LANDASAN TEORI
Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia,
bahkan dapat dipastikan tanpa pengembangan sumberdaya air secara
konsisten peradaban manusia tidak akan mencapai tingkat yang dinikmati
sampai saat ini. Oleh karena itu pengembangan dan pengolahan sumber daya
air merupakan dasar peradaban manusia (Sunaryo, dkk, 2005).
Salah satu faktor penting penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari
adalah untuk kebutuhan air minum. Air bersih merupakan air yang harus bebas
dari mikroorganisme penyebab penyakit dan bahan-bahan kimia yang dapat
merugikan kesehatan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Air merupakan
zat kehidupan , dimana tidak ada satupun makhluk hidup di bumi ini yang tidak
membutuhkan air.
Sebagian besar penduduk di Indonesia masih menggunakan air sumur
sebagai sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Dengan bertambahnya aktivitas dan jumlah penduduk, maka jumlah air bersih
yang diperlukan manusia akan semakin meningkat. Secara global kuantitas
sumber daya tanah dan air relatif tetap, sedangkan kualitasnya makin hari
makin menurun.
II-1
gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Dengan
keadaan ini, maka air laut tidak memenuhi sarat untuk air minum.
2. Air Permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada
umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya,
misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota
dan sebagainya. Beberapa pengotoran untuk masing-masing air permukaan
akan berbeda-beda, tergantung pada daerah pengaliran air permukaan ini.
Jenis pengotorannya adalah merupakan kotoran fisik, kimia dan bakteri.
Setelah mengalami suatu pengotoran, pada suatu saat air permukaan itu akan
mengalami suatu proses pembersihan sendiri. Udara yang mengandung
oksigen atau gas O2 akan membantu mengalami proses pembusukan yang
terjadi pada air permukaan yang telah mengalami pengotoran, karena selama
dalam perjalanan O2 akan meresap ke dalam air permukaan. Air permukaan
ada enam macam yaitu :
1. Air sungai
Dalam penggunaannya sebagai air minum, haruslah mengalami
suatu pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada
umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali. Debit yang
tersedia untuk memenuhi kebutuhan air minum pada umumnya dapat
mencukupi.
2. Air rawa/danau
Kebanyakan air rawa ini berwarna hitam atau kuning kecoklat, hal
ini disebabkan oleh adanya zat-zat organis yang telah membusuk,
misalnya asam humus yang terlarut dalam air yang menyebabkan warna
kuning coklat.
Dengan adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka
umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi pula dan dalam keadaan
kelarutan O2 kurang sekali (anaerob), maka unsur-unsur Fe dan Mn ini
terlarut. Pada permukaan air akan tumbuh algae (lumut) karena adanya
sinar matahari dan O2.
3. Air tanah
II-2
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau
bebatuan di bawah permukaan tanah pada lajur/zona jenuh air. Air tanah
merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas
dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta
pemulihannya sulit dilakukan.
Air tanah berasal dari air hujan dan air permukaan, yang meresap
mula-mula ke zona tak jenuh dan kemudian meresap makin dalam
hingga mencapai zona jenuh air dan menjadi air tanah. Air tanah
berinteraksi dangan air permukaan serta komponen-komponen lain
seperti jenis batuan penutup, penggunaan lahan, serta manusia yang di
permukaan.
II-3
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke
permukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak
terpengaruh oleh musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air
tanah (Sumber:Tri Joko,Unit Air Baku dalam Sistem Penyediaan Air
Minum).
II-4
Seberapa banyak air yang dapat diharpkan dan dapat dimanfaatkan
untuk memenuhi tujuan kegunaannya, untuk mengetahui jawaban dari
pertanyaan tersebut harus melalui penerapan Hidrologi, yaitu Ilmu yang
mempelajari kejadian-kejadian serta distribusi air alamiah dibumi. Dengan
mempelajari Hidrologi, dapat diketahui : daur hidrologi (Cyclus Hidrologi)
prakiraan aliran air sungai dimasa datang, air tanah dan sebagainya.
