Anda di halaman 1dari 11

Pertumbuhan dan Perkembangan GAKY pada Anak

Lisa Sari 102015189

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Email : LISA.2015fk189@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Masalah dari keukurangan konsumsi pangan di Indonesia sendiri bukanlah hal yang
baru, namun masalah ini adalah masalah yang terpaut penting terhadap masa perkembangan
dan pertumbuhan pada suatu penduduk. Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY) sudah lama dikenal oleh Indonesia dan merupakan pemasalahan yang serius karena
merupakan salah satu endemis pada daerah tertentu yang membutuhkan penanganan yang
lebih cepat dan lebih baik guna memperbaiki suatu pertumbuhan anak hingga mencapai
standar perkembangan yang telah ditentukan pada suatu penduduk. GAKY merupakan salah
satu defisiensi yodium yang berlangsung lama akibat dari pola konsumsi yodium yang kurang
sehingga menimbulkan terjadi suatu gannguan fungsi dari kelenjar tiroid yang menyebabkan
kelenjar membesar secara perlahan.
Kata Kunci : GAKY, defisiensi yodium, endemis

Abstract
The problem of the peculiarities of food consumption in Indonesia itself is not a new
thing, but this problem is a problem that is important to the development and growth of a
population. Iodine Deficiency Disorders Problems (IDD) have long been recognized by
Indonesia and are serious problems because they are endemic in certain areas that require
faster and better handling to improve a child's growth to reach the standard of development
that has been determined in a population . IDD is one of the iodine deficiencies that lasts a
long time due to a pattern of iodine consumption that is less, causing a disturbance in the
function of the thyroid gland which causes the gland to enlarge slowly.
Keywords: IDD, iodine deficiency, endemic
Pendahuluan

Masalah dari keukurangan konsumsi pangan di Indonesia sendiri bukanlah hal yang
baru, namun masalah ini adalah masalah yang terpaut penting terhadap masa perkembangan
dan pertumbuhan pada suatu penduduk. Kehidupan manusia sendiri tidak dapat dipisahkan
dari masalah kekurangan konsumsi pangan, sehingga terkadang kita sering menemukan
ketidak mampuan masyarakat dalam mengolah sumber makanan dalam memenuhi semua
kebutuhan terutama dalam makanan yang bernilai standar gizi untuk meningkatkan tumbuh
kembang seorang anak.1
Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) sudah lama dikenal oleh
Indonesia dan merupakan pemasalahan yang serius karena merupakan salah satu endemis
pada daerah tertentu yang membutuhkan penanganan yang lebih cepat dan lebih baik guna
memperbaiki suatu pertumbuhan anak hingga mencapai standar perkembangan yang telah
ditentukan pada suatu penduduk.
GAKY sendiri merupakan masalah yang akan menimbulkan pengaruh-pengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan anak di masa produktif nya dan akan menganggu dalam
pola pikir dan terhadap lingkungannya seperti, gondok, kretenisme dan retardasi mental.

