama
UKM strata pertama adalah UKM tingkat dasar, yaitu yang mendayagunakan
ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada
masyarakat.
Ujung tombak penyelenggara UKM strata pertama adalah Puskesmas yang
didukung secara lintas sektor dan di dirikan sekurang-kurangnya satu di setiap
kecamatan. Puskesmasbertanggungjawab atas masalah kesehatan di wilayah
kerjanya.Tiga fungsi utama Puskesmas :
(1) pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,
(2) pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dan
(3) pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar
Sekurang-kurangnya ada enam jenis pelayanan tingkat dasar yang harus
dilaksanakan oleh Puskesmas, yakni promosi kesehatan; kesehatan ibu dan
anak, dan keluarga berencana; perbaikan gizi; kesehatan lingkungan;
pemberantasan penyakit menular; dan pengobatan dasar.
Peran aktif masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan UKM strata
pertama diwujudkan melalui berbagai upaya yang dimulai dari diri sendiri,
keluarga sampai dengan upaya kesehatan bersama yang bersumber
masyarakat (UKBM). Saat ini telah berhasil dikembangkan berbagai bentuk
UKBM, seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa, Pos Upaya Kesehatan
Kerja, Dokter Kecil dalam Usaha Kesehatan Sekolah.
b. UKM strata kedua
UKM strata kedua adalah UKM tingkat lanjutan, yaitu yang mendayagunakan
ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik yang ditujukan kepada

8
masyarakat.Penanggungjawab UKM strata kedua adalah Dinkes Kab/Kota
yang didukung secara lintas sektor.Dinkes Kab/Kota mempunyai dua fungsi
utama, yaitu fungsi manajerial dan fungsi teknis kesehatan.Fungsi manajerial
mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan
pertanggungjawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Kab/Kota.
Fungsi teknis kesehatan mencakup penyediaan pelayanan kesehatan
masyarakat untuk lanjutan, yakni dalam rangka melayani kebutuhan rujukan
Puskesmas.Untuk dapat melaksanakan fungsi teknis kesehatan, Dinkes
Kab/Kota dilengkapi dengan berbagai unit pelaksana teknis seperti : unit
pencegahan dan pemberantasan penyakit; promosi kesehatan; pelayanan
kefarmasian; kesehatan lingkungan; perbaikan gizi; dan kesehatan ibu, anak,
dan Keluarga Berencana.
Unit-unit tersebut disamping memberikan pelayanan langsung juga membantu
Puskesmas dalam bentuk pelayanan rujukan kesehatan masyarakat. Rujukan
kesehatan masyarakat adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas
masalah kesehatan masyarakat yang dilakukan secara timbal balik, baik
vertikal maupun horizontal. Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas
tiga aspek : rujukan sarana, rujukan teknologi dan rujukan operasional
c. UKM strata ketiga
UKM strata ketiga adalah UKM tingkat unggulan, yaitu yang
mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan subspesialistik
yang ditujukan kepada masyarakat.Penanggungjawab UKM strata ketiga
adalah Dinkes Provinsi dan Depkes yang didukung secara lintas sektor.Dinkes
Provinsi dan Depkes mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi manajerial dan
fungsi teknis kesehatan.
Fungsi manajerial mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian,
serta pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di provinsi/nasional.Fungsi teknis kesehatan mencakup penyediaan
pelayanan kesehatan masyarakat untuk unggulan, yakni dalam rangka
melayani kebutuhan rujukan dari Kab/Kota dan Provinsi.

9
Dalam melaksanakan fungsi teknis kesehatan, Dinaskesehatan Provinsi dan
Depkes perlu didukung oleh berbagai pusat unggulan yang dikelola oleh
sektor kesehatan dan sektor pembangunan lainnya. Contoh pusat unggulan
adalah Institut Gizi Nasional, Institut Penyakit Infeksi Nasional, dll.Pusat
unggulan ini disamping menyelenggarakan pelayanan langsung juga
membantu Dinkes dalam bentuk pelayanan rujukan kesehatan.
2. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
1) UKP strata pertama
UKP strata pertama adalah UKP tingkat dasar, yaitu yg mendayagunakan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yg ditujukan kepada
perorangan.Penyelenggara UKP strata pertama adalah pemerintah,
masyarakat, dan swasta yang diwujudkan melalui berbagai bentuk pelayanan
profesional, seperti praktik bidan, praktik perawat, dll.
UKP strata pertama oleh pemerintah juga diselenggarakan oleh
Puskesmas.Dengan demikian Puskesmas memiliki dua fungsi pelayanan,
yakni pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan
perorangan.Untuk meningkatkan cakupan, Puskesmas dilengkapi denngan
Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Pondok Bersalin Desa, dan Pos
Obat Desa. Pondok Bersalin Desa dan Pos Obat Desa termasuk sarana
kesehatan bersumber masyarakat.
Pelayanan pengobatan tradisional dan alternatif yang diselenggarakan secara
ilmiah telah terbukti keamanan dan khasiatnya, serta pelayanan kebugaran
fisik dan kosmetika termasuk UKP strata pertama.
UKP strata pertama didukung oleh berbagai pelayanan penunjang seperti toko
obat dan apotek (dengan kewajiban menyediakan obat esensial generik),
laboratorium klinik, dan optik.Untuk menjamin dan meningkatkan mutu UKP
strata pertama perlu dilakukan berbagai program kendali mutu, baik yang
bersifat prospektif meliputi lisensi, sertifikasi, dan akreditasi, maupun yang
bersifat konkuren ataupun retrospektif seperti gugus kendali mutu.
Untuk masa mendatang, apabila sistem jaminan kesehatan nasional telah
berkembang, pemerintah tidak lagi menyelenggarakan UKP strata pertama
melalui Puskesmas. Penyelenggara UKP strata pertama akan diserahkan

