Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia pernah mengalami sakit. Penyakit yang diderita oleh

setiap makhluk berbeda satu dan yang lainnya. Sakit merupakan suatu

keadaan dimana tubuh tidak berada pada kondisi normal yang disebabkan

oleh beberapa factor dari dalam maupun luar tubuh. Berdasarkan

karakteristiknya penyakit dapat digolongkan menjadi 2 yaitu penyakit

menular dan penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular merupakan salah

satu faktor penyebab kematian dini pada negara berpenghasilan rendah dan

menengah. Setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal karena

penyakit tidak menular atau 63 % dari seluruh kematian. Salah satu penyakit

tidak menular yang merupakan penyebab kematian nomor satu setiap

tahunnya adalah penyakit kardiovaskuler (Kemenkes RI, 2014).


Menurut data World Health Organisation (WHO) pada tahun 2016,

menyebutkan bahwa 17,5 juta orang meninggal akibat penyakit

kardiovaskular, pada tahun 2008, yang mewakili dari 31% kematian di dunia.

Di Amerika Serikat penyakit gagal jantung hampir terjadi 550.000 kasus

pertahun. Sedangkan di negara-negara berkembang di dapatkan kasus

penyakit gagal jantung sejumlah 400.000 sampai 700.000 per tahunnya. Pada

tahun 2030 WHO memprediksi bahwa peningkatan penderita Congestive

Heart Failure (CHF) mencapai ±23 juta jiwa di dunia (WHO, 2016).
2

Pada penelitian di Amerika resiko berkembangnya penyakit

Congestive Heart Failure (CHF) yaitu mencapai 20% untuk usia ≥ 40 tahun

dengan kejadian > 650.000 kasus baru yang diagnosis Congestive Heart

Failure (CHF) selama beberapa dekade terahir. Kejadian Congestive Heart

Failure (CHF) meningkat dengan bertambahnya usia. Tingkat kematian untuk

Congestive Heart Failure (CHF) sekitar 50% dalam waktu lima tahun (Arini,

2015).
Data dari Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Indonesia

tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit gagal jantung meningkat

seiring dengan bertambahnya umur, terdapat 0,43% penduduk Indonesia

menderita penyakit gagal jantung. Prevalensi gagal jantung berdasarkan

jumlah yang terdiagnosa dokter sebesar 0,13 %. Dari data tersebut juga

menunjukkan bahwa dari angka mortalitas yang tercatat, 0,24 % diantaranya

disebabkan oleh penyakit jantung atau CHF. Di provinsi Kalimantan Timur

prevalensi penyakit gagal jantung 0,1 % dari semua pasien gagal jantung di

Indonesia (Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen

Kesehatan RI, 2013). Unruk pravalensi data pasien CHF yang didapatkan dari

pegawai ruang perawatan Flamboyan B RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo

Balikpapan, terdapat 54 kasus pasien CHF yang telah dirawat dalam kurun

waktu November 2017-Maret 2018.


Dalam penelitian yang dilakukan oleh Majid (2010) tentang analisis

factor faktor yang berhubungan dengan kejadian rawat inap berulang pada

pasien gagal jantung di Yogyakarta menunjukkan dalam waktu satu tahun


3

terakhir pasien yang dirawat ulang berjumlah 53 orang (52,21%) dan yang

dirawat ulang lebih dari satu kali dalam waktu satu tahun terakhir adalah 43

orang (44,79%) dikaranakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan

kejadian rawat inap berulang diantaranya riwayat hipertensi, derajat penyakit,

usia, kepatuhan terhadap terapi medis, kepatuhan terhadap diet, kepatuhan

terhadap pembatasan cairan, tingkat aktivitas, tingkat kecemasan dan

keteraturan kunjungan ke klinik (Majid, abdul, 2010).


Congestive Heart Failure (CHF) adalah ketiadakmampuan jantung

untuk mempertahankan curah jantung yang adekuat guna memenuhi

kebutuhan metabolic dan kebutuhan oksigen pada jaringan meskipun aliran

balik vena adekuat (Stillwell, 2011). Sedangkan CHF adalah suatu kondisi

dimana jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah guna

mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrient dan oksigen secara adekuat

(Udjianti, 2012).
Dalam hal tersebut terdapat banyak faktor yang menjadi penyebab dari

CHF ini, diantaranya faktor herediter/keturunan, jenis kelamin, usia, pola

makan, kebiasaan merokok, obesitas, diabetes mellitus, kurang melakukan

aktifitas fisik, serta riwayat hipertensi (Nurhayati & Nuraini, 2009). Jika dilihat

dari faktor jenis kelamin, laki – laki lebih beresiko terkena penyakit CHF ini

di bandingkan perempuan. Dari angka terjadinya CHF pada laki-laki lebih

tinggi dari pada wanita karena adanya hormon estrogen pada wanita dapat

melindungi dari penyakit jantung, serta kebiasaan laki-laki yang sering


4

merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol dan beraktivitas berat

(Smeltzer & Bare, 2013).


