Republik Indonesia
Republik Indonesia
Ibu kota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan darat dengan Malaysia di Pulau
Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor
(mantan bagian provinsi dari Indonesia). Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina,
Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.
Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa,
dan agama. Berdasarkan rumpun bangsa (ras), Indonesia terdiri atas bangsa asli pribumi
yakni Mongoloid Selatan/Austronesia dan Melanesia di mana bangsa Austronesia yang
terbesar jumlahnya dan lebih banyak mendiami Indonesia bagian barat. Berdasarkan bangsa
yang lebih spesifik, suku bangsa Jawa adalah suku bangsa terbesar dengan populasi mencapai
41,7% dari seluruh penduduk Indonesia.[9] Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal
ika" ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"), berarti keberagaman yang membentuk negara. Selain
memiliki populasi padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang
mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.
Indonesia juga anggota dari PBB dan satu-satunya anggota yang pernah keluar dari
PBB, yaitu pada tanggal 7 Januari 1965, dan bergabung kembali pada tanggal 28 September
1966 dan Indonesia tetap dinyatakan sebagai anggota yang ke-60, keanggotaan yang sama
sejak bergabungnya Indonesia pada tanggal 28 September 1950. Selain PBB, Indonesia juga
merupakan anggota dari ASEAN, APEC, OKI, G-20 dan akan menjadi anggota dari OECD.
Air terjun Madakaripura di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Lumbang, Probolinggo,
Jawa Timur.
Indonesia adalah negara kepulauan di Asia Tenggara[48] yang memiliki 13.487 pulau
besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni[49], yang menyebar disekitar
khatulistiwa, yang memberikan cuaca tropis. Posisi Indonesia terletak pada koordinat 6°LU -
11°08'LS dan dari 95°'BT - 141°45'BT serta terletak di antara dua benua yaitu benua Asia
dan benua Australia/Oseania.
Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya
3.257.483 km². Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, dimana setengah populasi
Indonesia bermukim. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa dengan luas
132.107 km², Sumatera dengan luas 473.606 km², Kalimantan dengan luas 539.460 km²,
Sulawesi dengan luas 189.216 km², dan Papua dengan luas 421.981 km². Batas wilayah
Indonesia diukur dari kepulauan dengan menggunakan territorial laut: 12 mil laut serta zona
ekonomi eksklusif: 200 mil laut,[50] searah penjuru mata angin, yaitu:
Negara Malaysia dengan perbatasan sepanjang 1.782 km[49], Singapura, Filipina, dan
Utara
Laut Tiongkok Selatan
Selatan Negara Australia, Timor Leste, dan Samudra Indonesia
Barat Samudra Indonesia
Negara Papua Nugini dengan perbatasan sepanjang 820 km[49], Timor Leste, dan
Timur
Samudra Pasifik
Sejarah awal
Peninggalan fosil-fosil Homo erectus, yang oleh antropolog juga dijuluki "Manusia
Jawa", menimbulkan dugaan bahwa kepulauan Indonesia telah mulai berpenghuni pada
antara dua juta sampai 500.000 tahun yang lalu.[14] Bangsa Austronesia, yang membentuk
mayoritas penduduk pada saat ini, bermigrasi ke Asia Tenggara dari Taiwan. Mereka tiba di
sekitar 2000 SM, dan menyebabkan bangsa Melanesia yang telah ada lebih dahulu di sana
terdesak ke wilayah-wilayah yang jauh di timur kepulauan.[15] Kondisi tempat yang ideal bagi
pertanian, dan penguasaan atas cara bercocok tanam padi setidaknya sejak abad ke-8 SM,[16]
menyebabkan banyak perkampungan, kota, dan kerajaan-kerajaan kecil tumbuh berkembang
dengan baik pada abad pertama masehi. Selain itu, Indonesia yang terletak di jalur
perdagangan laut internasional dan antar pulau, telah menjadi jalur pelayaran antara India dan
Tiongkok selama beberapa abad.[17] Sejarah Indonesia selanjutnya mengalami banyak sekali
pengaruh dari kegiatan perdagangan tersebut.[18]
Sejak abad ke-1 kapal dagang Indonesia telah berlayar jauh, bahkan sampai ke Afrika.
