Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSEPSI

SENSORI VERTIGO RS TK II PELAMONIA MAKASSAR

RATNAH RABBA

4117015

CI LAHAN CI INSTITUSI

(.......................................) (........................................)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
VERTIGO
I. Konsep Dasar
A. Anatomi Fisiologi
Otak adalah suatu alat tubuh yang sangat penting karena
merupakan pusat komputer dari semua alat tubuh, bagian dari syaraf
sentral yang terletak didalam rongga tengkorak yang dibungkus oleh
selaput otak yang kuat.
Pembagian susunan syaraf terdiri dari :
1. Susunan syaraf sentral/ pusat
a. Medula Spinalis
Dalam medula spinalis keluar 31 pasang saraf , trdiri dari :
a) Servkal : 8 pasang
b) Torakal : 12 psang
c) Lumbal : 5 pasang
d) Sakral : 5 pasang
e) Koksigial : 1 pasang
b. Otak
a) Otak Besar ( Serebrum )
b) Otak kecil (Serebelum )
c) Batang otak ( Trunkus Serebri )
2. Susunan syaraf perifer
a. Susunan saraf somatic
Susunan saraf yang mempunyai peranan spesifik untuk mengatur
aktivitas otot sadar atau serat lintang
Susunan syaraf Otonom
b. Susunan saraf yang mempunyai peranan penting mempengaruhi
pekerjaan otot tak sadar.
1) Susunan syaraf simpatis
2) Susunan syaraf parasimpatis
c. Meningen ( Selaput otak )
Merupakan selaput yang membungkus otak dan sumsum
tulang belakang, melindungi struktur syaraf halus yang membawa
pembuluh darah dan caiiran sekresi memperkecil benturan atau
getaran yang terdiri dari 3 lapisan
1) Durameter ( lapisan sebelah luar )
Selaput keras pembungkus otak yang berasal dari jaringan
ikat tebal dan kuat. Dibagian tengkorak terdiri dari selaput
tulang tengkorak dan durameter propia dibagian dalam.
Didalam kanalis vertebralis kedua lapisan ini terpisah.
Durameter pada tempat tertentu mengandung rongga yang
mengalirkan darahbvena dari otak, rongga ini dinamakan sinus
longitudinal superior, terletak diantara kedua hemisfer otak.
2) Arakhnoid ( lapisan tengah )
Merupakan selaput halus yang memisahkan durameter
dengan piameter membentuk sebuah kantong atau balon berisi
cairan otak yang meliputi seluruh susunan syaraf sentral.
Medula spinalis terhenti setinggi di bawah lumbal I-II terdapat
kantong berisi cairan, berisi syaraf perifer yang keluar dari
medula spinalis dapat dimanfaatkan untuk mengambil cairan
otak yang disebut fungsi lumbal.
3) Piameter ( lapisan sebalah dalam )
Merupakan selaput tipis yang terdapat pada permukaan
jaringan otak, piameter berhubungan dengan araknoid melalui
struktur-struktur jaringan ikat yang disebut trabekel.
3. Saraf Kepala
Susunan saraf terdiri pada bagian kepala yang keluar dari otak dan
melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak berhubungan
erat dengan otot panca indera. Yang terdiri dari :
a) Nervus Olvaktorius : penghidu
b) Nervus Optikus : penglihatan
c) Nervus Okulomotoris : penggerak bola mata
d) Nervus Troklearis : memutar bola mata
e) Nervus Trigeminus : sensasi wajah, hidung, mulut, gigi, dan
meningen
f) Nervus optalmikus
g) Nervus Maksilaris
h) Nervus Mandibularis
i) Nervus Abdusen : motorik mata lateral
j) Nervus Fasialis : sensasi umum wajah, pengecap, motorik wajah
k) Nervus Statoacusticus : pendengaran dan keseimbangan
l) Nervus Glosopharyngeus : lidah dan pharing sensorik motorik
m) Nervus Vagus : motorik pharyng dan pita suara, sensori dibawah
pharyng dan alat-alat dalam tubuh.
n) Nervus Accesorius
o) Nervus Hypoglosus : otot lidah
B. Definisi Vertigo
Vertigo adalah salah satu jenis penyakit yang ditandai dengan
gangguan gangguan ilusi gerakan dan bukan merupakan merupakan salah
satu bentuk migraine. jika yang terasa berputaradalah diri sendiri disebut
vertigo subyektif , kalau yang berputar adalah lingkungan dan sekitarnya
vertigo obyektif.
Vertigo adalah gangguan keseimbangaan, seorang yang mengalami
vertigo merasa bahwa dunia disekelilingnya berputa, gangguan ini
biasanya disertai dengan perasaan mual. vertigo bisa berlangsung beberapa
menit hingga beberapa hari.
C. Klasifikasi
Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran
vestibular yang mengalami kerusakan, yaitu sebagai berikut.
1. Vertigo Periferal
Vertigo periferal pada umumnya terjadi jika terdapat gangguan di
saluran yang disebut kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah
yang bertugas mengontrol keseimbangan tubuh.
Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo periferal
antara lain penyakit-penyakit seperti benign parozysmal positional
vertigo (gangguan akibat kesalahan pengiriman pesan), penyakit
meniere (gangguan keseimbangan yang sering kali menyebabkan hilang
pendengaran), vestibular neuritis (peradangan pada sel-sel saraf
keseimbangan), dan labyrinthitis (radang di bagian dalam
pendengaran).
2. Vertigo Sentral
Vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam
otak, khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah
percabangan otak dan serebelum (otak kecil). Saluran vestibular adalah
salah satu organ bagian dalam telinga yang senantiasa mengirimkan
informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk menjaga keseimbangan..
D. Etiologi
Penyebab umum vertigo adalah sebagai berikut:
1. Keadaan lingkungan, misalnya mabuk darat atau mabuk laut
2. Obat-obatan, alcohol, dan gentamisin
3. Gangguan fungsi otak semntara yang disebabkan oleh kurangnya darah
kesalah satu bagian otak
4. kelainan ditelinga, misalnya infeksi telinga bagia dalam karena bakteri
5. Gangguan saraf
E. Patofisiologi
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang
disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam
sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus
menerus menyampaikan inpulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain
yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang
menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei nervus III, IV, dan IV,
susunan vestibuloretikularis dan vestibulospinalis.
Pathway

