Artikel Budaya I - Tet Dengan Foto
Artikel Budaya I - Tet Dengan Foto
Aku sedih memikirkan kembali ke rumah. Aku tak tahan melihat bibiku dan
ibuku menyiapkan hidangan yang mewah: lilin merah dan putih, batang dan
puncak kemenyan, bunga-bunga, makanan Tahun Baru yang berlimpah, doa-
doa yang monoton. Bagiku, itu semua adalah bentuk kemegahan dari
kekalahan yang tertunda, dambaan pada sorga mereka yang hilang.1 Foto 1 Novel Sorga bagi Si
Buta karya penulis Vietnam
Rumah-rumah keluarga Vietnam pada umumnya terdapat altar untuk Duong Thu Huong,
terjemahan oleh Sapardi
memperingati mereka yang sudah meninggal. Perjamuan di dalam hari raya Djoko Damono.
Tet mengutamakan persembahan makanan bagi leluhur atau kerabat yang
sudah meninggal terlebih dahulu dibandingkan yang masih hidup. Pada malam pertama hari
raya Tet, arwah para kerabat akan kembali ke surge bersama Dewa Dapur (pelindung tungku
dan penjaga keluarga) untuk melaporkan tingkah laku keluarga yang masih hidup kepada Kaisar
Giok. Laporan akan menjadi pertimbangan bagi Kaisar Giok untuk memberkati atau
menghukum rumah tangga tersebut pada tahun berikutnya. Karena itu, segala sesuatu
dipersiapkan untuk mengadili anggota-anggota keluarga, altar-altar dibersihkan dan dihias
dengan persembahan makanan dan anggur. Harapannya, arwah mereka yang sudah meninggal
akan datang untuk memberikan restu dan berkah bagi panen atau pekerjaan mereka
mendatang.
1
Duong Thu Huong, Sorga bagi Si Buta, INDONESIATERA, Jakarta, 2004, hlm. 146.
Puas dengan hasil kerjanya, ia mundur untuk mengagumi altar itu. Aku belum pernah melihat
altar semegah altar yang dibuatnya untuk ayahku pada Tahun Baru itu. Lilin-lilin dinyalakan.
Dentum bunyi petasan bergema di kejauhan. Orang-orang hilir mudik keluar masuk gerbang
perkampungan kami sambil membawa sesembahan Tahun Baru yang ganjil: setangkai persik
yang berbunga di satu tangan, dan bunga jeruk mandarin di tangan yang lainnya.2
Pada hari raya Tet, orang-orang Vietnam membuat banyak panganan untuk disantap
bersama keluarga dan para tamu. Hidangan utama yakni kue tahun baru, atau banh trung. Banh
trung merupakan kue basah seukuran telapak tangan yang padat. Terbuat dari ketan, diisi
dengan daging dan kacang mung, dibungkus dengan daun pisang. Selain banh trung, panganan
umum saat Tet yakni pate atau lembaran daging giling dibungkus daun pisang, berbagai
panganan manis (che) puding biji lotus, kue kacang mung, jus jambu merah, dan berbagai jenis
teh.
2
Duong Thu Huong, Sorga bagi Si Buta, INDONESIATERA, Jakarta, 2004, hlm. 145.
3
Duong Thu Huong, Sorga bagi Si Buta, INDONESIATERA, Jakarta, 2004, hlm. 141.
Urusan kunjung-mengunjungi juga ada aturannya yang lekat dengan kepercayaan.
Kunjungan pada hari raya ini tidak dilakukan sembarangan. Tamu yang berkunjung pertama kali
dipercaya sebagai pembawa pertanda sepanjang tahun yang akan mereka lewati, apakah tahun
yang baik atau buruk. Karena itu, ada larangan untuk bertamu tanpa diundang. Biasanya tamu
yang diundang adalah orang yang mendapatkan keberuntungan pada tahun lalu, atau orang
dengan nama-nama yang berarti keberuntungan.
Sedikit banyak perayaan Tet sama dengan Imlek, karena pengaruh kebudayaan Cina.
Waktu jatuhnya Tet bertepatan dengan hari raya Imlek berdasarkan kalender Tionghoa.
Perbedaan zona waktu Beijing dan Hanoi menyebabkan tanggal perayaan di kedua negara
dapat berbeda 1 sampai 2 hari. Seperti juga Imlek, perayaan Tet juga mengenal angpau atau
dalam bahasa Vietnam disebut li xi. Li xi diberikan oleh orang yang lebih tua kepada anak-anak,
setelah anak-anak mengucapkan selamat Tet kepada orang yang lebih tua.
Perayaan Tet dibagi ke dalam tiga bagian, sebelum tahun baru, malam tahun baru, dan
saat tahun baru. Sebelum tahun baru, seluruh keluarga yang berada di dalam maupun luar
negeri pulang ke kampung halaman dan mempersiapkan Tet bersama-sama (memasak dan
menghias rumah), juga melunaskan hutang. Pada malam tahun baru dilakukan makan bersama.
Saat tahun baru, rakyat Vietnam mengenakan pakaian terbaiknya (biasanya pakaian baru),
berdoa di altar, makam, dan kuil, serta melakukan perjamuan, dan membagi-bagikan angpau.
Perayaan ini tidak hanya dinikmati oleh rakyat Vietnam, turis juga dapat turut menikmati
pertunjukan 3 Dewa Dapur yang sering digelar di pusat kota.
Referensi:
Tuan, To. “Adat Istiadat Penduduk Vietnam Selatan pada Saat Hari Raya Tet”. 14 September 2018.
http://vovworld.vn/id-ID/reportase-hari-sabtu/adat-istiadat-penduduk-vietnam-selatan-pada-saat-hari-raya-tet-
213415.vov.
Shafa, Faela. “Tet Nguyen Dan, Imlek Ala Vietnam”. 14 September 2018.
https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-1819711/tet-ngunyen-dan-imlek-ala-vietnam.
Sodikin, Amir. “Festival Tet, Tradisi Merayakan Tahun Baru di Vietnam”. 15 September 2018.
https://internasional.kompas.com/read/2017/01/28/23435401/festival.tet.tradisi.merayakan.tahun.baru.di.vietna
m.
VOV. “Merayakan Hari Raya Tet di Vietnam, Ingat pada Hari Raya Idul Fitri di Indonesia”. 17 September 2018.
http://vovworld.vn/id-ID/reportase-hari-sabtu/merayakan-hari-raya-tet-di-vietnam-ingat-pada-hari-raya-idul-fitri-
di-indonesia-511881.vov.