2) Kwalitas Air
Selain jumlah air yang cukup, diperlukan mutu air sesuai dengan
standard dan kegunaannya, misal air minum, air irigasi, air industri dan
pambuangan air limbah. Pengujian kimiawi serta bakteriologis biasa
dilaksanakan untuk menetapkan jumlah serta sifat - sifat kotoran didalam air.
3) Bangunan Air
Bentuk dan ukuran bangunan air seringkali tergantung pada sifat hidrolik
dan harus mengikuti azas mekanika fluida. Bangunan air sering kali mempunyai
bentuk lengkap untuk disesuaikan dengan tuntutan azas mekanika fluida
sehingga memerlukan perhitungan detail yang rumit, bahwa kadang kala
diperlukan uji model didalam laboratorium sebelum dilaksanakan
pembangunannya dilapangan.
4) Lingkungan
Dalam Pengembangan Sumber Daya Air (PSDA) tidak dapat terlepas
dari pengaruh lingkungan disekitarnya. Kondisi daerah aliran sungai (DAS)
sangat menentukan kelestarian sumber daya air. Pengaruh bangunan air
terhadap perkembangan morfologi sungai, pengaruh lingkungan selama
pembangunan, pengelolaan dan setelah masa usia layannya selesai.
Disamping itu pengaruh terhadap perubahan kondisi sosial, politik dan budaya
dilingkungan bangunan pengembangan sumber daya air.
5) Unsur Ekonomis dan Finansial
Setiap pengembangan sumber daya air harus dilakukan studi kelayakan
untuk mengevaluasi dari berbagai segi terhadap keuntungan yang diperoleh.
Tinjauan ekonomis adalah tinjauan terhadap nilai keekonomian suatu
pengembangan sumber daya air, bila dibandingkan dengan pembanguna lain
yang mempunyai tujuan yang sama, sedangkan tinjauan finansial adalah suatu
studi/tinjauan nilai ekonomian pengembangan sumber daya air dengan
II-5
membandingkan besaran investasi yang diperlukan terhadap keuntungan yang
diperoleh selama usia layan bangunan pengembangan sumber daya air.
6) Unsur Sosial, Politik dan Budaya
Hampir semua pembangunan PSDA dibiayai oleh badan pemerintah
tertentu, proyek irigasi, pengendali banjir, pengelola air bersih, air limbah dan
pembangkit listrik. Pembangunan PSDA tergantung dari kebijakan/batasan
perencana suatu daerah, peraturan dan undang-undang yang ada.
Pembangunan PSDA dapat tertunda karena masyarakat dan adat budaya
setempat tidak menyetujuinya misal, merusak situs peninggalan nenek moyang,
masyarakat tidak mengijinkan daerahnya digunakan untuk PSDA dan
sebagainya.
2.3.2 Problem yang ditimbulkan oleh PSDA
II-6
hulu dari bendung/bendungan akan mengalami penurunan elevasi tinggi muka
air tanah dan hal ini juga akan mempengaruhi terhadap besaran tekanan air
tanah pada suatu bangunan air.
Dari data di atas dapat kita lihat bahawa pembangunan tidak saja
menghasilkan manfaat tetapi juga resiko. Pencemaran dan pengrusakan
II-7
adalah dua resiko yang tidak dapat dihindari dalam rangka menjalankan
pembangunan. Akibat pembangunan manusia sebagai penghuni Bumi ini
paling tidak saat ini telah berhutang sekitar antara 16 trilyun dollar AS hingga
54 trilyun dollar AS pertahun, atau rata-rata 33 trilyun dollar AS atau kurang
lebih Rp.66.000 trilyun setahun untuk segala materi “gratis” seperti udara, air
dan pangan, demikian hasil perhitungan yang dilakukan oleh tim yang dipimpin
oleh Robert Constanza dan disponsori oleh National Centre for Ecological
Analysis and Synthesis di Santa Barbara, California (Kompas, 16 Mei 1997).
