Anda di halaman 1dari 9

A.

SIFAT-SIFAT ALKANA, ALKENA DAN ALKUNA

1. Alkana
Alkana adalah hidrokarbon jenuh yang memiliki struktur paling sederhana. Hidrokarbon
ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat dengan hidrogen. Rumus umum untuk
hidrokarbon tersaturasi adalah CnH2n+2. Hidrokarbon jenuh merupakan komposisi utama pada
bahan bakar fosil dan ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun bercabang. Hidrokarbon
dengan rumus molekul sama tapi rumus strukturnya berbeda dinamakan isomer struktur.
a. Sifat-sifat Umum Alkana
1. Hidrokarbon jenuh (tidak ada ikatan atom C rangkap sehingga jumlah atom H nya maksimal)
2. Disebut golongan parafin karena affinitas kecil (sedikit gaya gabung)
3. Sukar bereaksi
4. Bentuk Alkana dengan rantai C1 – C4 pada suhu kamar adalah gas, C4 – C17 pada suhu
adalah cair dan > C18 pada suhu kamar adalah padat
5. Titik didih makin tinggi bila unsur C nya bertambah…dan bila jumlah atom C sama maka
yang bercabang mempunyai titik didih yang lebih rendah
6. Sifat kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar
7. Massa jenisnya naik seiring dengan penambahan jumlah unsur C
8. Merupakan sumber utama gas alam dan petrolium (minyak bumi)

b. Sifat Fisis Alkana


Pada suhu biasa, metana, etana, propana, dan butana berwujud gas; pentena sampai
heptadekana (C17H36) berwujud cair; sedangan oktadekana (C18H38) dan seterusnya berwujud
padat. Alkana tidak larut dalam air. Pelarut yang baik untuk alkana yaitu benzena,
karbontetraklorida, dan alkana lainnya.
Semakin banyak atom C yang dikandungnya (semakin besar nilai Mr), maka:
1. titik didih dan titik lelehnya semakin tinggi (alkana yang tidak bercabang titik didihnya lebih
tinggi; makin banyak cabang, titik didihnya semakin rendah).
2. kerapatannya makin besar
3. viskositas alkana makin naik.
4. volatilitas alkana makin berkurang

c. Sifat Kimia Alkana


Pada dasarnya, reaksi kimia melibatkan pemutusan dan pembentukkan ikatan kimia zat-
zat dalam reaksi. Untuk alkana ada dua hal yang menentukan sifat kimianya, yaitu:
- Alkana memiliki 2 jenis ikatan kimia, yakni ikatan C-C dan C-H . katan C-C dan C-H tergolong
kuat karena untuk memutuskan kedua ikatan tersebut diperlukan energi masingmasing sebesar
347 kJ/mol untuk C-C dan 413 kJ/mol untuk H-H. Energi tersebut dapat diperoleh dari panas
seperti dari pemantik api pada pembakaran elpiji di atas.
- Alkana memiliki ikatan C-C yang bersifat non polar dan C-H yang dapat dianggap non polar
karena beda keelektronegatifanny yang kecil. Ini yang menyebabkan alkana dapat bereaksi dengan
pereaksi non polar seperti oksigen dan halogen.Sebaliknya, alkana sulit bereaksi dengn perekasi
polar/ionik seperti asam kuat , basa kuat dan oksidator permanganat.
Reaksi alkana dengan oksigen diatas merupakan salah satu dari tiga reaksi alkana akan dibahas
di sini, yakni:
1. Pembakaran Alkana
2. Perengkahan ( Reaksi Eliminasi ) Alkana
3. Reaksi Substitusi Alkana oleh Halogen