10
kepada masyarakat dan swasta dengan menerapkan konsep dokter keluarga,
kecuali di daerah yang sangat terpencil masih dipadukan dengan pelayanan
Puskesmas
2) UKP strata kedua
UKP strata kedua adalah UKP tingkat lanjutan, yaitu yang mendayagunakan
ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik yang ditujukan kepada
perorangan.Penyelenggara UKP strata kedua adalah pemerintah, masyarakat,
dan swasta yang diwujudkan dalam bentuk praktik dokter spesialis, praktik
dokter gigi spesialis, klinik spesialis, balai pengobatan penyakit paru-paru
(BP4), balai kesehatan mata masyarakat (BKMM), balai kesehatan jiwa
masyarakat (BKJM), rumah sakit kelas C dan B non pendidikan milik
pemerintah (termasuk TNI/POLRI dan BUMN), dan rumah sakit swasta.
Berbagai sarana pelayanan tersebut disamping memberikan pelayanan
langsung juga membantu sarana UKP strata pertama dalam bentuk pelayanan
rujukan medik.Pelayanan rujukan medik adalah pelimpahan wewenang dan
tanggungjawab atas kasus penyakit yang dilakukan secara timbal balik, baik
secara vertikal maupun horizontal. Rujukan medik terdiri dari tiga aspek,
yaitu : rujukan kasus, rujukan ilmu pengetahuan, serta rujukan bahan-bahan
pemeriksaan laboratorium.
UKP strata kedua juga didukung oleh berbagai pelayanan penunjang seperti
apotek, laboratorium klinik, dan optik.Untuk meningkatkan mutu perlu
dilakukan berbagai bentuk program kendali mutu penyakit paru-paru (BP4),
balai kesehatan mata masyarakat (BKMM), balai kesehatan jiwa masyarakat
(BKJM), rumah sakit kelas C dan B non pendidikan milik pemerintah
(termasuk TNI/POLRI dan BUMN), dan rumah sakit swasta.Berbagai sarana
pelayanan tersebut disamping memberikan pelayanan langsung juga
membantu sarana UKP strata pertama dalam bentuk pelayanan rujukan medik.

3) UKP strata ketiga

11
UKP strata ketiga adalah UKP tingkatunggulan, yaitu yang mendayagunakan
ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan subspesialistik yang ditujukan
kepada perorangan. Penyelenggara UKP strata ketiga adalah pemerintah,
masyarakat, dan swasta yang diwujudkan dalam bentuk praktik dokter
spesialis konsultan, praktik dokter gigi spesialis konsultan, klinik spesialis
konsultan, rumah sakit kelas B pendidikan dan kelas A milik pemerintah
(termasuk TNI/POLRI dan BUMN), serta rumah sakit khusus dan rumah sakit
swasta.
Berbagai sarana pelayanan tersebut disamping memberikan pelayanan
langsung juga membantu sarana UKP strata kedua, UKP strata ketiga juga
didukung oleh berbagai pelayanan penunjang seperti apotek, laboratorium
klinik,dan optik.Untuk menghadapi persaingan global, UKP strata ketiga perlu
dilengkapi dengan beberapa pusat pelayanan unggulan nasional, seperti pusat
unggulan jantung nasional, pusat unggulan kanker nasional, pusat
penanggulangan stroke nasional, dan sebagainya.Untuk meningkatkan mutu
perlu dilakukan berbagai bentuk program kendali mutu.

12
2. Subsistem Pembiayaan kesehatan
a. Pengertian
Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya penggalian, pengalokasian,
dan pembelanjaan sumberdaya keuangan secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
b. Tujuan
Tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi,
teralokasi secara adil dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya
guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
c. Unsur – unsur Utama
Subsistem pembiayaan kesehatan terdiri dari tiga unsur utama, yakni
pengendalian dana, alokasi dana, dan pembelanjaan.
1. Penggalian dana adalah kegiatan menghimpun dana yang diperlukan
untuk penyelenggaraan upaya kesehatan dan atau pemeliharaan kesehatan
2. Alokasi dana adalah penetapan peruntukan pemakaian dana yang telah
berhasil dihimpun, baik yang bersumber dari pemerintah, masyarakat, maupun
swasta
3. Pembelanjaan adalah pemakaian dana yang telah dialokasikan dalam
anggaran pendapatan dan belanja sesuai dengan peruntukannya dan atau
dilakukan melalui jaminan pemeliharaan kesehatan wajib atau sukarela
d. Prinsip
1. Jumlah dana untuk kesehatan harus cukup tersedia dan dikelola secara
berdaya guna, adil, dan berkelanjutan yang didukung oleh transparansi dan
akuntabilitas
2. Dana pemerintah diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan bagi masyarakat rentan dan
keluarga miskin
3. Dana masyarakat diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan
perorangan yang terorganisir, adil, berhasil guna dan berdaya guna melalui

13
jaminan pemeliharaan kesehatan baik berdasarkan prinsip solidaritas sosial
yang wajib maupun sukarela, yang dilaksanakan secara bertahap
4. Pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan diupayakan
melalui penghimpunan secara aktif dana sosial untuk kesehatan (misal : dana
sehat) atau memanfaatkan dana masyarakat yang telah terhimpun (misal :
dana sosial keagamaan) untuk kepentingan kesehatan.

e. Bentuk Pokok
1. Penggalian dana
a) Pengendalian dana untuk UKM
1. Sumber dana untuk UKM terutama berasal dari pemerintah baik pusat
maupun daerah, melalui pajak umum, pajak khusus, bantuan dan pinjaman,
serta berbagai sumber lainnya
2. Sumber dana lain untuk upaya kesehatan masyarakat adalah swasta serta
masyarakat.
3. Sumber dari swasta dihimpun dengan menerapkan prinsip public private
partnership yang didukung dengan pemberian insentif, misalnya keringanan
pajak untuk setiap dana yang disumbangkan
4. Sumber dana dari masyarakat dihimpun secara aktif oleh masyarakat
sendiri guna membiayai upaya kesmas, misalnya dalam bentuk dana sehat,
atau dilakukan secara pasif, yakni menambahkan aspek kesehatan dalam
rencana pengeluaran dari dana yang sudah terkumpul di masyarakat, misalnya
dana sosial keagamaan
b) Penggalian dana untuk UKP
Sumber dana untuk UKP berasal dari masing-masing individu dalam satu
kesatuan keluarga. Bagi masyarakat rentan dan keluarga miskin, sumber
dananya berasal dari pemerintah melalui mekanisme jaminan pemeliharaan
kesehatan wajib.
2. Pengalokasian Dana
a) Alokasi dana dari pemerintah
Alokasi dana yang berasal dari pemerintah untuk UKM dan UKP dilakukan
melalui penyusunan anggaran pendapatan dan belanja, baik pusat maupun
daerah, sekurangkurangnya 5% dari PDB atau 15% dari total anggaran
pendapatan dan belanja setiap tahunnya.

