PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan zaman persaingan dalam dunia bisnis
semakin ketat, sehingga perusahaan dituntut harus lebih profesional dalam
menjalan usahanya. Kemampuan perusahaan untuk bisa bersaing dan
bartahan di dunia bisnis harus ditingkatkan. Untuk meningkatkan suatu
kinerja perusahaan diperlukan suatu pengendalian. Hal ini dilakukan untuk
menjamin aktivitas yang sedang dilakukan sesuai dengan apa yang telah
ditetapkan organisasi. Untuk dapat mempertahankan kelangsungan bisnis,
perusahaan dituntut melakukan kegiatan oerasionalnya scara efektif dan
efisien, efektifitas sebagai dasar dari keberhasilan. Salah satu penunjang
agar pelaksanaan suatu aktivitas menjadi efektif dan efisien adalah adanya
suatu sistem pengendalian manajemen.
Sistem pengendalian manajemen diperlukan untuk memberikan
jaminan melalui manajer bahwa organisai tersebut telah melaksanakan
strateginya secara efektif dan efisien. Dengan diterapkan sistem
pengendalian manajemen pada perusahaan akan memungkinkan
perusahaan bergerak maju dalam menunjang produktivitas, sehingga
manajer mampu untu membantu mengkoordinasikan proses pembutan
perencanaan dan pembuatan keputusan pada suatu perusahaan.
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sruktur Sistem Pengendalian Manajemen pada PT KAI?
2. Bagaimana Proses Sistem Pengendalian Manajemen pada PT KAI?
3. Bagaimana Peranan Pelaksanaan Sistem Pengendalian Manajemen
dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Manajer di PT. Kereta Api
Indonesia (Persero)?
1
1.3.Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Sruktur Sistem Pengendalian Manajemen pada PT
KAI
2. Untuk Mengetahui Proses Sistem Pengendalian Manajemen pada PT
KAI
3. Untuk Mengetahui Peranan Pelaksanaan Sistem Pengendalian
Manajemen dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Manajer di PT.
Kereta Api Indonesia (Persero)
2
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3
2. Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan Perusahaan terlaksana
secara efektif.
3. Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian di dalam
pengelolaan Perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan
prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
4. Kemandirian (independency) yaitu keadaaan di mana Perusahaan dikelola
secara profesional tanpa benturan dan pengaruh/tekanan dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
5. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi
hak-hak Pemangku Kepentingan (Stakeholders) yang timbul berdasarkan
perjanjian dan peraturan perundang-undangan
Insan PT KAI (Persero) memahami dalam menerapkan prinsip GCG dapat
mendukung tercapainya tujuan Perusahaan baik dalam hal pertumbuhan
usaha, profitabilitas, dan keberlangsungan usaha jangka panjang. Dengan
demikian, Perusahaan dapat memberikan nilai tambah bagi stakeholders,
meningkatkan kesejahteraan keluarga besar Perusahaan, dan memberikan
kontribusi optimal bagi negara.
2.2. Visi dan Misi PT Kereta Api Indonesia
Visi
Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan
pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders
Misi
Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya,
melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai
tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan
4 pilar utama : Keselamatan, Ketepatan waktu, Pelayanan dan Kenyamanan
4
2.3. Logo PT Kereta Api Indonesia
Bentuk:
Garis melengkung: Melambangkan gerakan yang dinamis PT KAI dalam
mencapai Visi dan Misinya.
Anak Panah: Melambangkan Nilai Integritas, yang harus dimiliki insan PT
KAI dalam mewujudkan Pelayanan Prima.
Warna:
Orange: Melambangkan proses Pelayanan Prima (Kepuasan Pelanggan) yang
ditujukan kepada pelanggan internal dan eksternal.
Biru: Melambangkan semangat Inovasi yang harus dilakukan dalam
memberikan nilai tambah ke stakeholders. Inovasi dilakukan dengan
semangat sinergi di semua bidang dan dimulai dari hal yang paling kecil
sehingga dapat melesat.
2.4. Sejarah PT Kereta Api Indonesia
Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai ketika pencangkulan pertama
jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di Desa Kemijen
oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele
tanggal 17 Juni 1864. Pembangunan dilaksanakan oleh perusahaan swasta
Naamlooze Venootschap Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NV.
NISM) menggunakan lebar sepur 1435 mm.
