Anda di halaman 1dari 2

Apa Itu Pengertian BPJS Ketenagakerjaan

BPJS Ketenagakerjaan adalah sebuah jaminan sosial dan proteksi ( perlindungan ) bagi pekerja Indonesia maupun
pekerja asing yang bekerja di Indonesia sekurang-kurangnya enam bulan.
BPJS Ketenagakerjaan itu sendiri merupakan hasil transformasi dari PT Jamsostek. Sebelumnya PT Jamsostek
inilah yang mengurusi masalah proteksi dan jaminan sosial ketenagakerjaan di Indonesia yang bertanggung jawab
kepada presiden.

Apa saja program BPJS ketenagakerjaan? BPJS Ketenagakerjaan memiliki 6 program dengan manfaat yang berbeda
setiap masing-masing programnya. Berikut ini program tersebut :
1. Program Jaminan Hari Tua ( JHT )
Program ini ditujukan bagi pekerja sebagai tabungan ketika memasuki masa pensiun ( 56 tahun ).
 Berapa iurannya?
Untuk iuran setiap bulannya adalah 5,7% dari total gaji yang diterima pegawai atau pekerja dengan rincian, 2%
dibayar oleh pekerja dan 3,7% dibayar perusahaan atau pemberi kerja.
Pembayaran paling lambat tanggal 15 setiap bulannya, jika terjadi keterlambatan maka dikenakan denda 2% untuk
tiap bulan keterlambatan.
 Apa Manfaat Program Jaminan Hari Tua ( JHT )?
Peserta JHT akan menerima uang tunai dibayar sekaligus yang besarnya sesuai jumlah iuran ditambah dengan hasil
pengembangannya. Uang tersebut diberikan apabila peserta mencapai usia 56 tahun, meninggal dunia, dan cacat
total tetap.
JHT juga bisa diambil sebagian jika peserta mencapai kepesertaan selama 10 tahun dengan ketentuan :
1. Diambil 10% dari total saldo sebagai persiapan pensiun
2. Diambil 30% dari total saldo untuk keperluan KPR ( perumahan )
Namun perlu diketahui bahwa pengambilan sebagian tersebut hanya bisa dilakukan sekali selama menjadi peserta
BPJS Ketenagakerjaan.
 Bagaimana Jika Peserta Meninggal Dunia?
Jika peserta JHT meninggal dunia, maka manfaat JHT akan diberikan kepada ahli waris dari peserta:
1. Suami / istri
2. Anak
3. Orang tua, cucu
4. Saudara Kandung
5. Mertua
6. Pihak yang ditunjuk pada wasiat

Apakah di Indonesia ada Undang-Undang yang mengatur mengenai K3?

Undang-Undang yang mengatur K3 adalah sebagai berikut :

 Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Undang-Undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat kerja dan pekerja dalam
melaksanakan keselamatan kerja.

 Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

Undang- Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban memeriksakan kesehatan badan,
kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai
dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya
para pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi semua
syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan. Undang-undang nomor 23 tahun 1992, pasal 23 Tentang
Kesehatan Kerja juga menekankan pentingnya kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya hingga diperoleh produktifitas kerja yang optimal. Karena
itu, kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan
kerja.

 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Undang-Undang ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan ketenagakerjaan mulai dari upah
kerja, jam kerja, hak maternal, cuti sampi dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
Sebagai penjabaran dan kelengkapan Undang-undang tersebut, Pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah
(PP) dan Keputusan Presiden terkait penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), diantaranya adalah :

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja Pada Pemurnian
dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi
 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan dan
Penggunaan Pestisida
 Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja di
Bidang Pertambangan
 Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Akibat Hub

Anda mungkin juga menyukai