Anda di halaman 1dari 14

Osteoarthritis : diagnosis dan pengobatan

Osteoarthritis adalah ganguan degeneratif yang paling sering terjadi, melibatkan


kartilago/tulang rawan artikular yang berkaitan dengan perubahan tulang hipertrofi. Faktor
resikonya termasuk genetik, jenis kelamin perempuan, post trauma, usia lanjut, dan obesitas.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat nyeri yang memburuk seiring dengan pergerakan,
yang nantinya dapat sebabkan disabilitas pada aktifitas sehari-hari. Radiografi/foto rontgen
polos mungkin dapat membantu untuk menegakkan diagnosis, namun uji laboratorium
biasanya kurang begitu membantu. Pengobatan farmakologi harus dimulai dengan
asetaminofen terlebih dahulu lalu bisa ditingkatkan hingga pemberian obat obatan anti
imflamasi non steroid. Latihan fisik sangat berguna untuk meningkatkan efek terapi dari
farmakologi karena dapat menurunkan keluhan nyeri serta disabilitas. Suplemen
glukosamine dan chondroitin dapat digunakan untuk osteoarthritis lutut derajat sedang
hingga berat ketika dilakukan pemberian terapi kombinasi. Injeksi kortikosteroid adalah
terapi yang murah, dengan durasi pemberian yang singkat (4 hingga 8 minggu) yang mampu
mengurangi kekambuhan/gejala yang tidak diinginkan dari osteoarthritis pada lutut,
sedangkan injeksi asam hyaluronik lebih mahal namun dapat menjaga perbaikan gejala
untuk waktu yang lama/periode jangka panjang. Total joint replacement (pergantian sendi
total) dari panggul, lutut, atau bahu direkomendasikan untuk pasien dengan nyeri kronik dan
disabilitas meskipun sudah diberikan terapi medis yang maksimal.

Osteorarhritis merupakan gangguan degeneratif tersering yang mengenai tulang


rawan artikular berkaitan dengan perubahan tulang hipertrofi. Faktor resikonya
termasuk genetik, jenis kelamin perempuan, post trauma, usia lanjut, dan obesitas.
Seiring dengan bertambahnya usia populasi Amerika serta banyak yang alami
obesitas, dokter keluarga dapat memperkirakan bahwa kejadian OA pun juga turut
meningkat.
Tanda dan gejala osteorarthritis
TANGAN
Nyeri pada ROM (range of motion) re: gerakan normal yang dapat dilakukan suatu sendi.
Perubahan hipertrofi pada bagian distal dan proximal dari sendi interfalangeal (nodus
heberden dan nodus bouchard, lihat gambar 1)
Nyeri pada sendi karpometakarpal dari ibu jari
BAHU
Nyeri pada ROM
Keterbatasan ROM, khususnya Rotasi esternal
Krepitus pada ROM
LUTUT
Nyeri pada ROM
Efusi sendi
Krepitus pada ROM
Adanya kista popliteal (kista baker)
Instabilitas lateral
Deformitas valgus dan valrus
PANGGUL
Nyeri pada ROM
Nyeri pada bagian bokong
Keterbatasan ROM (range of motion), khususnya rotasi interna
KAKI
Nyeri pada ambulasi, khususnya pada sendir metatarsofalangeal bagian pertama
Keterbatasan range of motion (ROM) pada sendi metatarsofalangeal, hallux rigidus
Deformitas hallux valgus
TULANG BELAKANG
Nyeri pada range of motion
Keterbatasan range of motion
Hilangnya perasaan sensoris di ekstremitas bawah, hilangnya reflex, kelemahan motorik
akibat
Impaksi pada akar saraf
Pseudokaludikasi akibat stenosis tulang belakang (spinal)