Sementara itu, pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api
negara melalui Staatssporwegen (SS) pada tanggal 8 April 1875. Rute
pertama SS meliputi Surabaya-Pasuruan-Malang. Keberhasilan NISM dan SS
mendorong investor swasta membangun jalur kereta api seperti Semarang
Joana Stoomtram Maatschappij (SJS), Semarang Cheribon Stoomtram
Maatschappij (SCS), Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS), Oost Java
5
Stoomtram Maatschappij (OJS), Pasoeroean Stoomtram Maatschappij
(Ps.SM), Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM), Probolinggo Stoomtram
Maatschappij (Pb.SM), Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM),
Malang Stoomtram Maatschappij (MS), Madoera Stoomtram Maatschappij
(Mad.SM), Deli Spoorweg Maatschappij (DSM).
Selain di Jawa, pembangunan jalur kereta api dilaksanakan di Aceh
(1876), Sumatera Utara (1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan
(1914), dan Sulawesi (1922). Sementara itu di Kalimantan, Bali, dan Lombok
hanya dilakukan studi mengenai kemungkinan pemasangan jalan rel, belum
sampai tahap pembangunan. Sampai akhir tahun 1928, panjang jalan kereta
api dan trem di Indonesia mencapai 7.464 km dengan perincian rel milik
pemerintah sepanjang 4.089 km dan swasta sepanjang 3.375 km.
Pada tahun 1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada
Jepang. Semenjak itu, perkeretaapian Indonesia diambil alih Jepang dan
berubah nama menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api). Selama
penguasaan Jepang, operasional kereta api hanya diutamakan untuk
kepentingan perang. Salah satu pembangunan di era Jepang adalah lintas
Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk pengangkutan hasil tambang batu
bara guna menjalankan mesin-mesin perang mereka. Namun, Jepang juga
melakukan pembongkaran rel sepanjang 473 km yang diangkut ke Burma
untuk pembangunan kereta api disana.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17
Agustus 1945, beberapa hari kemudian dilakukan pengambilalihan stasiun
dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang. Puncaknya adalah
pengambil alihan Kantor Pusat Kereta Api Bandung tanggal 28 September
1945 (kini diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia). Hal ini sekaligus
menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia
(DKARI). Ketika Belanda kembali ke Indonesia tahun 1946, Belanda
membentuk kembali perkeretaapian di Indonesia bernama
Staatssporwegen/Verenigde Spoorwegbedrif (SS/VS), gabungan SS dan
seluruh perusahaan kereta api swasta (kecuali DSM).
6
Berdasarkan perjanjian damai Konfrensi Meja Bundar (KMB) Desember
1949, dilaksanakan pengambilalihan aset-aset milik pemerintah Hindia
Belanda. Pengalihan dalam bentuk penggabungan antara DKARI dan SS/VS
menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) tahun 1950. Pada tanggal 25 Mei DKA
berganti menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA). Pada tahun
tersebut mulai diperkenalkan juga lambang Wahana Daya Pertiwi yang
mencerminkan transformasi Perkeretaapian Indonesia sebagai sarana
transportasi andalan guna mewujudkan kesejahteraan bangsa tanah air.
Selanjutnya pemerintah mengubah struktur PNKA menjadi Perusahaan
Jawatan Kereta Api (PJKA) tahun 1971. Dalam rangka meningkatkan
pelayanan jasa angkutan, PJKA berubah bentuk menjadi Perusahaan Umum
Kereta Api (Perumka) tahun 1991. Perumka berubah menjadi Perseroan
Terbatas, PT. Kereta Api (Persero) tahun 1998. Pada tahun 2011 nama
perusahaan PT. Kereta Api (Persero) berubah menjadi PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) dengan meluncurkan logo baru.
2.5. Budaya PT Kereta Api Indonesia
PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) bertindak konsisten sesuai
dengan nilai-nilai kebijakan organisasi dan kode etik perusahaan. Memiliki
pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan dan
etika tersebut dan bertindak secara konsisten walaupun sulit untuk
melakukannya.
PROFESIONAL
PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) memiliki kemampuan dan
penguasaan dalam bidang pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan,
mampu menguasai untuk menggunakan, mengembangkan, membagikan
pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan kepada orang lain.
KESELAMATAN
PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) memiliki sifat tanpa
kompromi dan konsisten dalam menjalankan atau menciptakan sistem atau
proses kerja yang mempunyai potensi resiko yang rendah terhadap
7
terjadinya kecelakaan dan menjaga aset perusahaan dari kemungkinan
terjadinya kerugian.
