Anda di halaman 1dari 2

Cerita Rakyat Jawa Barat Sangkuriang

Alkisah pada zaman dulu kala, ada sebuah kerajaan yang sejahtera di daerah Jawa Barat. Raja
memiliki seorang anak bernama Dayang Sumbi. Ia adalah seorang wanita yang cantik jelita
dan telah memiliki seorang anak yang bernama Sangkuriang.

Pada suatu hari Sangkuriang pamit kepada ibunya untuk berburu hewan di hutan rimba.
Sangkuriang memang mempunyai kebiasaan berburu. Ia sangat lihai sekali berburu hewan-
hewan di hutan luar sana.

“Ibu, aku ingin berburu di hutan. Sangkuriang mohon pamit, Ibu” Ucap Sangkuriang.

“Berangkatlah nak, jangan sampai kamu lupa membawa si Tumang Berburu” jawab Ibunya.

Berangkatlah Sangkuriang berburu di hutan dengan ditemai si Tumang yang merupakan seekor
anjing setia. Tahukah kalian siapa si Tumang sebenarnya?, Tumang sebenarnya adalah Ayah
Sangkuriang yang berubah wujud. Dayang Sumbi merahasiakan semua ini dari Sangkuriang.

Setelah sampai di hutan, Sangkuriang mulai berburu, dan ia memperoleh hasil buruan yang
banyak. Keesokan harinya Sangkuriang kembali berburu lagi, tapi hari ini berbeda. Tumang
disuruh mengejar seekor babi hutan, Tumang menolaknya dengan berdiam diri tak mau
mengikuti perintah Sangkuriang. Tumang tahu bahwa babi hutan itu bukan binatang
sembarangan, babi itu jelmaan Dewi Wayung Hyang. Sangkuriang marah lalu menakut-nakuti
Tumang dengan mengarahkan anak panah tepat dihadapan Tumang.

“Tumang, kamu tidak menuruti perintahku. Lihat busur panah ini, aku akan memanahmu
sekarang” teriak Sangkuriang.

Tumang tetap tak mau mengikuti perintah Sangkuriang, ia terus memandangi Sangkuriang
sambil berdiam diri. Sangkuriang dalam keadaan marah lalu mengambil anak panahnya dan
mengarahkan ke Tumang. Namun tak disangka, Sangkuriang yang berniat hanya menakut-
nakuti Tumang, anak panah itu tiba-tiba terlepas dan mengenai kepala Tumang. Ia tewas
seketika.
Melihat kejadian itu Sangkuriang menyesal dan ketakutan, ia lalu membawa tubuh anjing itu
pulang ke kerajaan. Dayang Sumbi kaget melihat tubuh Tumang terbujur kaku, ia sangat sedih
dan bertanya kepada Sangkuriang apa yang terjadi sebenarnya.

“Ada apa dengan Tumang, Nak?” bertanya Dayang Sumbi.

“Maaf ibu, ia tadi tak menuruti perintahku, aku hanya menakutinya dengan mengarahkan anak
panahku ke Tumang, namun aku tidak sengaja anak panah itu terlepas dan membunuh
Tumang” jawab Sangkuriang.

Mendengar penjelasan Sangkuriang, Dayan Sumbi murka. Ia mengambil centong nasi lalu
memukul Sangkuriang dan mengusirnya pergi, Karena Sangkuriang tega membunuh Ayah
kandungnya sendiri walau tanpa sepengetahuan Sangkuriang bahwa Tumang adalah Ayahnya.
Sangkuriang lari menuju hutan karena di usir ibunya.

Dayang Sumbu menyesal telah melukai hati anak kandungnya. Ia bersemedi cukup lama
sehingga Dewa menganugerahkan awet muda dan tetap cantik jelita.

Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang telah dewasa. Setelah sekian lama pergi, ia
memutuskan kembali. Sampai di kerajaan, Sangkuriang berjalan-jalan sekitar kerajaan. Ia
melihat banyak sekali perubahan. Dan saat Sangkuriang berjalan menuju teman kerajaan, ia
melihat seorang wanita cantik dan anggun. Wanita itu tidak lain adalah Dayang Sumbi yang
awet muda.

Dayang Sumbi tidak mengetahui bahwa pemuda tampan itu adalah anak kandungnya, akhirnya
mereka saling jatuh cinta. Saat Dayang Sumbi mengikatkan tali kepala Sangkuriang, ia melihat
ada bekas luka di kepalanya, Dayang Sumbi mengenalinya bahwa itu adalah bekas luka karena
dipukul dengan centong nasi sewaktu masih kecil.

Sebelum semuanya terlanjur, Dayang Sumbi menjelaskan yang sebenarnya bahwa


Sangkuriang adalah anak kandungnya. Namun Sangkuriang tetap tidak percaya dan bersikeras
tetap ingin menikahi Dayang Sumbi. Akhirnya Dayang Sumbi memberi syarat jika ingin
menikahinya maka Sangkuriang harus membuatkan danau dan perahu dalam waktu semalam.

Demi keinginannya terwujud, Sangkuriang menyanggupi syarat itu. Malam itu dengan bantuan
jin-jin, Sangkuriang mengerjakannya. Dayang Sumbi terkejut melihat kedua permintaanya itu
hampir jadi, kemudian dia berpikir mencari cara agar semua itu gagal. Setelah menemukan
cara, Dayang Sumbi membuat perapian di sebelah timur lalu membangunkan ayam-ayam jago
dikandang. Melihat ada yang terang dibagian timur dan mendengar ayam jago berkokok, jin-
jin itu mengira bahwa hati telah pagi. Akhirnya jin-jin itu pergi kembali ke asal mereka dan
meninggalkan Sangkuriang sendirian.

Melihat kejadian itu, Sangkuriang marah besar. ia sangat murka karena merasa di curangi oleh
Dayang Sumbi. Sangkuriang menjebol bendungan danau yang dibuatnya tadi dan menendang
perahu hingga terbalik. Sejak kejadian itu konon perahu itu sekarang menjadi gunung di Jawa
Barat yang bernama Gunung Tangkuban Perahu.

Anda mungkin juga menyukai