Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada

kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada

yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya terjadi

enam minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung kurang lebih

10 minggu (Winkjosastro, 2007).

Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual ini

mulai dialami sejak awal kehamilan. Mual muntah saat hamil muda sering

disebut morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi

setiap saat. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester

kedua dan ketiga, tapi ini jarang terjadi (Ratna, 2011). Mual muntah yang

terjadi secara terus menurus dapat menyebakan dehidrasi bahkan berat badan

menurun pada ibu hamil. Apabila hal ini tidak ditangani secara tepat dan

cepat maka akan berakibat buruk bagi ibu hamil dan janin bahkan dapat

menyebakan kematian ibu hamil dan janin

Berdasarkan estimasi yang dibuat dari hasil Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1990 sampai 2007 menunjukan bahwa

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2015 baru mencapai

161/100.000 kelahiran hidup, sementara target MDG Indonesia adalah 102/

100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2013). Adapun data dari WHO Angka

Hubungan Antara Dukungan..., NOVI DWI ASTUTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
2

Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 8,800 dengan

Maternal Mortality Ratio (MMR) sebanyak 190 (120-300) per 100.000

kelahiran hidup (WHO, 2013).

Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan

laporan dari kabupaten/kota sebesar 116,34/100.000 kelahiran hidup,

mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011

sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian maternal terbanyak

adalah di Kabupaten Brebes sebanyak 51 kematian. Adapun Kabupaten/Kota

dengan jumlah kematian maternal paling sedikit adalah Kota Salatiga dengan

2 kematian. Adapun angka kematian ibu di Kabupaten Banyumas yaitu

sebanyak 32 kematian (Dinkes Jateng, 2012). Selain itu Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Tengah mencatat bahwa pada tahun 2014 terjadi angka

kematian ibu sebanyak 711 kasus sedangkan padatahun 2015 tercatat

sebanyak 115 kasus (Nurdin, 2015).

Alasan masih tingginya angka kematian di Indonesia dikarenakan

kualitas hidup yang rendah, rata-rata pendidikan rendah, derajat kesehatan

dan gizi yang rendah, anemia, kurang zat besi, dan kurangnya gizi kronis

(Amaludin, 2015). Ibu hamil sangat memerlukan asupan gizi yang cukup

bahkan lebih karena gizi dibutuhkan oleh ibu hamil untuk memenuhi

kebutuhan janin dan ibu. Namun, terkadang ibu hamil mengalami mual dan

muntah yang berlebihan sehingga asupan gizi tidak dapat terpenuhi.

Menurut Sugeng (2014) bahwa ibu hamil mengalami berbagai

perubahan baik secara fisik, biologis ataupun psikologis. Perubahan secara

Hubungan Antara Dukungan..., NOVI DWI ASTUTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
3

fisik seperti bentuk tubuh berubah, secara biologis seperti lebih sering buang

air kencing dan secara psikologis ibu hamil mudah marah atau sensitif. Pada

kondisi hamil, ibu hamil akan mengalami perubahan hormonal yaitu

meningkatnya kadar hormon estrogen yang menyebabkan ibu mengalami

mual dan muntah (emesis gravidarum). Bagi kebanyakan wanita hamil,

morning sickness dan mual dapat bertahan lebih lama, bahkan hampir selama

sembilan bulan kehamilan. Emesis gravidarum dapat menyebabkan dehidrasi

yang dapat membahayakan ibu dan janin.

Rose & Neil (2006) menyatakan bahwa emesis gravidarum pada ibu

hamil dapat menimbulkan berbagai dampak pada ibu hamil, salah satunya

adalah penurunan nafsu makan yang mengakibatkan perubahan

keseimbangan elektrolit yakni kalium, kalsium, dan natrium sehingga

menyebabkan perubahan metabolisme tubuh. Dampak bagi janin adalah janin

akan kekurangan nutrisi dan cairan yang dibutuhkan oleh tubuh, hal tersebut

dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah, proses

tumbuh kembangnya terganggu dan lain-lain.

Mual muntah yang berlebihan juga dapat menyebabkan cairan tubuh

berkurang, sehingga darah menjadi kental (hemokonsentrasi) dan sirkulasi

darah ke jaringan terlambat. Jika hal itu terjadi, maka konsumsi oksigen dan

makanan ke jaringan juga ikut berkurang. Kekurangan oksigen dan makanan

ke jaringan akan menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat mengurangi

kesehatan ibu dan perkembangan janin dalam kandungan. Pada kasus

semacam ini di perlukan penanganan yang serius (Hidayati, 2009).

