Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai
guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian
untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang pandai
berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Untuk
menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang
profesional yang harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran
dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan
melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan.
1
sangat penting. Pendidikan guru, sebagai suatu usaha yang berencana dan
sistematis dalam rangka usaha peningkatan kompetensi dan mutu guru.
Microteaching adalah mata kuliah yang melatih calon guru tentang bagaimana
menjadi pengajar yang baik, mulai dari tahap persiapan sampai pelaksanaan.
Dengan perkuliahan microteaching, kita sebagai calon guru dibekali dengan
beberapa penguasaan keterampilan dasar mengajar, harapannya nanti setelah
terjun mengajar di sekolah kita sebagai calon guru dapat menerapkannya dengan
baik.
2
Hasil belajar serupa itu tidak meresap dalam pribadi anak, tidak membentuk
perkembangan mental anak. Guru yang memberikan hasil-hasil demikian
dikatakan tidak mengajar dengan sukses. Ada pula hasil-hasil mengajar yang
tahan lama, yakni bila hasil-hasil belajar meresap ke dalam pribadi anak, jika
pelajaran dipahami benar-benar, dan jika apa yang dipelajari itu sungguh-sungguh
mengandung arti bagi hidup anak itu. Hasil-hasil yang demikian dapat disebut
autentik. Agar siswa dapat memiliki hasil belajar yang otentic, maka guru perlu
menguasai ketrampilan dasar dalam mengajar.
Adapun tujuan dari penguasaan keterampilan dasar dalam mengajar adalah agar
kita sebagai seorang guru dapat mengajar dengan sukses. Jadi, agar dapat
mengajar dengan dengan sukses, maka kita perlu menguasai ketrampilan dasar
mengajar. Dan untuk itu, maka kita melakukan simulasi pengajaran yang
kemudian diobservasi oleh delapan observer. Dengan demikian kita akan dapat
mengetahui kekurangan dan kelebihan kita dalam mengajar, sehingga kita dapat
memperbaiki kekurangan kita dalam mengajar dan dapat dijadikan tolak ukur
untuk kita dalam melaksanakan proses pembelajaran yang baik sehingga kita
dapat memperbaiki diri untuk menjadi pengajar yang profesional.
Adapun tujuan dari observasi keterampilan dasar mengajar adalah sebagai berikut:
1. Sebagai tolak ukur untuk dapat mengajar dengan baik.
2. Sebagai bahan perbaikan dan perbandingan dalam mengajar.
3. Sebagai pedoman mengajar dalam jangka pendek (PPL) dan jangka
panjang (diterapkan setelah benar-benar menjadi guru).
Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah lembar observer. Sedangkan bahan
yang digunakan adalah data-data hasil pengamatan dari para observer tentang
praktek microteaching yang telah dilakukan oleh calon guru.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
BAB III
PEMBAHASAN
Pengamat,
Dhita Mita Anggra Ovika
0913023004
5
KETERAMPILAN BERTANYA LANJUT
Nama Calon Guru : Ratu Anggita Oktaviana
Bidang Studi : Kimia
Pokok Bahasan : Penentuan Orde Reaksi
Kelas :X
Hari / Tanggal : Kamis/ 8 Desember 2011
Pengamat,
Ibramsah
0913023086
6
KETERAMPILAN BERTANYA PENGUATAN
Nama Calon Guru : Ratu Anggita Oktaviana
Bidang Studi : Kimia
Pokok Bahasan : Penentuan Orde Reaksi
Kelas :X
Hari / Tanggal : Kamis/ 8 Desember 2011
Pengamat,
Lailda Gita Kurnia
0913023090
7
KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
Nama Calon Guru : Ratu Anggita Oktaviana
Bidang Studi : Kimia