Pengertian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) adalah suatu kumpulan gejala atau
kelainan yang ditimbulkan karena tubuh menderita kekurangan yodium secara terus-menerus
dalam waktu lama yang akan menimbulkan dampak pada pertumbuhan dan perkembangan
pada seseorang. Kekurangan yodium ini terutama dipengaruhi faktor lingkungan di mana
tanah air, tumbuhan dan tanaman yang tumbuh diatasnya sedikit atau tidak mengandung
sama sekali unsur yodium, akibatnya penduduk yang tinggal di daerah tersebut beresiko
tinggi mengalami kekurangan yodium.2
Sedangkan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) atau Iodine Defeciency
Disorders (IDD) merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan hal-hal yang
menimbulkan gangguan pada suatu penduduk akibat kekurangn yodium. Penyebab
terpentingnya timbulnya suatu masalah GAKY adalah rendahnya asupan yodium pada
makanan atau minuman yang tidak terpenuhi secara adekwat dalam jangka waktu yang lama,
penyakit ini biasanya terjadi pada daerah pegunungan.
GAKY merupakan salah satu defisiensi yodium yang berlangsung lama akibat dari
pola konsumsi yodium yang kurang sehingga menimbulkan terjadi suatu gannguan fungsi
dari kelenjar tiroid yang menyebabkan kelenjar membesar secara perlahan. Yodium sendiri
adalah sejenis mineral yang terdapat di alam baik tanah maupun di air dan merupakan zat gizi
mikro yang diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan seseorang.3 Dalam tubuh,
yodium diperlukan untuk membentuk hormon Tiroksin yang berfungsi dalam mengatur
pertumbuhan dan perkembangan termasuk kecerdasan mulai dari janin sampai dewasa.
Defisiensi yodium akan menguras cadangan dari yodium serta mengurangi produksi
tetraidotironin (T4). Penurunan kadar T4 dalam darah memicu sekresi Thyroid Stimulating
Hormon (TSH) dan selanjutnya akan menyebabkan kelenjar tiroid bekerja lebih banyak
sehingga fisiknya kemudian membesar (hiperplasi). Pada saat ini efisiensi dari pemompaan
yodium bertambah dan diikuti dengan percepatan pemecehan yodium kelenjar. Kekurangan
yodium pada masa kehamilan dan awal kehidupan pada janin akan meyebabkan perkebangan
otak akan terhambat. Titik paling kritis GAKY pada masa kehamilan adalah pada Trimester
ke-2 sampai dengan 3 tahun setelah lahir. Namun, GAKY merupakan salah satu penyebab
kerusakan otak yang bisa dicegah jika di masa awal kehamilan sudah terdeteksi.
Sejak tahun 2003 WHO dan beberapa organisasi dunia melakukan intervensi program
yang hasilnya banyak berefek pada suatu negara yang telah berhasil mengoptimalkan
yodium. Resiko kekurangan yodium pada anak sekolah berkurang sebanyak 5% dan terus
berkurang sampai tahun 2011.4 Indonesia sendiri sesuai survei yang dipublikasikan oleh
WHO pada tahun 2001 prevalensi Total Goiter Rate (TGR) nasional mencapai 9,8% dan
sebanyak 17 penduduk juta tinggal di area dengan angka TGR melebihi 20% proyek IP-
GAKY untuk mengetahui dampak dari intervensi program penanggulangan GAKY. Dari
hasil survei ini diketahui secara umum bahwa TGR pada anak sekolah masih berkisar 11,1%.

Daerah Endemik Gondok

Istilah ini digunkan jika suatu daerah atau wilayah ditemukan banyak penduduk
dengan mengalami pembesaran kelenjar gondok, bila > 10% penduduk di suatu daerah
menderita pembesaran kelenjar gondok, maka daerah tersebut merupakan daerah endemik
gondok.
1. Daerah endemik gondok adalah suatu daerah atau wilayah yang berdasarkan data
Nasional dikategorikan sebagai gondok endemik barat.
2. Daerah non-endemik gondok adalah suatu daerah atau wilayah yang berdasarkan
data Nasional tidak dikategorikan sebagai gondok endemik barat, klasifikasi
daerah endemik sebagai berikut :
- Endemik gondok ringan : 10-19% penduduknya mengalami pembesaran
kelenjar tiroid (gondok)
- Endemik gondok sedang : 20-29% penduduknya mengalami pembesaran
kelenjar tiroid (gondok)
- Endemik gondok berat : > 30% penduduknya mengalami pembesaran
kelenjar tiroid (gondok)