14
b) Alokasi dana dari masyarakat
1. Alokasi dana yang berasal dari masyarakat untuk UKM dilaksanakan
berdasarkan asas gotong royong sesuai dengan kemampuan.
2. Sedangkan untuk UKP dilakukan melalui kepesertaan dalam program
jaminan pemeliharaan kesehatan wajib dan atau sukarela.

c) Pembelanjaan :
1. UKM : Pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan public private
partnership.
2. UKM dan UKP : Pembiayaan dari Dana Sehat dan Dana Sosial.
3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Wajib : Pembelanjaan untuk
pemeliharaan kesmas rentan dan gakin. Untuk keluarga mampu melalui
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Wajib dan atau sukarela.
4. Dimasa mendatang : biaya kesehatan dari pemerintah secara bertahap
digunakan seluruhnya untuk pembiayaan UKM dan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan masyarakat rentan dan gakin.

3. Subsistem SDM Kesehatan


a. Pengertian
Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan, pendidikan
dan pelatihan, serta pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan
saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesahatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja
secara aktif dan profesional di bidang kesehatan, baik yang memiliki
pendidikan formal kesehatan maupun tidak, yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.
b. Tujuan
Tersedianya tenaga kesehatan yang bermutu secara mencukupi, terdistribusi
secara adil, serta termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna, untuk
menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
c. Unsur – unsur Utama

15
1. Perencanaan tenaga kesehatan : upaya penetapan jenis, jumlah, dan
kualifikasi tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan
kesehatan
2. Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan : upaya pengadaan tenaga
kesehatan sesuai dengan jenis, jumlah, dan kualifikasi yang telah
direncanakan serta peningkatan kemampuan sesuai dengan kebutuhan
pembangunan kesehatan
3. Pendayagunaan tenaga kesehatan : upaya pemerataan, pemanfaatan,
pembinaan, dan pengawasan tenaga kesehatan
d. Prinsip
1. Pengadaan tenaga kesehatan : jumlah, jenis dan kualifikasi tenaga
kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan kesehatan serta
dinamika pasar di dalam dan luar negeri
2. Pendayagunaan tenaga kesehatan memperhatikan asas pemerataan
pelayanan kesehatan serta kesejahteraan dan keadilan bagi tenaga kesehatan
3. Pembinaan tenaga kesehatan diarahkan pada penguasaan ilmu dan
teknologi serta pembentukan moral dan akhlak sesuai dengan ajaran agama
dan etika profesi yang diselenggarakan secara berkelanjutan
4. Pengembangan karir dilaksanakan secara objektif, transparan,
berdasarkan prestasi kerja, dan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan
kesehatan secara nasional
e. Bentuk Pokok
1. Perencanaan tenaga Kesehatan
a) Kebutuhan baik jenis, jumlah maupun kualifikasi tenaga kesehatan
dirumuskan dan ditetapkan oleh pemerintah pusat berdasarkan masukan dari
Majlis Tenaga Kes yang dibentuk di pusat dan propinsi
b) Majlis Tenaga Kesehatan : badan otonomi yang dibentuk oleh Mentri
Kesehatan di pusat serta oleh Gubernur di propinsi dengan susunan
keanggotaan tanda tangan wakil berbagai pihak terkait, termasuk wakil
konsumen dan tokoh masyarakat
2. Pendidikan dan pelatihan tenaga kes
a) Standar pendidikan vokasi, sarjana dan profesi tingkat Pertama ditetapkan
oleh asosiasi institusi pendidikan tenaga kesehatan yang bersangkutan. Dan

16
diselenggarakan oleh institusi pendidikan tenaga kesehatan yang telah
diakreditasi oleh asosiasi yang bersangkutan.
b) Standar pendidikan profesi tingkat Lanjutan ditetapkan oleh kolegium
profesi yang bersangkutan dan diselenggarakan oleh institusi pendidikan dan
institusi pelayanan kesehatan yang telah diakreditasi oleh kolegium yang
bersangkutan
c) Standar pelatihan tenaga kesehatan ditetapkan oleh organisasi profesi
yang bersangkutan
d) Pendirian institusi pendidikan dan pembukaan program pendidikan harus
memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan dan produksi tenaga
kesehatan yang bersangkutan.
e) Pendirian institusi pendidikan dan pembukaan program pendidikan untuk
tenaga kesehatan yang dibutuhkan oleh pembangunan kesehatan, tetapi belum
diminati oleh swasta, menjadi tanggungjawab pemerintah.
3. Pendayagunaan tenaga kes
a) Penempatan tenaga kesehatan di sarana pelayanan kesehatan milik
pemerintah dilakukan dengang sistem kontrak kerja, yang diselenggarakan
atas dasar kesepakatan secara suka rela antara kedua belah pihak
b) Penempatan PNS sesuai dengan kebutuhan, diselenggarakan dalam
rangka mengisi formasi peg. pusat dan peg. daerah, serta formasi tenaga
kesehatan strategis, yaitu peg. Pusat yang dipekerjakan daerah.
c) Penempatan tenaga kesehatan di sarana pelayanan kesehatan milik swasta
di dalam negeri, diselenggarakan oleh sarana pelayanan kesehatan milik
swasta yang bersangkutan melalui koordinasi dengan pemerintah
d) Penempatan tenaga kesehatan di sarana pelayanan kesehatan di luar
negeri, diselenggarakan oleh suatu lembaga yangg dibentuk khusus dengan
tugas mengkoordinasikan pendayagunaan tenaga kesehatan ke luar negeri
e) Pendayagunaan tenaga kes WNI lulusan luar negeri, didahului degan
program adaptasi yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan yang telah
diakreditasi oleh organisasi profesi yang bersangkutan
f) Pendayagunaan tenaga kesehatan asing dilakukan setelah tenaga kes asing
tersebut memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh organisasi profesi yang
bersangkutan