Pokok Bahasan : Penentuan Orde Reaksi
Kelas :X
Hari / Tanggal : Kamis/ 8 Desember 2011
No. Komponen Keterampilan Komentar
Pengamat,
Fransiska Olivia Dewanti
0913023084
8
KETERAMPILAN MENJELASKAN
Nama Calon / Guru : Ratu Anggita Oktaviana
Bidang Studi : Kimia
Pokok Bahasan : Penentuan Orde Reaksi
Kelas :X
Hari / Tanggal : Kamis/ 8 Desember 2011
Pengamat,
Melly Malinda
0913023094
9
KETERAMPILAN MEMBUKA-MENUTUP PELAJARAN
Nama Calon / Guru : Ratu Anggita Oktaviana
Bidang Studi : Kimia
Pokok Bahasan : Penentuan Orde Reaksi
Kelas :X
Hari / Tanggal : Kamis/ 8 Desember 2011
No. Komponen Keterampilan Frekuensi Penggunaan
Membuka Pelajaran
1. Menarik perhatian siswa :
a. Gaya mengajar Sudah bagus
b. Penggunaan alat bantu Sudah dilakukan
c. Pola interaksi Sudah mucul
2. Menimbulkan motivasi :
a. Kehangatan/keantusiasan Sudah muncul
b. Menimbulkan rasa ingin tahu Sudah muncul
c. Mengemukakan ide -
d. Memperhatikan minat siswa Sudah mucul
3. Memberi acuan :
a. Mengemukakan tujuan Sudah dilakukan
b. Langkah-langkah Belum
c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan Sering
4. Membuat kaitan :
a. Membandingkan pengertahuan yang Sudah dikaitkan
baru dengan yang lama
b. Menjelaskan konsep sebelum bahan Belum ada
dirinci
Menutup Pelajaran
1. Meninjau kembali : Tidak ada
Merangkum/meringkaskan
2. Mengevaluasi : Tidak ada
Demonstrasi dsb
Pengamat,
Malida Aprilliza
0913023092
10
KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK
Nama Calon / Guru : Ratu Anggita Oktaviana
Bidang Studi : Kimia
Pokok Bahasan : Penentuan Orde Reaksi
Kelas :X
Hari / Tgl : Kamis/ 8 Desember 2011
No. Komponen Keterampilan Komentar
1. Memusatkan perhatian :
a. Merumuskan tujuan Ada
b. Merumuskan masalah Belum ada
c. Membuat rangkuman Belum ada
2. Memperjelas masalah dan
urunan pendapat :
a. Merangkum Sudah ada
b. Menggali Ada
c. Menguraikan secara rinci Belum terlalu terperinci
3. Menganalisis pandangan siswa :
a. Menandai Ada
persetujuan/ketidaksetujuan
b. Meneliti alasannya Sudah digunakan
4. Meningkatkan urunan siswa :
a. Menimbulkan pertanyaan Ada
b. Menggunakan contoh Ada
c. Menunggu
d. Memberi dukungan Sering ada/ digunakan
5. Menyebarkan kesempatan
berpartisipasi :
a. Meneliti pandangan Ada/ baru sedikit digunakan
b. Menghentikan monopoli Belum ada
6. Menutup diskusi :
a. Merangkum Belum ada
b. Menilai Sudah sering ada
Pengamat,
Tazkia Tirta Victorya
0913023068
11
KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS KOMPONEN PRAKARSA
GURU
Nama Calon / Guru : Ratu Anggita Oktaviana
Bidang Studi : Kimia
Pokok Bahasan : Penentuan Orde Reaksi
Kelas :X
Hari / Tgl : Kamis/ 8 Desember 2011
Komponen
No. Penggunaan Komentar
Keterampilan
1. Bersikap tanggap :
Memandang secara √ Sudah ada, tapi pandangan ke
saksama siswa masih kurang
Gerakan mendekati √ Guru sudah sering mendekati
siswa pada saat siswa
mengerjakan LKS.
Teguran - Belum dilakukan.
2. Membagi perhatian :
Secara visual √ Sudah bagus, sudah menampilkan
gambar dengan powerpoint.
Secara verbal √ Sudah bagus, namun perlu
ditingkatkan lagi.
Visual – verbal - -
3. Memusatkan perhatian
kelompok : Sudah dilakukan.
Menyiapkan √ Sudah mengarahkan perhatian
Mengarahkan √ dengan cukup baik.
perhatian.
Menyusun komentar √ Sudah dilakukan.
4. Menuntut tanggung
jawab siswa:
Menyuruh siswa lain √ Sudah dilakukan dengan cukup
mengawasi rekannya baik.
Menyuruh siswa √ Sudah menyuruh siswa ke depan
menunjukkan untuk menuliskannya di papan
pekerjaannya tulis
5. Petunjuk yang jelas :
Kepada seluruh kelas √ Sudah dilakukan dengan baik.