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan GAKY


Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) merupakan suatu penyakit yang
ditandai dengan terjadinya pembesaran kelenjer tiroid (gondok) dan diderita oleh sejumlah
besar penduduk yang tinggal di endemis daerah tertentu. GAKY dapat disebabkan oleh
berberapa faktor yakni :
1. Defisiensi Yodium dan Yodium Excess
Defisiensi yodium ini merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKY. Hal ini
disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap
kekurangan unsur yodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya.
Yodium excess yang terjadi apabila yodium dikonsumsi cukup besar secara terus-
menerus seperti yang dialami oleh masyarakat di Hokaido (Jepang) yang
mengkonsumsi ganggang laut dalam jumlah yang besar. Bila iodium dikonsumsi
dalam dosis tinggi akan terjadi hambatan hormogenesis, khususnya iodinisasi
tirosin dan proses coupling.4
2. Lokasi (Geografis dan Non Geografis)
Faktor lokasi dapat berpengaruh terhadap kejadian GAKY, hal ini akan
disebabkan kandunnga yodium yang sangat berpenngaruh pada masing-masing
daerah. Penderitaan GAKY secara umum banyak ditemukan di daerah pembuktian
atau datarann tinggi, karena yodium yang berada di lapisan tanah paling atas
terkikis oleh banjir maupun hujan yang akan berakibat pada tumbuh-tumbuhan,
hewan dan air pada suatu wilayah tersebut.
3. Asupan Energi dan Protein
Gangguan akibat kekurangan yodium secara tidak langsung dapat disebabkan oleh
asupan energi yang rendah, karena kebutuhan energi akan diambil dari asupan
Protein (albumin, globulin, prelbuminn) merupakan alat transport hormon tiroid.
Protein transport berfungsi dalam mecegah hormon tiroid keluar dari sirkulasi dan
sebagai cadangan hormon. Dengan adanya defisiensi protein dapat berpengaruh
terhadap berbagai ahap dalam sintesis hormon tiroid terutama tahap transportasi
hormon.
4. Pangan Goitrogenik
Zat dari goitrogenik merupakan senyawa yang dapat menggangu struktur dan
fungsi hormon tiroid secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung zat
goitrogenik menghambat uptake yodida anorganik oleh kelenjar tiroid. Seperti,
tiosinat dan isotiosinat yang akan menghambat proses tersebut karena
kompetisinya dengan yodium. Ada dua jenis zat goitrogenik yang berasal dari
bahan pangan yaitu:
 Tiosinat terdapat dalam sayuran kubis, kembang kol, sawi, rebung, ketela
rambut dan jewaut.
 Tiroglikosid, dimana mekanisme kerjanya mempengaruhi oksidasi,
organofikasi dan coupling misalnya terdpat pada bawang merah, bawang
putih, bassica dan yellow turnips.3
 Akses yodida, dimana mekanisme kerjanya mempengaruhi proteolisis
pelepaasan dan halogenasi misalnya, gangguan asupan yodium lebih dari 2
gram sehari akan menghambat sintesis dan pelepasan hormon.
5. Genetik
Faktor genetik dalam hal ini merupakan variasi individual terhadap kejadian
GAKY dan mempunyai kecenderungan untuk mengalami gangguan kelenjar
tiroid. Faktor genetik banyak disebabkan karena keabnormalan fungsi faal
kelenjar tiroid.5 Penyebab genetik lain adalah sejumlah cacat metabolik yang
diturunnkan dan menampakan kepentingan pada berbagai tahapan dalam
biosintesis hormon tiroid. Cacat ini adalah cacat pada pengangkutan yodium, cacat
iodinisasi, cacat perangkaian, defisiensi deoiodinasi dan produksi protein
teridonisasi yang abnormal.
Dampak pada Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