Hubungan Antara Dukungan..., NOVI DWI ASTUTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
4

Menurut Tiran (2009) bahwa ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi emesis gravidarum yaitu faktor hormonal, psikososial,

pekerjaan dan paritas. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nababan

(2008) menunjukan bahwa sebanyak 19 bumil (59,4%) tidak mengalami

emesis gravidarum dengan mendapatkan dukungan sosial keluarga yang

tinggi dan 13 bumil (40,6%) mengalami emesis dengan kurang mendapatkan

dukungan sosial keluarga. Dukungan sosial keluarga memberikan peran yang

sangat penting dalam menentukan status kesehatan ibu khususnya dengan

kejadian emesis gravidarum. Adanya dukungan sosial keluarga bagi ibu hamil

akan memberikan suasana yang nyaman dan menenangkan. Diharapkan

keluarga dapat memberikan dukungan positif terhadap ibu baik yang bersifat

fisik maupun psikologis sehingga ibu merasa lebih nyaman, percaya diri dan

bahagia dalam menjalani masa kehamilan.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di Wilayah

Kerja Puskesmas Kembaran I diperoleh bahwa jumlah ibu hamil pada bulan

September 2015 sebanyak 302 ibu hamil. Dari 302 ibu hamil yang memiliki

resiko tinggi kehamilan sebanyak 111 ibu hamil. Disamping itu, peneliti juga

melakukan wawancara terhadap 10 ibu hamil yang sedang memeriksakan

kehamilannya di Puskesmas I Kembaran diperoleh bahwa 3 ibu hamil yang

mengalami emesis gravidarum saat pada mengalami masalah baik masalah

yang besar maupun kecil, 2 ibu hamil yang tidak mengalami emesis

gravidarum pada saat mengalami masalah yang tidak bisa diselesaikan, 2 Ibu

hamil yang mengalami emesis gravidarum dengan kurang mendapatkan

Hubungan Antara Dukungan..., NOVI DWI ASTUTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
5

dukungan sosial dan 3 ibu hamil tidak mengalami emesis gravidarum karena

mendapatkan dukungan sosial sehingga mereka merasa nyaman dan tenang

selama kehamilan.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Emesis

Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas Kembaran I

Kabupaten Banyumas”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

rumusan masalah dalam penelitian yaitu “Apakah ada hubungan antara

dukungan sosial dengan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di

Puskesmas Kembaran I Kabupaten Banyumas”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan emesis

gravidarum pada ibu hamil trimester I di Puskesmas Kembaran I

Kabupaten Banyumas.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden.

b. Untuk mengetahui status dukungan sosial pada ibu hamil trimester I di

Puskesmas Kembaran I Kabupaten Banyumas.

c. Untuk mengetahui emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di

Puskesmas Kembaran I Kabupaten Banyumas.

Hubungan Antara Dukungan..., NOVI DWI ASTUTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
6

d. Untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan emesis

gravidarum pada ibu hamil trimester I di Puskesmas Kembaran I

Kabupaten Banyumas.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Keperawatan

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan ilmu tambahan dalam

mengembangkan ilmu keperawatan tentang emesis gravidarum pada ibu

hamil trimester I.

2. Bagi Responden

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi tentang faktor yang

berhubungan dengan emesis gravidarum bagi ibu hamil dalam menjalani

kehamilannya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi dan refrensi

tambahan tentang faktor yang berhubungan dengan emesis gravidarum

bagi peneliti selanjutnya.