VESTIBULER VERTIGO Non Vertibuler


-Fisiologis Motionsignes
-Cerebral Hemograge
-Vestibuler Neurotis system keseimbangan tubuh (vestibuler terganggu)
-Basiler Artery Migranefossa

- Posterior
neuroma akustik sensasi seperti bergerak berputar

mengenai N VIII
pusing sakit kepala Gg di SSP atau SST Keterbatasan kognitif ketidak cocokan informasi yang
tidakmengenal informasi disampaikan keotak oleh saraf eferen
Penurunan
peristalktik mekatning peningkatan
pendengara sekunder gelisah ansietas proses pengolahan innformasi terganggu
adanya sumbatan intrakranial
cerumen pada mual muntah
telinga nyerih,sakit kepala MK: Kurang
anoreksia transmisi persepsi kereseptor terganggu
pengetahuan mengenai
MK: Gangguan kondisi dan kebutuhan
komunikasi verbal MK:Perubahan nutrisi MK:gangguan rasa
nyaman nyerih kegagalan koordinasi otot
kurang dari kebutuhan MK: Gangguan
akut/kronik disorientas pola tidur ketidak teraturan kerja otot
MK: harga diri Gg. Suplai darah i
rendah kesadaran menurun
Hipoksia MK: Intoleransi aktivitas

