Seorang pria bernama Tn.X usia 45 tahun dengan TB. 150 cm dan BB 42 kg menderita HIV,
dirawat di RSU Pemerintah Daerah. Setelah 3 hari dirawat ternyata penderita (OS) mengalami
demam tinggi, dan bibir pecah – pecah. OS tidak mempunyai alergi dan pantangan makanan,
sering merasa mual – mual dan muntah – muntah dan kesulitan menelan karena adanya pelo.
Diagnosa Medis: hemiperase, dextracum parase N III D, N XII D, N VII 5UMN e.c Cerebritis,
Asbes Cerebri (Multifokal Cerebris) berkaitan dengan HIV encephalopaty. Hasil pemeriksaan
Albummin darah dibawah normal, suhu 38o (demam).
C. Nutrition Assessment
1. Client History (CH)
D. Diagnosa Gizi
1. Domain Intake (NI)
Domain Problem Etiologi Sign
NI.1.1 Keseimbangan Kurangnya Dibuktikan dengan
Energi pengetahuan terhadap penurunan nafsu makan
makanan bergizi, dan kesulitan menelan.
adanya faktor
prikologis : stress dan
eating disorder
E. Intervensi Gizi
1. Tujuan Diet
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
a. Mengatasi gejala mual dan muntah
b. Meningkatkan kemampuan untuk memustkan perhatian, yang terlihat pada pasien
kesulitan menelan
c. Mencegah penurunan berat badan yang berlebihan (terutama jaringan otot)
d. Memberikan makan pasien sesuai kemampuan
2. Jenis Diet
Diet AIDS I
3. Perhitungan Zat Gizi
4. Prinsip Diet
a. Tinggi kalori
b. Tinggi protein
c. Cukup lemak
d. Cukup karbohidrat
e. Vitamin dan mineral tinggi
f. Serat cukup cairan cukup
5. Syarat Diet
a. Energi tinggi 2288,25 kkal. Dilakukan penambahan energi sebanyak 13% karena
adanya kenaikan suhu tubuh.
b. Protein tinggi yaitu 67,5 gram untuk memelihara dan menggantikan jaringan sel
tubuh yang rusak.
c. Lemak cukup yaitu 63,56 gram. Jenis lemak disesuaikan dengan toleransi pasien.
Terjadi malabsorbsi lemak gunakan MCT (Medium Chain Triglyseride). Minyak
ikan (asam lemak omega-3) diberikan bersama minyak MCT dapat memperbaiki
fungsi kekebalan.
d. Karbohidrat cukup yaitu 343,24 gram sebagai sumber energi untuk menunjang
aktivitas sehari-hari.
e. Vitamin dan mineral tinggi, yaitu 1 ½ kali (150%) AKG yang dianjurkan, terutama
vitamin A, B12, C, E, Asam folat, kalsium, magnesium, seng dan selenium. Bila
perlu dapat ditambahkan vitamin berupa suplemen, tapi megadosis harus dihindari
karena dapat menekan kekebalan tubuh.
f. Serat cukup, gunakan serat yang mudah cerna
g. Cairan cukup, sesuai dengan keadaan pasien. Pada pasien terdapat kesulitan
menelan jadi pemberian cairan harus diperhatikan dan berhati-hati, diberikan
secara bertahap dengan konsistensi yang sesuai. Konsistensi cairan berupa cairan
kental.
h. Elektrolit. Kehilangan elektrolit melalui muntah perlu diganti (natrium, kalium,
dan klorida)
i. Bentuk makanan dimodifikasi sesuai dengan keadaan pasien. Hal ini bisa
dilakukan pendekatan perorangan, dengan melihat kondisi dan dianjurkan
pemberian makanan melalui pipa atau sonde sebagai makanan utama atau
makanan selingan.
j. Makanan diberikan dengan porsi kecil dan sering
k. Hindari makanan yang merangsang pencernaan baik secara mekanik, termik,
maupun kimia.
Disusun Oleh
KHAIRUNNISA
P07131116103