PENDAHULUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui karakteristik dari Divisi Bryophyta.
2. Mengetahui habitat dari Bryophyta.
3. Mengetahui daur hidup dan perkembangbiakan dari Bryophyta.
4. Mengetahui hubungan kekerabatan antara Bryophyta dengan Thallopyta
dan dengan Pteridophyta.
5. Mengetahui manfaat atau peranan dari Bryophyta.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Oleh karena tumbuhan ini merupakan tumbuhan peralihan, maka tumbuhan ini
telah menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai tumbuhan darat. Penyesuaian ini
ditunjukan oleh adanya alat-alat tumbuh berupa akar palsu (rhizoid), alat untuk
perlindungan terhadap kekeringan berupa sel-sel epidermis, alat-alat reproduksi yang
mempunyai sel-sel berlapis-lapis yang melindungi alat kelamin dari kekeringan,
spora-sporanya berdinding tebal karena oleh penyebaran yang dilakukan angin dan
sebagainya. Namun demikian, adanya air sangat penting bagi kehidupan lumut,
karena tanpa air maka sel-sel kelamin jantan tidak akan dapat mencapai sel-sel
kelamin betina, sehingga tumbuhan biasanya tidak tumbuh dengan baik dalam
keadaan kekeringan.
Berikut ini merupakan karakteristik atau ciri-ciri umum dari Divisi Bryophyta.
1. Berwarna hijau, karena sel-selnya memiliki kloroplas (plastida).
2. Struktur tubuhnya masih sederhana, belum memiliki jaringan pengangkut.
3. Proses pengangkutan air dan zat mineral di dalam tubuh berlangsung secara
difusi dan dibantu oleh aliran sitoplasma.
4. Hidup di rawa-rawa atau tempat yang lembab.
5. Ukuran tinggi tubuh ± 20 cm.
6. Dinding sel tersusun atas sellulosa.
3
7. Gametangium terdiri atas anteredium dan arkegoniom.
8. Daun lumut tersusun atas selapis sel berukuran kecil mengandung kloroplas
seperti jala, kecuali pada ibu tulang daunnya.
9. Hanya mengalami pertumbuhan primer dengan sebuah sel pemula berbentuk
tetrader.
10. Belum memiliki akar sejati, sehingga menyerap air dan mineral dalam tanah
menggunakan rhizoid.
11. Rhizoid terdiri atas beberapa lapis deretan sel parenkim.
12. Sporofit terdiri atas kapsul dan seta.
13. Sporofit yang ada pada ujung gametofit berwarna hijau dan memiliki
klorofil, sehingga bisa melakukan fotosintesis.
Lumut hidup pada batu-batuan, cadas-cadas, tembok, gambut dan ada yang
tumbuh pada pohon sebagai epifit. Hampir semua lumut bersifat terrestrial namun
kebanyakan lebih menyukai hidup pada temat-tempat basah.
1. Alat Kelamin
Pada Bryophyta (lumut) alat-alat kelaminnya berupa anteridium
(mikrogametangium) dan arkegonium (makrogametangium), demikian pula
sporogoniumnya, selalu terdiri atas banyak sel. Arkegonium adalah
gametangium betina yang bentuknya seperti botol. Bagian yang lebar disebut
perut, dan bagian yang sempit disebut leher. Baik bagian perut maupun bagian
leher mempunyai dinding yang terdiri dari selapis sel. Dalam bagian perut
terdapat satu sel pusat yang besar, yang sebelum arkegonium masak (siap untuk
dibuahi) membelah menjadi sel telur dan suatu sel yang terdapat pada pangkal
leher dan dinamakan sel saluran perut. Di dalam leher di atas sel saluran perut
4
terdapat sel-sel saluran leher. Sedangkan mikrogametangium (anteredium)
adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat atau seperti gada. Dindingnya
terdiri atas selapis sel-sel mandul. Di dalamnya terdapat sejumlah besar sel-sel
induk spermatozoid yang kecil. Spermatozoid berbentuk spiral pendek, sebagian
besar terdiri dari inti dan dekat dengan bagian depannya terdapat dua bulu
cambuk.