MK: Gg. Perfusi MK: resiko jatuh MK : Defisit perawatan diri


jaringan
F. Manifestasi Klinis
Pada umumnya penederita akan merasakan sensasi gerakan berputar,
baik dirinya atau lingkungan yang berputar, selain itu, kadang ada juga
yang disertai mual dan muntah, berkeringat, dan gerakan mata yang
abnormal. Gejala ini ini bisa terjadi dalamsatuan menit atau jam, dapat
bersifat konstan atau episodic (kadang-kadang). Adapula yang merasakan
telinga bordering, gangguan pengliatan, lemah, sulit bicara, atau kesulitan
berjalan
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang penting untuk dilakukan pada klien dengan
kasus vertigo antara lain:
1) Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan mata
b) Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
c) Pemeriksaan neurologik
d) Pemeriksaan otologik
e) Pemeriksaan fisik umum
2) Pemeriksaan khusus
a) Radiologik dan Imaging
b) EEG, EMG
H. Komplikasi
1. Cidera fisik
Pasien dengan vertigo ditandai dengan kehilangan keseimbangan akibat
terganggunya saraf VIII (Vestibularis), sehingga pasien tidak mampu
mempertahankan diri untuk tetap berdiri dan berjalan.
2. Kelemahan otot
Pasien yang mengalami vertigo seringkali tidak melakukan aktivitas.
Mereka lebih sering untuk berbaring atau tiduran, sehingga berbaring
yang terlalu lama dan gerak yang terbatas dapat menyebabkan
kelemahan otot.
I. Penatalaksanaan
a. Medik
Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan
seperti :
1) Anti kolinergik
a) Sulfas Atropin : 0,4 mg/im
b) Scopolamin : 0,6 mg IV bisa diulang tiap 3 jam
2) Simpatomimetika
a) Epidame 1,5 mg IV bisa diulang tiap 30 menit
3) Menghambat aktivitas nukleus vestibuler
a) Golongan antihistamin
Golongan ini, yang menghambat aktivitas nukleus vestibularis
adalah :
1. Diphenhidramin: 1,5 mg/im/oral bisa diulang tiap 2 jam
2. Dimenhidrinat: 50-100 mg/ 6 jam.
4) Jika terapi di atas tidak dapat mengatasi kelainan yang diderita
dianjurkan untuk terapi bedah. Terapi menurut (Cermin Dunia
Kedokteran No. 144, 2004: 48) Terdiri dari :
a. Terapi kausal
b. Terapi simtomatik
c. Terapi rehabilitatif
b. Keperawatan
1) Disebabkan Karena gerakan kepala memperhebat vertigo, pasien
harus dibiarkan berbaring diam dalam kamar gelap selama 1-2 hari
pertama.
2) Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan mengurangi
perasaan subyektif vertigo pada pasien dengan gangguan vestibular
perifer, misalnya neuronitis vestibularis. Pasien dapat merasakan
bahwa dengan memfiksir pandangan mata pada suatu obyek yang
dekat, misalnya sebuah gambar atau jari yang direntangkan ke
depan, temyata lebih enak daripada berbaring dengan kedua mata
ditutup.
3) Aktivitas intelektual atau konsentrasi mental dapat memudahkan
terjadinya vertigo, maka rasa tidak enak dapat diperkecil dengan
relaksasi mental disertai fiksasi visual yang kuat.
4) Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk
mencegah dehidrasi.
5) Bila vertigo tidak hilang. Banyak pasien dengan gangguan
vestibular perifer akut yang belum dapat memperoleh perbaikan
dramatis pada hari pertama atau kedua. Pasien merasa sakit berat
dan sangat takut mendapat serangan berikutnya. Sisi penting dari
terapi pada kondisi ini adalah pernyataan yang meyakinkan pasien
bahwa neuronitis vestibularis dan sebagian besar gangguan
vestibular akut lainnya adalah jinak dan dapat sembuh. Dokter harus
menjelaskan bahwa kemampuan otak untuk beradaptasi akan
membuat vertigo menghilang setelah beberapa hari.
6) Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut
mereda. Latihan ini untuk rnemperkuat mekanisme kompensasi
sistem saraf pusat untuk gangguan vestibular akut.
II. Konsep Keperawatan
A. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Pada
pasien vertigo tanyakan adakah pengaruh sikap atau perubahan
sikap terhadap munculnya vertigo, posisi mana yang dapat memicu
vertigo.
c) Riwayat kesehatan yang lalu
Adakah riwayat trauma kepala, penyakit infeksi dan inflamasi dan
penyakit tumor otak. Riwayat penggunaan obat vestibulotoksik
missal antibiotik, aminoglikosid, antikonvulsan dan salisilat.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga
lain atau riwayat penyakit lain baik bersifat genetic maupun tidak.
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
a) Sistem persepsi sensori
Adakah rasa tidak stabil, disrientasi, osilopsia yaitu suatu ilusi
bahwa benda yang diam tampak bergerak maju mundur.
b) Sistem Persarafan
Adakah nistagmus berdasarkan beberapa pemeriksaan baik manual
maupun dengan alat.
c) Sistem Pernafasan
Adakah gangguan pernafasan.
d) Sistem Kardiovaskuler
Adakah terjadi gangguan jantung.
e) Sistem Gastrointestinal
Adakah Nausea dan muntah
f) Sistem integumen
g) Sistem Reproduksi
h) Sistem Perkemihan
3. Pola Fungsi Kesehatan
a) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Adakah kecemasan yang dia lihatkan oleh kurangnya pemahaman
pasien dan keluarga mengenai penyakit, pengobatan dan prognosa.
b) Pola akivitas dan latihan
Adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya
vertigo, posisi yang dapat memicu vertigo.
c) Pola nutrisi metabolism
Adakah nausea dan muntah
d) Pola eliminasi
e) Pola tidur dan istirahat
f) Pola Kognitif dan persepsi
Adakah disorientasi dan asilopsia
g) Persepsi diri atau konsep diri
h) Pola toleransi dan koping stress
i) Pola sexual reproduksi
j) Pola hubungan dan peran
k) Pola nilai dan kenyakinan

