Disusun Oleh:
dr. Berlian Adji Putra Wibowo
Puskesmas Cebongan
Periode Maret 2018 – Juli 2018
Internsip Dokter Indonesia Kota Salatiga
Periode November 2017 - November 2018
HALAMAN PENGESAHAN
Topik:
Intra Uterine Fetal Death (Kematian Janin Dalam Rahim)
Mengetahui,
Dokter Internship, Dokter Pendamping
A. Latar Belakang
B. Permasalahan
Setiap tahunnya diperkirakan terjadi 7,6 juta kematian perinatal di
seluruh dunia dimana 57% diantaranya merupakan kematian fetal atau
intrauterine fetal death (IUFD). Sekitar 98% dari kematian perinatal ini terjadi
1,2
di negara yang berkembang. . Kematian janin dapat terjadi antepartum atau
intrapartum dan merupakan komplikasi yang paling berbahaya dalam
kehamilan. Insiden kematian janin ini bervariasi diantara negara. Hingga saat
ini, IUFD masih menjadi masalah utama dalam praktek obstretrik. 3,4,5
Berkaitan dengan hal diatas, maka pengetahuan tentang intra uterine
fetal death perlu disosialisasikan kepada masyarakat sehingga masyarakat
memiliki pengetahuan dasar tentang upaya penanggulangan dan pencegahan
terjadinya intra uterine fetal death.
2. Menentukan Sasaran
Sasaran yang dipilih pada kegiatan penyuluhan IUFD ini terdiri
dari sasaran primer yaitu ibu hamil beserta sasaran sekunder yaitu para
kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Cebongan, Salatiga. Kader
kesehatan merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat di
lingkungan kesehatan. Kader kesehatan secara tidak langsung menjadi
kepanjangan tangan atau penghubung antara pelayanan kesehatan dalam
hal ini adalah puskesmas dengan masyarakat sehingga diharapkan mampu
menjadi penyalur informasi serta penggerak aktif di masyarakat dalam
pencegahan IUFD yang salah satunya melalui upaya posyandu rutin
3. Menetapkan Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang
kematian janin dalam rahim
b. Tujuan Khusus
Memberi tambahan informasi kepada masyarakat tentang definisi
kematian janin dalam rahim
Memberi informasi kepada masyarakat tentang upaya pencegahan
dan penanggulangan kematian janin dalam rahim
5. Penanggung Jawab
Penanggung jawab dari kegiatan ini terdiri dari dokter internsip dan
petugas PKM Cebongan.
D. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan : Penyuluhan tentang kematian janin dalam rahim
Tujuan : Meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan kader
posyandu tentang kematian janin dalam rahim
Peserta : 20 orang
Waktu : Selasa, 15 Mei 2018, pukul 10.00-12.00 WIB
Metode : Pemberian materi melalui slide presentasi dengan Ms.
Power Point yang berisi materi penyuluhan kematian
janin dalam rahim meliputi: definisi dari kematian janin
dalam Rahim, faktor resiko kematian janin dalam
rahim, bahaya yang dapat ditimbulkan akibat kematian
janin dalam rahim, pencegahan serta penangananan
kematian janin dalam rahim.
Penanggung Jawab : Dokter internsip dan petugas PKM Cebongan
2. Epidemiologi
Beberapa studi yang dilakukan pada akhir-akhir ini melaporkan
sejumlah faktor risiko kematian fetal, khususnya IUFD. Peningkatan usia
maternal akan meningkatkan risiko IUFD. Wanita diatas usia 35 tahun
memiliki risiko 40-50% lebih tinggi akan terjadinya IUFD dibandingkan
dengan wanita pada usia 20-29 tahun. Risiko terkait usia ini cenderung
lebih berat pada pasien primipara dibanding multipara. Selain itu,
kebiasaan buruk (merokok), berat maternal, kunjungan antenatal care,
faktor sosioekonomi juga mempengaruhi resiko terjadinya IUFD.3
Hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dan IUFD telah
dilaporkan oleh Little dan Cnattingius. Stephansson dkk dalam studi kasus
kontrol terhadap 700 primipara dengan IUFD dan 700 kontrol melaporkan
bahwa primipara yang mengalami kelebihan berat badan (IMT 25-29,9)
ternyata memiliki risiko dua kali lipat akan terjadinya IUFD dibandingkan
wanita dengan IMT ≤ 19,9. Risiko ini akan jauh berlipat pada primipara
obesitas (IMT ≥ 30) 2..