Baik lumut yang masih hidup di air atau dekat dengan air, maupun yang
betul-betul telah merupakan tumbuhan darat, untuk terselenggaranya
pembuahan memerlukan air, karena tanpa air spermatozoa tidak dapat bergerak.
Jika arkegonium telah masak dan sel telur telah siap untuk dibuahi, maka
arkegonium membuka pada ujungnya, sel-sel saluran leher dan sel saluran perut
menjadi lender dan menghasilkan zat-zat tertentu yang merupakan daya penarik
kemotaksis bagi spermatozozid.sel telur yang telah dibuahi lalu tumbuh menjadi
embrio. Pada Bryophita embrio itu tumbuh menjadi suatu badan kecil yang akan
menghasilkan spora, yaitu sporogonium. Sporogonium tidak merupakan suatu
tumbuhan yang terpisah, melainkan tetap pada induknya dan seakan-akan
menjadi parasit bagi tumbuhan induknya.
Setelah sel telur dibuahi oleh spermatozoid yang bentuknya seperti spiral
atau alat pembuka gabus tutup botol dengan dua bulu cambuk itu, maka zigot
tidak memerlukan waktu istirahat dulu, tetapi terus berkembang menjadi embrio
yang diploid. Bagian bawah embrio dinamakan kakinya. Kaki masuk ke
jaringan lumut yang lebih dalam dan berfungsi sebagai alat penghisap
(haustorium). Embrio itu lalu tumbuh merupakan suatu badan yang bulat atau
jorong dengan tangkai pendek atau panjang dan seperti telah disebut di atas
dinamakan sporogonium. Di dalam bagian yang bulat itu dibentuk spora, oleh
sebab itu bagian tersebut juga disebut kapsul spora. Kapsul spora sering juga
dianggap sinonim dengan sporogonium. Karena leher arkegonium amat sempit,
maka sporogonium tidak dapat menembusnya dan bekas dinding arkegonium
ikut terangkat dan merupakan tudung kapsul spora. Mengingat bentuknya
seperti tudung akar pada ujung akar dan mungkin juga mempunyai fungsi yang
6
sama sebagai pelindung, maka bekas dinding arkegonium itu juga dinamakan
kaliptra. Jaringan dalam kapsul spora dinamakan arkespora. Arkespora
membentuk sel induk spora, dan dari satu sel induk spora dengan pembelahan
reduksi terjadilah empat spora yang berkelompok merupakan tetrade. Seringkali
pada pembentukan spora itu ditentukan pula jenis kelaminnya. Dari spora itu,
bergantung dari macam sporanya, akan tumbuh lumut yang berumah satu atau
berumah dua. Spora itu membulat sebelum terpisah-pisah dan terlepas dari
kapsul spora.
Dinding spora terdiri dari dua lapisan, yang luar kuat disebut eksosporium,
dan yang dalam lunak disebut endosporium. Jika spora berkecambah
eksosporium pecah.
Selain pembiakan dengan spora, pada lumut terdapat pula pembiakan
vegetatif dengan kuncup eram, yang terjadi dengan bermacam-macam cara pada
protonema, talus, atau bagian-bagian lain pada tubuh lumut. Kuncup eram dapat
melepaskan diri dari induknya dan tumbuh menjadi individu baru. Selain dari itu
semua bagian tubuh lumut jika dipotong menunjukkan daya regenerasi yang
sangat besar. Dalam daur hidupnya lumut menunjukkan adanya pergiliran
keturunan yang jelas. Dari spora tumbuh protonema dan seterusnya tumbuh
tumbuhan lumut yang menghasilkan anteridium dan arkegonium. Protonema
7
dan lumutnya sendiri adalah gametofit dan merupakan fase perkembangan yang
haploid. Dari sel telur yang telah dibuahi tumbuh sporofit, yang pada lumut
berupa sporogonium dan merupakan fase perkembangan yang diploid. Sporofit
tidak hidup tersendiri, melainkan selama hidupnya tetap tinggal pada dan
mendapatkan makanannya dari gametofitnya. Oleh sporogonium dengan
didahului oleh pembelahan reduksi akhirnya dibentuk spora.