INOVASI
PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) selalu menumbuh
kembangkan gagasan baru, melakukan tindakan perbaikan yang
berkelanjutan dan menciptakan lingkungan kondusif untuk berkreasi
sehingga memberikan nilai tambah bagi stakeholder.
PELAYANAN PRIMA
PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) akan memberikan
pelayanan yang terbaik yang sesuai dengan standar mutu yang memuaskan
dan sesuai harapan atau melebihi harapan pelanggan dengan memenuhi 6
A unsur pokok: Ability (Kemampuan), Attitude (Sikap), Appearance
(Penampilan), Attention (Perhatian), Action (Tindakan), dan Accountability
(Tanggung jawab).
8
BAB III
PEMBAHASAN
13
c. Menyusun program anggaran penyiapan sarana Siap Operasi,
perawatan rutin, pengendalian dan evaluasi kinerja perawatan sarana
(Lokomotif & KRD, Kereta dan Gerbong),
d. Menyusun program penyiapan Lokornotif dan KRD Siap Operasi,
perawatan rutin dan pengendalian perawatan Lokomotif & KRD,
e. Menyusun program penyiapan Kereta dan gerbong Siap Operasi,
perawatan rutin pengendalian perawatan Kereta dan Gerbong,
f. Melaksanakan pemantauan, pengawasan, pemeriksaan dan pembinaan
mutu pekerjaan teknis perawatan sarana, keuangan dan pergudangan
untuk seluruh Wilayah Seksi Sarana Daerah Operasi 2 Bandung,
g. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap Unit Pelaksana (UPT) yang
berada di bawah Seksi Sarana di Wilayah Dareah Operasi 2 Bandung.
4. Manager Jalan Rel dan Jembatan
a. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan
tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan Kantor Pusat, di
Wilayah Daerah Operasi 2 Bandung,
b. Terselenggaranya proses peningkatkan kualitas (quality improvement)
secara berkelanjutan, pengelolaan risiko dan terjaminnya safety di
seksinya,
c. Melaksanakan penyusunan program kerja/anggaran dan pengendalian,
serta evaluasi kinerja efektifitas / efisiensi perawatan jalan rel, sepur
simpang dan jembatan,
d. Melaksanakan penyusunan program kerja dan perencanaan teknis
perawatan serta pemeliharaan kelaikan operasi jalan rel, sepur
simpang dan jembatan,
e. Melaksanakan penyusunan program kerja / perencanaan teknis
perawatan / pemeliharaan dan pengoperasian sarana / mesin perawatan
jalan rel (MPIR berikut fasilitas perawatannya serta evaluasi
perawatan jalan rel, sepur simpang dan jembatan
14
f. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap Unit Pelaksana (UPT)
yang berada di bawah Seksi Jalan ReI dan Jembatan di Wilayah Daerah
Operasi 2 Bandung.
5. Manager Sinyal, Telekomunikasi dan Listrik :
a. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan
dengan tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan Kantor Pusat,
di Wilayah Daerah Operasi 2. Bandung,
b. Terselenggaranya proses peningkatkan kualitas (quality
improvement) secara berkelanjutan, pengelolaan risiko dan
terjaminnya safety di seksinya,
c. Menyusun program anggaran dan evaluasi kinerja perawatan Sinyal,
Telekomunikasi, dan Listrik,
d. Menyusun program dan melaksanakan perawatan Sinyal,
e. Menyusun program dan melaksanakan perawatan Telekomunikasi
f. Menyusun program dan melaksanakan perawatan Listrik,
g. Menjamin ketersediaan dan kelaikan peralatan Sinyal, Telekomunikasi
dan Listrik,
h. Melaksanakan pemantauan, pengawasan, pemeriksaan dan
pembinaan mutu pekerjaan teknis perawatan Sinyal, Telekomunikasi
dan Listrik di Wilayah Daerah Operasi 2 Bandung, dan
i. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap Unit Pelaksana (UPT)
yang berada di bawah Seksi Sinyal, Telekomunikasi dan Listrik di
Wilayah Dareah Operasi 2 Bandung.