Kepada individu
Pengamat,
Ni Ketut Novia Taryani
0913023096
12
BAB III
PEMBAHASAN
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan
dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar mengajar
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa
atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu.
Agar proses belajar mengajar dapat efektif, guru harus meningkatkan kesempatan
belajar bagi siswa (kuantitas) dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya.
Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas,
penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan
karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar.
Untuk itu dibutuhkan keterampilan-keterampilan mengajar (teaching skills) yang
dapat dilatihkan melalui pembelajaran microteaching yang harus dikuasai terlebih
dahulu oleh calon guru. Melalui pembelajaran microteaching ini, kami sebagai
calon guru dibimbing untuk dapat memahami dan menerapkan keterampilan-
keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan bertanya dasar dan lanjut,
memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup
pelajaran, membimbing diskusi, mengelola kelas, dan mengajar kelompok kecil
dan perseorangan. Namun dalam hal ini, yang diobservasi hanya 8 keterampilan
dasar, yaitu keterampilan bertanya dasar dan lanjut, memberi penguatan,
mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran,
membimbing diskusi, dan keterampilan mengelola kelas
13
1. Keterampilan Bertanya Dasar
Observasi keterampilan bertanya dasar dilakukan oleh observer Dhita Mita
Anggra Ovika. Menurut Dhita, secara keseluruhan sudah cukup baik dari
pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan,
pemusatan, pemindahan gilir, penyebaran ke seluruh kelas dan respon dari
siswa, pemberian waktu berpikir, dan pemberian tuntutan. Namun, pada
komponen pemberian tuntutan dengan subkomponen pengungkapan pertanyaan
dengan cara lain belum dilakukan. Seharusnya pada subkompoenen ini, dalam
kegiatan belajar mengajar, guru hendaknya memberikan pertanyaan dengan
menggunakan metode yang berbeda-beda, agar siswa pun lebih tertarik dengan
pertanyaan yang diberikan oleh guru. Komponen keterampilan inilah yang
harus saya perbaiki lagi.
14
Ibram, pertanyaan umpan lebih diperbanyak lagi. Hal ini penting agar siswa
lebih terlibat secara peribadi dan lebih bertanggung jawab atas kemajuan dan
hasil diskusi. Selain itu guru hendaknya mengurangi atau menghilangkan
peranannya sebagai penanya sentral dengan cara mencegah pertanyaan dijawab
oleh seorang siswa. Jika siswa mengajukan pertanyaan, guru hendaknya tidak
segera menjawab, tetapi terlebih dahulu melontarkannya kembali kepada siswa
lainnya.
15
variasi gaya mengajar sudah bagus, namun perlu saya tingkatkan lagi. Dari segi
variasi suara, untuk nada dan volume sudah bagus. Hanya saja untuk variasi
suara dalam kecepatan berbicara masih agak terlalu cepat. Seharusnya
kecepatan suara dapat lebih diperlambat lagi, agar siswanya pun dapat mengerti
apa yang disampaikan oleh guru. Untuk variasi mimik dan gerak masih kurang
digunakan oleh saya. Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan
gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi.
Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan
lisan yang dimaksudkan.
Untuk penekanan pada butir yang penting masih kurang digunakan. Untuk
variasi visual dengan alat pelajaran sudah bagus. Untuk variasi oral
rekaman/suara, sudah ada tapi perlu ditingkatkan lagi. Untuk variasi media
audio-visual menurut Siska sudah bagus digunakan.
5. Keterampilan Menjelaskan
Observasi keterampilan menjelaskan dilakukan oleh saudari Melly Malinda.
Menurut Melly sudah cukup baik dengan tidak menggunakan kalimat yang
berbelit-belit dan menghindari kata yang berlebihan dan meragukan.
16
Penggunaan contoh yang relevan dengan pelajaran dan kemampuan anak juga
sudah ada. Dalam pengorganisasian, pola/struktur penyajian dan memberikan
ikhtisar pada butir yang penting sudah ada. Dalam penekanan pada yang
penting, melalui suara dan cara mengulangi sudah dilakukan, namun melalui
gambar/demonstrasi dan dengan mimik/gerakan belum dilakukan. Dalam hal
ini, keterampilan ini perlu saya perbaiki lagi. Selain itu pada keterampilan
menjelaskan, guru juga sudah memberikan balikan yaitu dengan mengajukan
pertanyaan “apakah kalian sudah paham?”.