Perkiraan inipun lanjut mereka adalah perkiraan minimum.
Sumber daya air merupakan bagian dari sumber daya yang mempunyai
sifat yang sangat berbeda dengan sumber daya alam lainnya. Air adalah
sumber daya yang terbarui, bersifat dinamis mengikuti siklus hydrologi yang
secara alamiah berpindah-pindah serta mengalami perubahan bentuk dan sifat.
Tergantung dari waktu dan lokasinya, air dapat berupa zat padat sebagai es
dan salju, dapat berupa air yang mengalir serta air permukaan. Berada dalam
tanah sebagai air tanah, berada di udara sebagai air hujan, berada di laut
sebagai air laut, dan bahkan berupa uap air yang didefinisikan sebagai air
udara.
(2) Persaingan dan perebutan air antara daerah hulu dan hilir atau konflik
antara berbagai sektor;
II-8
(6) Erosi sebagai akibat penggundulan hutan.
II-9
yang lebih demokratis, perlu dibentuk undang-undang baru sebagai pengganti
Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan.
Salah satu cara yang harus diperhatikan dalam pengelolaan air adalah
pengelolaan yang berdasarkan pada ‘watershed’ (Daerah Aliran Sungai/DAS).
Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu
kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi
menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan
ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah
topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih
terpengaruh aktivitas daratan.
II-10
Reformasi dalam pengelolaan sumber daya air merupakan salah satu
tindakan penting untuk mengatasi pengentasan kemiskinan, ketahanan
pangan, dan konservasi sumber daya alam. Dalam pelaksanaannya, telah
diterbitkan beberapa kebijakan antara lain diberlakukannya Undang-Undang
No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (UU SDA) yang sejalan dengan
prinsip-prinsip IWRM. Undang-undang ini bertujuan untuk pelaksanaan
pengelolaan sumber daya air secara menyeluruh, berkelanjutan, dan melalui
pendekatan terbuka sehingga memberikan pilihan bagi masyarakat bisnis dan
organisasi non-pemerintah untuk berpartisipasi dalam proses perencanaan dan
pelaksanaan pengelolaan sumber daya air terpadu.
II-11
Gambar 2.1 Watershed and Watershed Divide
Sumber : Google Search
II-12
datang. Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung
didalamnya.
2.5.3 Sumber Daya Lahan
Sumber daya lahan (FAO, 1976) merupakan suatu lingkungan fisik yang
terdiri atas iklim, topografi, tanah, hidrologi, dan vegetasi dimana pada batas-
batas tertentu mempengaruhi kemampuan penggunaan lahan. Sumber daya
tanah dan sumber daya hutan merupakan bagian dari sumber daya lahan.
2.5.4 Aksi Konservasi Sipil Teknis Konstruksi
Prinsip dasar konservasi SDA adalah mengurangi banyaknya tanah
yang hilang akibat erosi dan longsor oleh kekuatan energi air dan merupakan
salah satu upaya pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
secara fisik (kandungan sedimen terlarut dalam air), sedangkan prinsip
konservasi air adalah memanfaatkan air hujan yang jatuh ke tanah seefisien
mungkin, mengendalikan kelebihan air dimusim hujan, dan menyediakan air
yang cukup di musim kemarau (upaya pengawetan air). Dalam hal ini,
konservasi secara sipil teknis mempunyai fungsi:
1. Memperlambat aliran permukaan
2. Menampung dan mengalirkan aliran permukaan sehingga tidak merusak
memperbesar kapasitas infiltrasi air kedalam tanah dan memperbaiki
aerasi tanah
3. Menyediakan air bagi tanaman.
Adapun usaha konservasi yang termasuk dalam metode sipil teknis
antara lain meliputi:
1) Pembuatan/Pembentukan Terasering
Membentuk kemiringan lereng dengan pembentukan teras dibuat
melintang atau memotong kemiringan, berfungsi menangkap aliran permukaan
dan mengarahkan ke outlet yang stabil dengan kecepatan yang tidak erosif.
