Anda di halaman 1dari 10

BENTUK SEDIAAN KAPSUL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Farmakologi

Disusun oleh:

Kelompok 3

Siti Khadijah 344035161


Siti Sifaturahmah 34403516128
Soffia Seftiani 34403516129
Ujang Heri Riswandi 34403516149
Yuni Nurbaeni 34403516156

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR


AKADEMI KEPERAWATAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)
Jl. Pasir Gede Raya No. 19 Tlp. (0263)267206 Fax. 270953 Cianjur 43216
BENTUK SEDIAAN KAPSUL

1. PENGERTIAN KAPSUL
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi
dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai (Ditjen POM, 1995).
Mothes dan Dublanc, dua orang Perancis, biasa dihubungkan dengan
penemuan kapsul gelatin. Paten mereka didapatkan pada bulan Maret dan
Desember 1834, meliputi metode untuk memproduksi kapsul gelatin yang
terdiri dari satu bagian, berbentuk lonjong, ditutup dengan setetes larutan
pekat gelatin panas sesudah diisi. Kapsul yang terdiri dari dua bagian
ditemukan oleh James Murdock dari London (1848), dan dipatenkan di
Inggris pada tahun 1865 (Lachman, 1994).
Kapsul adalah sediaan yang padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut. Umunya cangkang kapsul terbuat dari
gelatin dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai (Agustina
Saptaning, dkk, 2013)

2. MACAM-MACAM KAPSUL
Menurut Anief (1986), ada dua macam kapsul, yaitu:
a. Kapsul gelatin keras (Capsulae gelatinosae operculatae), yang
mengandung gelatin, gula, dan air. Kapsul dengan tutup diberi warna-
warna. Diberi tambahan warna adalah untuk dapat menarik dan
dibedakan warnanya. Menurut besarnya, kapsul diberi nomor urut dari
besar ke kecil sebagai berikut: No. 000; 00; 0; 1; 2; 3. Kapsul harus
disimpan dalam wadah gelas yang tertutup kedap, terlindung dari debu,
kelembaban dan temperatur yang ekstrim (panas).
b. Kapsul lunak (Soft capsules). Kapsul lunak yang tertutup dan diberi
warna macam-macam. Perbedaan komposisi kapsul gelatin lunak dengan
kapsul gelatin keras yaitu gula diganti dengan plasticizer yang membuat
lunak, 5% gula dapat ditambahkan agar kapsul dapat dikunyah. Sebagai
plasticizer digunakan gliserin dan sorbitol atau campuran kedua tersebut,
atau polihidris alkohol lain.
c. Kapsul cangkang keras. Kapsul cangkang keras biasanya diisi dengan
serbuk, butiran, atau granul. Bahan semi padat atau cairan dapat juga
diisikan ke dalam kapsul cangkang keras, tetapi jika cairan dimasukkan
dalam kapsul, salah satu teknik penutupan harus digunakan untuk
mencegah terjadinya kebocoran. Kapsul cangkang keras dapat diisi
dengan tangan. Cara ini memberikan kebebasan bagi penulis resep untuk
memilih obat tunggal atau campuran dengan dosis tepat yang paling baik
bagi pasien. Fleksibelitas ini merupakan kelebihan kapsul cangkang keras
dibandingkan bentuk sediaan tablet atau kapsul cangkang lunak (Ditjen
POM, 1995).