B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko jatuh berhubungan dengan pusing ketika menggerakan kepala.
2. Defisit perawatn diri: toileting, bathing, feeding.
3. Defisit pengetahuan tentang penyakit pengobatan dan perawatan
berhubungan dengan kurangnya paparan informasi.
4. Perfusi jaringan tidak efektif; cerebral berhubungan dengan aliran arteri
terhambat.
5. Nyeri b/d Cedera biologis
6. Gangguan pola tidur b/d Ganngguan psikologis yang lama
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan

Setelah dilakukan tindakan Identifikasi resiko Untuk mengetahui kemungkin


1. Resiko jatuh b/d
keperawatan selama 2x24 jam 1. Kaji ulang riwayat kesehatan resiko jatuh yang lebih berat
Gangguan
tidak terjadi kejadian jatuh masa lalu dan dokumentasikan
keseimbangan
dengan indicator 1 (>10) 2 (7- bukti yang mennjukkan adanya
9) 3 (4-6) 4 (1-3) 5 ( tidak ada penyakit medis, diagnose 1. Untuk menurunkan terjadinya
) criteria hasil: keperawatan serta perawatannya resiko jatuh
1. jatuh saat berdiri tidak 2. Identifikasi adanya sumber-
terjadi dari indicator 1 sumber agensi untuk membantu 2. Untuk mengetahui faktor-
ditingkatkan menjadi 5 menurunkan faktor resiko faktor yang dapat
2. Jatuh saat berjalan tidak 3. Identifikasi resiko biologis, menurunkan resiko jatuh
terjadi dari indicator 1 lingkungan dan perilaku serta 3. Untuk memberikan
ditingkatkan menjadi hubungan timbale balik pengetahuan serta
4. Diskusikan dan rencanakan merencanakan aktivitas
aktivitas-aktivitas pengurangan pasien untuk mengurangi
resiko berkolaborasi dengan resiko jatuh
individu
5. Implementasikan aktivtas- 4. Untuk melihat resiko jatuh
aktivitas pengurangan resiko 5. Untuk mengurangi resiko
6. Insisi rujukan kepada personil jatuh
kesehatan dengan tepat
7. Rencanakan monitor resiko
6. Untuk mencegah terjadinya
kesehatan dalam jangka panjang
resiko jatuh dalam jangka
panjang
2. Kurang Setelah dilakukan tindakan Membantu perawatn diri pasien Membantu perawatn diri
perawatan diri: keperawatan selama 3x 24 jam mandi dan toileting pasien mandi dan toileting
mandi, diharapkan mampu merawat 1. Tempatkan alat-alat mandi
berpakaian, diri dengan indicator 1 (sangat ditempat yang mudah dikenali dan 1. memudahkan pasien dalam
toileting b.d terganggu) 2 (banyak mudah dijangkau klien mengambil kebutuhannya
kerusakan terganggu) (cukup terganggu) 2. Libatkan klien dan danpingi 2. memudahkan klien dalam
neurovaskuler 4 (sedikit terganggu) 5 (tidak 3. Berikan bantuan selama klien tidak proses belajar
terganggu) dengan criteria mampu mengerjakan sendiri 3. agar pasien tidak deficit
hasil: perawatan diri
a. perawatan diri : mandi ADL berpakaian ADL berpakaian
1. masuk dan keluar 1. memberikan keindahan pada
dari kamar mandi 1. Informasikan pada klien dalam pasien
dari indicator 2 memilih pakaian selama 2. memudahkan pasien dalam
menjadi 5 perawatan mengambil pakaian
2. mencuci wajah 2. Sediakan pakaian ditempat yang 3. memenuhi kebutuhan pasien
dengan indicator 3 mudah dijangkau 4. menjaga rahasia pasien
menjadi 5 3. Bantu berpakaian yang sesuai 5. memnuhi kebutuhan pribadi
3. mencuci badan 4. Jaga privasi klien pasien terutama pakaian
bagian atas dengan 5. Berikan pakaian pribadi yang
indicator 1 menjadi digemari dan sesuai
5
4. mencucui badan ADL Makan ADL Makan
bagian bawah 1. meningkatakan kondisi
dengan indicator 1 1. Anjurkan klien duduk dan berdoa psikologis pasien
menjadi 5 bersama teman 2. memudahkan pasien dalam
5. mengeringkan 2. Dampingi saat makan makan
badan dengan 3. Bantu jika klien belum mampu 3. memfasilitasi pasien
indicator 3 menjadi dan beri contoh 4. agar pasien makan dengan
5 nyaman
4. Beri rasa nyaman saat makan