Sebuah bagian dari relief kapal di candi Borobudur, k. 800 M.
Di bawah pengaruh agama Hindu dan Buddha, beberapa kerajaan terbentuk di pulau
Kalimantan, Sumatera, dan Jawa sejak abad ke-4 hingga abad ke-14. Kutai, merupakan
kerajaan tertua di Nusantara yang berdiri pada abad ke-4 di hulu sungai Mahakam,
Kalimantan Timur. Di wilayah barat pulau Jawa, pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M berdiri
kerajaan Tarumanegara. Pemerintahan Tarumanagara dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda dari
tahun 669 M sampai 1579 M. Pada abad ke-7 muncul kerajaan Malayu yang berpusat di
Jambi, Sumatera. Sriwijaya mengalahkan Malayu dan muncul sebagai kerajaan maritim yang
paling perkasa di Nusantara. Wilayah kekuasaannya meliputi Sumatera, Jawa, semenanjung
Melayu, sekaligus mengontrol perdagangan di Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Tiongkok
Selatan.[19] Di bawah pengaruh Sriwijaya, antara abad ke-8 dan ke-10 wangsa Syailendra dan
Sanjaya berhasil mengembangkan kerajaan-kerajaan berbasis agrikultur di Jawa, dengan
peninggalan bersejarahnya seperti candi Borobudur dan candi Prambanan. Di akhir abad ke-
13, Majapahit berdiri di bagian timur pulau Jawa. Di bawah pimpinan mahapatih Gajah
Mada, kekuasaannya meluas sampai hampir meliputi wilayah Indonesia kini; dan sering
disebut "Zaman Keemasan" dalam sejarah Indonesia.[20]
Peta Indonesia berkisar tahun 1674-1745 oleh Katip Çelebi seorang geografer asal Turki
Utsmani.
Indonesia juga merupakan negara yang dijajah oleh banyak negara Eropa dan juga Asia,
itu disebabkan Indonesia sejak zaman dahulu merupakan negara yang kaya akan hasil
alamnya yang melimpah, hingga membuat negara-negara Eropa tergiur untuk menjajah dan
bermaksud menguasai sumber daya alamnya untuk pemasukan bagi negaranya, Negara-
negara yang pernah menjajah diantaranya adalah;
Portugis pada tahun 1509, hanya Maluku, lalu berhasil diusir pada pada tahun 1595
Spanyol pada tahun 1521, hanya Sulawesi Utara, tetapi berhasil diusir pada tahun
1692.
Belanda pada tahun 1602, seluruh wilayah Indonesia.
Perancis secara tidak langsung menguasai Jawa pada periode 1806-1811 karena
Kerajaan Belanda takluk kepada kekuatan Perancis. Ketika Louis Bonaparte adik
Napoleon Bonaparte naik takhta Belanda pada tahun 1806, maka secara otomatis
jajahan Belanda jatuh ke tangan Perancis. Periode ini berlangsung pada pemerintahan
Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels pada tahun 1808-1811. Berakhir pada
tahun 1811 ketika Inggris mengalahkan kekuatan Belanda-Perancis di pulau Jawa.
Inggris pada tahun 1811, sejak ditandatanganinya Kapitulasi Tungtang yang salah
satunya berisi penyerahan Pulau Jawa dari Belanda kepada Inggris, Pada tahun 1814
dilakukanlah Konvensi London yang isinya pemerintah Belanda berkuasa kembali
atas wilayah jajahan Inggris di Indonesia. Lalu baru pada tahun 1816, pemerintahan
Inggris di Indonesia secara resmi berakhir..
Jepang pada tahun 1942, hanya 3,5 tahun, dan berakhir pada tahun 1945, sejak
kekalahan Jepang kepada sekutu.
Ketika orang-orang Eropa datang pada awal abad ke-16, mereka menemukan beberapa
kerajaan yang dengan mudah dapat mereka kuasai demi mendominasi perdagangan rempah-
rempah. Portugis pertama kali mendarat di dua pelabuhan Kerajaan Sunda yaitu Banten dan
Sunda Kelapa, tapi dapat diusir dan bergerak ke arah timur dan menguasai Maluku. Pada
abad ke-17, Belanda muncul sebagai yang terkuat di antara negara-negara Eropa lainnya,
mengalahkan Britania Raya dan Portugal (kecuali untuk koloni mereka, Timor Portugis).