Dalam skala evolusi Bryophyta berada diantara ganggang hijau dan tumbuhan
berpembuluh (tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji). Persamaan antara ketiga
tumbuhan tersebut adalah ketiganya mempunyai pigmen fotosintesis berupa klorofil
A dan B, dan pati sebagai cadangan makanan utama (Hasan dan Ariyanti, 2004).
8
Hubungan kekerabatan dengan Thallophyta dapat terlihat pada kesamaannya
dalam bentuk tubuhnya yang sederhana, bersifat taloid (bertalus), kekurangan
jaringan vaskuler, dan tidak mempunyai akar. Sedangkan hubungan kekerabatan
dengan Pteridophyta dapat ditunjukkan melalui gametangium yang letaknya
tersembunyi, alat perkembangbiakan utamanya dengan menggunakan spora, dan
bentuk arkegonium yang dimiliki oleh keduanya memiliki karakteristik seperti botol
(Archegoniata).
11
9. Dijadikan Obat Bius
Obat bius sangat dibutuhkan dalam dunia medis, terutama untuk
kepentingan operasi. Obat bius yang digunakan oleh medis terbuat juga dari
lumut dengan jenis rhodobryum giganteum.
10. Obat Hipertensi
Jenis lumut hati selain digunakan untuk obat bius juga digunakan sebagai
pembuatan obat darah tinggi. Sifat penenang pada lumut bisa di jadikan
obat untuk mengontrol tekanan darah.
11. Mengatasi Bisa Ular
Lumut juga dapat menghilangkan racun yang disebabkan oleh bisa ular yang
menggigit kita. Lumut yang digunakan adalah lumut jenis marchantia
polymorpha.
Manfaat Ekologis
Tumbuhan ini memegang peranan penting dalam ekosisitem. Sifat perintisnya
menjadi pembuka ruang untuk ditumbuhi tanaman-tanaman lainnya. Bagi
manusia sifat yang dimiliki oleh tumbuhan ini sangat bermanfaat dalam menjaga
keseimbangan lingkungan.
Kegunaan tumbuhan lumut bagi lingkungan kita adalah:
1. Menahan Erosi Tanah
Pengikisan tanah juga bisa di cegah dengan kehadiran lumut. Sifat penyerap
air dengan baik yang dimiliki lumut membantu tanah terjaga kepadatannya
dan tidak mudah mengalami erosi.
2. Mengurangi Bahaya Banjir
Lumut juga berperan dalam mencegah bencana banjir, karena air hujan yang
turun diserap dengan baik oleh tumbuhan lumut.
3. Meningkatkan Sumber Air
Manfaat tumbuhan lumut juga dirasakan saat musim kemarau datang.
Musim yang berpotensi mendatang kekeringan ini memberikan ancaman
minimnya ketersediaan air bagi manusia. Lumut membantu mengatasinya,
karena lumut mempercepat proses penyerapan air saat kemarau sehingga
mampu menjaga ketersediaan air tanah atau air sumur.
12
4. Mensuplai Oksigen
Lumut juga bagian dari tumbuhan yang memiliki zat hijau. Layaknya
tumbuhan lain, lumut juga melakukan fotosintesis. Hasil dari fotosintesis ini
salah satunya adalah menghasilakan manfaat oksigen bagi manusia.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Haro, Serlin. 2015. Mengenal Manfaat Tumbuhan Lumut. Tersedia pada: https://id.
scribd.com/document/367564297/Mengenal-Manfaat-Tumbuhan- Lumut Diakses
pada tanggal 16 Desember 2017.
Nu’uman, Abid. 2014. Buku Ajar Taksonomi Tumbuhan. Tersedia pada: https://
www.scribd.com/doc/261807717/Buku-ajar-Taksonomi-Tumbuhan-pdf Diakses
pada tanggal 16 Desember 2017.
Seto, 2015. Hubungan Antara Lumut Alga dan Paku. Tersedia pada: https://id.scribd.
com/document/367564549/Hubungan-antara-Lumut-Alga-dan-Paku Diakses
pada tanggal 16 Desember 2017.
15