3. Defisit Setelah dilakukan tindakan Teaching individual Teaching individual


pengetahuan keperawatan selama 3x24 a. Tentukan kebutuhan a. membantu proses belajar
ten-tang pertemuan, pe-ngetahuan klien pembelajaran klien pasien
penyakit, tentang pe-nyakit, pengobatan b. Kaji tingkat pengetahuan dan b. mengetahui kemampuan
pengobatan dan dan pe-rawatan klien pemahaman klien tentang pasien
perawatan klien meningkat dengan indikator 1 vertigo c. pendidikan akan
b.d keterbatasan (tidak ada pengetahuan) 2 c. Kaji tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat
kognitif, ku-rang (pengetahuan terbatas) 3 d. Kaji kesiapan klien dalam pengetahuan serta
paparan atau (pengetahun sedang) 4 mempelajari informasi spesifik kemampuan memahami
mudah lupa (pengetahuan banyak) 5 e. Atur agar realita d. memudahkan penerimaan
(pengetahuan sangat banyak) tujuan pembelajaran dengan informasi
Dengan kriteria hasil: klien saling menguntungkan e. memudahkan pasien
1. karakter spesifik penyakit f. Pilih metode / strategi dalam belajar
dari indicator 2 menjadi 5 mengajar yang sesuai f. memudahkan pasien
2. Faktor resiko dari g. Sediakan lingkungan yang dalam belajar
indicator 2 menjadi 5 kondusif untuk pembelajaran g. memberikan kenyamanan
3. pemakaian yang aman h. Koreksi adanya kesalahan dan ketenangan
dari obat-obat yang informasi h. mengklarifikasi terjadinya
diresepkan dari indicator 1 i. Sediakan waktu untuk kesalahan
menjadi 5 bertanya pada klien i. menjawab pertanyaan
Teaching : disease process pasien
a. Nilai tingkat pengetahuan Teaching : disease process
klien tentang penyakitnya a. kemudahan dalam proses
b. Jelaskan patofisiologi vertigo pembelajaran
c. Jelaskan tanda dan gejala b. untuk mengetahui jalannya
vertigo penyakit
d. Jelaskan kemungkinan c. untuk mengetahui tanda
penyebabnya serta gejala penyakit
e. Diskusikan perubahan gaya d. untuk menghindari
hidup yang mungkin dapat terjadinya penyakit
mencegah komplikasi dimasa e. untuk mencegah
yang akan datang komplikasi penyakit
f. Diskusikan pilihan-pilihan f. memudahkan
terapi pe-ngobatan dan penyembuhan secara cepat
perawatan g. agar pasien tidak ragu
g. Jelaskan alasan rasional dari dalam pengobatan
terapi pengobatan yang h. untuk menambah
direkomendasikan kepercayaan diri pasien
h. Kaji sumber-sumber
pendukung yang
memungkinkan
4. Perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan Monitorang neurologis Monitorang neurologis
tidak efektif keperawatan selama 3x24 jam a. Monitor ukuran, kesimetrisan, a. melihat keadaan umum
(spesifik: perfusi jaringan menjadi reaksi dan bentuk pupil pasien
cerebral) b.d efektif dengan indicator 1 b. Monitor tingkat kesadaran b. melihat tingkat kesdaran
aliran darah (deviasi berat dari kisaran klien pasien
arteri terhambat normal) 2 (deviasi yang cukup c. Monitir tanda-tanda vital c. melihat kedaan jantung
besar dari kisaran normal) 3 d. Monitor keluhan nyeri kepala, pasien
(deviasi sedang dari kisaran mual, muntah d. melihat reaksi obat
