Laporan Pendahuluan Praktik Komprehensif Ii Stikes Muhammadiyah Palembang
Laporan Pendahuluan Praktik Komprehensif Ii Stikes Muhammadiyah Palembang
PRAKTIK KOMPREHENSIF II
STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG
“ASFIKSIA NEONATUS”
A. Definisi
Asfiksia neonatus adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang tidak
1989)
(Manuaba, 1998)
Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat
bernafas secara spontan dan teratur dalam satu menit setelah lahir.
(Mansjoer, 2000)
asidosis, bila proses ini terjadi terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan
otak atau kematian. Asfiksia juga dapat mempengaruhi fungsi organ vital
1
B. Etiologi
gawat janin yang dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir.
terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali
1. Faktor Ibu
Karena bayi kelebihan zat asam arang maka bayi akan kesulitan
dalam bernafas.
2
c. Partus lama atau partus macet
Pada usia ibu yang seperti ini akan beresiko mengakibatkan gawat
janin, ini terjadi karena rahim ibu tidak siap diisi janin. Gawat
3
b. Tali Pusat Pendek
janin terhambat.
3. Faktor Bayi
4
1. Nares Anterior
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis).
saluran pernapasan.
Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi
choanae.
3. Faring (Tenggorokan)
5
(tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara
sebagai suara.
keluar masuk dan juga sebagi jalan makanan dan minuman yang
suara percakapan.
tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan
6
oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel berlapis pipih yang
kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan
trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada
bronkiolus.
7
alveolus inilah oksigen dan udara berdifusi ke dalam darah. Fungsi
utama bronkus adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan
keluar paru-paru.
samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh
diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru
kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri
(pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru - paru dibungkus oleh
dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang
parietalis).
8
D. Patofisiologi dan Patoflow
sehingga DJJ menjadi lebih cepat akhirnya ireguler dan menghilang. Janin
terdapat banyak air ketuban dan mekonium dalam paru, bronkus tersumbat
berangsur - angsur dan bayi memasuki periode apnea primer. Apabila bayi
ringan.
gejala ini terjadi pada asfiksia sedang - berat, tekanan darah bayi juga
mulai menurun dan bayi akan terlihat lemas (flascid). Pernafasan makin
lama makin lemah sampai bayi memasuki periode apnea sekunder. Selama
apnea sekunder, denyut jantung, tekanan darah dan kadar O2 dalam darah
9
Pada paru terjadi pengisian udara alveoli yang tidak adekuat
terjadi kerusakan sel otak yang dapat menimbulkan kematian atau gejala
sisa pada kehidupan bayi selanjutnya. Pada saat ini, Bayi sekarang tidak
persalinan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi
reversible atau tidak tergantung dari berat badan dan lamanya asfiksia.
10
Patoflow
ASFIKSIA
G3 Perfusi Ventilasi
Ketidakefektifan Pola
Nafas
Gangguan Pertukaran
Gas
E. Manifestasi Klinik
berangsur – angsur dan memasuki periode apnea primer. Gejala dan tanda
11
asfiksia neonatorum yang khas antara lain meliputi pernafasan cepat,
1. DJJ lebih dari 100 x/menit atau kurang dari 100 x/menit tidak teratur.
3. Tonus otot buruk karena kekurangan oksigen pada otak, otot dan
organ lain.
9. Pucat.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah
12
a. Hb (normal 15 – 19 gr%), biasanya pada bayi dengan asfiksia Hb
2. Nilai analisa gas darah pada bayi post asfiksi terdiri dari :
asidosis.
3. Urine, nilai serum elektrolit pada bayi post asfiksia terdiri dari :
4. Foto Thoraks
13
G. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
1. Penatalaksanaan Medis
dan membatasi gejala sisa yang mungkin muncul. Cara resusitasi dibagi
a. Tindakan Umum
1) Pengawasan suhu
a. Tindakan Khusus
1) Asfiksia Berat
melalui vena umbilikalis, reaksi obat ini akan terlihat jelas jika
14
ventilasi paru sedikit banyak telah berlangsung. Usaha pernapasan
ini tidak berhasil bayi harus dinilai kembali, mungkin hal ini
2) Asfiksia sedang
15
tidak langsung segera dilakukan, ventilasi dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu dengan dari mulut ke mulut atau dari ventilasi ke
adekuat.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
b. Memulai pernapasan :
16
punggung bayi secara cepat, mengusap atau mengelus tubuh,
1. Pengkajian
a. Identitas
registrasi.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
setelah kelahiran.
17
c. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : composmentis
1) Sistem Pernapasan
a) Hidung : Simetris kiri – kanan
b) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar, tidak ada tomor
c) Dada :
o Bentuk dada : tidak simetris
o Gerakan dada : dada dan abdomen tidak bergerak secara
bersamaan
o Ekspansi dada berkurang
o Suara napas melemah
2) Sistem Cardiovaskular
a) Capillary Refilling Time : >2 detik
b) Denyut jantung : 110x/menit
c) Tekanan darah menurun: 70/40mmHg
3) Sistem Syaraf
a) Bayi mengalami penurunan kesadaran
4) Sistem Muskulo Skeletal
a) Terjadi penurunan tonus otot bayi
b) Gerakan ekstremitas fleksi pada bayi sedikit
c) Bayi nampak lemas dan lemah
5) Sistem Integumen
a) Bayi mengalami sianosis pada kulit dan kuku
b) CRT : > 3 detik
c) Bayi nampak pucat
6) Sistem Endokrim
a) Kelenjar Thyroid : Tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid
7) Sistem Perkemihan
a) Tidak ada edema
b) Tidak ada bendungan kandung kemih
8) Sistem Reproduksi
a) Penis : Bersih
b) Tidak ada kelainan pada area genetalia
2. Analisa Data
18
karakteristik : pernafasan pola nafas
Asfiksia
o Pernafasan
cuping hidung Janin kekurangan O2 dan
kadar CO2 meningkat
o Takipnea
o Dipnea Apneu
o Penurunan
DJJ dan TD menurun
tekanan
ekspirasi Ketidakefektifan pola
nafas
19
lingkungan Asfiksia
yang ekstrem
Janin kekurangan O2 dan
kadar CO2 meningkat
Resiko
ketidakseimbangan suhu
tubuh
3. Prioritas Masalah
4. Diagnosa Keperawatan
No Perencanaan
20
Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
21
neonatus) o vital sign status buatan.
22
o Keseimbangan 6. Tempatkan bayi baru lahir
asm basa dalam pada ruangan isolasi atau
batan nornal bawah pemanas.
23