DIAGNOSIS
Gejala tersering dari osteoarthritis adalah nyeri pada sendi. Nyeri cenderung lebih
parah saat melakukan aktifitas, khususnya setelah istirahat, hal ini disebut juga
dengan fenomena gelling (gel phenomenon). Osteoarthirits dapat sebabkan rasa
kaku di pagi hari, namun biasanya hanya bertahan kurang dari 30 menit, tidak
seperti arhritis reumatoid, yang bisa sebabkan rasa kaku hingga 45 menit atau lebih.
Pasien sering mengeluhkan adanya rasa seperti sendi yang terkunci atau instabilitas
sendi. Gejala-gejala ini dapat menurunkan fungsi pasien, yang membuat pasien
harus membatasi aktifitas nya sehari-hari karena rasa sakit dan kaku tersebut. Sendi
yang terkena kebanyakan adalah sendi tangan, lutut, panggul, dan tulang belakang,
namun biasanya sendi apapun bisa saja terkena. Ostearhritis biasanya mengenai
bagian tubuh secara asimetris. Pasien mungkin alami kelemahan pada satu lutut
yang alami OA dengan fungsi yang sangat normal pada kaki yang sebelahnya (lutut
yang sehat).
Pemeriksaan fisik merupakan hal penting dalam rangka membuat diagnosis. Nyeri
saat ROM (range of motion) dan keterbatasan range of motion merupakan hal yang
wajar dalam setiap bentuk OA, namun setiap sendi memiliki temuan pemeriksaan
fisik dengan ciri khasnya masing-masing (tabel 1). Gambar 1 menunjukkan
perubahan pada tangan yang khas dari osteoarthritis.

Gambar 1. Tangan yang terkena osteoarhritis. (1) nodus heberden, (2) nodus
bouchard
Gambar 2. Foto rontgen pada tangan yang terkena osteoarhritis, yang ditunjuk oleh nomoe
(1) adanya penyempitan ruang sendi (2) osteofit, dan (3) destruksi sendi. Juga dapat dilihat
adanya perubahan pada sendi karpometakarpal.(4), yang sering terjadi pada osteoarhritis.

Gambar 3. Foto rontgen dari panggul menunjukkan adanya (1) penyempitan ruang sendi,
(2) pembentukan osteofit.
Gambar 4. Foto rontgen lutut, (A) anteroposterior (B) menunjukkan penampakan lateral (1)
penyempitan ruang sendi (2) pembentukan osteofit.

Karena osteoarthritis utamanya merupakan diagnosis secara klinis, dokter dapat


dengan yakin membuat diagnosis berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan
fisik. Radiografi/foto rontgen polos dapat sangat membantu untuk mengkonfirmasi
diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding lainnya. Teknik pencitraan yang
lebih canggih, seperti computed tomography (CT scan) atau renoance imaging
(MRI) jarang dipakai kecuali diagnosisnya meragukan dan terdapat kecurigaan kuat
ke arah etiologi yang lain, seperti cedera meniskus. Gambar dua hingga 4
menunjukkan berbagai contoh radiologi pada tangan, panggul, dan lutut.
Pemeriksaan laboratorium biasanya tidak dibutuhkan dalam rangka penegakkan
diagnosis. Penanda imflamasi seperti laju sedimentasi eritrosit (LED) dan kadar C-
reaktif protein/protein CRP, merupakan uji imunologi normal, seperti antibodi
antinuklear dan faktor rheumatoid, tidak perlu ditawarkan ke pasien, kecuali ada
bukti yang mengarah ke imflamasi pada sendi dan sinovitis, yang membuat
diagnosis arhritis autoimun semakin kuat.
Kadar asam urat direkomendasikan hanya bila pasien dicurigai menderita gout.
Karena ada kemungkinan hasil yang positif palsu, menawarkan beberapa
pemeriksaan ini mungkin akan semakin menambah kebingungan dalam
mendiagnosis dan dirasa tidak penting jika hasil pemeriksaannya lemah sekali ke
arah diagnosis gout atau arthirits autoimun.
Panel rheumatik (laju endap eritrosit, faktor rehumatoid, antibodi antinuklear, asam
urat, serologi lyme pada beberapa tempat) memiliki kecendrungan hasil yang positif
palsu pada pelayanan kedokteran tingkat pertama. American College of
Rheumatoid Clinical (klinik reumatoid amerika) membuat suatu pedoman untuk
merekomendasikan untuk tidak terlalu dini melakukan pemeriksaan panel
reumatoid pada pasien dengan masalah/gangguan pada sendi.

PENGOBATAN
Pilihan pengobatan dapat diklasifikasikan dalam empat kategori utama :
1. Non farmakologi
2. Farmakologi
3. Komplementer dan alternatif
4. Pembedahan
Pada umumnya, pengobatan harus dimulai dengan seaman mungkin serta terapi
yang paling kurang invasif sebelum memulai terapi invasif serta terapi yang mahal.
Semua pasien dengan osteoarthritis harus mendapatkan setidaknya beberapa
pengobatan dari dua kategori diatas, tatalaksana pembedahan harus diberikan pada
pasien yang tidak alami perbaikan walau sudah diberikan terapi farmakologi dan
perubahan perilaku, serta mereka dengan nyeri yang sulit diatasi dan gangguan
fungsional. Pedoman praktis klinis yang direkomendasian oleh perkumpulan
spesialis Amerika dan British. Gambar 5 menunjukkan pendekatan pengobatan
berjenjang untuk mengobati osteoarthritis.

