Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


IV. 1 Hasil Percobaan
Tabel IV.1 Titrasi NaOH dengan Larutan HCl 0,5 N
V HCl 0,5 N (ml)
V NaOH t1 t2 t3
11 11,2 11,2
10 ml 12 13 13,7
V rata-rata 11,5 12,1 12,5

Tabel IV.2 Titrasi Kloroform dengan Larutan HCl 0,5 N


V HCl 0,5 N (ml)
V Kloroform t1 t2 t3
0,5 0,7 0,9
10 ml 0,7 1,7 0,5
V rata-rata 0,6 1,2 0,7

Tabel IV.3 Hasil Perhitungan


Waktu Volume (ml) Densitas (gr/ml) W Wn
Kd
(menit) Pelarut Air Kloroform Pelarut Air Kloroform (gram) (gram)
34,10
0,941 1,393 0,052 62,566
t1 28 26 4
61,12
0,939 1,366 0,099 60,869
t2 27 26 8
t2 29 28 0,941 1,366 0,056 65,537 8,643

IV.2 Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan harga Koefisien Distribusi NaOH dan
Kloroform yang telah dititrasi dengan larutan HCl 0,5 N serta menghitung Wn (berat) yang
tertinggal dalam campuran larutan setelah satu hingga dua kali titrasi dengan variabel waktu 1
x 9 menit, 2 x 9 menit, dan 3 x 9 menit.
Metodologi percobaan koefisien distribusi yaitu pada ekstraksi pertama, langkah
pertama yang dilakukan adalah mengambil 30 ml NaOH 0,5 N dan 30 ml kloroform.
Kemudian memasukkannya ke dalam corong pemisah dan mengocoknya kedua larutan
tersebut selama 9 menit. Fungsi pengocokan yaitu mempercepat terjadinya distribusi yang
disebabkan karena tumbukan-tumbukan antar partikel campuran yang juga cepat. Menurut
Purwani, dkk (2008) semakin cepat pengadukan, tebal lapisan untuk terjadinya perpindahan

IV-1
Laboratorium Dasar-Dasar Kimia
Fisika
Departemen Teknik Kimia Industri
FV- ITS
massa semakin tipis. Ketebalan lapisan ini dapat dikperkecil dengan bertambahnya intensitas
pengadukan, karena intensitas terjadinya tumbukan antara reaktan semakin banyak dan
semakin cepat. Setelah pengocokan, larutan didiamkan sampai terbentuk dua fase lalu
dipisahkan antara lapisan atas dan lapisan bawahnya. Langkah berikutnya yaitu mengambil 10
ml NaOH dan 10 ml kloroform dengan menggunakan pipet volume dan memasukkan ke
dalam piknometer untuk ditimbang massanya sehingga dapat menghitung densitasnya dan
dilanjutkan dengan memasukkan larutan dari piknometer ke dalam erlenmeyer untuk dititrasi
dengan HCl 0,5 N. Sebelum dititrasi dengan HCl 0,5 N, ditambahkan indikator MO sebanyak
1 tetes. Penambahan indikator MO berfungsi untuk menandai titik ekivalen titrasi yang
ditandai dengan perubahan warna larutan dari yang awalnya berwarna kuning menjadi warna
orange. Warna ini dikarenakan adanya pengaruh ion H + dari HCl yang bereaksi dengan
indikator metil orange. Mengulangi titrasi sebanyak 2 kali pada setiap larutan. Pada ekstraksi
kedua juga melalui tahap yang sama seperti ekstraksi pertama dengan variabel waktu dua kali
lipat yang pertama yaitu 18 menit dan untu ektraksi yang ketiga juga melalui tahap yang sama
dengan variabel waktu tiga kali waktu pertama yaitu 27 menit.
14
12
Volume Titrasi (mL)

10
8
6
4
2
0
0 1 2 3

n Ekstraksi

Volume Titrasi (mL) Untuk Lapisan Atas


Volume Titrasi (mL) Untuk Lapisan Bawah

Grafik IV.2.1 Hasil Volume Titrasi Pada Lapisan Atas dan Lapisan Bawah
Pada grafik menunjukkan volume titrasi yang dibutuhkan untuk menitrasi lapisan atas
dan bawah pada ekstraksi yang pertama hingga ketiga. Pada ekstraksi pertama lapisan atas
membutuhkan 11,5 mL HCl dan untuk lapisan bawah membutuhkan 0,6 mL HCl. Pada
ekstraksi kedua, lapisan pertama membutuhkan 12,1 mL HCl dan untuk lapisan bawah
mmbutuhkan 1,2 mL HCl. Sedangkan pada ekstraksi terakhir, lapisan atas membutuhkan 12,5
mL HCl dan untuk lapisan bawah membutuhkan 0,7 mL HCl.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA IV-2


Laboratorium Dasar-Dasar Kimia
Fisika
Departemen Teknik Kimia Industri
FV- ITS
12

10

Koefisien Distribusi
8

0
0 1 2 3

n Ekstraksi

Grafik IV.2.2 Hubungan Ekstraksi dengan Koefisien Distribusi


Pada grafik di atas menunjukkan adanya hubungan antara ekstraksi pertama hingga
ketiga dengan koefisien distribusi yang diperoleh. Pada ektraksi pertama menghasilkan
koefisien distribusi sebesar 0,052, pada ekstraksi kedua 0,099, dan pada ekstraksi ketiga
0,056. Dilihat dari hasil tersebut, koefisien terbesar terdapat pada ekstraksi yang kedua.
70

60

50
Wn (gram)

40

30

20

10

0
0 1 2 3

n Ekstraksi

Grafik IV.2.3 Hubungan n x Ekstraksi dengan Wn


Pada grafik di atas merupakan hubungan antara n x Ekstraksi dengan Wn (zat
tertinggal) lapisan atas dan lapisan bawah. Pada 1 x esktraksi diperoleh Wn sebesar 34,104
gram, pada 2 x ektraksi diperoleh Wn sebesar 61,128 gram, dan pada ektraksi ketiga atau 3 x
ekstraksi diperoleh Wn sebesar 8,643. Hal ini tidak sesuai dengan literatur pada 1 x ektraksi
ke 2 x ektraksi, namun dari 2 x ektraksi ke 3 x ektraksi sesuai dengan literatur yang mana
semakin banyak ekstraksi yang dilakukan maka zat tertinggal (Wn) volume yang diperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA IV-3


Laboratorium Dasar-Dasar Kimia
Fisika
Departemen Teknik Kimia Industri
FV- ITS
pada lapisan bawah/original solvent, dikarenakan semakin banyaknya NaOH yang terekstrak
oleh kloroform sehingga mempengaruhi lapisan tas/lapisan bawah. Hubungan lapisan atas
berbanding lurus dengan ekstraksi. Semakin banyak ekstraksi yang dilakukan maka semakin
besar koefisien distribusi yang dihasilkan, sehingga semakin kecil harga Wn. (Maroon dan
Lando, 1984)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA IV-4

Anda mungkin juga menyukai