Anda di halaman 1dari 2

Nama : Azkia Putri Maulida

NIM : 150207003

Perilaku Remaja pada Keluarga Broken Home

Kehidupan setiap orang atau individu pasti tidak terlepas dari yang namanya keluarga.
Seseorang tidak akan mendapat identitas diri dalam masyarakat bila tidak adanya keluarga.
Keluarga adalah lingkungan terdekat dan lingkungan pertama yang ditemui oleh setiap
individu ketika baru dilahirkan ke dunia ini. Keluarga memiliki tanggung jawab besar dalam
membina dan mendidik karakter tiap individu yang ada di dalamnya. Keharmonisan dan
kedamaian serta kerjasama yang baik antar anggota keluarga tentu akan sangat membantu
proses tersebut.

Suatu keluarga inti, terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah dan ibu sebagai orang tua
tentu memiliki tanggung jawab yang besar dalam membentuk karakter si anak. Baik
buruknya perilaku seorang anak pasti ada kaitannya dengan proses didikan yang diberikan
orang tua sejak dahulu. Dalam proses didikan ini, tentu diperlukan adanya kerjasama yang
baik antara si ayah dan si ibu. Jika orangtuanya tidak sependapat dalam hal ini, maka
dikhawatirkan si anak tidak mendapatkan didikan yang baik.

Orang tua yang sering berselisih pendapat atau bertengkar akan membuat suasana
dalam keluarga menjadi tidak nyaman dan harmonis, hingga sering dijuluki dengan istilah
keluarga broken home. Dengan ketidaknyamanan tersebut, anggota keluarga ini bisa jadi
tidak betah di rumah, sehingga lebih senang menghabiskan waktu di luar rumah. Hal ini
tentunya mengakibatkan kurangnya komunikasi antar anggota keluarga termasuk antar orang
tua dan anak, alhasil, anak-anak dari keluarga tersebut akan lebih mudah terpengaruh oleh
lingkungan yang berada disekitarnya dan akan cenderung pada hal – hal yang tidak baik.

Trauma psikologis pastilah dialami mereka, sehingga mereka bisa menderita stres,
depresi, kecemasan, dan efek psikologis jangka panjang lainnya. Menurut beberapa
penelitian, anak-anak yang menjadi korban broken home sering kali mengalami masalah
perilaku yang kemudian berdampak buruk pada kemampuan akademik mereka, selain itu
mereka juga cenderung merasa tersesat dan tidak memiliki sistem pendukung dalam
hidupnya sehingga cenderung lebih mudah terlibat dalam penggunaan alkohol, rokok, dan
obat-obatan.
Kejahatan lain yang sering dilakukan oleh remaja yang berasal dari keluarga broken
home adalah pencurian. Seperti yang dilansir dalam salah satu media berita, empat remaja
ditangkap petugas polsek Tanah Jambo Aye, Aceh Utara atas kasus pencurian dua unit
handphone di SMKs Farmasi Tanah Jambo Aye pada Sabtu, 13 Februari 2016 lalu. Satu
diantaranya masih berstatus pelajar, dan tiga lainnya merupakan remaja putus sekolah.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, mereka mengaku baru coba – coba mencuri, dan juga berasal
dari keluarga broken home.

Kasus gay yang sedang marak – maraknya di Aceh pun tidak terlepas dari remaja –
remaja dari keluarga broken home. Berdasarkan penelitian Yayasan Permata Aceh Peduli
(YPAP), kelompok gay ini bukan hanya dilakukan oleh orang dewasa, bahkan pihaknya
pernah menemukan dari kalangan pelajar SLTP dan SLTA. Penelitian di Lhokseumawe
dilakukan melalui staf mereka dari kalangan gay sebagi pintu masuk untuk penelitian.
Maraknya kelompok gay di Lhokseumawe dipengaruhi kurangnya perhatian orang tua, serta
kondisi keluarga yang broken home. Karena sudah tidak ada perhatian dari orang tua, mereka
mendapatkan jati diri yang salah dan belajar ilmu seks atas kehendak pribadi, seperti melihat
dari internet, majalah, dan media lain sehingga tersesat.

Nah, dari kasus-kasus tersebut, kita dapat melihat bagaimana dampak buruk dari
ketidakharmonisan dalam suatu keluarga. Orang tua itu merupakan pendidik utama bagi
seorang anak, tanpa didikan yang baik, tentu seorang anak akan tersesat ke dalam perilaku –
perilaku yang tidak baik. Hal ini bisa menjadi pelajaran bagi para orang tua dan juga bagi
seluruh calon – calon orang tua agar terus berusaha menjaga keharmonisan dalam keluarga
serta terus mendidik anaknya, jangan sampai anak itu terlantar dari kasih sayang dan didikan
orangtuanya. Tentu tidak ada orang tua yang ingin melihat anaknya menjadi seorang penjahat
seperti itu. Pertanggung jawaban orang tua itu akan ditanyakan baik di dunia maupun di
akhirat. Karena itu jadilah orang tua yang baik bagi anak – anaknya.

Anda mungkin juga menyukai