Anda di halaman 1dari 4

Fitri Muthi’ah Hanum

Sastra Arab 1406575576

Makna Tet bagi Rakyat Vietnam


Membaca sastra berarti juga membaca kebudayaan. Jika kita membaca sastra Vietnam,
sering ditemui satu perayaan yang populer dan terkesan penting karena sudah menjadi tradisi
bagi masyarakat Vietnam, yakni perayaan Tet. Tet adalah tahun baru rakyat Vietnam yang
terletak pada hari pertama musim semi, di antara musim panen dan musim tanam, yang
dijadikan hari libur nasional Vietnam. Mempersiapkan Tet menjadi sebuah keharusan dan
penting bagi orang Vietnam, karena menyangkut kebudayaan Vietnam yang utama dalam
pemujaan terhadap arwah leluhur. Makanan, hiasan rumah, pertemuan, kebersihan altar
kerabat, dan doa-doa merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Sebagai contoh dalam novel karya Duong Thu Huong, tokoh-tokoh,


kerabat, dan tetangga seakan sibuk mempersiapkan Tet. Berikut kutipan
mengenai Tet dalam novel Sorga bagi Si Buta karya Duong Thu Huong:

Aku sedih memikirkan kembali ke rumah. Aku tak tahan melihat bibiku dan
ibuku menyiapkan hidangan yang mewah: lilin merah dan putih, batang dan
puncak kemenyan, bunga-bunga, makanan Tahun Baru yang berlimpah, doa-
doa yang monoton. Bagiku, itu semua adalah bentuk kemegahan dari
kekalahan yang tertunda, dambaan pada sorga mereka yang hilang.1 Foto 1 Novel Sorga bagi Si
Buta karya penulis Vietnam
Rumah-rumah keluarga Vietnam pada umumnya terdapat altar untuk Duong Thu Huong,
terjemahan oleh Sapardi
memperingati mereka yang sudah meninggal. Perjamuan di dalam hari raya Djoko Damono.
Tet mengutamakan persembahan makanan bagi leluhur atau kerabat yang
sudah meninggal terlebih dahulu dibandingkan yang masih hidup. Pada malam pertama hari
raya Tet, arwah para kerabat akan kembali ke surge bersama Dewa Dapur (pelindung tungku
dan penjaga keluarga) untuk melaporkan tingkah laku keluarga yang masih hidup kepada Kaisar
Giok. Laporan akan menjadi pertimbangan bagi Kaisar Giok untuk memberkati atau
menghukum rumah tangga tersebut pada tahun berikutnya. Karena itu, segala sesuatu
dipersiapkan untuk mengadili anggota-anggota keluarga, altar-altar dibersihkan dan dihias
dengan persembahan makanan dan anggur. Harapannya, arwah mereka yang sudah meninggal
akan datang untuk memberikan restu dan berkah bagi panen atau pekerjaan mereka
mendatang.

1
Duong Thu Huong, Sorga bagi Si Buta, INDONESIATERA, Jakarta, 2004, hlm. 146.
Puas dengan hasil kerjanya, ia mundur untuk mengagumi altar itu. Aku belum pernah melihat
altar semegah altar yang dibuatnya untuk ayahku pada Tahun Baru itu. Lilin-lilin dinyalakan.
Dentum bunyi petasan bergema di kejauhan. Orang-orang hilir mudik keluar masuk gerbang
perkampungan kami sambil membawa sesembahan Tahun Baru yang ganjil: setangkai persik
yang berbunga di satu tangan, dan bunga jeruk mandarin di tangan yang lainnya.2

Pada hari raya Tet, orang-orang Vietnam membuat banyak panganan untuk disantap
bersama keluarga dan para tamu. Hidangan utama yakni kue tahun baru, atau banh trung. Banh
trung merupakan kue basah seukuran telapak tangan yang padat. Terbuat dari ketan, diisi
dengan daging dan kacang mung, dibungkus dengan daun pisang. Selain banh trung, panganan
umum saat Tet yakni pate atau lembaran daging giling dibungkus daun pisang, berbagai
panganan manis (che) puding biji lotus, kue kacang mung, jus jambu merah, dan berbagai jenis
teh.