3. CARA PENGISIAN KAPSUL


Kapsul yang dimaksud di sini adalah kapsul keras. Kapsul gelatin keras
terdiri dari dua bagian, yaitu bagian dalam/induk (merupakan bagian yang
lebih panjang dan biasa disebut badan kapsul) dan bagian dalam/ tutup.
Kapsul demikian juga disebut Capsulae Operculatae dan kapsul bentuk ini di
produksi besar-besaran di pabrik dengan mesin otomatis. Umumnya ada
lekuk khas pada bagian tutup dan induk agar bisa menutup dengan baik bila
bagian induk dan tutup cangkangnya dilekatkan dan mencegah terbukanya
cangkang kapsul yang telah diisi selama tahap transportasi dan penanganan.
Ada 3 macam cara pengisian kapsul, yaitu dengan tangan, alat bukan
mesin, dan dengan alat mesin.
a. Dengan tangan
Merupakan cara yang paling sederhana, yaitu dengan menggunakan
tangan dan tsnps bsntun alat lain. Cara ini sering dikerjakan di apotek
untuk melayani resep dokter. Pada pengisian dengan cara ini sebaiknya
menggunakan sarung tangan dan masker untuk mencegah alergi yang
mungkin timbul karena obat tersebut. Untuk memasukkan obat dapat
dilakukan dengan cara serbuk yang dibagi sesuai dengan jumlah kapsul
yang diminta lalu tiap bagian serbuk dimasukkan kedalam badan kapsul
dan ditutup.
b. Dengan Alat Bukan Mesin
Alat yang dimaksud disini adalah alat yang menggunakan tangan
manusia. Dengan menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang
lebih seragam dan pengerjaannya dapat lebih cepat sebab sekali cetak
dapat dihasilkan berpuluh-puluh kapsul. Alat ini terdiri dari dua bagian
yaitu bagian yang tetap dn bagian yang bergerak.
Cara penggunaannya adalah :
1) Kapsul dibuka dan badan kapsul dimasukkan ke dalam lubang dari
bagian alat yang tidak bergerak.
2) Serbuk yang akan dimasukkan ke dalan kapsul
dimasukkan/ditaburkan pada permukaan kemudian diratakan dengan
kertas film.
3) Kapsul ditutup dengan cara merapat’menggerakkan bagian yang
bergerak.
c. Dengan Alat Mesin
Untuk menghemat tenaga etika memproduksi kapsul secara besar-
besaran dan menjaga keseragaman dari kapsul tersebut, perlu digunakan
alat yang serba otomatis mulai dari membuka, mengisi, sampai dengan
menutup kapsul. Dengan cara ini dapat diproduksi kapsul dengan jumlah
besar dan memerlukan tenaga sedikit serta keseragamannya jauh lebih
terjamin.

4. CARA PENUTUPAN KAPSUL


Seperti yang sudah bibatasi di BAB 1, penutupan kapsul yang berisi
serbuk dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
a. Cara biasa, yakni dengan menutupkan bagian tutup ke badan kapsul
tanpa penambahan bahan perekat.
b. Pemanasan langsung.
c. Menggunakan energi ultrasonik.
d. Pelekatan menggunakan cairan campuran air-alkohol.
Didalam pabrik besar, pengisian dilakukan dengan cara otomatis.
Sebagai cairan penutup pada umunya digunakan larutan gelatin yang diberi
tambahan zat berwarna. Warna dapat dipergunakan sebagai tanda pengenail
dari suatu pabrik.

5. PENGISIAN CAIRAN KE DALAM KAPSUL KERAS


a. Zat Setengah Cair/Cairan Kental
Misalnya ekstrak-ekstrak kental. Dalam jumlah kecil, jenis zat ini dapat
dimasukkan ke dalam kapsul sebagai serbuk sesudah dikeringkan dengan
bahan-bahan inert tetapi kalau jumlahnya banyak dan jika dikeringkan
membutuhkan terlalu banyak bahan inert, solusinya adalah dengan
membuat seperti masa pil dan dipotong-potong sebanyak yang
diperlukan, bsru kemudian dimasukkan ke dalam cangkang kapsul keras
dan direkatkan
b. Cairan
Untuk cairan-cairan seperti minyak-minyak lemak dan cairan lain yang
tidak bersifat melarutkan gelatin (bahan pembuat cangkang kapsul),
cairan itu dapat langsung dimasukkan dengan pipet yang telah ditara.
Setelah ditutup kapsul harus ditutup (diseal) supaya cairan yang ada di
dalamnya tidak bocor atau keluar.
Untuk cairan-cairan seperti minyak-minyak menguap, kreosot, atau
alkohol yang akan bereaksi dengan gelatin hingga rusak/meleleh, harus
diencerkan terlebih dahulu dengan minyak lemak sampai kadarnya
dibawah 40% sebelum dimasukkan ke dalam kapsul. Kapsul diletakkan
dalam posisi berdiri pada sebuah kotak, kemudian cairan kita teteskan
dengan pipet yang sudah ditara dengan tegak lurus, setelah itu baru
ditutup.