6. Manager Operasi :
a. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan
dengan tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan Kantor Pusat,
di Wilayah Daerah Operasi 2 Bandung,
b. Terselenggaranya proses peningkatkan kualitas (quality
improvement) secara berkelanjutan, pengelolaan risiko dan
terjaminnya safety di seksinya,
15
c. Melaksanakn pemantauan, pengawasan, pemeriksaan dan pembinaan
mutu pekerjaan teknis operasi di Stasiun dan dalam Kereta Api,
administrasi teknis operasional dan keuangan di seluruh UPT Stasiun,
UPT Pelayanan Operasi Sarana Telekomunikasi dan UPT pengendali
Operasi Kereta Api pada wilayah Daerah Operasi 2 Bandung,
d. Melaksanakan pemantauan dan pengelolaan lokomotif / KRD, kereta
dan gerbong yang siap operasi, merumuskan pemanfaatan program
perjalanan kereta api, serta melaksanakan tata usaha telekominikasi
/ telegram maklumat (TEM),
e. Melaksanakan pemantauan pengendalian keamanan dan ketertiban
operasi (di atas kereta api dan di stasiun) dan lingkungan Daerah
Operasi,
f. Menjamin keamanan, ketertiban dan kelancaran kegiatan angkutan
kereta api
g. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap Unit Pelaksana (UPT) yang
berada di bawah Seksi Operasi di Wilayah Dareah Operasi 2 Bandung.
7. Manager Komersial
a. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan
dengan tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan Kantor Pusat,
di Wilayah Daerah Operasi 2 Bandung,
b. Terselenggaranya proses peningkatkan kualitas (quality improvement)
secara berkelanjutan dan pengelolaan risiko di seksinya,
c. Melaksankan pengusahaan jasa angkutan penumpang, angkutan
barang dan pengusahaan asset,
d. Mengelola jasa angkutan penumpang dan barang : melakukan survei /
riset pemasaran pengembangan produk / jasa termasuk pemaketan
layanan, mengelola basis data pemasaran, membuat peramalan,
program penjualan dan evaluasinya, menjaga adminstrasi pentarifan,
melakukan pemantauan pelayanan, melaksanakan strategi promosi dan
komunikasi pemasaran, mengelola logistik penjualan angkutan
16
penumpang, mengelola saluran distribusi, keagenan, pelanggan
korporat dan paket perjalanan / wisata,
e. Mengelola customer care dan customer retention, termasuk
penyelesaian klaim asuransu, service recovery serta penanganan insiden
yang menimpa pengguna jasa,
f. Mengusahakan asset tertulis dan sarana, mengelola pengusahaan
asset Right of Way (ROTf) dan asset di luar stasiun, melakukan
rencana, evaluasi dan pengendalian pengusahaan asset di luar stasuin,
melakukan rencana, evaluasi dan pengendalian pengusahaan dan
kerjasama operasi, dan
g. Membuat perencanaan program dan melaksanakan perawatan hardware
dan jaringan yang mendukung implementasi sistem informasi yang
berada di wilayahnya, termasuk mendukung implementasi software -
nya.
8. Manager Pelelangan
a. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan
dengan tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan Kantor Pusat,
di Wilayah Daerah Operasi 2 Bandung,
b. Menyiapkan kelengkapan dokumen lelang,
c. Melaksanakan pelelangan dan penatausahaan administrasi pelelangan.
9. Junior Manager Pusat Pengendali Operasi Kereta Api
a. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan
dengan tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan Kantor Pusat,
di Wilayah Daerah Operasi 2 Bandung,
b. Terselenggaranya proses peningkatkan kualitas (quality improvement)
secara berkelanjutan, pengelolaan risiko dan terjaminnya safety di
seksinya,
c. Melaksanakan pemantauan pengendalian keamanan dan ketertiban
operasi (di atas kereta api dan di stasiun) dan lingkungan Daerah
Operasi
17
d. Menjamin keamanan, ketertiban dan kelancaran kegiatan angkutan
Kereta Api.
10. Junior Manager Hubungan Masayarakat Daerah
a. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan
tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan Kantor Pusat, di
Wilayah Daerah Operasi 2 Bandung,
b. Melaksanakan fungsi Corporate Image Building,
c. Mengelola informasi dan komunikasi di dalam perusahaan (internal)
dan menjalin hubungan dengan media massa di luar perusahaan
(eksternal),
d. Melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) di
wilayahnya.