17
g) Pembinaan dan pengawasan praktik profesi dilakukan melalui sertifikasi,
registrasi, uji kompetensi, dan pemberian lisensi Sertifikasi : institusi
pendidikan Registrasi : komite regsitrasi tenaga kesehatan Uji kompetensi :
masing-masing organisasi profesi Pemberian lisensi : pemerintah
h) Dalam pembinaan dan pengawasan tenaga kesehatan diberlakukan
peraturan perundang-undangan, hukum tidak tertulis, etika profesi
i) Pendayagunaan tenaga masyarakat di bidang kes dilakukan secara serasi
dan terpadu oleh pemerintah dan masyarakat. Pemberian kewenangan dalam
teknis kesehatan kepada tenaga masyarakat dilakukan dilakukan sesuai
keperluan dan kompetensinya.
4. Subsistem Sediaan Farmasi,Alat Kesehatan dan Makanan (Obat dan
Perbekalan Kesehatan)
a. Pengertian
Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya yang menjamin
ketersediaan, pemerataan, serta mutu obat dan perbekalan kesehatan secara
terpadu dan saling mendukung dalam rangka tercapainya derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.Perbekalan kesehatan adalah semua bahan selain obat
dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
b. Tujuan
Tersedianya obat dan perbekalan kesehatan yang aman, bermutu dan
bermanfaat, serta terjangkau oleh masyarakat untuk menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
c. Unsur – unsur Utama
1. Jaminan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan
2. Jaminan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
3. Jaminan mutu obat dan perbekalan kesehatan Ketiga unsur di atas saling
bersinergi dan ditunjang dengan teknologi, tenaga pengelola serta
penatalaksanaan
d. Prinsip Obat dan Perbekalan Kesehatan
1. Merupakan kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sosial
2. Sebagai barang publik harus dijamin ketersediaan dan keterjangkauannya
3. Tidak dipromosikan secara berlebihan dan menyesatkan
4. Penyediaan diselenggarakan melalui optimalisasi industri nasional

18
5. Pengadaan dan pelayanan obat di RS disesuaikan dengan standar
formularium obat rumah sakit, sedangkan di sarana kesehatan lain mengacu
kepada DOEN
6. Pelayanan diselenggarakan secara rasional dengan memperhatikan aspek
mutu, manfaat, harga, kemudahan diakses, serta keamanan bagi masyarakat
dan lingkungan
7. Pengembangan dan peningkatan obat tradisional
8. Pengamanan diselenggarakan mulai dari tahap produksi, distribusi, dan
pemanfaatan yang mencakup mutu, manfaat, keamanan dan keterjangkauan
9. Kebijaksanaan obat nasional ditetapkan oleh pemerintah bersama pihak
terkait lainnya.
e. Bentuk Pokok
1. Jaminan Ketersediaan obat dan perbekalan kes
a. Perencanaan kebutuhan secara nasional diselenggarakan oleh pemerintah
bersama pihak terkait
b. Perencanaan obat merujuk pada DOEN yang ditetapkan oleh pemerintah
bekerjasama dengan organisasi profesi dan pihak terkait lainnya
c. Penyediaan diutamakan melalui optimalisasi industri nasional
d. Penyediaan yang dibutuhkan oleh pembangunan kesehatan secara
ekonomis belum diminati swasta menjadi tanggungjawab pemerintah
e. Pengadaan dan produksi bahan baku obat difasilitasi oleh pemerintah
f. Pengadaan dan pelayanan obat di RS didasarkan pada formularium yang
ditetapkan oleh KFT RS
2. Jaminan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
a. Pendistribusian obat diselenggarakan melalui PBF
b. Pelayanan obat dengan resep dokter kepada masyarakat diselenggarakan
melalui apotek, sedangkan obat bebas melalui apotek, toko obat, dan tempat-
tempat layak lainnya dengan memperhatikan fungsi sosial
c. Dalam keadaan tertentu, dimana tidak terdapat pelayanan apotek, dokter
dapat memberikan pelayanan obat secara langsung kepada masyarakat.
d. Pelayanan obat di apotek harus diikuti dengan penyuluhan yang
penyelenggaraannya menjadi tanggungjawab apoteker
e. Pendistribusian, pelayanan, pemanfaatan perbekalan kesehatan harus
memperhatikan fungsi sosial
3. Jaminan mutu obat dan perbekalan kesehatan

19
a. Pengawasan mutu produk obat dan perbekalan kesehatan dlm peredaran
dilakukan oleh industri yang bersangkutan, pemerintah, organisasi profesi,
dan masyarakat
b. Pengawasan distribusi, pengawasan promosi, pemanfaatan obat dan
perbekalan kesehatan dan pengamatan efek samping obat dilakukan oleh
pemerintah, kalangan pengusaha, organisasi profesi , dan masyarakat
c. Pengendalian harga dilakukan oleh pemerintah bersama pihak terkait
d. Pengawasan produksi, dan penggunaan narkotika, psikotropika, zat adiktif
dan bahan berbahaya lainnya dilakukan oleh pemerintah secara lintas sektoral,
organisasi profesi,dan masyarakat
e. Pengawasan produksi, distribusi dan pemanfaatan obat tradisional
dilakukan oleh pmerintah secara lintas sektoral, organisasi profesi, dan
masyarakat
5. Subsistem Manajemen & Informasi Kesehatan
a. Pengertian
Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya administrasi kesehatan
yang ditopang oleh pengelolaan data dan informasi, pengembangan dan
penerapan IPTEK, serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan
saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
b. Tujuan
Terselenggaranya fungsi-fungsi administrasi kesehatan yang berhasil guna dan
berdaya guna, didukung oleh sistem informasi, IPTEK dan hukum kesehatan,
untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna
meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
c. Unsur-unsur Utama
Terdiri dari empat unsur utama, yakni administrasi kesehatan,informasi
kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi, hukumkesehatan.
1. Administasi kesehatan adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan
pembangunan kesehatan