Pembuatan atau pembentukan lahan dengan sistem terasering dilakukan di
kawasan DAS Hulu dan Tenga pada tingkat hutan non lindung dan lahan
budidaya dengan kemiringan lebih besar 6%. Kegiatan ini dilaksanakan dan
berada di wewenang Dinas Pertanian dan Dinas Kehutanan.
2) Pembangunan Reservoir (Tampungan Air)
II-13
Pembangunan reservoir dilaksanakan akibat dari faktor ketersediaan air
dalam kuantitas dan waktu tidak selalu sesuai dengan kebutuhan, sehingga
fungsi dari reservoir adalah upaya konservasi SDA dari aspek Perlindungan
dan Pelestarian Sumber Air serta Pengawetan Air, sesuai dengan salah satu
tujuan konservasi SDA adalah menjaga kontinuitas air sepanjang tahun.
Fungsi ikutan dari pembangunan reservoir jika diterapkan pada badan
sungai adalah dapat mereduksi puncak banjir, sehingga daya rusak banjir
dapat dikurangi dan diminimalkan, bahkan jika mungkin dapat ditiadakan.
Fungsi lainnya adalah dengan tereduksinya debit banjir dapat mengurangi
energi atau kecepatan aliran sehingga daya rusak air terhadap kestabilan
tebing sungai dan kawasan sempadan sungai, sehingga kondisi lingkungan
SDA dapt terlindungi dan terjaga.
Reservoir sebagai aksi konservasi pada DAS Barang Biji berupa :
a. Kolam tampungan air
b. Bendungan
3) Pembuatan Sand Pocket/Ground Sill
Pembuatan Sand Pocket/groundsill, untuk mengurangi kecepatan aliran,
mengurangi laju erosi dan menangkap sedimen sehingga dapat memperbaiki
kemiringan (gradien) sungai. Konstruksi ini direncanakan disemua anak sungai
dengan gradien lebih besar dari 15%, berskala kecil, sedang dan besar.
4) Pembuatan Check Dam
Pembuatan Checkdam, dimaksudkan untuk menghambat kecepatan
aliran dan menangkap sedimen sehingga dapat memperbaiki kemiringan
(gradien) sungai.
Bangunan ini juga dapat didesain dan difungsikan sebagai bangunan pelindung
bangunan existing seperti dari kemungkinan hantaman material besar (batu)
yang terbawa aliran.
5) Pembuatan Perkuatan Tebing dan Capturing Sumber Air
Bangunan ini berfungsi untuk menghindari kerusakan daerah resapan
DAS dan mata air dari kerusakan akibat erosi atau kelongsoran.
6) Pembuatan Sumur Resapan
Merupakan sistem penampungan pembuangan air hujan berfungsi
menyimpan air hujan dan pengisian air tanah serta mengurangi aliran
II-14
permukaan. Untuk daerah dekat pantai (kota Sumbawa Besar dan sekitarnya)
pengisian air tanah dapat mencegah/mengurangi infiltrasi air laut ke daratan.
Sumur resapan mempunyai sistem kerja sebagai berikut :
a. Sumur resapan sebaiknya berada diatas elevasi/kawasan sumur
sumur gali biasa.
b. Untuk menjaga pencemaran air dilapisan aquifer, kedalaman sumur
resapan hares diatas kedalaman muka air tanah tidak tertekan
(unconfined aquifer) yang ditandai oleh adanya mataair tanah.
c. Pada daerah berkapur/karst perbukitan kapur dengan
kedalaman/solum tanah yang dangkal, kedalaman airtanah pads
umumnya sangatlah dalam sehingga pembuatan sumur resapan
sangatlah tidak direkomendasikan. Demikian pula sebaliknya dilahan
pertanian pasang surut yang berair tanah sangat dangkal.