2. Alkena
Alkena merupakan salah satu hidrokarbon tak jenuh namun cukup reaktif. Gugus fungsi
alkena yang terpenting adalah adanya ikatan rangkap dua (C=C)
1) Sifat-sifat Umum Alkena
Ø Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua
Ø Alkena disebut juga olefin (pembentuk minyak)
Ø Sifat fisiologis lebih aktif (sbg obat tidur –> 2-metil-2-butena)
Ø Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif
Ø Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam udara (pada
konsentrasi 3 – 34 %)
Ø Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses “cracking”
2) Sifat Fisika Alkena
Alkena mempunyai sifat tidak larut dalam air, massa jenis lebih kecil dari satu, dan titik
didih bertambah tinggi dengan meningkatnya jumlah atom C. Perhatikan tabel titik didih dan
massa jenis alkana berikut ini.
Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya yaitu, alkena sedikit
larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan rangkap yang membentuk ikatan π. Ikatan
π tersebut akan ditarik oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif sebagian.
3) Sifat kimia Alkena
Ikatan rangkap yang dimiliki alkena merupakan ciri khas dari alkena yang disebut gugus
fungsi. Reaksi terjadi pada alkena dapat terjadi pada ikatan rangkap dapat pula terjadi diluar ikatan
rangkap. Reaksi yang terjadi pada ikatan rangkap disebut reaksi adisi yang ditandai dengan
putusnya ikatan rangkap (ikatan π) membentuk ikatan tunggal (ikatan α) dengan atom atau gugus
tertentu. Selain sifat-sifat tersebut dapat mengalami reaksi polimerisasi dan alkena juga dapat
bereaksi dengan oksigen membentuk korbondioksida dan uap air apabila jumlah oksigen
melimpah, apabila jumlah oksigen tidak mencukupi maka terbentuk karbonmonooksida dan uap
air.

3. Alkuna
Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh dengan ikatan rangkap tiga (-C≡C-).
Memiliki sifat yang sama dengan alkena namun lebih reaktif. Dan memiliki rumus CnH2n-2.
a. Ciri – ciri Alkuna
1. Hidrokarbon tak jenuh mempunyai ikatan rangkap tiga
2. Sifat-sifatnya menyerupai alkena, tetapi lebih reaktif
3. Pembuatan : CaC2 + H2O → C2H2 + Ca(OH)2
4. Sifat-sifat :
- Suatu senyawaan endoterm, maka mudah meledak
- Suatu gas, tak berwarna, baunya khas
b. Sifat Fisika Alkuna
Sifat fisik alkuna mirip dengan sifat-sifat alkana maupun alkena, Berdasarkan titik
didihnya, tiga senyawa alkuna terpendek berwujud gas. Alkuna sangat sukar larut dalam air tetapi
larut di dalam pelarut organik seperti karbontetraklorida. Massa jenis alkuna sama seperti alkana
dan alkena lebih dari air. Titik didih alkuna mirip dengan alkana dan alkena. Semakin bertambah
jumlah atom C harga Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi.
c. Sifat Kimia Alkuna
· Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi,
polimerisasi, substitusi dan pembakaran.
· reaksi adisi pada alkuna.
· Reaksi alkuna dengan halogen (halogenisasi)
· Perhatikan reaksi di atas, reaksi pada tahap 2 berlaku aturan markonikov.
· Reaksi alkuna dengan hidrogen halida
· Reaksi di atas mengikuti aturan markonikov, tetapi jika pada reaksi alkena dan alkuna