20
2. Informasi kesehatan adalah hasil pengumpulan dan pengolahan data yang
merupakan masukan bagi pengambilan keputusan di bidang kesehatan
3. IPTEK adalah hasil penelitian dan pengembangan yang merupakan
masukan bagi pengambilan keputusan di bidang kesehatan
4. Hukum kesehatan adalah peraturan perundangundangan kesehatan yang
dipakai sebagai acuan bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan
d. Prinsip
1. Administrasi kesehatan
a) Diselenggarakan dengan berpedoman pada asas dan kebijakan
desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan dalam satu NKRI
b) Diselenggarakan dengan dukungan kejelasan hubungan administrasi
dengan berbagai sektor pembangunan lain serta antar unit kesehatan di
berbagai jenjang administrasi pemerintahan
c) Diselenggarakan melalui kesatuan koordinasi yang jelas dengan berbagai
sektor pembangunan lain serta antar unit antar kesehatan dalam satu jenjang
administrasi pemerintahan
d) Diselenggarakan dengan mengupayakan kejelasan pembagian
kewenangan, tugas dan tanggung jawab antar unit kesehatan dalam satu
jenjang yang sama dan di berbagai jenjang administrasi pemerintahan
2. Informasi kesehatan
a) Mencakup seluruh data yang terkait dengan kesehatan, baik yang berasal
dari sektor kesehatan ataupun dari berbagai sektor pembangunan lain
b) Mendukung proses pengambilan keputusan di berbagai jenjang
administrasi kesehatan
c) Disediakan sesuai dengan kebutuhan informasi untuk pengambilan
keputusan
d) Informasi kesehatan yang disediakan harus akurat dan disajikan secara
cepat dan tepat waktu, dengan mendayagunakan teknologi informasi dan
komunikasi
e) Pengelolaan informasi kesehatan harus dapat memadukan pengumpulan
data melalui cara-cara rutin (pencatatan dan pelaporan) dan cara-ara non rutin
( survai, dll)
f) Akses terhadap informasi kesehatan harus memperhatikan aspek
kerahasiaan yang berlaku di bidang kesehatan dan kedokteran
3. IPTEK kesehatan

21
Pengembangan dan pemanfaatan IPTEK kesehatan adalah untuk kepentingan
masyarakat yang sebesar-besarnya dan tidak boleh bertentangan dengan etika,
moral, dan nilai agama.
4. Hukum kesehatan
a) Pengembangan hukum kesehatan diarahkan untuk terwujudnya sistem
hukum kesehatan yang mencakup pengembangan substansi hukum,
pengembangan kultur dan budaya hukum, serta pengembangan aparatur
hukum kesehatan
b) Tujuan pengembangan untuk menjamin terwujudnya kepastian hukum,
keadilan hukum, dan manfaat hukum
c) Pengembangan dan penerapan hukum kesehatan harus menjunjung tinggi
etika, moral dan nilai agama
e. Buntuk pokok
1. Administrasi Kesehatan
a) Penanggungjawab administrasi kesehatan menurut jenjang administrasi
pemerintahan Pusat : Depkes
Provinsi : Dinkes Provinsi
Kab/Kota : Dinkes Kab/Kota
b) Depkes berhubungan secara teknis fungsional dengan Dinkes Provinsi
dan Dinkes Kab/Kota dan sebaliknya
c) Fungsi Depkes : mengembangkan kebijakan nasional dalam bidang
kesehatan, pembinaan, dan bantuan teknis serta pengendalian pelaksanaan
pembangunan kesehatan
d) Dinkes Provinsi melaksanakan kewenangan desentralisasi dan tugas
dekonsentrasi bidang kesehatan dengan fungsi perumusan kebijakan teknis
bidang kesehatan, pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan kesehatan,
serta pembinaan dan bantuan teknis terhadap Dinkes Kab/Kota
e) Dinkes Kab/Kota melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang
kesehatan, dengan fungsi
f) perumusan kebijakan teknis kesehatan, pemberian perizinan dan
pelaksanaan pelayanan kesehatan, serta pembinaan terhadap UPTD kesehatan
g) Perencanaan nasional diselenggarakan dengan menetapkan kebijakan dan
program pembangunan kesehatan nasional yang menjadi acuan perencanaan
daerah

22
h) Pelaksanaan dan pengendalian pembangunan kesehatan dilaksanakan
dengan mengacu pada pedoman dan standar nasional
i) Perencanaan serta pelaksanaan dan pengendalian pembangunan kesehatan
di daerah didasarkan atas kewenangan wajib dan standar pelayanan minimal
bidang kesehatan
j) Pengawasan dan pertanggungjawaban pembangunan kesehatan
dilaksanakan dengan mengacu pd pedoman, standar, dan indikator nasional
k) Dinkes Kab/Kota wajib membuat dan mengirimkan laporan pelaksanaan
dan hasil pembangunan kesehatan kepada Depkes dan Dinkes Provinsi
l) Dinkes Provinsi wajib membuat dan mengirimkan laporan pelaksanaan
dan hasil pembangunan kesehatan kepada Depkes
m) Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan dengan prinsip desentralisasi
dan otonomi daerah, pemerintah pusat melakukan asistensi, advokasi, dan
fasilitasi
n) Dalam keadaan tertentu untuk kepentingan nasional, misalnya
penanggulangan wabah dan bencana, pelaksanaan dan pengendalian, serta
pengawasan dan pertanggungjawaban program pembangunan kesehatan
diselenggarakan langsung oleh pemerintah pusat
2. Informasi kesehatan
a. Sistem informasi kesehatan nasional dikembangkan dengan memadukan
sistem informasi kesehatan daerah dan sistem informasi lain yang terkait
b. Sumber data sistem informasi kesehatan adalah dari sarana kesehatan
melalui pencatatan dan pelaporan yang teratur dan berjenjang serta dari
masyarakat yang diperoleh dari survai, survailans, dan sensus
c. Data pokok sistem informasi kesehatan mencakup derajat kesehatan,
upaya kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayan masyarakat di
bidang kesehatan, serta manajemen kesehatan
d. Pengolahan dan analisis data serta pengemasan informasi iselenggarakan
secara berjenjang, terpadu, multidisipliner, dan komprehensif
e. Penyajian data dan informasi dilakukan secara multimedia guna diketahui
masyarakat luas untuk pengambilan keputusan di bidang kesehatan