TERAPI NON FARMAKOLOGI


Terapi non farmakologi sering dimulai dari latihan fisik rutin/olahraga. Sebuah
percobaan klinis randomisasi yang membandingkan latihan fisik di rumah dengan
yang tanpa latihan fisik pada 786 pasien dengan OA lutut menyimpulkan bahwa
program latihan fisik/olahraga dapat menguatkan otot dan memperbaiki ROM.
Peneliti menemukan bahwa terjadi perbaikan gejala yang signifikan secara statistik
pada skoring gejala arthritis yang divalidasi dalam 6,12,18, dan 24 bulan
pengobatan.
Kajian Cochrane terhadap latihan fisik untuk ostearthritis lutut menyatakan adanya
penurunan rasa nyeri dan perbaikan fungsi fisik dalam jangka waktu yang singkat.
Sebuah kajian Cochrane yang mirip dengan kajian sebelumnya, yang meneliti
latihan fisik di air untuk osteoarhritis lutut dan panggul menunjukkan adanya efek
positif/perbaikan gejala, namun hasilnya tidak begitu kuat.
Sebuah percobaan terkontrol terandomisasi pada 200 orang yang membandingkan
pendidikan oleh dokter layanan primer tentang program latihan fisik yang
dilatih/diawasi oleh dokter terapis yang handal. Program latihan fisik yang diawasi
memiliki hasil yang lebih baik dalam jangka waktu yang pendek, namun
perbedaanya tidak bertahan lama setelah diteliti selama 36 minggu.
Ultrasound terapetik merupakan modalitas terapi fisik yang sering digunakan pada
pengobatan osteoarhritis. Kajian Cochrane pada modalitas ini menyimpulkan
bahwa meskipun tampak adanya perbaikan yang signifikan secara statistik pada
skala visual analog pain/VAS (skala nyeri VAS) setelah diberikan terapi ultrasound
untuk osteoarhritis lutut, signifikansi klinis untuk berbagai perubahan ini masih
dipertanyakan. Penulis menemukan bahwa penelitian terkait hal ini masih belum
kuat untuk menunjang keefektifitasan ultrasound terapetik ini pada osteoarhritis
panggul. Sebuah kajian Cochrane pada stimulasi saraf trasnkutaneous secara
elektrik menemukan bahwa tidak ada perbaikan yang signifikan secara klinis pada
gejala nyeri osteoarthirits lutut.
Karena obesitas merupakan salah satu faktor resiko terbesar dari osteoarthritis,
peneliti menyelidiki apakah menurunkan berat badan dapat memperbaiki keadaan
pasien. Sebuah penelitian meta analisis tentang penurunan berat badan dan
ostearhritis lutut menyatakan bahwa penurunan berat badan sebesar 5% dari nilai
normal mampu menurunkan disabilitas pasien. Selain itu, gejala nyeri serta
disabilitas berkurang jika pasien mampu menurunkan berat badan hingga lebih dari
6 kg (13,2 lb). Latihan fisik aerobik penting untuk mengurangi berat badan, namun
dapat sangat menantang jika orang tersebut menderita ostearthritis tepat pada sendi
yang memanggul berat badan. Berenang, elliptical training (mesin latihan stasioner
untuk olahraga), bersepeda, serta latihan fisik pada tubuh bagian atas dapat
membantu kasus kasus seperti ini. Terapi non farmakologi lain termasuk
bracing/kawat penunjang dan splinting/belat,bebat untuk menyokong sendi yang
tidak stabil serta mengurangi rasa nyeri. Tongkat dapat membantu mengurangi
beban berat badan pada orang dengan osteoarhritis panggul atau lutut, namun butuh
kecocokan yang tepat serta digunakan pada sisi kontralateral dari sendi yang alami
osteoarthritis (digunakan pada sendi yang sehat).

Pengobatan dengan pendekatan berjenjang untuk terapi Osteoarhritis

Pertimbangkan terapi pergantian sendi


total untuk osteoarhritis panggul, lutut,
atau bahu jika langkah berikut tidak
berhasil
Pertimbangkan pemberian asam hyaluronik
untuk osteoarhritis lutut yang persisten.