ditambahkan peroksida maka akan berlaku aturan antimarkonikov. Perhatikan reaksi berikut:
· Reaksi alkuna dengan hidrogen
· Polimerisasi alkuna
· Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan satu
atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan atom lain.
· Pembakaran alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan menghasilkan
CO2 dan H2O.
· 2CH=CH + 5 O2 à 4CO2 + 2H2O
B. Penggunaan Alkana, Alkena, dam Alkuna
1) Alkana
a) Gas Alam
Hampir 80 % gas alam tersusun dari senyawa alkana yaitu metana (rumus CH4) dan
20% sisanya terdiri dari senyawa alkana lainnya seperti etana, propana, dan juga butana. Gas
alam yang diolah dan dikemas dalam tabung bisa menjadi bahan bakar alternatif selain
minyak bumi. Gas alam yang ditaruh pada suhu minus 160 derajat akan berubah wujud
menjadi cair yang kita kenal dengan Liquified Petroleum Gas (populer dengan nama elpiji).
Dalam bentuk inilah gas alam terasa sekali kegunaanya di kehidupan sehari-hari, mulai dari
memasak, las, bahan bakar kendaraan (BBG), dan lain – lain.
b) Metil Klorida atau Monoklor Metana (CH3Cl)
Seiring dengan kesadaran banyak pihak tentang penggunaan gas freon yang sudah
tidak ramah lingkungan lagi, muncul yang namanya Metil Klorida. Senyawa yang dihasilkan
dari reaksi subtitusi alkana dengan gas klor ini banyak digunakan sebagai pada pendingan
kulkas. Zat ini lebih ramah lingkungan karena tidak merusak ozon.
c) Kloroform (CHCl3)
Kegunaan senyawa alakan berikutnya adalah kloroform. Kloroform merupakan hasil
reaksi subtitusi metana dengan gas klor berlebih. Zat ini berupa cairan yang sering digunakan
sebagai agen anastetik atau pemati rasa atau lebih dikenal dengan nama obat bius. Dalam
dunia medis zat ini sangat penting guna membantu mengurangi rasa sakit saat operasi. Tidak
hanya itu, kloroform pada suhu kamar punya wujud cair sering digunakan sebagai bahan
pelarut organik.
d) Karbon Tetraklorida
Di dalam tabung pemadam kebakaran ada salah satu senyawa alkana yaitu Karbon
Tetraklorida namanya. Zat ini ampuh untuk memadamkan api dengan cepat. Sama dengan
kloroform, zat ini juga bisa dimanfaatkan sebagai pelarut nonorganik.
e) Minyak Tanah
Hampir semua produk olahan minyak bumi tersusun dari senyawa alkana. Salah
satunya yang sering kita manfaatkan adalah minyak tanah. Walaupun sekarang sudah jarang
yang memakai tapi sobat tidak bisa mengelak kalau dulu minyak yang satu ini sangat berguna.
Minyak tanah berasal dari minyak bumi yang difraksinasi sehingga menghasilkan berbagai
produk salah satunya minyak tanah.
f) Butana
Berguna sebagai bahan bakar kendaraan dan bahan baku karet sintesis.
g) Oktana
Komponen utama bahan bakar kendaraan bermotor, yaitu bensin.
2) Alkena
- Etena; digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik polietena
- (PE).Propena, digunakan untuk membuat plastik Beberapa kegunaan monomer dan polimer,
yaitu polimer untuk membuat serat sintesis dan peralatan memasak.
- Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
- Untuk memasakkan buah-buahan
- Sintesis zat lain (gas alam, minyak bumi, etanol)