Ia membuka dua keranjang belanja yang telah


ia letakkan di salah satu meja. Keranjang itu
penuh sesak dengan berbagai macam barang.
Ada berpon-pon pate, terbuat dari kayu manis
dan tendon babi. Makanan itu pasti baru saja
dimasak sore hari
sebelumnya, karena
bekas pembungkus daun Foto 2 Banh Trung kudapan populer Tet yang mirip bacang di
Indonesia (Sumber foto:
pisang yang hijau masih https://sabrinaisnaeniah.wordpress.com/2016/10/02/budaya-
terlihat di pinggirnya. makanan-pada-perayaan-tet-di-vietnam/).
Ada teh hijau
Thanh, ramuan special Bac, kue berempah Thai Binh, semuanya
berkualitas tinggi, teh melati, teh bunga aglaiata, permen biji teratai,
biskuit mentega, kroket, kue rami, dan kue-kue berwarna merah muda
diolesi dengan jus jambu monyet yang diasapkan di atas sekam padi.3

Bukan hanya makanan yang dimasak, tetapi masyarakat juga


berlomba-lomba menghias pohon tahun baru. Bagusnya pohon Tet
Foto 3 Pohon Tet Hoa Mai
(Sumber foto: melambangkan status sosial. Pohon tahun baru umumya berupa bambu
https://id.wikipedia.org/wi
ki/T%E1%BA%BFt). sepanjang 5-6 meter dengan hiasan yang digantungkan pada tiap
ujungnya. Pada ujung dahan biasa digantungkan jimat atau origami.
Selain itu, rumah-rumah juga dihias dengan bunga sakura, bunga khas Vietnam bernama hoa
mai, bunga lavender, melati, dan lain-lain.

2
Duong Thu Huong, Sorga bagi Si Buta, INDONESIATERA, Jakarta, 2004, hlm. 145.
3
Duong Thu Huong, Sorga bagi Si Buta, INDONESIATERA, Jakarta, 2004, hlm. 141.
Urusan kunjung-mengunjungi juga ada aturannya yang lekat dengan kepercayaan.
Kunjungan pada hari raya ini tidak dilakukan sembarangan. Tamu yang berkunjung pertama kali
dipercaya sebagai pembawa pertanda sepanjang tahun yang akan mereka lewati, apakah tahun
yang baik atau buruk. Karena itu, ada larangan untuk bertamu tanpa diundang. Biasanya tamu
yang diundang adalah orang yang mendapatkan keberuntungan pada tahun lalu, atau orang
dengan nama-nama yang berarti keberuntungan.

Sedikit banyak perayaan Tet sama dengan Imlek, karena pengaruh kebudayaan Cina.
Waktu jatuhnya Tet bertepatan dengan hari raya Imlek berdasarkan kalender Tionghoa.
Perbedaan zona waktu Beijing dan Hanoi menyebabkan tanggal perayaan di kedua negara
dapat berbeda 1 sampai 2 hari. Seperti juga Imlek, perayaan Tet juga mengenal angpau atau
dalam bahasa Vietnam disebut li xi. Li xi diberikan oleh orang yang lebih tua kepada anak-anak,
setelah anak-anak mengucapkan selamat Tet kepada orang yang lebih tua.

Perayaan Tet dibagi ke dalam tiga bagian, sebelum tahun baru, malam tahun baru, dan
saat tahun baru. Sebelum tahun baru, seluruh keluarga yang berada di dalam maupun luar
negeri pulang ke kampung halaman dan mempersiapkan Tet bersama-sama (memasak dan
menghias rumah), juga melunaskan hutang. Pada malam tahun baru dilakukan makan bersama.
Saat tahun baru, rakyat Vietnam mengenakan pakaian terbaiknya (biasanya pakaian baru),
berdoa di altar, makam, dan kuil, serta melakukan perjamuan, dan membagi-bagikan angpau.
Perayaan ini tidak hanya dinikmati oleh rakyat Vietnam, turis juga dapat turut menikmati
pertunjukan 3 Dewa Dapur yang sering digelar di pusat kota.

Referensi:

Huong, Duong Thu. 2004. Sorga bagi Si Buta. Jakarta: INDONESIATERA.

Tuan, To. “Adat Istiadat Penduduk Vietnam Selatan pada Saat Hari Raya Tet”. 14 September 2018.
http://vovworld.vn/id-ID/reportase-hari-sabtu/adat-istiadat-penduduk-vietnam-selatan-pada-saat-hari-raya-tet-
213415.vov.

Shafa, Faela. “Tet Nguyen Dan, Imlek Ala Vietnam”. 14 September 2018.
https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-1819711/tet-ngunyen-dan-imlek-ala-vietnam.

Sodikin, Amir. “Festival Tet, Tradisi Merayakan Tahun Baru di Vietnam”. 15 September 2018.
https://internasional.kompas.com/read/2017/01/28/23435401/festival.tet.tradisi.merayakan.tahun.baru.di.vietna
m.

VOV. “Merayakan Hari Raya Tet di Vietnam, Ingat pada Hari Raya Idul Fitri di Indonesia”. 17 September 2018.
http://vovworld.vn/id-ID/reportase-hari-sabtu/merayakan-hari-raya-tet-di-vietnam-ingat-pada-hari-raya-idul-fitri-
di-indonesia-511881.vov.

Anda mungkin juga menyukai