Di Negara berkembang, angka lahir mati ini telah menurun dari 15-
16 per 1000 kelahiran total pada tahun 1960-an menjadi 7-8 per 1000
kelahiran pada tahun 1990.4 Dari data the National Vital Statistics Report
tahun 2005 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah kematian janin dalam
kandungan terjadi sekitar 6.2 per 1000 kelahiran5.1
3. Etiologi
Saat ini sudah diketahui beberapa faktor yang meningkatkan angka
kejadian IUFD, diantaranya adalah2,5 :
Pada 25-60% kasus penyebab kematian janin tidak jelas. Kematian
janin dapat disebabkan oleh faktor maternal, fetal atau kelainan patologik
plasenta.
Faktor Maternal :
Post term (>42 minggu), diabetes melitus tidak terkontrol, seistemik lupus
erimatosus, infeksi, hipertensi, preeklampsia, eklampsia,
hemoglobinopati, umur ibu tua, penyakit rhesus, ruptura uteri,
antifosfolippid sindrom, hipotensi akut ibu, kematian ibu.
Faktor Fetal :
Hamil kembar, hamil tubuh terhambat, kelainan kongenital, kelainan
genetik, infeksi
Faktor plasental :
Kelainan tali pusat, lepasnya plasenta, ketuban pecah dini, vasa previa
Sedangkan faktor risiko terjadinya kematian janin intra uterine meningkat
pada usia ibu > 40 tahun, pada ibu infertil, riwayat bayi dengan berat
badan lahir rendah, infeksi ibu (ureplasma uretikum), kegemukan, ayah
berusia lanjut.
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang muncul pada kematian janin dalam rahim adalah1,3:
1. Tidak adanya denyut jantung janin (Funandoskop, doppler, maupun
USG)
2. Rahim tidak membesar, malahan mengecil
3. Palpasi janin oleh pemeriksa tidak begitu jelas.
4. Gerak janin tidak dapat dirasakan terutama oleh ibu sendiri.
5. Test kehamilan menjadi negatif (-), terutama setelah janin mati 10
hari.
6. Diagnosis
1. Anamnesis 2.,5
a. Pasien mengaku tidak lagi merasakan gerakan janinnya.
b. Perut tidak bertambah besar, bahkan mungkin mengecil (kehamilan tidak
seperti biasanya )
c. Perut sering menjadi keras dan merasakan sakit seperti ingin melahirkan
d. Penurunan berat badan
2. Pemeriksaan fisik.
a. Inspeksi
Tinggi fundus uteri berkurang atau lebih rendah dari usia
b. Palpasi
gerakan janin.
c. Auskultasi
Spaldings Sign
7. Penatalaksanaan
8. Pencegahan
Upaya mencegah kematian janin, khususnya yang sudah atau mendekati
aterm adalah bila ibu merasa gerakan janin menurun, tidak bergerak, atau
anastomosis5.
Resiko kematian janin dapat sepenuhnya dihindari dengan antenatal
care yang baik. Ibu perlu menjauhkan diri dari penyakit infeksi, merokok,
2. Ensefalomalasia multikistik8
yang masih hidup dengan yang salah satu janinnya meninggal. Dalam
hal ini sering kali mengakibatkan kematian segera janin lainnya. Jika
janin kedua masih dapat bertahan hidup, maka janin tersebut memiliki
paru.3
DAFTAR PUSTAKA
1. Agudelo AC, Beliza JM, Rossello LD. Epidemiology of Fetal Death in
Latin America. Acta Obstet Gynecol Scand 2010; 79: 371–8
2. Petersson K. Diagnostic Evaluation of Fetal Death with Special Reference
to Intrauterine Infection. Thesis dari Departement of Clinical Science,
Divison of Obstetrics and Gynecology, Karolinska Institutet, Huddinge
University Hospital, Stockholm, Sweden 2012.
3. Winknjosastro H. Ilmu Kebidanan Edisi III,cetakan enam. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Balai Penerbit FK UI. Jakarta. 2012. 732-
35.
4. Patel PK. Profile of Fetal Deaths in Dhahira Region, Oman. Oman Medical
Journal 2014, ;23(1)
5. Mu J, Kanzaki T, Si X, Tomimatsu T, Fukuda H, Shioji M. Apoptosis and
Related Proteins in Placenta of Intrauterine Fetal Death in Prostaglandin F
Receptor Deficient Mice. Biology or Reproduction 2010;68:1968-74
6. James L Lindsey, MD. Evaluation of Fetal Death. Stanford School of
Medicine, Department of Obstetrics and Gynecology, Santa Clara Valley
Medical Center. 2008
7. Cuningham FG., Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap III LC, Hauth, JC.,
Wenstrom KD. Williams Obstetrics Edisi ke 21. New York : McGraw-Hill
2009
8. Sarah D. McDonald, MD . Risk of Fetal Death Associated With Maternal
Drug Dependence and Placental Abruption A Population-Based Study.
1Department of Obstetrics and Gynecology, McMaster University,
Hamilton ON. 2013