3) Alkuna
Ø Etuna (asetilena) yang sehari-hari dikenal sebagai gas karbit dihasilkan dari batu karbit yang
dengan air :
CaC2 +2H2O→Ca(OH)2 +C2H2
Ø untuk penerangan
Ø Sintesis senyawa lain.

C. MINYAK BUMI

Fraksi-Fraksi Minyak Bumi


Kegunaan fraksi-fraksi minyak bumi terkait dengan sifat fisisnya seperti titik didih dan
viskositasnya (kekentalan), dan juga sifat kimianya. Hasil dari distilasi minyak bumi
menghasilkan beberapa fraksi minyak bumi seperti berikut.
1.Residu
Saat pertama kali minyak bumi masuk ke dalam menara distilasi, minyak bumi akan dipanaskan
dalam suhu diatas 500oC. Residu tidak menguap dan digunakan sebagai bahan baku aspal, bahan
pelapis antibocor, dan bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas). Bagian minyak bumi
yang menguap akan naik ke atas dan kembali diolah menjadi fraksi minyak bumi lainnya.
Aspal digunakan untuk melapisi permukaan jalan. Kandungan utama aspal adalah senyawa
karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik, dan aromatik yang mempunyai atom karbon sampai 150 per
molekul. Unsur-unsur selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen,
oksigen, belerang, dan beberapa unsur lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal adalah
karbon, 10% hidrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi,
nikel, dan vanadium.
2. Oli
Oli adalah pelumas kendaraan bermotor untuk mencegak karat dan mengurangi gesekan. Oli
dihasilkan dari hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara 350-500oC. Itu dikarenakan oli tidak
dapat menguap di antara suhu tersebut. Kemudian, bagian minyak bumi yang lainnya akan
menguap dan menuju ke atas untuk diolah kembali.
3. Solar
Solar adalah bahan bakar mesin diesel. Solar adalah hasil dari pemanasan minyak bumi antara
250-340oC. Solar tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan
terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Umumnya, solar mengandung belerang dengan kadar yang cukup tinggi. Kualitas minyak solar
dinyatakan dengan bilangan setana. Angka setana adalah tolak ukur kemudahan menyala atau
terbakarnya suatu bahan bakar di dalam mesin diesel. Saat ini, Pertamina telah memproduksi
bahan bakar solar ramah lingkungan dengan merek dagang Pertamina DEX© (Diesel Environment
Extra). Angka setana DEX dirancang memiliki angka setana minimal 53 sementara produk solar
yang ada di pasaran adalah 48. Bahan bakar ramah lingkungan tersebut memiliki kandungan sulfur
maksimum 300 ppm atau jauh lebih rendah dibandingkan solar di pasaran yang kandungan sulfur
maksimumnya mencapai 5.000 ppm.
4. Kerosin dan Avtur
Kerosin (minyak tanah) adalah bahan bakar kompor minyak. Avtur adalah bahan bakar pesawat
terbang bermesin jet. Kerosin dan avtur dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara
170-250oC. Kerosin dan avtur tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi
lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Kerosin adalah cairan hidrokarbon yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Kerosin yang
digunakan sebagai bahan bakar kompor minyak disebut minyak tanah, sedangkan untuk bahan
bakar pesawat disebut avtur.
5. Nafta
Nafta adalah bahan baku industri petrokimia. Nafta dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada
suhu antara 70-170oC. Nafta tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi
lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
6. Petroleum Eter dan Bensin
Petroleum eter adalah bahan pelarut dan untuk laundry. Bensin pada umumnya adalah bahan bakar
kendaraan bermotor. Petroleum eter dan bensin dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada
suhu antara 35-75oC. Petroleum eter dan bensin tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan
bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Bensin akhir-akhir ini menjadi perhatian utama karena pemakaiannya untuk bahan bakar
kendaraan bermotor sering menimbulkan masalah. Kualitas bensin ditentukan oleh bilangan
oktan, yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah isooktan dalam bensin. Bilangan oktan adalah
ukuran kemampuan bahan bakar mengatasi ketukan ketika terbakar dalam mesin.
Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang mengandung senyawa n-heptana dan isooktan.
Misalnya bensin Premium (salah satu produk bensin Pertamina) yang beredar di pasaran dengan
bilangan oktan 80 berarti bensin tersebut mengandung 80% isooktan dan 20% n-heptana. Bensin
super mempunyai bilangan oktan 98 berarti mengandung 98% isooktan dan 2% n-heptana.
Pertamina meluncurkan produk bensin ke pasaran dengan 3 nama, yaitu: Premium dengan
bilangan oktan 80-88, Pertamax dengan bilangan oktan 91-92, dan Pertamax Plus dengan bilangan
oktan 95.
Penambahan zat antiketikan pada bensin bertujuan untuk memperlambat pembakaran bahan
bakar. Untuk menaikkan bilangan oktan antara lain dengan ditambahkan MTBE (Metyl Tertier
Butil Eter), tersier butil alkohol, benzena, atau etanol. Penambahan zat aditif Etilfluid yang
merupakan campuran 65% TEL (Tetra Etil Lead/Tetra Etil Timbal), 25% 1,2-dibromoetana dan
10% 1,2-dikloro etana sudah ditinggalkan karena menimbulkan dampak pencemaran timbal ke
udara. Timbal (Pb) bersifat racun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti pusing,
anemia, bahkan kerusakan otak. Anemia terjadi karena ion Pb2+ bereaksi dengan gugus sulfhidril
(-SH) dari protein sehingga menghambat kerja enzim untuk biosintesis hemoglobin.
Permintaan pasar terhadap bensin cukup besar maka untuk meningkatkan produksi bensin dapat
dilakukan dengan cara:
1. Cracking (perengkahan), yaitu pemecahan molekul besar menjadi molekul-molekul

kecil. Contoh:
2. Reforming, yaitu mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai bercabang.
3. Alkilasi atau polimerisasi, yaitu penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul

besar. Seperti dan


7. Gas
Hasil olahan minyak bumi yang terakhir adalah gas. Gas merupakan bahan baku LPG (Liquid
Petroleum Gas) yaitu bahan bakar kompor gas. Supaya gas dapat disimpan dalam tempat yang
lebih kecil, gas didinginkan pada suhu antara -160 sampai -40oC supaya dapat berwujud cair.
Sebenarnya, senyawa alkana yang terkandung dalam LPG berwujud gas pada suhu kamar. LPG
dibuat dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Wujud gas LPG diubah menjadi cair dengan cara
menambah tekanan dan menurunkan suhunya.

Dampak Penggunaan Produk Minyak Bumi.