GAKY tidak hanya menyebabkan pembesaran kelenjar gondok tetapi juga berbagai
macam gangguan lain. Kekurangan yodium pada ibu yang sedang hamil dapat menyebabkan
abortus lahir mati kelainan bawaan pada bayi akan meningkatkan angka kematian prenatal,
melahirkan bayi keratin. Kekurangan yodium yang diderita anak-anak menyebabkan
pembesaran kelenjar gondok gangguan fungsi mental dan perkembangan fisik. Pada orang
dewasa sekalipun akan berakibat pada pembesaran kelenjar gondok hipotiroid dan gangguan
mental.1,2 Kekurangan yodium pada tingkat berat dapat mengakibatkan cacat fisik dan
mental, seperti tuli, bisu tuli, pertumbuhan badan terganggu, badan lemah, kecerdasan dan
perkembangan mental terganggu akibat dari lahirnya anak kretin. Kretin adalah keadaan
seseorang yang lahir di daerah endemic dan memiliki dua atau lebih kelainan-kelainan
tersebut, seperti :
1. Perkembangan mental terhambat
2. Pendengran terganggu dan dapat menjadi tuli
3. Perkembangan saraf penggerak terhambat, bila berjalan langkahnya khas, mata juling,
gangguan bicara sampai bisu dan reflek fisiologis yang meninggi.
GAKY sendiri merupakan salah satu masalah kesmas yang serius, karena dampaknya
mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas SDM, yang meliputi 3 aspek yaitu :
1. Aspek perkembangan kecerdasan
2. Aspek perkembangan sosial
3. Aspek perkembangan ekonomi
Pembesaran kelenjar gondok Struma simplex ini adalah suatu pembesaran kelenjar
tiroid yang timbul sebagai akibat rendahnya konsumsi yodium. Semakin berat tingkat
kekurangan yodiumnya semakin besar ukuran kelenjarnya serta semakin berat komplikasi
yang ditimbulkannya. Kekurangan yodium pada ibu hamil akan menyebabkan kretin pada
bayi yang akan dilahirkannya. Selain itu, juga akan disertai dengan kerusakan susunan syaraf
pusat dan hipotirodisme. Secara klinis sendiri, kerusukan susnan syaraf pusat akan berupa
retardasi, gangguan pendengaran sampai bisu tuli, gangguan neuromotor seperti gangguan
bicara. Masalah besar yang sangat penting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan
intelektualitas.6 Pada ibu hamil dengan GAKY berat akan melahirkan anak cebol dengan
intelektualitas yang rendah. Dampak sosial yang lebih besar yaitu sulitnya penderita untuk di
didik dan di motivasi karena rendahnya perkembangan mental sehingga apabila berada dalam
lingkungan yang buruk akan lebih cepat terpengaruh.
TABEL DARI DAMPAK GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)
KELOMPOK RENTAN DAMPAK
Lahir mati, Meningkatkan kematian janin,
kematian bayi, kretin (keterbelakangan mental),
Ibu Hamil
tuli, mata juling, lumpuh spatis, cebo, dan
kelainan fungsi psikomotor

