DIAGNOSIS
Gejala tersering dari osteoarthritis adalah nyeri pada sendi. Nyeri cenderung lebih
parah saat melakukan aktifitas, khususnya setelah istirahat, hal ini disebut juga
dengan fenomena gelling (gel phenomenon). Osteoarthirits dapat sebabkan rasa
kaku di pagi hari, namun biasanya hanya bertahan kurang dari 30 menit, tidak
seperti arhritis reumatoid, yang bisa sebabkan rasa kaku hingga 45 menit atau lebih.
Pasien sering mengeluhkan adanya rasa seperti sendi yang terkunci atau instabilitas
sendi. Gejala-gejala ini dapat menurunkan fungsi pasien, yang membuat pasien
harus membatasi aktifitas nya sehari-hari karena rasa sakit dan kaku tersebut. Sendi
yang terkena kebanyakan adalah sendi tangan, lutut, panggul, dan tulang belakang,
namun biasanya sendi apapun bisa saja terkena. Ostearhritis biasanya mengenai
bagian tubuh secara asimetris. Pasien mungkin alami kelemahan pada satu lutut
yang alami OA dengan fungsi yang sangat normal pada kaki yang sebelahnya (lutut
yang sehat).
Pemeriksaan fisik merupakan hal penting dalam rangka membuat diagnosis. Nyeri
saat ROM (range of motion) dan keterbatasan range of motion merupakan hal yang
wajar dalam setiap bentuk OA, namun setiap sendi memiliki temuan pemeriksaan
fisik dengan ciri khasnya masing-masing (tabel 1). Gambar 1 menunjukkan
perubahan pada tangan yang khas dari osteoarthritis.
Gambar 1. Tangan yang terkena osteoarhritis. (1) nodus heberden, (2) nodus
bouchard
Gambar 2. Foto rontgen pada tangan yang terkena osteoarhritis, yang ditunjuk oleh nomoe
(1) adanya penyempitan ruang sendi (2) osteofit, dan (3) destruksi sendi. Juga dapat dilihat
adanya perubahan pada sendi karpometakarpal.(4), yang sering terjadi pada osteoarhritis.
Gambar 3. Foto rontgen dari panggul menunjukkan adanya (1) penyempitan ruang sendi,
(2) pembentukan osteofit.
Gambar 4. Foto rontgen lutut, (A) anteroposterior (B) menunjukkan penampakan lateral (1)
penyempitan ruang sendi (2) pembentukan osteofit.
PENGOBATAN
Pilihan pengobatan dapat diklasifikasikan dalam empat kategori utama :
1. Non farmakologi
2. Farmakologi
3. Komplementer dan alternatif
4. Pembedahan
Pada umumnya, pengobatan harus dimulai dengan seaman mungkin serta terapi
yang paling kurang invasif sebelum memulai terapi invasif serta terapi yang mahal.
Semua pasien dengan osteoarthritis harus mendapatkan setidaknya beberapa
pengobatan dari dua kategori diatas, tatalaksana pembedahan harus diberikan pada
pasien yang tidak alami perbaikan walau sudah diberikan terapi farmakologi dan
perubahan perilaku, serta mereka dengan nyeri yang sulit diatasi dan gangguan
fungsional. Pedoman praktis klinis yang direkomendasian oleh perkumpulan
spesialis Amerika dan British. Gambar 5 menunjukkan pendekatan pengobatan
berjenjang untuk mengobati osteoarthritis.
Mulai terapi NSAID, berikan dengan teknik over the counter (perhitungan yang berlebihan dari ibuprofen dan
naproxen); ganti ke jenis NSAID lain jika pilihan awal tidak efektif;gunakan obat generik bila memungkinkan.
Mulai dengan asetaminofen dan lanjutkan jika masih belum efektif, atau naikkan langkah pengobatan ke NSAID
Anjurkan latihan fisik rutin sambil menggunakan terapi dan anjurkan untuk turunkan berat badan bila pasien
overweight/kelebihan berat badan maupun obesitas. Pertimbangkan untuk dilakukannya terapi fisik untuk mengontrol latihan
fisik (latihan fisik di lapangan atau di kolam renang); pertimbangkan pemberian bracing atau belat/splinting
FARMAKOLOGI
Terapi utama untuk pengobatan ostearthritis derjat ringan adalah asetaminofen.
