Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desa Koto Mesjid Kabupaten Kampar. hal ini terlihat dari halaman rumah warga
di Desa Koto Masjid disulap menjadi kolam dan tambak ikan patin. Tidak hanya
sebagai sentra budidaya patin, Desa Koto Mesjid juga didaulat oleh Direktorat
Kelautan dan Perikanan sebagai sentra pengolahan produk perikanan air tawar di
Riau. Berbagai macam olahan dari ikan patin diproduksi di desa Koto Mesjid
Kabupaten Kampar. Olahan dari patin yang diproduksi warga mulai dari nugget,
abon, dendeng ikan hingga salai yang merupakan panganan khas Minang dan
Ikan Salai adalah ikan basah yang masih segar lalu dikeringkan melalui
proses pengasapan yang dilakukan selama lebih kurang dua hari. Masyarakat
Melayu lebih mengenal ikan asap dengan istilah salai. Perusahaan atau industri
produksinya tidak benar, maka hal ini dapat menyebabkan tidak tercapainya target
produksi yang dimana di awal periode sudah ditetapkan serta hal ini juga dapat
menyebabkan industri tidak dapat memenuhi semua permintaan yang ada di pasar.
Apabila ini terjadi industri juga bisa dikatakan gagal dalam mengelola
potensi yang dimiliki dan sumber daya yang ada, dalam hal ini industri harus
berusaha mencari titik lemah dari hasil yang kurang memuaskan yang terjadi.
Apakah berasal dari faktor intern atau ekstern. Dan untuk kemudian dilakukan
evaluasi serta perbaikan untuk masa yang akan datang. (Irham Fahmi 2012).
bergantung kepada : jumlah modal, jumlah tenaga kerja, penggunaan bahan baku
dan peralatan produksi yang digunakan. Apabila harga faktor produksi semakin
tinggi, ongkos produksi untuk menghasilkan barang tersebut juga semakin tinggi.
ini akan menurunkan jumlah faktor produksi yang digunakan, dengan demikian
kenaikan harga faktor produksi akan mengurangi jumlah faktor produksi yang
digunakan.
Bapak Firman Edi yang merupakan tokoh pembudidaya ikan patin di Kampar,
mengatakan bahwa “kebutuhan ikan patin untuk disalai dalam satu hari untuk
Sentra Pengolahan Desa Koto Masjid ini sekitar 1 ton per hari”. Selanjutnya bila
dibandingkan antara rencana produksi ikan salai dengan realisasi produksi yang
dihasilkan, maka bisa dilihat bahwa industri masih berproduksi dibawah rencana
Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas maka yang menjadi
produksi ikan salai patin pada Sentra Pengolahan Pasca Panen Desa
salai patin pada Sentra Pengolahan Pasca Panen Desa Koto Masjid Kec.
dapat menghasilkan suatu jawaban yang membantu para pengusaha ikan salai
C. Tujuan
terhadap produksi ikan salai patin di Sentra Pengolahan Ikan Salai Patin
PEMBAHASAN
A. Profil Wirausaha
Koto Mesjid merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan XIII Koto
Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Desa Koto Mesjid memiliki julukan
sebagai Kampung Patin, dikarenakan potensi yang luar biasa yang dimiliki Koto
Mesjid dalam bidang perikanan, khususnya ikan patin. Di Koto Mesjid, terdapat
776 kolam ikan, di mana semua kolam luasnya mencapai 42 hektare, dengan
Selain menghasilkan ikan patin hidup, Desa Koto Mesjid juga mengolah
ikan patin menjadi salai (ikan asap), kerupuk, dan nugget. Desa ini juga
menghasilkan dan menjual bibit ikan patin, mesin pelet, dan pelet. Direncanakan,
di desa ini akan dibangun sentra pengolahan ikan patin seluas 3 hektare. Di desa
ini terdapat 250 UMKM yang bergerak dibidang perikanan patin. Untuk usaha di
memberikan “warna” tersendiri bagi desa Koto Mesjid. Dengan adanya budidaya
ikan patin, kini Kabupaten Kampar, Riau dikenal sebagai penghasil ikan patin
terbesar di Sumatera. Desa Koto Mesjid yang letaknya di Kecamatan XIII Koto
Kampar dikenal dengan julukan “Kampung Patin” dan mengusung motto “Tiada
patin. Dari budidaya ini, sedikitnya menghasilkan sebanyak 60 ton ikan patin
Riau, yang telah memiliki pasar yang cukup luas nasional dan internasional.
C. Analisa Usaha
Koto Mesjid lebih menyukai dan memilih usaha budidaya ikan patin. Hal ini
c. Jumlah omset penjualan ikan patin dalam sekali masa panen yang besar.
f. Adanya bantuan dan pembinaan dari PT. Telkom dalam usaha budidaya
ikan patin.
PENUTUP
A. Kesimpulan
transmigrasi penduduk lokal akibat pembangunan PLTA ini adalah desa miskin.
Namun dengan pengembangan perikanan ini membuat desa ini menjadi desa yang
sejahtera di Kampar. Desa ini menjadi desa “Kampung Patin” dengan motto
berkembang pesat. Selain menghasilkan ikan patin segar, desa Koto Mesjid juga
menghasilkan bibit ikan patin, olahan salai ikan patin, kerupuk ikan patin, dan
juga nugget ikan patin. Saat ini telah dibangun sentra pengolahan ikan patin
dengan luas lahan sekitar 3 hektar. Dengan harapan mampu menyerap seluruh
B. Saran
diharapkan para kelompok usaha ini untuk tetap terus menjaga kualitas produk
dengan tetap menghasilkan produk yang aman bagi lingkungan dan kesehatan,
karena hal ini merupakan salah satu bentuk wujud dari penerapan etika dalam
berbisnis, yang dengannya akan dapat dijadikan sebagai modal bagi kelompok
usaha pada Sentra Pengolahan Hasil Perikanan ini sebagai modal untuk
Profil Sentra Pengolahan Hasil Perikanan di Desa Koto Mesjid Kecamatan XIII
Koto Kampar
Sentra Pengolahan Hasil Perikanan di Desa Koto Mesjid Kecamatan XIII Koto
Profil Desa Koto Mesjid Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar Riau,
Tahun 2015.
http://ceritafadly.wordpress.com/2010/01/19/salai-patin-riau-olahantradisional
dan-menguntungkan/
www.google.com
http://konsultanumkm.blogspot.com/2013/02/ikansalai-umkm-riau-rambah-
pasar.html
http://merlitafutriana0.blogspot.com/p/wawancara.html/m=1