23
3. IPTEK Kesehatan
a. Dihasilkan dari penelitian dan pengembangan kesehatan yang
diselenggarakan oleh pusat-pusat penelitian dan pengembangan milik
masyarakat, swasta dan pemerintah
b. Pemanfaatan IPTEK kesehatan didahului oleh penapisan yang
diselengarakan oleh lembaga khusus yang berwenang
c. Untuk kepentingan nasional dan global, dibentuk pusatpusat penelitian
dan pengembangan unggulan
d. Penyebarluasan dalam rangka pemanfaatan hasil-hasil penelitian dan
pengembangan kesehatan dilakukan melalui pembentukan jaringan informasi
dan dokumentasi IPTEK kesehatan

4. Hukum Kesehatan
a. Dikembangkan secara nasional dan dipakai sebagai acuan dalam
mengembangkan peraturan perundangundagan kesehatan daerah
b. Ruang lingkup hukum kesehatan mencakup penyusunan peraturan
perundang-undangan,
c. pelayanan advokasi hukum, dan peningkatan kesadaran hukum di
kalangan masyarakat
d. Penyelenggaraan hukum kesehatan didukung oleh pembentukan dan
pengembangan jaringan informasi dan dokumentasi hukum kesehatan, serta
pengembangan satuan unit di organisasi hukum kesehatan di Depkes.
6. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat
a. Pengertian
Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perorangan, kelompok, dan
masyarakat umum di bidang kesehatan secara terpadu dan saling mendukung
guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
b. Tujuan
Terselenggaranya upaya pelayanan, advokasi, dan pengawasan sosial oleh
perorangan, kelompok, dan masyarakat di bidang kesehatan secara berhasil

24
guna dan berdaya guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan
kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan.
c. Unsur – unsur utama
Terdiri dari tiga unsur utama, yakni pemberdayaan perorangan, pemberdayaan
kelompok, dan pembeerdayaan masyarakat umum.
1. Pemberdayaan perorangan adalah upaya meningkatkan peran,fungsi, dan
kemampuan perorangan dalam membuat keputusanuntuk memelihara
kesehatan.Target minimal yang diharapkan adalah untuk diri sendiri
yaknimempraktikkan PHBS yang diteladani oleh keluarga dan
masyarakatsekitar.Target maksimal adalah berperan aktif sebagai kader
kesehatandalam menggerakkan masyarakat untuk berperilaku hidup bersihdan
sehat.
2. Pemberdayaan kelompok adalah upaya meningkatkan peran, fungsi, dan
kemampuan kelompok-kelompok di masyarakat, termasuk swasta sehingga di
satu pihak dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi kelompok dan di
dipihak lain dapat aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesmas. kegiatan
yang dilakukan dapat berupa program pengabdian (to serve),
memperjuangkan kepentingan masyarakat di bidang kesehatan (to advocate),
atau melakukan pengawasan sosial terhadap pembangunan kesehatan (to
watch)
3. Pemberdayaan masyarakat umum adalah upaya meningkatkan peran,
fungsi, dan kemampuan masyarakat, termasuk swasta sedemikian rupa
sehingga di satu pihak dapat mengatasi masalah kesehatan yang ada di
masyarakat dan di pihak lain dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara keseluruhan. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa
program pengabdian, memperjuangkan kepentingan masyarakat di bidang
kesehatan, atau melakukan pengawasan sosial terhadap pembangunan
kesehatan.
d. Prinsip
1. Berbasis pada tata nilai perorangan, keluarga, masyarakat, sesuai dengan
sosial budaya, kebutuhan, dan potensi setempat

25
2. Dilakukan dengan meningkatkan akses untuk memperoleh informasi dan
kesempatan untuk mengemukakan pendapat, keterlibatan dalam proses
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan
kesehatan
3. Dilakukan melalui pendekatan edukatif untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan serta kepedulian dan peran aktif dalam berbagai
upaya kesehatan
4. Dilakukan dengan menerapkan prinsip kemitraan yang didasari semangat
kebersamaan dan gotong royong serta terorganisasikan dalam berbagai
kelompok/kelembagaan masyarakat
5. Pemerintah bersikap terbuka, bertanggungjawab, dan bertanggun gugat
dan tanggap terhadap aspirasi masyarakat, serta berperan sebagai pendorong,
pendamping, fasilitator, dan pemberi bantuan (asistensi) dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan yang berbasis masyarakat
e. Bentuk Pokok
1. Pemberdayaan perorangan
a) Dilakukan atas prakarsa peorangan/kelompok yang ada di masyarakat
termasuk swasta dan pemerintah
b) Ditujukan kepada tokoh masyarakat, adat, agama, politik, swasta dan
populer
c) Dilakukan melalui pembentukan pribadi-pribadi dg PHBS serta
pembentukan kader-kader kesehatan

2. Pemberdayaan kelompok
a) Dilakukan atas prakarsa perorangan/kelompok yang ada di masyarakat
b) Terutama ditujukan kepada kelompok/kelembagaan yang ada di
masyarakat (RT/RW, kel/banjar/nagari, dll)
c) Dilakukan melalui pembentukan kelompok peduli kesehatan dan atau
peningkatan kepedulian kelompok/lembaga masyarakat terhadap kesehatan
3. Pemberdayaan masyarakat umum
a. Dilakukan atas prakarsa perorangan/kelompok yang ada di masyarakat
termasuk swasta
b. Ditujukan kepada seluruh masyarakat dalam suatu wilayah
c. Dilakukan melalui pembentukan wadah perwakilan masyarakat yang
peduli kesehatan (Badan Penyantun Puskesmas, Konsil/Komite Kesehatan
Kab/Kota, dll).