Pengobatan ini tidak mahal, aman, dan efektif. Sebuah kajian Cochrane di tahun
2006 menyatakan bahwa asetaminofene lebih baik dari pada plasebo dalam
mengobati osteoarthritis derajat ringan, serta efek terapinya setera dengan NSAID,
namun dengan efek samping gastrointestinal yang lebih ringan. Pasien
diinstruksikan untuk meminum 650 hingga 1000 mg asetaminofen hingga 4 kali
sehari untuk mengurangi gejala osteoarthritis. U.S food and Drug Administration
merekeomendasikan untuk tidak memberikan lebih dari 4000 mg asetaminofen per
hari dalam rangka mencegah toksisitas pada hepar. Sebaiknya mewanti-wanti
pasien untuk lebih berhati-hati pada penggunaan obat yang sejatinya mengandung
asetaminofen juga. Ketika asetaminofen gagal mengontrol gejala pasien, terapi
NSAID sangatlah direkomendasikan. NSAID sebagai kelas yang lebih superior dari
pada asetaminofen dalam mengobati osteoarhritis. Pasien yang mendapatkan
NSAID harus diberi peringatan tentang bahaya efek sampingnya, termasuk
perdarahan gastrointestinal, difungsi ginjal, dan kenaikan tekanan darah (angka
yang dapat berbahaya adalah =12). Tidak terlalu banyak penelitian yang
membandingkan agen terapetik non steroid, obat ini tidak begitu mahal, dan yang
lebih penting adalah berikan obat yang generik (ibuprofen, naproxen, diklofenal).
Inhibitor siklooksigenase-2 seperti celeoxib (celebrex), sudah memiliki
bukti keamanan terhadap efek samping gastrointestinal, namun mahal dan
cenderung meningkatkan resiko penyakit jantung. Tabel 2 berisi daftar obat obatan
yang biasa digunakan untuk mengobati osteoarhritis, khususnya dosis dan
harganya.
PEMBEDAHAN
Pembedahan harus dilakukan pada pasien dengan gejala yang tidak berespon lagi
dengan obat obatan. Indikasi yang dapat diterima untuk pembedahan adalah nyeri
berkelanjutan dan disabilitas walaupun sudah dengan terapi konservatif. Intervensi
bedah yang paling efektif adalah pergantian sendi total, dengan hasil/outcome
pasien yang sangat baik setelah diberikan terapi pergantian sendi total dari panggul,
lutut, dan bahu. Beragam alat prostetik tersedia saat ini; meskipun begitu,
percobaan terkontrol yang membandingkan berbagai alat ini juga masih kurang.
Pasien bisa mengharapkan kinerja prostesis sendi yang mampu menjalankan
fungsinya hingga 15 sampai 20 tahun.
Terdapat berbagai pendekatan lain untuk mengobati osteoarhritis, namun tidak
setara dengan kesuksesan terapi pergantian sendi total. Percobaan terandomisasi
dari debridement arhroskopik untuk osteoarhritis lutut ternyata gagal menunjukkan
efek terapi yang lebih baik dari pada terapi medis yang dikombinasikan dengan
terapi fisik.
SORT : REKOMENDASI KUNCI UNTUK PRAKTIK KLINIS
REKOMENDASI KLINIS RATING REFRENSI
BUKTI
Terapi fisik di darat atau di air dapat menurunkan gejala nyeri dan B 10-12
memperbaiki kemampuan fungsional pasien dengan osteoarhritis
Asetaminofen harus digunakan sebagai terapi lini pertama untuk A 16
osteoarhritis derajat ringan.
Obat NSAID lebih superior dari pada asetaminofen untuk mengobati A 16
osteoarhritis derajat sedang hingga berat.
Injeksi kortikosteroid intra-artikular dapat bermanfaat untuk jangka A 21,22
waktu yang singkat (kurang dari 8 minggu) mengurangi nyeri akibat
ostearhritis di lutut.
Dibandingkan dengan injeksi kortikosteroid intraartikular, injeksi B 26,27
asam hyaluronik intra artikular kurang begitu efektif untuk jangka
waktu yang singkat, setara dengan jangka waktu intermediete (4
hingga 8 minggu), dan lebih superior untuk jangka waktu yang
panjang
Kombinasi glukosamine dan kondroitin dapat menurunkan gejala B 30
nyeri pada pasien dengan OA lutut derajat sedang sampai berat,
meskipun bukti terhadap efek ini masih terbatas dan belum konsisten.
Pasien yang masih mengeluhkan rasa nyeri dan disabilitas akibat OA B 35
panggul, lutut, dan bahu disamping harus mendapatkan terapi medis
maksimal, pasien juga merupakan calon bakal untuk dilakukan terapi
pergantian sendi total.
Keterangan :
A= konsisten, terbukti berkualitas baik berdasarkan orientasi pasien.
B= tidak konsisten, buktinya terbatas berdasarkan oritentasi pasien.
C=konsesus, bukti berdasarkan orientasi penyakit, sering digunakan pada praktik
klinis, hanya berdasarkan pendapat para ahli, atau kasus serial. Untuk informasi
tentagn sistem nilai bukti pada SORT, segera klik link berikut :
http://www.aafp.org/afpsport.xml