Neonatus Gondok dan Hipotiroid

Anak dan Gondok, Gangguan pertumbuhan fisik


Anak dan Remaja
dan mental, Hipotiroid juvenile

Dewasa Gondok dan Hipotiroid

Tabel 1 : Dampak Gangguan Akibat Kekurangan Yodium

Pencegahan dan Penganggulangan GAKY

WHO, United Nations Children’s Fund (UNICEF) dan The International Council for
the Control of Iodine Deficiency Disorders (ICCIDD) menyarankan penggunaan garam yang
difortifikasi yodium sebagai upaya penanggulangan kejadi GAKY yang efektif dengan
pertimbangan bahwa garam digunakan oleh seluruh populasi masyarakat dunia, tersedianya
teknologi yang memadai, murah dan mudah digunakan serta tidak terpengaruhi sifat asli dari
garam yang difortifikasi.
Saat ini, lebih dari 120 negara yang beresiko GAKY telah menerapkan pennggunaan
beryodium dengan cara menambahkan kalium iodat sekitar 30-80 ppm ke dalam garam dapur
sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah kekurangan asupan yodium dalam
makanan.7
Konsumsi beryodium di Indonesia berdasarkan data Kemenkes RI menunjukkan
jumlah rumah tangga yang mengonsumsi garam dengan kandungan yodium cukup adalah
77,1% dan terdapat 14,8% rumah tangga mengonsumsi garam dengan kandungan yodium
yang kurang serta masih terdapat 8,1% rumah tangga yang mengonsumsi garam tidak
beryodium. Data ini menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan konsumsi garam cukup
yodium di rumah tangga jika dibandingkan dengan angka pada tahun 2007 yaitu 62,3%,
namun secara keseluruhan Indonesia masih belum mencapai target Universal Salt Iodization
(USI) dari WHO yang menetapkan terget minimal 90% dalam rumah tangga mengonsumsi
garam dengan kandungan yodiumm yang cukup.4
Menurut beberapa literatur, termasuk diantaranya modul Peningkatan Konsumsi
Garam Beryodium Direktorat Bina Gizi Masyarakat DepKes RI 2004, di Indonesia sendiri
terdapat beberapa strategi (baik jangka pendek maupun jangka panjang) sebagai upaya
penanggulangan Dampak Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) sebagai berikut :
1. Strategi Jangka Panjang
- Komunikasi informasi dan edukasi (KIE), merupakan salah satu strategi
pemberdayaan masyarakat dan komponen terkait agar mempunyai visi dan
misi yang sama untuk menaggulangi GAKY melalui kegiatan
permasyarakatan informasi, advokasi, pendidikan atau peyuluhan tentang
ancaman GAKY bagi kualitas sumber daya manusia serta pentingnya
mengkonsumsi garam beryodium dan hak untuk memperoleh kapsul
beryodium bagi daerah endemik da aneka ragam konsumsi pangan.2
- Surveillans merupakan kegiatan pemantauan yang bisa dilakukan secara
berkesinambungan tehadap indikator guna melakukan deteksi dini terhadap
adanya masalah yang mungkin timmbul agar apat dilakukan
tindakan/intervensi sehingga keadaan menjadi lebih buruk. Kegunaan
surveillans sendiri yaitu untuk mengetahui berat serta luasnya masalah yang
mungkin akan timbul di situasi akhir dan mengetahui daerah yang harus
mendapatkan prioritas utama untuk memperkirakan kebutuhan sumber yang
diperlukan untuk intervensi dan mengetahui sasaran yang paling tepat dan
mengevaluasi keberhasilan suatu program.7
- Iodisasi garam, yaitu kegiatan fortifikasi garam dengan Kalium Iodat (Kol3)
tujuan dari kegiatan ini agar semua garam beryodium yang dikonsumsi
masyarakat mengandung yodium minimal 30 ppm dengan target standar dari
program ini adalah 90% masyarakat mengkonsumsi garam beryodium yang
cukup.
2. Strategi Jangka Pendek
Strategi dengan upaya penanggulangan GAKY yaitu dengan melakukan kegiatan
distribusi kapsul minyak beryodium. Program ini sudah mulai dilaksanakan sejak
tahun 1992 dengan mepercepat perbaikan status yodium masyarakat bagi daerah
endemis sedang dan berat pada kelompok rentan. Kapsul minyak beryodium 200
mg diberikan pada Wanita Usia Subur (WUS) sebanyak 2 kapsul/tahun.
Sedangkan untuk ibu hamil, ibu menyusui dan anak SD kelas 1-6 sebanyak 1
kapsul/tahun. Strategi dibagi sesuai dengan daerah produksi garam dan konsumsi
garamnya. Rincian strategi terbagi dalam 4 kategori, seperti pada tabel berikut :

SENTRA PRODUKSI
NONSENTRA PRODUKSI GARAM
GARAM

Kategori I Kategori II

Strategi : Strategi :

Mempertahankan produksi dan Mempertahankan pasokan dan


konsumsi Garam Beryodium konsumsi Garam Beryodium yang
yang memenuhi syarat memenuhi syarat

Konsumsi Garam Upaya : Upaya :

Beryodium Cukup Meneruskan pengawasan di


Menjamin pasokan Garam Beryodium
tingkat produksi, distribusi dan
dan pengawasan mutu garam ditingkat
konsumsi, penegakan hukum,
distribusi dan konsumsi secara intensif
peningkatan status sosial
serta memperkuat penegakan
ekonomi penambak garam,
perundangan Garam Beryodium dan
teknologi yodisasi dan
survailans.
survalians