Pertimbangkan injeksi kortikosteroid untuk


eksaserbasi akut dari ostearhritis lutut
Pertimbangkan terapi opioid, namun harus dimonitor dengan
cermat apakah ada ketergantungan atau drug abuse.

Tambahkan kombinasi glukosamine dan kondroitin untuk ostearhritis derajat sedang


hingga berat; hentikan pengobatan ini bila tidak ada perubahan yang tampak dalam kurun
waktu 3 bulan, namun tetap lanjutkan bila ternyata ada efek positifnya.

Mulai terapi NSAID, berikan dengan teknik over the counter (perhitungan yang berlebihan dari ibuprofen dan
naproxen); ganti ke jenis NSAID lain jika pilihan awal tidak efektif;gunakan obat generik bila memungkinkan.

Mulai dengan asetaminofen dan lanjutkan jika masih belum efektif, atau naikkan langkah pengobatan ke NSAID
Anjurkan latihan fisik rutin sambil menggunakan terapi dan anjurkan untuk turunkan berat badan bila pasien
overweight/kelebihan berat badan maupun obesitas. Pertimbangkan untuk dilakukannya terapi fisik untuk mengontrol latihan
fisik (latihan fisik di lapangan atau di kolam renang); pertimbangkan pemberian bracing atau belat/splinting

Osteoarhritis ringan Osteoarhritis sedang Osteoarhritis berat

FARMAKOLOGI
Terapi utama untuk pengobatan ostearthritis derjat ringan adalah asetaminofen.
Pengobatan ini tidak mahal, aman, dan efektif. Sebuah kajian Cochrane di tahun
2006 menyatakan bahwa asetaminofene lebih baik dari pada plasebo dalam
mengobati osteoarthritis derajat ringan, serta efek terapinya setera dengan NSAID,
namun dengan efek samping gastrointestinal yang lebih ringan. Pasien
diinstruksikan untuk meminum 650 hingga 1000 mg asetaminofen hingga 4 kali
sehari untuk mengurangi gejala osteoarthritis. U.S food and Drug Administration
merekeomendasikan untuk tidak memberikan lebih dari 4000 mg asetaminofen per
hari dalam rangka mencegah toksisitas pada hepar. Sebaiknya mewanti-wanti
pasien untuk lebih berhati-hati pada penggunaan obat yang sejatinya mengandung
asetaminofen juga. Ketika asetaminofen gagal mengontrol gejala pasien, terapi
NSAID sangatlah direkomendasikan. NSAID sebagai kelas yang lebih superior dari
pada asetaminofen dalam mengobati osteoarhritis. Pasien yang mendapatkan
NSAID harus diberi peringatan tentang bahaya efek sampingnya, termasuk
perdarahan gastrointestinal, difungsi ginjal, dan kenaikan tekanan darah (angka
yang dapat berbahaya adalah =12). Tidak terlalu banyak penelitian yang
membandingkan agen terapetik non steroid, obat ini tidak begitu mahal, dan yang
lebih penting adalah berikan obat yang generik (ibuprofen, naproxen, diklofenal).
Inhibitor siklooksigenase-2 seperti celeoxib (celebrex), sudah memiliki
bukti keamanan terhadap efek samping gastrointestinal, namun mahal dan
cenderung meningkatkan resiko penyakit jantung. Tabel 2 berisi daftar obat obatan
yang biasa digunakan untuk mengobati osteoarhritis, khususnya dosis dan
harganya.