d. Untuk mendapatkan jumlah air yang memadai, sumur resapan harus
memiliki tangkapan air hujan berupa state bentang lahan baik berupa
lahan pertanian atau atap rumah.
e. Sebelum air hujan yang berupa aliran pemmukaan masuk kedalam
sumur melalui saluran air, sebaiknya dilakukan penyaringan air dibak
control terlebih dahulu.
f. Bak control terdiri dari beberapa lapisan berturut-turut adalah
lapisan gravel (kerikil), pasir kasar, pasir dan ijuk.
g. Penyaringan ini dimaksudkan agar partikelpartikel debu hasil erosi
dari daerah tangkapan air tidak terbawa masuk ke sumur sehingga
tidak menyumbat poripori lapisan aquifer yang ada.
h. Untuk menahan tenaga kinetis air yang masuk melalui pipa
pemasukan, dasar sumur yang berada dilapidan kedap air dapat diisi
dengan batu- belah atau ijuk.
i. Pada dinding sumur tepat didepan pipa pemasukan, dipasang pipa
pengeluaran yang letaknya lebih rendah daripada pipa pemasukan
untuk antisipasi manakala terjadi overflow/luapan air didalam
sumur. Bila tidak dilengkapi dengan pipa pengeluaran, air yang masuk
dengan sekat balok dll.
II-15
j. Diameter sumur bervariasi tergantung pada besarnya curah hujan, luas
tangkapan air, konduktifitas hidrolika lapisan aquifer, tebal lapisan aquifer
dan daya tampung lapisan aquifer. Pada umumnya diameter berkisar
antaral 1,5 m.
k. Tergantung pada tingkat kelabilan/kondisi lapisan tanah dan ketersediaan
dana yang ada, dinding sumur dapat dilapis pasangan bate bata atau
buffs beton. Akan lebih baik bila dinding sumur dibuat lubang-lubang agar
air dapat meresap juga secara horizontal.
Manfaat sumur resapan adalah sebagai berikut :
a. Mengurangi air limpasan, sehingga jaringan drainase akan dapat
diperkecil.
b. Mencegah adanya genangan air dan banjir di daerah hilir.
c. Mempertahankan tinggi muka airtanah yang semakin hari semakin
menurun, akibat defisit penggunaan air.
d. Mengurangi/menahan intrusi air Taut bagi daerah yang berdekatan
dengan wilayah pantai.
e. Mencegah penurunan/amblesan tanah (land subsidence), akibat
pengambilana ir tanah yang berlebihan.
f. Mengurangi pencemaran air tanah.
g. Menyediakan cadangan air untuk usahatani bagi lahan disekitarnya.
h. Biaya pembangunan sumur resapan relatif murah, yaitu Rp.200 - 250 ribu.
i. Dampak selanjutnya akan mengurangi debit puncak banjir, walaupun tidak
terlalu signifikan (pada umumnya untuk daerah kepadatan penduduk
rendah kemampuan reduksi banjir kurang <10%).
7) Pembuatan Sistem Pengolahan Air Limbah
Bangunan ini diperlukan untuk menampung dan mengolah air limbah
rumah tangga dan industri terutama didaerah perkotaan, sebelum masuk ke
sungai, sehingga berfungsi mengurangi polutan masuk ke sungai. Setiap rumah
tangga atau kelompok rumah tangga harus mempunyai sistem pengolah air
limbah.
Sosialisasi terhadap pentingnya instalasi pengolah limbah dan merubah
kebiasaan masyarakat membuang langsung disungai atau badan air lainnya
serta untuk menyediakan sistem pengolahan limbah rumah tangga harus
II-16
segera dilakukan mengingat kondisi kualitas air di sungai terutama pada musim
kering termasuk dalam kategori tercemar salah satunya adalah dari unsur
biologis.