Pada masa itulah agama Kristen masuk ke Indonesia sebagai salah satu misi imperialisme
lama yang dikenal sebagai 3G, yaitu Gold, Glory, and Gospel.[22] Belanda menguasai
Indonesia sebagai koloni hingga Perang Dunia II, awalnya melalui VOC, dan kemudian
langsung oleh pemerintah Belanda sejak awal abad ke-19.
Pada masa Perang Dunia II, sewaktu Belanda dijajah oleh Jerman, Jepang menguasai
Indonesia. Setelah mendapatkan Indonesia pada tahun 1942, Jepang melihat bahwa para
pejuang Indonesia merupakan rekan perdagangan yang kooperatif dan bersedia mengerahkan
prajurit bila diperlukan. Soekarno, Mohammad Hatta, KH. Mas Mansur, dan Ki Hajar
Dewantara diberikan penghargaan oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943.
Indonesia merdeka
Pada Maret 1945 Jepang membentuk sebuah komite untuk kemerdekaan Indonesia.
Setelah perang Pasifik berakhir pada tahun 1945, di bawah tekanan organisasi pemuda,
Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945
yang pada saat itu sedang bulan Ramadhan. Setelah kemerdekaan, tiga pendiri bangsa yakni
Soekarno, Mohammad Hatta, dan Sutan Sjahrir masing-masing menjabat sebagai presiden,
wakil presiden, dan perdana menteri. Dalam usaha untuk menguasai kembali Indonesia,
Belanda mengirimkan pasukan mereka.
Pada tahun 1950-an dan 1960-an, pemerintahan Soekarno mulai mengikuti sekaligus
merintis gerakan non-blok pada awalnya, kemudian menjadi lebih dekat dengan blok sosialis,
misalnya Republik Rakyat Tiongkok dan Yugoslavia. Tahun 1960-an menjadi saksi
terjadinya konfrontasi militer terhadap negara tetangga, Malaysia ("Konfrontasi"),[25] dan
ketidakpuasan terhadap kesulitan ekonomi yang semakin besar. Selanjutnya pada tahun 1965
meletus kejadian G30S yang menyebabkan kematian 6 orang jenderal dan sejumlah perwira
menengah lainnya. Muncul kekuatan baru yang menyebut dirinya Orde Baru yang segera
menuduh Partai Komunis Indonesia sebagai otak di belakang kejadian ini dan bermaksud
menggulingkan pemerintahan yang sah serta mengganti ideologi nasional menjadi
berdasarkan paham sosialis-komunis. Tuduhan ini sekaligus dijadikan alasan untuk
menggantikan pemerintahan lama di bawah Presiden Soekarno.
Jenderal Soeharto menjadi presiden pada tahun 1967 dengan alasan untuk
mengamankan negara dari ancaman komunisme. Sementara itu kondisi fisik Soekarno sendiri
semakin melemah. Setelah Soeharto berkuasa, ratusan ribu warga Indonesia yang dicurigai
terlibat pihak komunis dibunuh, sementara masih banyak lagi warga Indonesia yang sedang
berada di luar negeri, tidak berani kembali ke tanah air, dan akhirnya dicabut
kewarganegaraannya. Tiga puluh dua tahun masa kekuasaan Soeharto dinamakan Orde Baru,
sementara masa pemerintahan Soekarno disebut Orde Lama.
Dari 1998 hingga 2001, Indonesia mempunyai tiga presiden: Bacharuddin Jusuf (BJ)
Habibie, Abdurrahman Wahid dan Megawati Sukarnoputri. Pada tahun 2004 pemilu satu hari
terbesar di dunia[27] diadakan dan dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono.
Pada Desember 2004 dan Maret 2005, Aceh dan Nias dilanda dua gempa bumi besar
yang totalnya menewaskan ratusan ribu jiwa. (Lihat Gempa bumi Samudra Hindia 2004 dan
Gempa bumi Sumatra Maret 2005.) Kejadian ini disusul oleh gempa bumi di Yogyakarta dan
tsunami yang menghantam Pantai Pangandaran dan sekitarnya, serta banjir lumpur di
Sidoarjo pada 2006 yang tidak kunjung terpecahkan.