11. Junior Manager Hukum
a. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan
dengan tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan Kantor Pusat,
di Wilayah Daerah Operasi 2 Bandung,
b. Memberikan pertimbangan dan pendampingan / bantuan hukum di
dalam dan di luar pengadilan serta menjadi sumber informasi
hukum dan peraturan bagi pegawai / pejabat di Wilayah Daerah
Operasi 2 Bandung, dan
c. Menjalin hubungan dengan pihak-pihak eksternal terkait.
18
3.2 Proses Sistem Pengendalian Manjemen pada PT. Kereta Api
Indonesia (Persero)
1. Penyusunan Program (Perencanaan Strategi)
Perencanaan strategi merupakan tahapan awal dari pelaksanaan suatu
kegiatan. Pada tahap ini ditetapkan tujuan/sasaran, cara pelaksanaan,
kebutuhan tenaga dan dana, waktu pelaksanaan, dan persyaratan serta
peraturan yang harus ditaati.
PT. Kereta Api melakukan perencanaan strategi sesuai dengan visi
dan misi perusahaan yang diselenggarakan melalui Daerah Operasi di
wilayah geografisnya, yaitu mencakup :
a. Target pendapatan dan efisiensi biaya.
b. Keselamatan, pelayanan, keamanan, dan ketepatan waktu.
c. Kesiapan dan kegandalan saranalprasarana perkeretaapian.
d. Terselenggaranya proses penigkatan kualitas (quality improvement)
secara berkelanjutan
e. Melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR).
Pelestarian cagar budaya dan kelestarian lingkungan.
f. Optimalisasi sumber daya perusahaan
g. Terkendalinya operasi perjalanan Kereta Api serta keamanan dan
ketertiban.
h. Terkendalinya aktivitas operasi layanan konsumen, penjualan dan
cusomer care
i. Efektivitas penyelenggaraan kerjasama kemitraan dengan pihak
eksternal.
j. Terjaganya perimbangan alokasi sumber daya terkait dengan
angkutan Kereta Api jarak jauh dan Kereta Apijarak pendek.
k. Terkoodinasinya seluruh aktivitas operasi bisnis perketeraapian yang
diselenggarakan di wilayah geografisnya, baik aktivitas unit-unit
organisasi di Daerah Operasi maupun aktivitas yang diselenggarakan
oleh unit vertikal Kantor Pusat.
19
l. Memastikan bahwa semua resiko pada proses bisnis di dalam
lingkup Daerah Operasi diidentifikasi, diukur (assessesd), dievaluasi,
direspon/dimitigasi, dikontrol dan dipantau dengan semestinya seeara
berkelanjutan.
m. Mewakili Perusahaan di wilayah geografisnya dalam hubungannya
dengan publik eksternal sesuai lingkup tanggung jawab dan bisnis
Daerah Operasi.
2. Penyusunan Anggaran
Anggaran membentuk manajemen didalam perencanaan,
pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan perusahaan. Anggaran
menjadi pedoman bagi setiap aktivitas, memberi balasan tanggungjawab
atas kegiatan perusahaan, dan menilai efisiensi penggunaan sumber
daya yang ada untuk meneapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dasar penyusunan anggaran PT. Kereta Api barn terbentuk setelah
mengalami suatu proses yang eukup panjang dan membutuhkan waktu
yang eukup lama yaitu melalui RKAD (Reneana Kerja dan Anggaran
Dasar).
PT. Kereta Api setiap awal bulan selalu membuat RKAD yang
dilakukan oleh setiap divisi di PT. Kereta Api dimana hal tersebut
dilakukan untuk menguraikan pengeluaran-pengeluaran yang akan
dilakukan kemudian setiap divisi tersebut meminta NPD (Nota
Permintaan Dana) kepada Divisi Keuangan. Pada akhir bulan setiap
divisi mengevaluasi kembali RKAD dan melaporkannya ke bagian A-61.
Adapun prosedur yang digunakan untuk penyusunan anggaran yaitu :
a. Usulan anggaran daerah (Bottom Up)
Berdasarkan realisasi periode tahun lalu dan periode tahun
yang akan datang.
b. Penilaian anggaran daerah oleh kantor pusat
Anggaran yang diterima kantor pusat dari daerah biasanya belum
mempertimbangkan corporate plan. Adanya keterbatasan dana dalam
20
DIP (Daftar Isian Proyek),serta sasaran perusahaan seeara keseluruhan
dan kebijaksanaan pimpinan puncak dalam rangka menghadapi tahun
yang akan datang. Hal ini sebagai dasar bagi kantor pusat untuk
menilai, memadukan dan memproses seluruh masukan didalam
penyusunan anggaran memadukan dan memproses seluruh masukan
memadukan dan memproses seluruh masukan didalam penyusunan
anggaran.
c. Proses penyusunan RKAD
Penyusunan Rencana Kerja Anggaran didasarkan pada:
Usulan-usulan daerah
Rencana-rencana yang digunakan dalam Corporate Plan.