17
dilakukan, namun untuk merumuskan masalah dan membuat rangkuman belum
dilakukan. Hal ini disebabkan, mungkin materi ini tidak cocok untuk dibuat
rangkuman. Untuk memperjelas masalah dan urunan pendapat juga sudah
terlihat yaitu guru menggali lagi hasil diskusi siswa, namun dalam hal ini guru
belum menguraikan secara rinci dari hasil jawaban siswa. Selama diskusi
berlangsung sering terjadi penyampaian ide yang kurang jelas hingga sukar
ditangkap oleh kelompok lain, yang akhirnya menimbulkan kesalahpahaman
hingga keadaan dapat menjadi tegang. Dalam hal demikian, menjadi tugas guru
untuk menguraikan kembali urunan tersebut hingga menjadi jelas dan
menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi tambahan atau
contoh-contoh yang sesuai hingga kelomnpok memperoleh pengertian yang
lebih jelas dan terperinci.
Dalam menganalisis pandangan siswa juga sudah muncul yaitu guru meminta
persetujuan kepada siswa lain atas jawaban siswa. Lalu saat siswa
menyebutkan jawabannya, guru telah menanyakan alasannya. Dalam
meningkatkan urunan siswa juga telah terlihat. Sudah ada waktu berpikir
sebelum siswa diminta menjawab pertanyaan, namun masih terlalu cepat waktu
yang diberikan, sehingga siswa merasa pusing atau malas berpikir. Guru selalu
memberi dukungan atas kegiatan siswa, namun disini guru belum menimbulkan
keinginan siswa untuk bertanya, karena tidak ada siswa yang bertanya. Guru
pun belum menggunakan contoh-contoh yang relevan, Dalam menyebarkan
kesempatan berpartisipasi sudah ada, tapi jarang digunakan dan untuk
menghentikan monopoli tidak dilakukan karena tidak ada siswa yang terkesan
memonopoli dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Sedangkan dalam menutup
diskusi, guru melakukan penilaian terhadap hasil diskusi namun belum
meminta siswa untuk membuat rangkuman, hanya meminta siswa
menyimpulkan hasil diskusi.
18
mendekati sudah terlihat dengan berpindah dari satu kelompok ke kelompok
lain. Namun, untuk teguran belum dilakukan. Bila ada salah seorang siswa/
kelompok lain membrikan pendapatnya, seharusnya guru meminta siswa untuk
mendengarkannya. Dan bila ada siswa yang ribut atau tidak memperhatikan
temannya, maka guru dapat menegurnya. Membagi perhatian pun secara visual
dan verbal sudah bagus dengan cara menampilkan gambar melalui media
powerpoint, tapi untuk yang verbal harus lebih ditingkatkan lagi. Untuk yang
visula-verbal tidak ada tanggapan dari Novia. Untuk memusatkan perhatian
kelompok dengan menyiapkan, mengarahkan perhatian, dan menyusun
komentar sudah cukup baik. Untuk menuntut tanggung jawab siswa dengan
menyuruh siswa lain mengawasi rekannya sudah dilakukan dengan baik dan
guru menyuruh siswa menunjukkan pekerjaannya ke papan tulis sudah
dilakukan. Dalam memberikan petunjuk ke seluruh kelas dan individu sudah
dilakukan dengan baik.
19
BAB IV
KESIMPULAN
2. Keterampilan bertanya lanjut secara keseluruhan sudah cukup baik, mulai dari
pengubahan tuntunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan dari ingatan
sampai evaluasi, urutan pertanyaan, dan pertanyaan pelacak sudah ada/sering
dilakukan. Namun, pada pemahaman dan sintesis serta pertanyaan pelacak
kesepakatan dan ketepatan belum dilakukan dan pemahaman terhadap materi
harus ditingkatkan lagi.
20
5. Pada keterampilan menjelaskan, sudah cukup baik dengan tidak menggunakan
kalimat yang berbelit-belit dan menghindari kata yang berlebihan. Namun
melalui gambar/demonstrasi dan dengan mimik/gerakan belum dilakukan
untuk penekanan pada butir penting. Dalam hal ini, keterampilan ini perlu
diperbaiki lagi.
21
DAFTAR PUSTAKA
22