Kategori III Kategori IV

Staregi : Strategi :

Meningkatkan produksi dan Meningkatkan pasokan dan konsumsi


konsumsi Garam Beryodium Garam Beryodium yang memenuhi
yang memenuhi syarat syarat
Konsumsi Garam
Beryodium Tidak Upaya : Upaya :
Cukup Meningkatakan konsumsi Menjamin pemenuhan pasokan Garam
Garam Beryodium melalui Beryodium disertai dengan promosi
promosi intensif, penegakan intensif konsumsi Garam Beryodium,
norma sosial dan hukum, penegakan norma sosial dan hukum,
meneruskan pengawasan pengawasan mutu garam di tingkat
ditingkat produksi, distribusi, distribusi dan konsumsi serta
dan konsumsi secara intensif, survailans.
peningkatan status sosial
ekonomi pergaram dan
teknologi yodisasi serta
survailians.

Tabel 2 : Pencegahan dan Penggulangan GAKY

Jumlah Kebutuhan Yodium

 Anak belum sekolah : 90 µg


 Anak sekolah : 120 µg
 Remaja > 12 tahun : 150 µg
 Ibu hamil dan menyusui : 200 µg

Fungsi Yodium

Yodium merupakan bagian integral dari kedua macam hormon tiroksin dan
tiroidotironin (T3) dan tetraiodotironin (T4). Fungsi-fungsi hormon ini adalah mengatur
pertumbuhan dan perkembangan.2,5 Hormon tiroid ini mengontrol kecepatan tiap sel
mennggunakan oksigen. Dengan demikian, hormon tiroid ini mengontrol kecepatan
pelepasan energi dari zat gizi yang menghasilkan energi. Tiroksin ini dapat merangsang
metabolisme sampai 30%, disamping itu kedua hormon ini memiliki fungsi dalam
mengontrol dan mengatur suhu tubuh, reproduksi, pembentukan sel darah merah serta fungsi
otot dan saraf. Yodium berperan pula terhadap perubahan karoten menjadi bentuk aktif
vitamin A, sintesa dari protein dan absorbsi karbohidrat dari saluran cerna, yodium berperan
pula dalam sintesis kolesterol darah.
Kesimpulan

Gangguan akibat GAKY adalah suatu masalah gizi utama lain di Indonesia,
penyebabnya adalah rendahnya konsumsi yodium dalam makanan sehari-hari. Untuk
mengatasinya pemerintah harus melakukan untuk mewajibkan garam yang difortifikasi
dengan yodium. Akibat kekurangan yodium adalah rendahnya IQ dan membesarnya kelenjar
gondok dan timbulnya kreatinisme, yang paling sering digunakan untuuk melawan GAKY
adalah program garam beryodium dan suplementasi minyak beryodium. Penyuluhan
kesehatan secara berkala pada masyarakat perlu dilakukan, demikian juga perlu diberikan
pennjelasan dalam membuat keputusan dan memberikan tambahan pengetahuan pada tenaga
kesehatan. Selanjutnya, yang penting adalah penelitian tentang GAKY dengan penndekatan
disiplin dan multidisiplin, baik klinis maupun eksperimental untuk menerapkan.

Daftar Pustaka

1. Arisman, 2004, Gizi Daur Kehidupan, Jakarta: EGC. Budiarto, Eko, 2002,
Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta: EGC.
2. Anonim, Gizi dan Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada; 2008. h. 226-4
3. Sritharan K, Elwell V, Sivananthan S, Ragam Topic OSCE esensial. Jakarta: EGC;
2011. h. 4-6
4. Kee JL. Pedoman pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostic. Jakarta: EGC; 2007. h.
30-2.
5. Almatsier S. Prinsip dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama; 2009. h.
40-3.
6. Depkes, RI, 2004. Peningkatan Konsumsi Garam Beryodium, Direktorat Bina Gizi
Masyarakat.
7. Depkes, RI 2000. Pedoman Distribusi Kapul Minyak Beryodium, Direktorat Bina
Gizi Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai