Bab 2

LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH MUSTOFA NO. 23 BANDUNG – 40124 TELP. 027272215 EXT.134
BAB 2
HYDROSTATIC PRESSURE (TEKANAN HIDROSATIS)
2.1 Maksud
1. Menghitung tekanan hidrostatik.
2. Menentukan pusat tekanan.
2.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat menggunakan alat Hydrostatic Pressure Apparatus.
2. Mahasiswa dapat menghitung tekanan hidrostatik.
3. Mahasiswa dapat menentukan pusat tekanan.
2.3 Alat dan Bahan
1. Satu set Hydrostatic Pressure Apparatus.
2. Pipet Air.
2.4 Dasar Teori
1. Tekanan Hidrostatik dari suatu zat cair adalah Phyd dan dihitung dari
P hyd = .g .t
Dimana : =densitas
m
g=percepatan gravitasi=9,81 2
s
t=jarak dari muka air
∑ MO =0 1
A. (2h +e) = A .2h + A . h2

1 2
Dimana :
A 1 = p1 .h
p -p
A 2 = 2 1 .h
2
A = A1+ A2
Menghasilkan :
1 p -p
e= .h. 2 1
6 p2 + p1
Dengan tekanan hidrostatik :
( 2h )
p 2 = .g.cos α. y c +
h
p = .g.cos α. (y - )
1 c
2
2
1 h
e= .
12 yc
Tekanan hidrostatik yang bekerja pada permukaan ditunjukkan dengan resultan gaya
F p melalui pusat tekanan D
p c = .g. t c
Dimana :
p c = tekanan hidrostatik pada planar center of force dari permukaan
t c = jarak dari planar center of force terhadap muka air
Jika permukaan mempunyai sudut α , maka :
p c = .g.cos α . y c
F p = pc . Aactive
2.5 Prosedur Pelaksanaan
1. Set sudut Water Vessel (1) ke α=0°
2. Seimbangkan sistem dengan memutar slider (3), pin stop (4) harus tepat pada tengah
lubang.
3. Tetapkan the rider, untuk menentukan panjang lengan I, menurut petunjuk asisten.
4. Isi air sampai seimbang.
5. Baca ketinggian muka air s dan masukkan ke lembar kerja.
6. Tingkatkan anak timbangan.
7. Dan ulangi pengukuran dengan sudut Water Vessel ( α ) 40 ° dan 90 ° .
8. Ukur s, I, FG .
9. Jika s < 100 mm, maka :
1
e= .s
6
1
I D =200- .s
3
s
p c =ρ.g.
2
A act =s.b
FD = pc . Aact
Jika s >100 mm, maka :
1 1002
e= .
12 s-50
I D =150+e
p c =ρ.g.(s-50)
A act =100.b
b=75 mm F D =p c . A act
10. Jika s < s h mm, maka :
s- st
h=
cos α
1
e= .h
6
1
I D =200- .s
3
s- s t
p c = ρ.g.
2
A act =h.b
Jika s > s h mm, maka :
1 1002
e= .
12 s- s t
- 50
cos α
I D =150+e
p c = ρ.g.(s-s t -50. cos α)
A act =100.b
b=75 mm
Maka gaya resultannya adalah
F p = p c . Aact
11. Jika α=90° , maka :
e=0
I D =150
F p = ρ.g. ( s-s t ) . (100.b )

c
2.6 Dokumentasi
Gambar 2.6.1 Alat di tumpahi cairan air

Gambar 2.6.2 Alat di beri beban
Gambar 2.6.3 Water Vessel

2.7 Data dan Analisa Data
2.7.1 Data
Tabel 2.7.1.1 Hasil praktikum
Angle ά (˚) Lowest Water Level s t (mmWC) Highest Water Level s h (mmWC)
10 2 102
Lever arm 1 Timbangan Water Level s I D (mm) Resultan F D (N)
(mm) F g (N) (mm)
230 1 62 179.33 1.345
230 1,5 78 174 2.157
230 2,5 100 166.66 3.59
230 3,5 122 161.598 5.206
230 5.5 164 157.278 8.296
230 8 216 154.981 12.122
Angle ά (˚) Lowest Water Level s t Highest Water Level s h
(mmWC) (mmWC)
30 26 114
Lever arm 1 Timbangan Water Level s I D (mm) Resultan F D (N)
(mm) F g (N) (mm)
230 1 82 172 1.249
230 1.5 98 167.33 2.202
230 2.5 120 159.66 3.730
230 3.5 140 157.62 5.202
230 5.5 182 155.27 8.292
230 8 234 153.82 12.118
2.7.2 Uji Kesetimbangan