26
H. Pelaku Sistim Kesehatan Nasional
Pelaku SKN
Pelaku penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai SKN adalah :
1. Masyarakat
2. Pemerintah
3. Badan legislatif
4. Badan yudikatif
Proses penyelenggaraan
1) Menerapkan pendekatan kesisteman yaitu cara berpikir dan bertindak yang
logis, sistematis, komprhensif, dan holistik dalam menyelenggarakan
pembangunan kesehatan, antara lain:
a. Masukan : subsistem pembiayaan kesehatan, subsistem SDM kesehatan,
dan subsistem obat dan perbekalan kesehatan
b. Proses : subsistem upaya kesehatan, subsistem pemberdayaan
masyarakat, subsistem manajemen kesehatan
c. Keluaran : terselenggaranya pembangunan kesehatan yang berhasil guna,
berdaya guna, bermutu, merata, dan berkeadilan
d. Lingkungan : berbagai keadaan yang menyangkut ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamnaan baik nasional,
regional, maupun global yang berdampak terhadap pembangunan
kesehatan
2) Penyelenggaraan SKN memerlukan keterkaitan antarunsur-unsur SKN,
yaitu :
a. Subsistem pembiayaan kesehatan diselenggarakan guna menghasilkan
ketersediaan pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi,
teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan
berdaya guna, sehingga upaya kesehatan masyarakat maupun perorangan
dapat diselenggarakan secara merata, tercapai, terjangkau, dan bermutu
bagi seluruh masyarakat. Tersedianya pembiayaan yang memadai juga
akan menunjang terselenggaranya subsistem SDM kesehatan, subsistem
obat dan perbekalan kesehatan, subsistem pemberdayaan masyarakat,
subsistem manajemen kesehatan

27
b. Subsistem SDM kesehatan diselenggarakan guna menghasilkan tenaga
kesehatan yang bermutu dalam jumlah yang mencukupi, terdistribusi
secara adil, serta termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna,
sehingga upaya kesehatan dapat diselenggarakan sesuai dengan
kebutuhan seluruh lapisan masyarakat. Tersedianya tenaga kesehatan
yang mencukupi dan berkualitas juga akan menunjang terselenggaranya
subsistem pembiayaan kesehatan, subsistem obat dan perbekalan
kesehatan, subsistem pemberdayaan masyarakat, subsistem manajemen
kesehatan
c. Subsistem obat dan perbekalan kesehatan diselenggarakan guna
menghasilkan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan yang
mencukupi, aman, bermutu, dan bermanfaat serta terjangkau oleh
masyarakat, sehingga upaya kesehatan dapat diselenggarakan dengan
berhasil guna dan berdaya guna
d. Subsistem pemberdayaan masyarakat diselenggarakan guna menghasilkan
individu, kelompok, dan masyarakat umum yang mampu berperan aktif
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.
e. Subsistem manajemen kesehatan diselenggarakan guna menghasilkan
fungsi-fungsi administrasi kesehatan, informasi kesehatan, IPTEK
kesehatan, dan hukum kesehatan yang memadai dan mampu menunjang
penyelenggaraan upaya kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna.
3) Penyelenggaraan SKN memerlukan penerapan prinsip koordinasi,
integrasi, sinkronisasi, dan sinergism, baik antar pelaku, antar subsistem
SKN, maupun dengan sistem serta subsistem lain di luar SKN
4) Penyelenggaraan SKN memerlukan komitmen yang tinggi dan dukungan
serta kerjasama yang baik dari para pelaku SKN yang ditunjang oleh tata
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang baik (good governance)
5) Penyelenggaraan SKN memerlukan adanya kepastian hukum dalam
bentuk penetapan berbagai peraturan perundang-undangan yang sesuai
6) Dilakukan melalui sikklus perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian,
serta pengawasan dan pertanggungjawaban secara sistematis, berjenjang
dan berkelanjutan

28
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem Kesehatan ialah semua kegiatan yang secara bersama-sama
diarahkan untuk mencapai tujuan utama berupa peningkatan & pemeliharaan
kesehatan. Adapun tujuan yang dimaksud adalah untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, merespon harapan-harapan/ kebutuhan-kebutuhan
masyarakat sesuai harga diri & hak azasi manusia (kepedulian) serta memberikan
perlindungan finansial bagi masyarakat terhadap kemungkinan biaya kesehatan
(keadilan dalam pembiayaan) WHO, (2000)
Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua
potensi bangsa, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah secara sinergis,
berhasil guna dan berdaya guna, sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.

3.2 Saran
Semoga mahasiswa bisa lebih memahami materi tentang “Sistim Kesehatan
Nasional”dan dapat meningkatkan keterampilan sebagai perawat yang
professional.

29
DAFTAR PUSTAKA

DR.Dr. Azrul Aswar, MPH, Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga,


Binarupa Aksara, Jakarta, 1996.

Departemen Kesehatan RI, Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta 2004

Departemen Kesehatan RI, Materi Sosialisasi SKN dan Kebijakan Depkes Tingkat
Regional di Makassar 30 – 31 Agustus 2004
Departemen Kesehatan RI. 2004. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta

Indrajit, 2001, Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Object. Bandung,


Informatika.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012

Rancangan Final Sistem Kesehatan Nasional Departemen Kesehatan RI Jakarta,


2009.

30
SOAL :

1. Di bawah ini merupakan pengertian dari…


“Bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
a. Pembangunan kesehatan.
b. Pembangunan nasional
c. Pembangunan kesejahteraan
d. Sistim kesehatan nasional
e. Sistim kesejahteraan masyarakat

2. Berikut merupakan pengertian SKN menurut …


“Sistem kesehatan nasional (SKN) bentuk & cara
penyelenggaraan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua
komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung
guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya ”
a. (Perpres 72/2012Pasal 1 dan 2).
b. Who
c. Depkes
d. SKN (1982)
e. (Perpres 72/2012Pasal 3 dan 4)
3. Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan dan SKN, mendasar
pada aspek di bawah ini kecuali :
a. Perikemanusiaan
b. Pemberdayaan dan Kemandirian
c. Adil dan merata
d. Pengutamaan dan Manfaat
e. HAK.