Dari semua kebiasaan itu, CHF harus ditangani dengan segera

mungkin karena CHF dapat mengurangi aliran darah ke ginjal yang

berdampak pada gagal ginjal, serta CHF dapat meningkatkan resiko stroke

dan kematian bila tidak ditangani dengan cepat, karena aliran darah melalui

jantung lebih lambat pada CHF dari pada di jantung yang normal, maka

semakin besar kemungkinan akan mengembangkan pembekuan darah

(Bararah & Jauhar, 2013).


Peran perawat sangat penting untuk menekan sekecil mungkin angka

terjadiya resiko stroke dan kematian. Dalam hal tersebut perawat dapat

melakukan proses keperawatan pasien dengan CHF sama seperti melakukan

asuhan keperawatan lainnya yaitu mulai dengan melakukan pengkajian,

merumuskan diagnosa, menyusun intervensi , mengimplementasikan rencana,

serta mengevaluasi dan mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan dengan

memperhatikan aspek biologis, psikologis, social dan spiritual (Wijaya &

Yessi, 2013).
Pada klien CHF dilakukan intervensi berdasarkan NANDA 2015

dalam (Nurarif & Kusuma, 2016) dan (Udjianti, Wajan J 2010). monitoring

tanda-tanda vital, posisikan pasien dengan posisi semi fowler. Pantau

frekuensi pernapasan pasien, auskultasi suara napas dan catat adanya suara

napas tambahan. Catat bunyi jantung dan melakukan palpasi nadi perifer.

Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana diuresis terjadi
5

dan memantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24

jam. Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas dan evaluasi

peningkatan intoleran aktivitas (Udjianti, Wajan J, 2010).


Berdasarkan fenomenal diatas sehingga penulis tertarik mengambil

judul “Asuhan Keperawatan Kline Congestive Heart Failure di RSUD dr.

Kanujoso Djatiwobowo Balikpapan Kalimantan Timur”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Klien dengan

Congestive Heart Failure di Ruang Flamboyan B RSUD dr. Kanujoso

Djatiwibowo Balikapapan Kalimantan Timur tahun 2018?.

C. Tujuan Penelitian
1 Tujuan Umum
Melaporkan studi kasus Asuhan Keperawatan pada Klien dengan

Congestive Heart Failure di Ruang Flamboyan B RSUD dr. Kanujoso

Djatiwibowo Balikapapan Kalimantan Timur tahun 2018.


2 Tujuan Khusus
a Penulis mampu melakukan pengkajian pada Klien Congestive Heart

Failure di Ruang Flamboyan B RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo

Balikpapan Kalimanatan Timur 2018.


b Penulis mampu merumuskan diagnose keperawatan pada Klien

Congestive Heart Failure di Ruang Flamboyan B RSUD dr. Kanujoso

Djatiwibowo Balikpapan Kalimanatan Timur 2018.


6

c Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Klien

Congestive Heart Failure di Ruang Flamboyan B RSUD dr. Kanujoso

Djatiwibowo Balikpapan Kalimanatan Timur 2018.


d Penulis mampu melakukan implementasi pada Klien Congestive Heart

Failure di Ruang Flamboyan B RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo

Balikpapan Kalimanatan Timur 2018.


e Penulis mampu melakukan evaluasi pada Klien Congestive Heart

Failure di Ruang Flamboyan B RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo

Balikpapan Kalimanatan Timur 2018.

D. Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
Dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan congestive

heart failure di ruang flamboyan B RSUD Kanujoso Djatiwibowo

Balikpapan Kalimantan Timur tahun 2018.


2 Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi petugas dan

masyarakat di Ruang Flamboyan B RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo

Balikpapan dalam asuhan keperawatan pada klien Congestive Heart Failure

Tahun 2018.
3 Bagi Perawat
Melatih berfikir dalam memberikan asuhan keperawatan secara

komprehensif kepada pasien dengan penyakit Congestive Heart Failure.


4 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Menambah keluasan ilmu dalam keperawatan dalam melakukan

asuhan keperawatan pada klien dengan Congestive Heart Failure di Ruang

Flamboyan B RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.

Anda mungkin juga menyukai