Tabel 2. Obat obatan yang biasa digunakan untuk osteoarhritis


Opioid sering digunakan untuk atasi nyeri dan merupakan salah satu pilihan untuk
mengobati nyeri akibat osteoarhritis. Karena resiko ketergantungannya, opioid
hanya menjadi pilihan bila pasien tidak berespon terhadap asetaminofen atau terapi
NSAID, atau tidak dapat mentoleransi obat tersebut karena efek samping yang
ditimbulkannya. Opioid harus direseptakn pertama kali pada dosis serendah
mungkin dan harus hati-hati juga memonitornya dalam rangka mengevaluasi
ketergantungan. Opioid juga dapat sebabkan konstipasi kronik dan membuat pasien
beresiko tinggi untuk jatuh. (resiko jatuh/fall risk).
Injeksi intraartikular dari kortikosteroid atau asam hyaluronik merupakan pilihan
lain untuk mengobati osteoarhritis. Penggunakan kortikosteroid artikular dapat
mengurangi rasa nyeri dalam jangka waktu yang singkat, bertahan hingga 4 sampai
8 minggu. Obat ini sudah terbukti keefektifitasannya pada osteoarhritis lutut,
namun memang tidak seefektif hasilnya pada pengobatan osteoarthritis bahu atau
tangan. Banyak dokter menginjeksikan kortikosteroid dengan anestesi lokal, seperti
lidokain (xylocaine). Lidokain dapat menurunkan nyeri dengan cepat, yang
mengkonfirmasi bahwa injeksi obat tersebut sudah di area yang tepat dari tubuh.
Pasien yang diberi obat tersebut harus diperingatan tentang adanya kemungkinan
terjadi reaksi yang tidak diinginkan dalam kurun waktu 24 jam pertama, diikuti
dengan adanya perbaikan gejala dalam waktu 48 jam. Injeksi berulang
dimungkinkan pada sendi yang sama, namun praktik seperti ini terbatas hanya 4
kali injeksi saja per tahunnnya. Injeksi asam hyaluronik intraartikular disebut juga
sebagai ciskosuplementasi, secara luas digunakan oleh spesialis ortopedi untuk
mengobati ostearhritis pada lutut. Terdapat perdebatan tentang keefektifitasan dari
viscosuppelementasi pada penelitian terbaru, yang kebanyakan dari penelitian ini
disponsori oleh pabrik obat.
Meskipun begitu, sebuah kajian cochrane pada 76 percobaan klinis menyatakan
bahwa viscosuplementasi terbukti efektif mengobati osteoarhritis lutut. Efek
pengobatan sering bertahan hingga 4 bulan dan membuat perbaikan rasa nyeri serta
fungsinya. Kelemahan terbesar dari injeksi asam hialuronat adalah biayanya. Tabel
3 berisi informasi tentang perbandingan biaya pada injeksi intraartikular.
Tabel 3. Perbandingan harga antara kortikosteroid intra-artikular dan
injeksi asam hyaluronic pada lutut

Terdapat sebuah perocbaan head-to-head tentang perbandingan antara injeksi


kortikosteroid dan asam hyaluronik. Sebuah penelitian meta analisis pada injeksi
lutut menemukan bahwa kortikosteroid memiliki angka responsifitas jangka pendek
yang jauh lebih besar dan setara dengan asam hyaluronik pada durasi terapi 4
hingga 8 minggu, namun memang lebih inferior dari pada asam hyaluronik setelah
pemberian terapi selama 8 minggu yang dihitung dari awal injeksi. Oleh karena itu,
ketika ada pasien stabil yang alami reaksi/gejala osteoarthritis akut yang tidak
diinginkan muncul, kortikosteroid lebih direkomendasikan. Untuk pasien yang
mengeluhkan nyeri osteoarhritis kronik, asam hyaluronik harus dipertimbangkan.
Teknik injeksi ini sama saja dengan obat obatan yang lain.

TERAPI KOPLEMENTER DAN ALTERNATIF


Sebuah penelitian meta analisis yang menginvestigasi keefektifitasan akupuntur
pada osteoarhritis lutut menemukan bahwa terapi ini hanya memiliki manfaat
jangka pendek, yang penulis sebut sebagai tidak relevan secara klinis. Akupuntur
memang memiliki manfaat terapetik pada nyeri punggung, namun penelitian tidak
membedakan etiologi dari nyeri punggung tersebut.
Suplemen yang secara luas digunakan untuk osteoarhritis adalah glukosamine dan
kondroitin. Literaturnya sendiri terdiri dari uji klinis kecil hingga pelepasan Uji
Intervensi Glucosamine / Chondroitin Arthritis (GAIT), yang mencakup lebih dari
1.500 pasien. Percobaan ini mengandung 5 kelompok perbandingan yang terdiri
dari glukosamine saja, kondroitin saja, kombinasi glukosamine dan kondroitin,
celecoxib dan plasebo. Hasilnya menyatakan bahwa hanya kombinasi glukosamine
dan kondroitin yang efektif menurunkan gejala osteoarhritis derajat sedang dan
berat pada lutut. Kondroitin sendiri tidak menunjukkan efek terapetik/manfaat
untuk osteoarhritis lutut atau panggul pada percoban meta-analisis.
Balneoterapi merupakan kelompok heterogen dalam pengobatan yang dikenal
dengan nama terapi spa atau mandi mineral. Kajian cochrane menyatakan bahwa
mandi mineral memiliki beberapa manfaat untuk pasien dengan osteoarhritis,
namun penulis mengatakan bahwa masih ada kekurangan dalam metodologis
penelitian dan mendesak untuk tetap berhati-hati dalam menafsirkan temuan ini.
Krim kapsain merupakan analgesik topikal yang berasal dari cabai. Diketahui
bahwa obat ini lebih superior dari pada plasebo dalam mengobati nyeri akibat
osteoarhritis. Tersedia dimana-mana, relatif tidak mahal, dan dapat digunakan
sebagai terapi tambahan terhadap pengobatan osteoarhritis standar. Ada juga bukti
yang mendukung penggunaan suplemen S-adenosilemtionin (SAM-e) dalam
menurunkan keterbatasan fungsional, namun tidak dibandingkan dengan plasebo
pada pasien dengan nyeri osteoarthritis. Keefektifitasan SMA-e sebanding dengan
NSAID pada beberapa penelitian namun dengan efek yang lebih sedikit.