 Dampak Partikulat
Dampak Partikulat atau particulate matter (PM) merupakan zat pencemar padat maupun
cair yang terdispersi di udara. Partikulat itu dapat berupa debu, abu, jelaga, asap, uap, kabut, atau
aerosol. Salah satu zat pencemar yang biasa berada dalam bentuk pertikulat adalah sulfur, yang
terkandung dalam bahan bakar solar. Sulfur dalam bentuk partikulat dapat memengaruhi
kesehatan masyarakat melalui proses pembengkakan membran mukrosa karena iritasi sehingga
menghambat aliran udara pada saluran pernapasan. Kondisi tersebut akan menjadi lebih peka
terhadap penderita penyakit jantung dan paru-paru maupun lanjut usia.
 Dampak Karbonmonoksida
Karbonmonoksida dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna. Salah
satu penyebab pembakaran tidak sempurna adalah kurangnya jumlah oksigen. Hal ini dapat
disebabkan saring udara yang tersumbat, dapat juga karena karburator kotor dan setelannya tidak
tepat. Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai perkotaan.
Data mengungkapkan bahwa 60 persen pencemaran udara di kota-kota besar disebabkan
transportasi umum. Karbonmonoksida bersifat racun, mengakibatkan turunnya berat janin,
meningkatkan jumlah kematian bayi, serta menimbulkan kerusakan otak.
 Dampak Logam Timbel
TEL dapat meningkatkan bilangan oktan, akan tetapi penggunaan TEL dalam bensin
ternyata menimbulkan dampak negatif. Bensin yang tercampur dengan TEL akan menghasilkan
gas buang yang tentu saja mengandung logam timbel. Logam timbel memasuki tubuh melalui
saluran pernapasan, mulut, dan juga kulit. Pb yang masuk ke tubuh kita sebagian besar
terakumulasi dalam tulang, sebelum akhirnya masuk ke peredaran darah. Logam timbel dikenal
sebagai neurotoksin (racun penyerang saraf). Jika telah masuk ke dalam tubuh manusia,
kemungkinan besar tidak dapat dikeluarkan melalui metabolism tubuh.
Menurut hasil penelitian, logam berat tersebut dapat menurunkan kecerdasan, menghambat
pertumbuhan, mengurangi kemampuan untuk mendengar dan memahami bahasa, dan
menghilangkan konsentrasi pada anak. Tidak hanya itu, logam timbel juga dapat menurunkan
kesuburan pria dan perempuan dewasa.
Logam timbel yang masuk ke dalam tenggorokan atau paru-paru juga akan menyebabkan
iritasi. Jika sudah sampai di ginjal akan mengganggu fungsi ginjal. Efek jangka panjang timbel
dapat menimbulkan kanker, kegagalan fungsi organ tubuh, hingga beragam penyakit-penyakit
yang tadinya tidak diketahui.
Besar kecilnya efek timbel juga bergantung pada kadar dan lamanya seseorang terkena
racun Pb. Selain itu, efek timbel juga bergantung pada umur seseorang. Semakin muda umur
seseorang, semakin serius efeknya. Tidak heran jika sebagian besar korban timbel adalah anak-
anak. Tujuh dari 10 bayi yang baru lahir meksiko memiliki kadar timbel dalam darah lebih tinggi
daripada standar yang diizinkan WHO. Data kota bandung menunjukkan bahwa kadar timbel di
udara telah mencapai di atas 2 miligram per meter kubik dan 30 persen anak-anak usia sekolah
memiliki kadar timbel di dalam darah yang melewati ambang batas.
 Dampak Ozon
Ozon merupakan gas yang sangat beracun dan berbau sengit. Ozon terbentuk ketika
percikan listrik melintas dalam oksigen. Adanya ozon dapat dideteksi melalui bau (aroma) yang
ditimbulkan mesin-mesin bertenaga listrik. Secara kimiawi, ozon lebih aktif dibandingkan
oksigen biasa dan juga merupakan zat pengoksidasi yang lebih baik. Biasanya ozon digunakan
dalam proses permunian (purifikasi) air, sterilisasi udara, dan pemutihan jenis makanan tertentu.
Di atmosfir, terjadinya ozon berasal dari nitrogen oksida dan gas organic yang dihasilkan oleh
emisi kendaraan maupun industri. Di samping dapat menimbulkan kerusakan serius pada
tanaman, ozon berbahaya bagi kesehatan, terutama penyakit pernapasan, seperti bronchitis dan
asma.

Anda mungkin juga menyukai