Gedung MPR-DPR
Lembaga eksekutif berpusat pada presiden, wakil presiden, dan kabinet. Kabinet di
Indonesia adalah Kabinet Presidensial sehingga para menteri bertanggung jawab kepada
presiden dan tidak mewakili partai politik yang ada di parlemen. Meskipun demikian,
Presiden saat ini yakni Joko Widodo yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan juga menunjuk sejumlah pemimpin Partai Politik untuk duduk di kabinetnya.
Tujuannya untuk menjaga stabilitas pemerintahan mengingat kuatnya posisi lembaga
legislatif di Indonesia. Namun pos-pos penting dan strategis umumnya diisi oleh menteri
tanpa portofolio partai (berasal dari seseorang yang dianggap ahli dalam bidangnya).
Lembaga Yudikatif sejak masa reformasi dan adanya amandemen UUD 1945
dijalankan oleh Mahkamah Agung, Komisi Yudisial, dan Mahkamah Konstitusi, termasuk
pengaturan administrasi para hakim. Meskipun demikian keberadaan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia tetap dipertahankan.
Berlawanan dengan Sukarno yang anti imperialisme, antipati terhadap kekuatan barat,
dan bersitegang dengan Malaysia, hubungan luar negeri sejak "Orde baru"nya Suharto
didasarkan pada ekonomi dan kerjasama politik dengan negara-negara barat.[30] Indonesia
menjaga hubungan baik dengan tetangga-tetangganya di Asia, dan Indonesia adalah pendiri
ASEAN dan East Asia Summit.[31]
Serangan tersebut dan peringatan perjalanan (travel warnings) yang dikeluarkan oleh
negara-negara lain, menimbulkan dampak yang berat bagi industri jasa perjalanan/turis dan
juga prospek investasi asing.[36] Tetapi beruntung ekonomi Indonesia secara keseluruhan
tidak terlalu dipengaruhi oleh hal-hal tersebut di atas, karena Indonesia adalah negara yang
ekonomi domestiknya cukup kuat dan dominan.
Tentara Nasional Indonesia terdiri dari TNI–AD, TNI-AL (termasuk Marinir) dan
TNI-AU.[37] Berkekuatan 400.000 prajurit aktif, memiliki anggaran 4% dari GDP pada tahun
2006, tetapi terdapat kontroversi bahwa ada sumber-sumber dana dari kepentingan-
kepentingan komersial dan yayasan-yayasan yang dilindungi oleh militer.[38] Satu hal baik
dari reformasi sejalan dengan mundurnya Suharto adalah mundurnya TNI dari parlemen,
walaupun pengaruh militer dalam bernegara masih tetap kuat.[39]Gerakan separatis di
sebagian daerah Aceh dan Papua telah menimbulkan konflik bersenjata, dan terjadi
pelanggaran HAM serta kebrutalan yang dilakukan oleh keduabelah pihak.[40][41] Setelah 30
tahun perseteruan sporadis antara Gerakan Aceh Merdeka dan militer Indonesia, maka
persetujuan gencatan senjata terjadi pada tahun 2005.[42] Di Papua, telah terjadi kemajuan
yang mencolok, walaupun masih terjadi kekurangan-kekurangan, dengan diterapkannya
otonomi, dengan akibat berkurangannya pelanggaran HAM.[43]
Anggota KNIP tersebut berjumlah 60 orang tetapi sumber yang lain menyatakan
terdapat 103 anggota KNIP. KNIP sebagai MPR sempat bersidang sebanyak 6 kali, dalam
melakukan kerja DPR dibentuk Badan Pekerja Komite Nasional Pusat, Badan Pekerja
tersebut berhasil menyetujui 133 RUU disamping pengajuan mosi, resolusi, usul dan lain-
lain.
Pada masa ini tidak diketahui secara pasti bagaimana keberadaan DPR karena sedang
terjadi kekacauan politik, dimana fokus utama berada di pemerintah federal RIS.