6. CARA MEMBERSIHKAN KAPSUL


Salah satu tujuan dari pemberian obat berbentuk kapsul adalah untuk
menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari bahan obat. Sesuai dengan tujuan
tersebut, bagian luar dari kapsul harus bebas dari sisa bahan obat. Sesuai
dengan tujuan tersebut bagian luar dari kapsul harus bebas dari sisa bahan
obat yang mungkin menempel pada dinding luar dari kapsul. Untuk itu kapsul
perlu dibersihkan dahulu. Kapsul harus dalam keadaan bersih sebelum
diserahkan pada pasien, terutama untuk kapsul yang dibuat dengan tangan.
Caranya membersihkan kapsul: letakkan kapsul diatas sepotong kain
(Linnen,wol) kemudian digosok-gosokkan sampai bersih.

7. CARA PENYIMPANAN KAPSUL


Gelatin bersifat stabil di udara bila dalam keadaan kering, akan tetapi
mudah mengalami peruraian oleh mikroba bila menjadi lembab atau bila
disimpan dalam larutan berair. Oleh karena itu kapsul gelatin yang lunak pada
pembuatannya ditambahkan bahan pengawet untuk mencegah timbulnya
jamur dalam cangkang kapsul. Bila mana di simpan dalam lingkungan
dengan kelembaban yang tinggi, penambahan uap air akan di absorpsi
(diserap) oleh cangkang kapsul dan kapsul tersebut akan mengalami
kerusakan dari bentuk dan kekerasannya (Ansel, 1989). Cangkang kapsul
kelihatannya keras, tetapi sebenarnya masih mengandung air dengan kadar
10-15% menurut Farmakope Indonesia edisi IV dan 12-16% menurut literatur
dari Syamsuni 2006. Jika disimpan di tempat yang lembab, kapsul akan
menjadi lunak dan melengket satu sama lain serta sukar dibuka karena kapsul
itu dapat menyerap air dari udara yang lembab. Sebaliknya, jika disimpan di
tempat yang terlalu kering, kapsul itu akan kehilangan airnya sehingga
menjadi rapuh dan mudah pecah. (Syamsuni, 2006).
Oleh karena itu, menurut Syamsuni (2006), penyimpanan kapsul
sebaiknya dalam tempat atau ruangan yang:
a. Tidak terlalu lembab atau dingin dan kering.
b. Terbuat dari botol-gelas, tertutup rapat, dan diberi bahan pengering
(silika gel).
c. Terbuat dari aluminium-foil dalam blister atau strip.