E. Penelitian Terkait

1. Nababan (2008)

Judul penelitian tentang “Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan

Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama. Penelitian ini

bersifat deskriptif analitik dengan sampel penelitian 32 ibu hamil dengan

usia trimester pertama yang memeriksakan kehamilannya di Klinik Kasih

Ibu Delitua. Variabel independennya adalah dukungan sosial keluarga dan

Hubungan Antara Dukungan..., NOVI DWI ASTUTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
7

dependen adalah kejadian emesis gravidarum. Analisa data digunakan uji

statistik Chi-Square dengan tingkat kebebasan (α) sebesar 5% melalui

program komputerisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak

19 bumil (59,4%) tidak mengalami emesis gravidarum dan 13 bumil

(40,6%) mengalami emesis. Sementara itu, sebanyak 26 orang (81.3%)

menyatakan dukungan sosial keluarga kategori tinggi dan sebanyak 6

orang (18,7%) yang mendapatkan dukungan kategori sedang. Hasil

analisa statistik membuktikan adanya hubungan yang signifikan (value =

0,029) antara dukungan sosial keluarga dengan emesis gravidarum pada

ibu hamil di Klinik Bersalin Kasih Ibu Delitua tahun 2008.

Perbedaan dalam penelitian ini yaitu tempat penelitan, jumlah sampel

penelitian, metode penelitian, waktu penelitian dan jenis kuesioner yang

digunakan. Adapun persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama

meneliti dukungan sosial dengan kejadian emesis gravidarum, teknik

sampling menggunakan simple random sampling dan analisis

menggunakan uji chi square.

2. Pertiwi dan Elsa (2012)

Judul penelitian ini “Hubungan Paritas Dengan Kejadian Emesis

Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I Di Puskesmas Teras”. Penelitian

ini merupakan jenis penelitian kuantitatif menggunakan metode survey

analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah ibu hamil

trimester I, dengan jumlah sample 56 ibu hamil. Tekhnik sampling yang

digunakan adalah total populasi. Data yang diperoleh dihitung dalam

Hubungan Antara Dukungan..., NOVI DWI ASTUTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
8

bentuk proporsi atau prosebntase dan akan menjadi distribusi frekuensi

relative dengan membagi frekuensi (F) dengan jumlah seluruh observasi

(N) dan dikalikan 100. Hasil penelitian menunjukkan kejadian emesis

gravidarum pada ibu hamil trimester I sebesar 42,86%. Paritas terbanyak

adalah multigravida sebesar 55,36%. Hasil analisa data menggunakan chi

square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna x2hitung (8,25) >

x2 tabel (3,481).

Perbedaan dalam penelitian ini yaitu jenis variabel yang digunakan,

tempat penelitian, jumlah sampel, teknik sampling dan metode penelitian.

Adapun persamaan dalam penelitian yaitu sama-sama meneliti kejadian

emesis gravidarum dan menggunakan pendekatan cross sectional.

3. Hernawati (2014)

Judul penelitian “Hubungan Dukungan Suami dan Keluarga Dengan

Kejadian Emesis Gravidarum di Desa Galudra Kecamatan Cugenang

Kabupaten Cianjur Tahun 2013”. Penelitian ini merupakan penelitian

survei analitik dengan desain penelitian cross sectional. Hipotesis (Ha)

pada penelitian ini adalah ada hubungan antara dukungan suami dan

keluarga dengan kejadian emesis gravidarum di Desa Galudra Kecamatan

Cugenang Kabupaten Cianjur. Variabel independen dalam penelitian

adalah dukungan suami dan keluarga dengan variabel dependen adalah

kejadian emesis gravidarum. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh

ibu hamil yang berada di Desa Galudra Kecamatan Cugenang Kabupaten

Cianjur. Cara pengambilan sampel ini adalah dengan mengambil semua

Hubungan Antara Dukungan..., NOVI DWI ASTUTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
9

anggota populasi menjadi sampel. Hasil analisis menggunakan Chi

Quadrat didapatkan nilai p value = 0,000 (<0,05) artinya ada hubungan

yang signifikan antara ibu yang mendapat dukungan dari suami dan

keluarga dengan ibu yang tidak mendapat

dukungan terhadap kejadian emesis. Hasil OR = 2,000 artinya ibu y

ang tidak mendapat dukungan mempunyai risiko 2 kali lebih tinggi

mengalami emesis gravidarum dibandingkan dengan ibu yang mendapat

dukungan.

Perbedaan dalam penelitian ini yaitu jenis variabel yang digunakan,

tempat penelitian, jumlah sampel, teknik sampling dan metode penelitian.

Adapun persamaan dalam penelitian yaitu sama-sama meneliti kejadian

emesis gravidarum dan menggunakan pendekatan cross sectional dan

menggunakan uji shi square.

Hubungan Antara Dukungan..., NOVI DWI ASTUTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Anda mungkin juga menyukai