31
4. Sesuai dengan UU 17/2007 RPJPN 2005-2025, pembangunan
kesehatan diarahkan pada kecuali..
a. Kesadaran
b. Kemauan
c. Kemampuan hidup sehat
d. Peningkatan derajat kesehatan
e. Kemandirian.
5. Pengertian SKN Menurut WHO (1984)
a. Sistem kesehatan nasional adalah suatu tatanan yang
mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan mencapai derajat kesehatan yang optimal
sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yahg
dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
b. Sistem kesehatan adalah kumpulan dari berbagai factor
kompleks dan saling berhubungan yang terdapat dalam
suatu Negara, yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
dan tuntutan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan
ataupun masyarakat pada setiap saat yang dibutuhkan.
c. SKN adalah juga merupakan wujud dan sekaligus metode
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, yang
memadukan berbagai upaya Bangsa Indonesia dalam satu
derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan.
d. Sistem Kesehatan ialah semua kegiatan yang secara
bersama-sama diarahkan untuk mencapai tujuan utama
berupa peningkatan & pemeliharaan kesehatan. Adapun
tujuan yang dimaksud adalah untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, merespon harapan-harapan/
kebutuhan-kebutuhan masyarakat sesuai harga diri & hak
azasi manusia (kepedulian) serta memberikan perlindungan
finansial bagi masyarakat terhadap kemungkinan biaya
kesehatan (keadilan dalam pembiayaan)

32
e. Sistim Kesehatan Nasional adalah pengelolaan kesehatan
yang diselenggarakan oleh semua komponen Bangsa
Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna
menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
6. Tujuan SKN adalah..
a. pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua
komponen Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
b. Terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua
potensi bangsa, baik masyarakat, swasta maupun
pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna,
sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
c. berhasil guna dan berdaya guna, sehingga tercapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
d. wujud dan sekaligus metode penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, yang memadukan berbagai upaya Bangsa
Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan.
e. berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung, guna menjamin derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya sebagian perwujudan kesejahteraan
umum seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 Pada
hakikatnya.

7. Kedudukan Sistim Kesehatan Nasional kecuali …


a. Suprasistem SKN
b. Kedudukan SKN terhadap Sistem Nasional lain
c. Kedudukan SKN terhadap Penyelenggaraan

33
d. Kedudukan SKN terhadap berbagai system kemasyarakatan
termasuk swasta
e. Kedudukan SKN terhadap Kesejahteraan.
8. Di bawah ini merupakan pengertian dari..
Sistem Penyelenggaraan Negara. SKN bersama dengan berbagai
subsistem lain, diarahkan untuk mencapai Tujuan Bangsa Indonesia
seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu
melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan social.
a. Suprasistem SKN
b. Kedudukan SKN terhadap Sistem Nasional lain
c. Kedudukan SKN terhadap Penyelenggaraan
d. Kedudukan SKN terhadap berbagai system kemasyarakatan
termasuk swasta
e. Kedudukan SKN terhadap Kesejahteraan.
9. Di bawah ini merupakan pengertian dari..
Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang
tidak hanya menjadi tanggungjawab sektor kesehatan, melainkan
juga tanggungjawab dari berbagai sektor lain terkait yang terwujud
dalam berbagai bentuk sistem nasional.
a. Suprasistem SKN
b. Kedudukan SKN terhadap Sistem Nasional lain
c. Kedudukan SKN terhadap Penyelenggaraan
d. Kedudukan SKN terhadap berbagai system kemasyarakatan
termasuk swasta
e. Kedudukan SKN terhadap Kesejahteraan.
10. Di bawah ini merupakan pengertian dari..
Pembangunan Kesehatan di Daerah, SKN merupakan acuan bentuk
dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah.
a. Suprasistem SKN
b. Kedudukan SKN terhadap Sistem Nasional lain
c. Kedudukan SKN terhadap Penyelenggaraan
d. Kedudukan SKN terhadap berbagai system kemasyarakatan
termasuk swasta

34
e. Kedudukan SKN terhadap Kesejahteraan.
11. Di bawah ini merupakan penegrtian dari..
Kedudukan SKN terhadap berbagai system kemasyarakatan
termasuk swasta Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
ditentukan olehdukungan sistem nilai dan budaya masyarakat yang
secarabersama terhimpun dalam berbagai sistem
kemasyarakatan.SKN merupakan bagian dari sistem
kemasyarakatan yangdipergunakan sebagai acuan utama dalam
mengembangkanperilaku dan lingkungan sehat serta berperan aktif
masyarakatdalam berbagai upaya kesehatan
a. Suprasistem SKN
b. Kedudukan SKN terhadap Sistem Nasional lain
c. Kedudukan SKN terhadap Penyelenggaraan
d. Kedudukan SKN terhadap berbagai system kemasyarakatan
termasuk swasta
e. Kedudukan SKN terhadap Kesejahteraan.
12. Di bawah ini merupakan pengertian dari ..
Norma, nilai, dan aturan pokok yang bermakna dari falsafah dan
budaya Bangsa Indonesia, yang dipergunakan sebagai acuan
berfikir dan bertindak.
a. Prinsip dasar
b. Prinsip norma
c. Norma
d. Kemanusiaan
e. Keadilan
13. Di bawah ini merupakan subsistem SKN kecuali..
a. Subsistem Upaya Kesehatan

b. Subsistem pembiayaan kesehatan

c. Subsistem sumberdaya manusia kesehatan

d. Subsistem obat dan perbekalan kesehatan

e. Subsistem pembelaan masyarakat.

14. Berapakah prinsip dasar SKN

35
a. 7.

b. 6

c. 5

d. 4

e. 3

15. Pelaku SKN Adalah..kecuali

a. Peran masyarakat & swasta; advokasi, pengawasan sosial, dan


pelaksanaan pembangunan kesehatan sesuai keahlian dan
kemampuannya.

b. Peran pemerintah; penanggung jawab, penggerak, pembina, dan


pelaksana pembangunan kesehatan. Dapat ditambahkan pembagian
peran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

c. Peran Badan legislatif; budget dan pengawasan.

d. Peran Badan yudikatif; penegakkan pelaksana hukum dan


perundang-undangan kesehatan.

e. Peran pendidikan.

36
37

Anda mungkin juga menyukai