normal) 4 (deviasi ringan dari e. Monitor respon klien terhadap e. mengurangi resiko
kisaran normal) 5 (tidak ada pengobatan penyakit
deviasi dari kisaran normal) f. Hindari aktivitas jika TIK f. mengurangi resiko jatuh
dengan criteria hasil : meningkat
1. tekanan intracranial g. Observasi kondisi fisik klien
tidak meningkat dari Terapi oksigen
indicator 1 menjadi 5 Terapi oksigen a. untuk melihat status
2. tekanan darah sistolik a. Bersihkan jalan nafas dari sekret pernafasan
dari indicator 2 menjadi b. Pertahankan jalan nafas tetap b. agar pasien bisa bernafas
5 efektif dengan normal
3. tekanan darah diastolic c. Berikan oksigen sesuai intruksi c. memenuhi kebutuhan
dari indicator 2 menjadi d. Monitor aliran oksigen, kanul oksigen
5 oksigen dan sistem humidifier d. untuk memenuhi
1 e. Beri penjelasan kepada klien kebutuhan oksigen
tentang pentingnya pemberian e. menambah informasi pada
oksigen pasien tentang pentingnya
f. Observasi tanda-tanda hipo- oksigen
ventilasi f. mencegah terjadinya
g. Monitor respon klien terhadap hipoventilasihat respon
pemberian oksigen pasien
h. Anjurkan klien untuk tetap g. melihat terhadap
memakai oksigen selama aktifitas pemberian oksigen
dan tidur h. untuk tetepa memenuhi
kebutuhan oksigen
Nyeri akut b/d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
Cidera Biologis keperawatan selama 2x24 jam 1. lakukan pengkajian nyeri 1. Dapat mengetahui derajat
diharapkan tingkat Nyeri komprehensif yang meliputi nyeri yang di alami pasien.
berkurang dengan dengan lokasi, karakteristik, Durasi,
5. indicator 1 (berat), 2 (cukup frekuensi, kualitas, intinsitas dan
berat), 3 (sedang), 4 (ringan), 5 faktor pencetus nyeri
(tidak ada) dengan criteria 2. Ajarkan pasien teknik relaksasi 2. Untuk mengurangi rasa nyeri
hasil: 3. gali bersama pasien faktor-faktor 3. Untuk mengetahui penyebab
1. Nyeri dilaporkan berkurang yang dapat menurunkan atau nyeri.
dari indicator 3 memperberat nyeri
ditingkatkan menjadi 5 4. observasi adanya petunjuk non-
2. Panjang episode nyeri verbal mengenai ketidaknyamanan 4. untuk mengetahui
berkurang dari indicator 3 5. Pastikan perawatan analgesic bagi ketidaknyamanan pasien
menjadi 5 pasien dilakukan dengan 5. Untuk mengurangi rasa nyeri.
3. Ekspresi nyeri wajah tidak pemantauan yang tepat
ada dengan indicator 3 6. Berikan informasi mengenai nyeri, 6. Untuk mengatasi atau
ditingkatkan menjadi 5 seperti penyebab nyeri, berapa mengurangi kecemasan yang
lama nyeri akan dirasakan, dan terjadi pada pasein.
antisipasi dari ketidaknyamanan
akibat prosedur.
7. Observasi TTV 7. Untuk mengetahui keadaan
umum pasien
PEMBERIAN ANALGESIK
1. Berikan analgesik sesuai waktu
2. Ajarkan tentang penggunaan 1. Mengurangi nyeri dan
analgesik, strategi untuk menurunkan kadar Asam
menurunkan efek samping dan lambung
harapan terkait dengan 2. Untuk mengurangi efek
keterlibatan dalam keputusan samping yang tidak
pengurangan nyeri diinginkan

Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan Manajemen lingkungan : kenyamanan


tidur b/d keperawatan selama 2x24 jam 1. Tentukan tujuan pasien dan 1. Memberikan kenyamanan
6. Ganngguan masalah gangguan pola tidur keluarga dalam mengelola pada pasien
psikologis yang dapat teratasi dengan indicator lingkungan dan kenyamanan yang
lama 1, (sangat terganggu) 2, optimal
(banyak tergangu) 3, (cukup 2. Mudahkan transisi pasien dan 2. Mmeudahkan pasien dalam
terganggu) 4, (sedikit keluarga dengan adanya sambutan beradapatasi dengan orang-
terganggu) 5, (tidak terganggu) hangat dilingkungan yang baru orang sekelilingknya
dengan criteria hasil: 3. Pertimbangkan penempatan pasien
1. pola tidur membaik dari dikamar dengan beberapa tempat 3. Agar pasien tidak kesepian
indicator 2 ditingkatkan tidur (teman sekamar dengan dan mengurangi rasa takut
menjadi 5 maslah lingkungan yang sama bila
2. Jam tidur meningkat dari memungkinkan)
indicator 2 ditingkatkan 4. Hindari gangguan yang tidak perlu 4. Membiarkan pasien istrahat
menjadi 5 dan berikan waktu untuk istirahat dengan tenang tanpa adanya
gangguan
5. Ciptakan lingkungan yang tenang
dan mendukung 5. Mmeberikan ketenangan
bagi pasien

6. Sediakan lingkungan yang aman


dan bersih
7. Sesuaikan suhu ruangan yang 6. Memberikan keamanan bagi
paling menyamankan individu jika pasien
memungkinkan
8. Berikan sumber-sumber edukasi 7. Agar pasien istrahat dengan
yang relevan dan berguna tenang tanpa adanya
mengenai manajemen penyakit gangguan karena kepanasan
dan cedera pada pasien dan atau kedinginan
keluarga jika sesuai 8. Memebrikan informasikan
pada pasien tentang
penyakitnya dan untuk
mengurangi kecemasan
DAFTAR PUSTAKA

1. Dewanto George (2009) Panduan praktis diagnosis dan tatalaksana penyakit


syaraf, EGC: Jakarta
2. Wong Ferry(2011) Panduan Lengkap Pijat,penebar plus:Jakarta
3. Ikawati sullies (2010) Resep hidup sehat, Kanisisus:Yogyakarta
4. Moorhead Sue. dkk (2013) Terjemahan Nursing Outcomes Classification
Elsevier, Edisi 5 Mocomedia: Jakarta
5. Bulechek Gloria M (2013) Terjemahan Nursing Intervention Clasification
Elsevier, Edisi 5 Mocomedia: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai