GOOD CORPORATE GOVERNANCE (Indra)
GOOD CORPORATE GOVERNANCE (Indra)
Runtuhnya sistem ekonomi komunis di abad 20 menjadikan Sistem Ekonomi Kapitalis sebagai
satunya-satunya sistem ekonomi paling dominan di dunia. Dimana ciri dari Sistem Ekonomi Kapitalis :
“Kegiatan bisnis dan kepemilikan perusahaan dikuasai oleh individu-individu/ sektor swasta”
Adanya perusahaan swasta besar dimana dalam perjalanan bisnisnya semua aktivitas dan kekuasaannya
telah melebihi batas –batas suatu negara sehingga mampu untuk mempengaruhi dan mengarahkan
kebijakan yang diambil para pemimpin politik disuatu negara
Adanya praktik bisnis yang tidak etis yang mengakibatkan adanya krisis ekonomi di beberapa negara
Asia termasuk Indonesia.
Kemudian menimbulkan efek domino yaitu Hancurnya sistem perbankan di Indonesia yang pada akhirnya
menimbulkan krisis ekonomi,politik dan sosial yang sangat kompleks. Dikarenakan adanya tata kelola
perusahaan dan pemerintah (Bad Corporate Governance) yang buruk. Sehingga memberi peluang timbulnya
praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)
2. PENGERTIAN GCG
Menurut Cadbury Commitee of United Kingdom (1922) : Seperangkat peraturan yang mengatur
hubungan antara pemegang kepentingan internal dan eksternal yang berkaitan dengan hak-hak atau
kewajiban (mengarahkan dan mengendalikan perusahaan).
Soekrisno Agoes(2006) : Sistem yang mengatur hubungan peran Dewan Komisaris, peran Direksi,
pemegang saham,dan pemangku kepentingan lainnya (suatu proses yang transparan atas penentuan
tujuan perusahaan, pencapaiannya dan penilaian kinerjanya)
Organization for Economic Cooperation and Development (OECD): Suatu struktur yang terdiri atas
pemegang saham, direktur, manajer, seperangkat tujuan yang ingin dicapai perusahaan, dan alat-alat
yang digunakan dalam mencapai tujuan dan memantau kinerja.
Wahyudi Prakarsa (dalam Sukrisno Agoes,2006): Mekanisme administratif yg mengatur hubungan2
antara manajemen perusahaan,komisaris,direksi, pemegang saham, dan kelompok-kelompok
kepentingan yang lain. Dimana hubungan ini dimanifestasikan dalam bentuk aturan permainan dan
sistem insentif sebagai kerangka kerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan, cara
pencapaian tujuan serta pemantauan kinerja yang dihasilkan”.
3. KONSEP GCG
1. Perlakuan yang Setara (Fairness): Prinsip dimana para pengelola memperlakukan semua pemangku
kepentingan secara adil dan merata.
2. Prinsip Transparansi: Prinsip dimana para pengelola berkewajiban untuk menjalankan prinsip keterbukaan
dalam proses keputusan dan penyampaian informasi.
3. Prinsip Akuntabilitas: Prinsip dimana para pengelola berkewajiban untuk membina sistem akuntansi yang
efektif untuk menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.
4. Prinsip responsibilitas: Prinsip dimana para pengelola berkewajiban untuk memberikan pertanggung jawaban
atas semua tindakan dalam mengelola perusahaan kepada para pemangku kepentingan sebagai wujud
kepercayaan yang telah diberikan.
5.Kemandirian: Prinsip dimana para pengelola dalam mengambil keputusan bersifat profesional, mandiri, bebas
dari konflik kepentingan dan tekanan yang bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku.
Penunjukan anggota komisaris & anggota direksi BUMN lebih mempertimbangkan aspek politis (
KKN, like & dislike) daripada aspek kompetisi dan profesionalitas.
Kurang berfungsinya organ Satuan Pengawas Intern (SPI)
Tidak adanya Komite Audit
Kurang memperhatikan penerapan prinsip akuntabilitas, terutama kurangnya perhatian direksi dalam
penyusunan laporan keuangan yang berkualitas
Penunjukan anggota komisaris & direksi mulai memperhatikan aspek kompetensi dan profesionalisme,
dan betul-betul memperhatikan aspek independensi dan profesionalitas.
Diberdayakan organ SPI, khususnya yang menyangkut kualitas pejabat yang menduduki organ SPI (
Satuan Pengawas Intern) tersebut
Dibentuknya Komite Audit
Penegasan pentingnya penyusunan laporan keuangan yang berkualitas dan bahwa hal itu merupakan
salah satu wujud tanggung jawab direksi(Sekretaris Perusahaan)