Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
TB merupakan salah satu penyakit infeksi yang prevalensinya
paling tinggi di dunia.Berdasarkan laporan WHO (2003), sepertiga
populasi dunia, yaitu sekitar 2 milyar penduduk, terinfeksi
Mycobacterium tuberculosis. Lebih dari 8 juta populasi terkena
tuberkulosis aktif setiap tahunnya dan sekitar 2 juta meninggal. Lebih
dari 90% kasus TB dan kematian berasal dari negara berkembang,
dimana 75% kasus terjadi pada usia produktif (15-54 tahun). Indonesia
saat ini merupakan negara dengan jumlah penderita TB Paru dengan
Bakteri Tahan Asam (BTA) positif terbanyak ketiga diantara 22 negara
di dunia yang mempunyai beban tertinggi terhadap TB, setelah India
dan China. Berdasarkan data WHO tahun 2001, perkiraan penderita
TB dengan BTA positif di Indonesia adalah 261.000 penduduk.
(Rasional, 2003) .
Di Indonesia penyakit TB paru merupakan salah satu penyakit
yang menjadi masalah kesehatan masyarakat. Diperkirakan setiap
tahun 450.000 kasus baru TB paru terjadi, di mana sekitar 1/3
penderita terdapat di sekitar puskesmas, 1/3 lagi ditemukan pada
pelayanan rumah sakit/klinik pemerintah dan swasta, praktek swasta,
dan sisanya belum terjangkau oleh unit pelayanan kesehatan.
Kematian karena TB paru diperkirakan 175.000 per tahun, di mana
penderita TB paru sebagian besar adalah kelompok usia produktif dan
sebagian besar sosial ekonomi lemah (Dirjen PPM & PLP, 1999).
Upaya untuk mengontrol kejadian TB telah dilakukan oleh pemerintah
Indonesia melalui strategi Directly Observed Therapy Short Course
(DOTS). Strategi DOTS merupakan suatu program internasional yang
1
2

diperkenalkan sejak awal tahun1990-an. Strategi ini mencakup


diagnosis TB, pemberian kemoterapi (terapi obat) TB dan semua
aspek manajemen pendukung yang penting.
Pemberantasan TB paru di Indonesia telah dimulai sejak
diadakan simposium pemberantasan TB Paru di Ciloto tahun 1969.
Namun sampai saat ini perkembangannya belum memuaskan,
Indonesia masih menduduki ranking ke 3 dunia setelah India dan Cina.
Sejak 1995 program strategi baru mulai diterapkan di puskesmas,
menggunakan obat anti tuberkulosis (OAT) yang terbagi atas 3 paket
obat, yakni OAT kategori I, II dan III.
Upaya penurunan angka penderita TB paru yang telah
dilakukan oleh pihak program hingga tahun 1995 berupa pemberian
obat yang intensif melalui puskesmas ternyata kurang berhasil. Hal ini
terjadi karena belum adanya keseragaman dalam pengobatan dan
sistim pencatatan pelaporan di semua unit pelayanan kesehatan,baik
pemerintah maupun swasta sehingga monitoring pengobatan yang
dilakukan oleh pihak program terhadap penderita tidak berjalan
dengan baik. Hal ini terlihat dari proporsi kematian oleh sebab TB paru
telah terjadi peningkatan dari tahun 1980, 1986, 1992, berturut-turut
8,4%, 8,6% dan 9,9% dari seluruh kematian (SKRT, 1980, 1986,
1992). Hasil survai kesehatan rumah tangga SKRT tahun 1995
menunjukkan bahwa TB paru merupakan penyebab kematian nomor 3
setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan
pada semua golongan usia dan nomor satu dari golongan infeksi
(SKRT, 1995).
Keberhasilan pengobatan TB paru sangat ditentukan oleh
adanya keteraturan minum obat anti tuberkulosis. Hal ini dapat dicapai
dengan adanya kesadaran penderita TB paru untuk meminum obat
3

secara teratur melalui upaya peningkatan pengetahuan penderita TB


paru tentang pencegahan dan pengobatan TB paru.
Banyak faktor berperan terhadap keberhasilan pengobatan TB paru,
antara lain : kepatuhan, masalah resistensi, status social ekonomi
penderita, peran petugas kesehatan di puskesmas serta informasi
tentang pengobatan TB paru..

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca
mendapatkan pengetahuan tentang penyakit TB Paru dan proses
pengobatannya.
2. Tujuan Khusus
1. Pembaca mengetahui tentang pengertian,Gejala,cara
penularan dan Karakteristik TB Paru.
2. Pembaca mengetahui tentang diagnosis TB Paru
3. Pembaca mengetahui tentang tipe pasien TB Paru
4. Pembaca mengetahui tentang pengobatan TB Paru

C. Manfaat
Adapun manfaat yang ingin penulis capai adalah untuk memberikan
informasi kepada para pembaca, sehingga pembaca tahu tentang
penyakit TB Paru , pengobatannya dan cara pencegahannya .

Anda mungkin juga menyukai