8) Pembuatan Konstruksi Biopori
Maksud dari konstruksi biopori adalah suatu konstruksi dipermukaan
tanah yang memungkinkan air hujan dan air permukaan sebanyak mungkin
dapat meresap kedalam tanah, sehingga konstruksi ini berfungsi mengurangi
aliran permukaan, meningkatkan infiltrasi dan perkolasi dan meningkatkan
pengisian lengas tanah dengan air dan meningkatkan muka air tanah. Fungsi
konservasi dari konstruksi ini adalah pengawetan air dan khusus daerah pantai
atau hilir DAS dapat mengurangi instrusi air laut karena muka air tanah dapat
ditingkatkan.
Beberapa tipe konstruksi ini adalah :
a. Penggunaan grass block atau paving block sebagai pengganti beton
block/conblock atau lapisan aspal pada jalan lingkungan, carport, halaman
rumah, pertokoan dan perkantoran.
b. Penggunaan lubang resapan didasar saluran drainase bukan saluran
sanitasi, lubang resapan ini mempunyai prinsip dan cara kerja sama dengan
sumur resapan, hanya mempunyai dimensi/diameter kecil (diameter
maksimum = 0,20 cm dengan kedalaman = 0,50 cm) dengan jarak/interval
rapat. Semakin rapat akan semakin meningkatkan fungsinya.
II-17
merupakan bencana alam terbesar berkaitan dengan air. Fenomena bencana
banjir merupakan salah satu dampak dari kesalahan pengelolaan sumberdaya
alam dan lingkungan. Banjir terjadi karena beberapa hal :
II-18
5. Tidak adanya kesadaran dan kepekaan lingkungan dari perilaku
masyarakat. Kegiatan pembuangan sampah dan limbah padat industri
menyebabkan terjadinya pendangkalan dan penyumbatan aliran sungai
(Marfai, 2005).
II-19
Implikasi dari bencana kekeringan terhadap pertanian adalah berupa
kegagalan panen. Sebagai contoh, gagal panen yang terjadi di daerah Nusa
Tenggara Timur (NTT) yang disebabkan minimnya curah hujan melanda 117
kecamatan mencakup 1.108 desa di 16 kabupaten/kota. Jumlah penduduk
korban gagal panen mencapai 101.973 kepala keluarga (KK) atau 452.920 jiwa
(Indomedia, 2005). Di berbagai daerah di Indonesia, terutama bagian timur,
yang curah hujannya relatif lebih rendah dibandingkan di bagian barat, maka
pada musim kemarau panjang lebih sering terkena bencana kekeringan, gagal
panen dan gizi buruk.
II-20
demam, rasa mual, muntah-muntah, serta berak darah campur lendir. Infeksi
penyakit ini dapat berjangkit sepanjang tahun. Penderita dan carriernya adalah
sumber penuranan yang utama, dan penularannya dapat terjadi melalui
makanan, air minum atau kontak orang ke orang.
b. Thypus dan Paratyphus
Penyebabnya adalah jenis bacillus typhus dan parathyphus, dengan
waktu inkubasi antara 1 sampai 3 minggu. Bakteri penyakit tersebut masuk
melalui mulut dan menjangki pada struktur lympha (getah bening) pada bagian
bawah usus halus, kemudian masuk ke aliran darah dan akan terbawa ke
organ-organ internal sehingga gejala muncul pada seluruh tubuh misalnya:
seluruh badan lemas, pusing, hilang nafsu makan, dan timbul deman serta
badan menggigil. Pada penderita yang serius sering timbul gejala pendarahan
usus. Suhu badan berfluktuasi dan akan turun perlahan-lahan setelah infeksi
berjalan tiga atau empat minggu, dan gejala umum juga hilang. Untuk penyakit
paratyphus, gejalanya hampir sama, hanya lebih lunak. Sumber penularan
yang utama adalah penderita itu sendiri atau carriernya, dan penularan dapat
terjadi karena infeksi yang disebabkan oleh bakteria yang ada di dalam tinja
penderita melalui air minum, makanan atau kontak langsung.
c. Kholera
Penyebabnya adalah bakteri patogen jenis vibrio cholerae, dan waktu
inkubasinya antara beberapa jam sampai lima hari. Bakteri vibrio cholerae yang
masuk melalui mulut akan berkembang di dalam usus halus (small intestine),
dan menghasilkan exotoxin yang menyebabkan rasa mual. Gejala yang penting
yakni mencret atau diare dengan warna putih keruh dan muntuah-muntah.