Kemungkinan tersedianya kas dari sumber-sumber yang terdapat
pada perusahaan.
Sasaran serta kebiksanaan pimpinan puncak dalam menghadapi
periode tahun yang akan datang.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan anggaran merupakan informasi yang sangat penting di
dalam pengendalian manajemen untuk mengevaluasi hasil-hasil yang
telah ditetapkan sebelumnya. Pelaksanaan anggaran di PT. Kereta Api
disusun per triwulan (Triwulan I dari bulan Januari - Maret. Triwulan II
dari bulan April - Juni, Triwulan III dari bulan Juli - September, dan
Triwulan IV dari bulan Oktober - Desember). Dari laporan ini manajemen
memperoleh informasi mengenai realisasi anggaran. Apabila hasil
perbandingan antara anggaran dan realisasi yang temyata menguntungkan,
maka keuntungan tersebut dijadikan pedoman dalam penyusunan anggaran
pada masa yang akan datang.
4. Evaluasi Kinerja
Evaluasi atas kinerja di PT. Kereta Api digunakan sebagai dasar untuk
pengendalian, pengendalian ini berupa evaluasi terhadap penyimpangan
dari pelaksanaan anggaran dan penjelasan mengenai penyimpangan
tersebut. Sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan berupa, perbaikan
21
pelaksanaan, perbaikan anggaran, perbaikan program atau perumusan
kembali strategi untuk mencapai tujuan perusahaan.
Selain itu, evaluasi kinerja di PT. Kereta Api bisa dilihat dari adanya
prestasi kerja yang mencakup kepada efisiensi dan efektif tidaknya suatu
pusat pertanggung jawaban menjalankan tugas yang menjadi tanggung
jawabnya. Terdapat berbagai cara perusahaan untuk meningkatkan
motivasi kerja para manajer, salah satunya dengan memberi penghargaan
kepada mereka yang telah bekerja dengan baik. PT. Kereta Api sebagai
salah satu perusahaan dengan jumlah karyawan yang mencapai puluhan
ribu berusaha memberikan sesuatu yang lebih kepada para karyawannya,
dalam hal ini para karyawan sebagai garis depan (front liner), dengan
mengadakan suatu ajang penghargaan khusus bagi mereka. Penghargaan
ini diberikan sebagai ajang pembinaan personil dan evaluasi bagi pihak
manajemen terhadap kinerja personil lapangan.
23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan salah satu Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang transportasi.
Satuan pengawasan internal sebagai bagian dari BUMN yang
melaksanakan fungsi pengendalian dan pengawasan mau tidak mau harus
meningkatkan perannya, sehingga keberadaanya dapat menunjang
profesionalitas BUMN.
Struktur sistem pengendalian manajemen yang terdapat pada PT.
Kereta Api menunjukan batas-batas tanggung jawab yang jelas,
pendelegasian wewenang dan uraian tugas serta hubungan antara bagian-
bagian yang terdapat dalam suatu organisasi. . Sistem pengendalian
manajemen pada PT Kereta Api Indonesia terdiri dari perencanaa strategi,
penyusunan aanggaran, pelaksanaan, dan evaluasi kinerja. Perananan
sistem pengendalian manajemen pada PT Kereta Api Indonesia ditujukan
dengan diperolehnya keterandalan dan integritas informasi, serta
pencapaian kegiatan yang ekonomis dan efesien.
4.2 Saran
Di era bisnis berbasis digital sekarang ini, sebaiknya perusahaan dan
industri dituntut untuk memiliki sistem kerja yang cepat dengan
mempelajari kebutuhan konsumen dan meningkatkan kinerja perusahaan.
Sehinga perusahaan dan industar tidak tertinggal dengan perkembangan
dunia yang semkin modern. Begitu pula dalam pembuatan laporan,
dibutuhkan pendapat dari luar berupa kritik dan saran yang membangun
untuk membantu perkembangan dan perbaikan laporan penulis dan juga
pembaca lain.
24
DAFTAR PUSTAKA
25