Pada tanggal 14 Agustus 1950, DPR dan Senat RIS menyetujui Rancangan UUDS
NKRI (UU No. 7/1850, LN No. 56/1950). Pada tanggal 15 Agustus 1950, DPR dan Senat
RIS mengadakan rapat dimana dibacakan piagam pernyataan terbentuknya NKRI yang
bertujuan: 1. Pembubaran secara resmi negara RIS yang berbentuk federasi; 2. Pembentukan
NKRI yang meliputi seluruh daerah Indonesia dengan UUDS yang mulai berlaku pada
tanggal 17 Agustus 1950.
Sesuai isi Pasal 77 UUDS, ditetapkan jumlah anggota DPRS adalah 236 orang, yaitu 148
anggota dari DPR-RIS, 29 anggota dari Senat RIS, 46 anggota dari Badan Pekerja Komite
Nasional Pusat, dan 13 anggota dari DPA RI Yogyakarta.
DPR ini adalah hasil pemilu 1956 yang jumlah anggota yang dipilih sebanyak 272 orang.
Pemilu 1956 juga memilih 542 orang anggota konstituante.
Tugas dan wewenang DPR hasil pemilu 1955 sama dengan posisi DPRS secara
keseluruhan, karena landasan hukum yang berlaku adalah UUDS. Banyaknya jumlah fraksi
di DPR serta tidak adanya satu dua partai yang kuat, telah memberi bayangan bahwa
pemerintah merupakan hasil koalisi. Dalam masa ini terdapat 3 kabinet yaitu kabinet
Burhanuddin Harahap, kabinet Ali Sastroamidjojo, dan kabinet Djuanda.
Masa DPR Hasil Dekrit Presiden 1959 berdasarkan UUD 1945 (1959-1965)
Jumlah anggota sebanyak 262 orang kembali aktif setelah mengangkat sumpah.
Dalam DPR terdapat 19 fraksi, didominasi PNI, Masjumi, NU, dan PKI.
Dengan Penpres No. 3 tahun 1960, Presiden membubarkan DPR karena DPR hanya
menyetujui 36 miliar rupiah APBN dari 44 miliar yang diajukan. Sehubungan dengan hal
tersebut, presiden mengeluarkan Penpres No. 4 tahun 1960 yang mengatur Susunan DPR-GR.
DPR-GR beranggotakan 283 orang yang semuanya diangkat oleh Presiden dengan
Keppres No. 156 tahun 1960. Adapun salah satu kewajiban pimpinan DPR-GR adalah
memberikan laporan kepada Presiden pada waktu-waktu tertentu, yang mana menyimpang
dari pasal 5, 20, 21 UUD 1945. Selama 1960-1965, DPR-GR menghasilkan 117 UU dan 26
usul pernyataan pendapat.
Selama masa orde baru DPR dianggap sebagai Tukang Stempel kebijakan pemerintah yang
berkuasa karena DPR dikuasai oleh Golkar yang merupakan pendukung pemerintah.
DPR juga kerap dikritik oleh sebagian besar masyarakat Indonesia karena dianggap
malas dalam bekerja. Hal ini terbukti dari pemberian fasilitas mewah, seperti gaji besar,
kendaraan, dan perumahan, namun tidak sebanding dengan hasil yang diberikan. Hal lain
yang sudah menjadi rahasia umum adalah banyaknya anggota yang "bolos" dalam sidang
paripurna, atau sekedar "menitip absen", sehingga seolah-olah hadir, namun kenyataannya
tidak. Kalaupun hadir, sebagian oknum anggota ternyata tidur saat sidang, main game, atau
melakukan tindakan lain selain mengikuti proses rapat paripurna. Kasus terbaru adalah putra
Presiden, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), yang tertangkap kamera sedang menitip absen
saat rapat paripurna DPR membahas Undang-Undang Pencegahan Pendanaan Terorisme [2][3].
Dalam konsep Trias Politika, di mana DPR berperan sebagai lembaga legislatif yang
berfungsi untuk membuat undang-undang dan mengawasi jalannya pelaksanaan undang-
undang yang dilakukan oleh pemerintah sebagai lembaga eksekutif. Fungsi pengawasan
dapat dikatakan telah berjalan dengan baik apabila DPR dapat melakukan tindakan kritis atas
kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang tidak sesuai dengan kepentingan rakyat.