Kadang-kadang juga terjadi dehidrasi, dan pada kasus yang serius kemungkin
an dapat menyebabkan penderita menjadi koma. Keadaan kritis tersebut dapat
dihindari apabila dilakukan penanganan yang sesuai. Sumber utama
penunularan yakni air minum atau makanan yang terkontaminasi atau tercemar
oleh kotoran atau muntahan penderita ataupun tercemar oleh inang atau
pembawa bakteri kholera.
d. Hepatitis A
Penyebabnya adalah virus hepatitis A, dengan waktu inkubasi antara 15
sampai 30 hari (biasanya 30 hari). Infeksi umumnya terjadi melalui mulut.
II-21
Gejala primairnya antara lain rasa mual, pusing disertai demam, dan rasa
lelah/lemas di seluruh tubuh. Gelaja spesifik antara lain terjadinya
pembengkaan liver dan timbul gejala sakit kuning. Sumber penularan yakni air
minum atau makanan yang tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung
virus hepatitis A.
e. Poliomelistis Anterior Akut
Penyebabnya adalah virus polio, waktu inkubasi antara 3 sampai 21 hari,
biasanya antara 7 sampai 12 hari. Virus polio masuk melalui mulut dan
menginfeksi seluruh struktur tubuh, kemudian menjalar melalui simpul saraf
lokal, dan selanjutnya menyerang sistem saraf pusat, yang dapat menyebabkan
kelumpuhan. Beberapa gejala dapat terlihat antara yakni demam, rasa
meriang/tak enak badan, tenggorokan sakit, pusing-pusing dan terjadi kejang
mulut (bibir atas dan bawah tidak dapat digerakkan).
Sumber infeksi yakni virus polio yang terdapat pada tinja atau dahak
penderita atau virus yang terbawa oleh inangnya (carrier), dan penularan
kadang-kadang juga melalui air minum atau makanan yang terkontaminasi
(tercemar).
2.6.2 Penyakit yang Berkaitan dengan Kebersihan
Diare atau sering disebut mencret adalah penyakit yang erat kaitannya
dengan kebersihan. Penyakit ini adalah salah satu penyakit yang paling banyak
terjadi di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Yang paling banyak
terserang penyakit ini umumnya adalah anak-anak balita, dan bila keadaannya
parah seringkali dapat menyebabkan dehidarasi, yang apabila tidak ditangani
dengan segera dapat pula menyebabkan kematian.
Bakteri patogen yang menyebabkan penyakit ini berasal dari tinja, dan
masuk ke tubuh manusia lewat mulut melalui makanan atau minumam atau
melalui kontak orang ke orang. Sering kali organisme penyebab infeksi enterik
tersebut diakibatkan oleh kondisi lingkungan rumah yang kotor dan tidak sehat.
Hal tersebut juga sering diakibatkan oleh pencucian tangan yang kurang bersih
pada waktu buang kotoran, atau secara lansung melalui inangnya misalnya
oleh lalat. Banyak juga kasus terjadi akibat makanan atau minuman yang dijual
oleh penjaja atau warung-warung yang kebersihannya kurang memandai.
Salah satu faktor yang penting untuk menganggulangan hal tersebut
II-22
yakni dengan cara meningkatkan kebersihan lingkungan, meningkatkan
pelayanan air bersih yang sehat, meningkatkan sistem pembuangan atau
pengolahan kotoran manusia (tinja) yang memenuhi syarat, serta dengan
memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya kebersihan.
II-23