PEMBEDAHAN
Pembedahan harus dilakukan pada pasien dengan gejala yang tidak berespon lagi
dengan obat obatan. Indikasi yang dapat diterima untuk pembedahan adalah nyeri
berkelanjutan dan disabilitas walaupun sudah dengan terapi konservatif. Intervensi
bedah yang paling efektif adalah pergantian sendi total, dengan hasil/outcome
pasien yang sangat baik setelah diberikan terapi pergantian sendi total dari panggul,
lutut, dan bahu. Beragam alat prostetik tersedia saat ini; meskipun begitu,
percobaan terkontrol yang membandingkan berbagai alat ini juga masih kurang.
Pasien bisa mengharapkan kinerja prostesis sendi yang mampu menjalankan
fungsinya hingga 15 sampai 20 tahun.
Terdapat berbagai pendekatan lain untuk mengobati osteoarhritis, namun tidak
setara dengan kesuksesan terapi pergantian sendi total. Percobaan terandomisasi
dari debridement arhroskopik untuk osteoarhritis lutut ternyata gagal menunjukkan
efek terapi yang lebih baik dari pada terapi medis yang dikombinasikan dengan
terapi fisik.
SORT : REKOMENDASI KUNCI UNTUK PRAKTIK KLINIS
REKOMENDASI KLINIS RATING REFRENSI
BUKTI
Terapi fisik di darat atau di air dapat menurunkan gejala nyeri dan B 10-12
memperbaiki kemampuan fungsional pasien dengan osteoarhritis
Asetaminofen harus digunakan sebagai terapi lini pertama untuk A 16
osteoarhritis derajat ringan.
Obat NSAID lebih superior dari pada asetaminofen untuk mengobati A 16
osteoarhritis derajat sedang hingga berat.
Injeksi kortikosteroid intra-artikular dapat bermanfaat untuk jangka A 21,22
waktu yang singkat (kurang dari 8 minggu) mengurangi nyeri akibat
ostearhritis di lutut.
Dibandingkan dengan injeksi kortikosteroid intraartikular, injeksi B 26,27
asam hyaluronik intra artikular kurang begitu efektif untuk jangka
waktu yang singkat, setara dengan jangka waktu intermediete (4
hingga 8 minggu), dan lebih superior untuk jangka waktu yang
panjang
Kombinasi glukosamine dan kondroitin dapat menurunkan gejala B 30
nyeri pada pasien dengan OA lutut derajat sedang sampai berat,
meskipun bukti terhadap efek ini masih terbatas dan belum konsisten.
Pasien yang masih mengeluhkan rasa nyeri dan disabilitas akibat OA B 35
panggul, lutut, dan bahu disamping harus mendapatkan terapi medis
maksimal, pasien juga merupakan calon bakal untuk dilakukan terapi
pergantian sendi total.
Keterangan :
A= konsisten, terbukti berkualitas baik berdasarkan orientasi pasien.
B= tidak konsisten, buktinya terbatas berdasarkan oritentasi pasien.
C=konsesus, bukti berdasarkan orientasi penyakit, sering digunakan pada praktik
klinis, hanya berdasarkan pendapat para ahli, atau kasus serial. Untuk informasi
tentagn sistem nilai bukti pada SORT, segera klik link berikut :
http://www.aafp.org/afpsport.xml

Anda mungkin juga menyukai