Sementara itu, fungsi legislasi dapat dikatakan berjalan dengan baik apabila produk hukum
yang dikeluarkan oleh DPR dapat memenuhi aspirasi dan kepentingan seluruh rakyat
Keanggotaan
Anggota DPRD provinsi berjumlah paling sedikit 35 (tiga puluh lima) orang dan
paling banyak 100 (seratus) orang dengan masa jabatan selama 5 (lima) tahun dan berakhir
pada saat anggota DPRD provinsi yang baru mengucapkan sumpah/janji. Keanggotaan
DPRD provinsi diresmikan dengan keputusan Menteri Dalam Negeri.
1. Hak interpelasi yaitu hak DPRD provinsi untuk meminta keterangan kepada gubernur
mengenai kebijakan pemerintah provinsi yang penting dan strategis serta berdampak luas
pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
2. Hak angket yaitu hak DPRD provinsi untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan
pemerintah provinsi yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan
masyarakat, daerah, dan negara yang diduga bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
3. Hak menyatakan pendapat yaitu hak DPRD provinsi untuk menyatakan pendapat terhadap
kebijakan gubernur atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di daerah disertai dengan
rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan
hak angket.
Hak Anggota
Kewajiban Anggota
Samudra pasifik
Samudra Pasifik atau Lautan Teduh (dari bahasa spanyol Pacifico, artinya tenang)
adalah kumpulan air terbesar di dunia. Ia mencakup kira-kira sepertiga permukaan
Bumi, dengan luas sebesar 179,7 juta km² (69,4 juta mi²). Panjangnya sekitar 15.500
km (9.600 mi) dari Laut Bering di Arktik hingga batasan es di Laut Ross di Antartika
di selatan. Samudra Pasifik mencapai lebar timur-barat terbesarnya pada sekitar 5
derajat U garis lintang, di mana ia terbentang sekitar 19.800 km (12.300 mi) dari
Indonesia hingga pesisir Kolombia. Batas sebelah barat samudra ini biasanya
diletakkan di Selat Malaka. Titik terendah permukaan Bumi—Palung Mariana—
berada di Samudra Pasifik. Samudra ini terletak di antara Asia dan Australia di
sebelah barat, Amerika di sebelah timur, Antartika di sebelah selatan dan Samudra
Arktik di sebelah utara.
Samudra Pasifik dilihat dari pesisir di bagian tengah Chili
Samudra Pasifik berisi sekitar 25.000 kepulauan (lebih dari jumlah kepulauan yang
berada di lautan dunia lainnya jika digabung), yang mayoritas terletak di selatan
khatulistiwa. (Lihat: Kepulauan Pasifik.)
Di batasan ireguler Samudra Pasifik terdapat banyak lautan, yang terbesar adalah Laut
Sulawesi, Laut Koral, Laut China Timur, Laut Jepang, Laut China Selatan, Laut Sulu,
Laut Tasman dan Laut Kuning. Selat Malaka menghubungkan Samudra Pasifik
dengan Samudra Hindia di sebelah barat, dan Selat Magelhaens menghubungkan
Samudra Pasifik dengan Samudra Atlantik di sebelah timur.
Penjelajah Portugis Fernando de Magelhaens adalah orang yang menamakan
Samudra Pasifik. Untuk sebagian besar perjalanannya dari Selat Magelhaens menuju
Filipina, Magellan memang merasakan ketenangan lautan tersebut. Tetapi, Samudra
Pasifik tidaklah selalu tenang. Di mana Samudra Atlantik melebar, Samudra Pasifik
menciut. Hal ini menyebabkan banyak terjadinya gempa bumi. Banyak angin puyuh
dan badai yang merusak pulau-pulau di bagian Pasifik dan tanah di sekitar Pasifik
dipenuhi gunung berapi dan sering diguncang gempa bumi. Tsunami, yang
disebabkan oleh gempa bumi di dasar laut, telah menghancurkan banyak pulau dan
menghapuskan seluruh kota.