Tabel 2.7.2.1 Hasil praktikum
Angle ά (˚) =10
Momen Akibat Beban Momen Akibat Air
0.23 0.241
0.345 0.375
0.575 0.598
0.805 0.838
1.265 1.304
1.84 1.879
Angle ά (˚) = 30
Momen Akibat Beban Momen Akibat Air
0.23 0.215
0.345 0.368
0.575 0.596
0.805 0.795
1.265 1.152
1.84 1.478
2.8 Analisis
Menggunakan rumus s < 100 mm
Dengan I = 230 mm
FG =1 N dan S=62 mm=0.62 m
1 1
e= ×s= ×62=10.333 mm
6 6
s- s t 62-2
h= = =60.926 mm=0.060926 m
cos ∝ cos10°
2 -6 2
A act =h×b=60.926×75=4569. 45 mm =4569.45× 10 m
1 1
I D =200- ×s=200- ×62=179,333 mm = 179,333 ×10 -3 m
3 3
s- s t 0.6 N
p c =ρ×g× =1000×9.81× =294.3 2
2 2 m
FD =P C × Aact= 294.3×4569.45× 10-6 =1.345 N
M beban = FG .I=1 ×0,23=0,23 Nm
M air = FD . ID =1.345×179.333×10 -3 =0.241 Nm
Kesetimbangan Momen terjadi apabila ∑M=0, maka:

M beban = Mair
FG .I= F D . I D
( 1 ×0.23 ) =(1.345×179.333× 10-3 )
0,23=0.241
2.9 Kesimpulan
1. Immanuel Fernandes (22-2017-131)
2. Ichsan Priambodo (22-2017-132)
Semakin tinggi water levelnya berarti resultan gaya FD semakin besar.
3. Puzi Faujiah W (22-2017-133)
Jika terjadi perbedaan sudut maka ketinggian minimum maupun maksimumnya akan
berbeda dan juga dapat disimpulkan bahwa semakin banyak air yang masuk, maka
tekanan air semakin tinggi, oleh karena itu beban penyeimbang diatur sedemikian rupa
4. R. Fitri Virliani (22-2017-134)
Keadaan hidrostatis terjadi apabila F G .I+ FD . I D =0 . Ketika keadaan ini tercapai maka
keadaan beban dan gaya hidrostatis sudah setimbang.
5. Alya Sofha (22-2017-135)
6. Firda Cahyaning W (22-2017-137)

Perbedaan sudut mempengarui ketinggian minimum air. Perbedaan letak ketinggian
mempengaruhi bidang penampang tekanan.
7. Reiva Aulia (22-2017-138)
Tekanan hidrostatis adalah tekanan dalam zat cair yang dipengaruhi oleh gravitasi.
8. Muthia Alya (22-2017-139)
9. Ario Jati (22-2017-140)
10. M. Hasbiullah (22-2017-141)

Bab 2

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Bab 2

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA

JURUSAN TEKNIK SIPIL

A. (2h +e) = A .2h + A . h2

F p = ρ.g. ( s-s t ) . (100.b )

Gambar 2.6.1 Alat di tumpahi cairan air

Gambar 2.6.2 Alat di beri beban

Gambar 2.6.3 Water Vessel

2.7.2 Uji Kesetimbangan

M beban = FG .I=1 ×0,23=0,23 Nm

M air = FD . ID =1.345×179.333×10 -3 =0.241 Nm

Kesetimbangan Momen terjadi apabila ∑M=0, maka:

6. Firda Cahyaning W (22-2017-137)

Anda mungkin juga menyukai