8. FAKTOR-FAKTOR YANG MERUSAK CANGKANG KAPSUL


Cangkang kapsul dapat rusak jika kapsul tersebut :
a. Mengandung Zat-Zat Mudah Mencair ( Higroskopis)
Zat ini tidak hanya menyerap lembab udara tetapi juga akan menyerap air
dari kapsul itu sendiri hingga menjadi rapuh dan mudah pecah. Proses ini
dapat dihambat dengan penambatan laktosa atau amunium (bahan inert
netral). Contoh : zat-zat higroskopis adalah KI, Na, NaNO2,dan
sebagiannya.
b. Mengandung Campuran Eutektikum
Eutektikum adalah kondisi ketika zat yang dicampur menjadi memiliki
titik lebur lebih rendah terdapat titik lebur semula. Kondisi ini
menyebabkan kapsul rusak/lembek. Contohnya zat yang mengalami
eutektikum adalah campuran asetosal dengan heksamin atau kemfer
dengan mentol. Hal ini dapat dihambat dengan mencampur masing-
masing dengan bahan inert baru keduanya dicampur.
c. Mengandung Minyak Menguap, Kreosot dan Alkohol
(solusi penangganan sudah dibahas sebelumnya)
d. Menyimpan yang Salah
Ditempat lembab, cangkang menjadi lunak dan lengket serta sukar
dibuka karena kapsul tersebut mengisap air dari udara yang lembab
tersebut, sedangkan di tempat yang terlalu kering, kapsul akan
kehilangan air sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah.
Menginat sifat kapsul yang seperti itu, penyimpanan kapsul yang baik
adalah:
a. Dalam ruang yang tidak terlalu lembab atau dingin kering.
b. Dalam botol gelas tertutup rapat dan diberi silika (pengering).
c. Dalam wadah plastik diberi pengering.
d. Dalam blitser/strip aulufoil.

9. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BENTUK SEDIAAN KAPSUL


Menurut Syamsuni (2006), kapsul mempunyai keuntungan dan kerugian
sebagai berikut:
a. Keuntungan pemberian bentuk sediaan kapsul:
1) Bentuknya menarik dan praktis.
2) Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang
berasa dan berbau tidak enak.
3) Mudah ditelan dan cepat hancur atau larut dalam lambung sehingga
obat cepat diabsorpsi.
4) Dokter dapat mengkombinasikan beberapa macam obat dan dosis
yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan pasien.
5) Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan zat
tambahan atau penolong seperti pada pembuatan pil maupun tablet.
b. Kerugian pemberian bentuk sediaan kapsul:
1) Tidak dapat untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori
kapsul tidak dapat menahan penguapan.
2) Tidak dapat untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap lembab).
3) Tidak dapat untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang
kapsul.
4) Tidak dapat diberikan untuk balita.
5) Tidak dapat dibagi-bagi.

10. PENGUJIAN KAPSUL


Kapsul yang diproduksi harus dilakukan pengujian sebagai berikut:
a. Keseragaman Bobot
Persyaratan keseragaman bobot dapat diterapkan pada produk kapsul
lunak berisi cairan, atau pada produk yang mengandung zat aktif 50 mg
atau lebih yang merupakan 50% atau lebih, dari bobot satuan sediaan.
Persyaratan keseragaman bobot dapat diterapkan pada sediaan padat
(termasuk sediaan padat steril), dengan atau tanpa bahan zat aktif yang
ditambahkan.
b. Uji Waktu Hancur
Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur
yang tertera dalam masing-masing monografi. Tetapkan jenis sediaan
yang akan diuji dari etiket serta dari pengamatan dan gunakan prosedur
yang tepat untuk 6 unit sediaan atau lebih. Uji waktu hancur tidak
menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut sempurna.
Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan yang tertinggal
pada kasa alat uji merupakan massa lunak yang tidak mempunyai inti
yang jelas, kecuali bagian dari penyalut atau cangkang kapsul yang tidak
larut.
c. Uji Disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan
disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan
tablet dan kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus
dikunyah. Uji disolusi untuk kapsul menggunakan media disolusi 900 ml
asam klorida 0,1N dengan waktu 30 menit.
d. Penetapan kadar
Penetapan kadar dilakukan untuk memastikan bahwa kandungan zat
berkhasiat yang terdapat dalam kapsul telah memenuhi syarat dan sesuai
dengan yang tertera pada etiket (Ditjen POM, 1995).
DAFTAR PUSTAKA
Saptaning, Agustina, dkk. 2013. Ilmu Resep Untuk SMK Farmasi, Vol. 2. Jakarta :
EGC.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22623/4/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai