Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diare merupakan suatu kondisi dimana individu mengalami buang air


besar dengan frekuensi sebanyak tiga atau lebih per hari dengan konsistensi
tinja dalam bentuk cair. Ini biasanya merupakan gejala infeksi saluran
pencernaan. Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai bakteri, virus dan
parasit. Infeksi menyebar melalui makanan atau air minum yang
terkontaminasi. Selain itu, dapat terjadi dari orang ke orang sebagai akibat
buruknya kebersihan diri (personal hyiene) dan lingkungan (sanitasi). Diare
berat menyebabkan hilangnya cairan, dan dapat menyebabkan kematian,
terutama pada anak-anak dan orang-orang yang kurang gizi atau memiliki
gangguan imunitas (World Health Organization, 2013).
Kekurangan volume cairan adalah suatu kondisi ketidakseimbangan yang
ditandai dengan defisiensi cairan dan elektrolit di ruang ekstrasel, namun
proporsi antara keduanya (cairan dan elektrolit) mendekati normal (Mubarak,
2015). Kekurangan cairan mengarah pada kondisi yang dikenal sebagai
dehidrasi dan hipovolemia. Dehidrasi pada diare terjadi karena kehilangan air
(output) lebih banyak dari pemasukan (input) dan merupakan penyebab
terjadinya kematian pada diare (Wijayaningsih, 2013).
Diare merupakan penyebab kematian kedua pada balita didunia.
Berdasarkan data dari World Gastroenterology Organization (WGO) pada
tahun 2012 ada sekitar dua miliar kasus penyakit diare pada anak di seluruh
dunia setiap tahun dan 1,9 juta anak di bawah usia 5 tahun meningggal akibat
diare setiap tahunnya, kebanyakan terjadi di negara berkembang. Jumlah ini
mencapai 18% dari semua kematian anak-anak di bawah usia lima tahun,
berarti lebih dari 5.000 anak meninggal setiap hari akibat penyakit diare. Dari
semua kematian anak akibat diare, 78% terjadi di wilayah Afrika dan Asia
Tenggara. Menurut World Health Organization pada tahun 2017 setiap tahun
diare membunuh sekitar 525.000 anak balita. Secara global hampir 1,7 miliar
kasus penyakit diare terjadi pada masa kanak-kanak setiap tahunnya.

1
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang
masih tinggi. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2012
Incidence Rate (IR) penyakit diare pada anak umur 12 - 23 bulan sebesar
713/3.333, umur 24-35 bulan 515/3.218, umur 36-47 bulan sebesar 309/3.200,
umur 48-59 sebesar 256/3.162 jumlah balita.
Angka penderita diare pada anak masih tinggi di Provinsi Sumatera Utara.
Berdasarkan data rekapitulasi laporan Dinas Kesehatan Sumut di bulan
Januari sampai Desember 2013 yang diterima SIB, penyakit diare di 33
kabupaten/kota Provinsi Sumut mencapai 193.505 penderita. Penderita
tertinggi adalah Kota Medan mencapai 26.243 kasus, Simalungun 23.615
penderita, Deli Serdang 19.747 penderita, Langkat 15.254 penderita, dan
Sergai 13.166 penderita. Penderita diare yang berusia dibawah 1 tahun
mencapai 29.806 penderita, meninggal 8 penderita. Usia 1-5 tahun 56.998
penderita, meninggal 1 penderita, dan usia di atas 5 tahun mencapai 106.701
penderita (SIB, 2014).
Berdasarkan data dari rekam medik RSUD Pandan (2018), pada tahun
2017 angka kesakitan diare pada anak umur 1-19 tahun sebesar 72 orang.
Angka kesakitan diare pada bulan Januari sampai dengan bulan April tahun
2018 sebanyak 34 orang. Diare dengan dehidrasi ringan sampai sedang
sebanyak 29 orang, diare dengan dehidrasi berat sebanyak 1 orang, dan diare
tanpa dehidrasi sebanyak 4 orang.
Diare sangat berbahaya pada anak kecil. Anak yang lebih kecil dan masih
kecil beresiko lebih tinggi untuk mengalami ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit serta dehidrasi (Rosdahl, 2014). Apabila pada diare pengeluaran
cairan melebihi pemasukan maka akan terjadi defisit cairan tubuh, maka akan
terjadi dehidrasi. Berdasarkan derajat dehidrasi maka diare dapat dibagi
menjadi diare tanpa dehidrasi, diare dehidrasi ringan sedang dan diare
dehidrasi berat. Pada dehidrasi berat terjadi defisit cairan sama dengan atau
lebih dari 10% berat badan. Anak dan terutama bayi memiliki risiko yang
lebih besar untuk menderita dehidrasi dibandingkan orang dewasa. Dehidrasi
memicu gangguan kesehatan, mulai dari gangguan ringan seperti mudah

2
mengantuk, hingga penyakit berat seperti penurunan fungsi ginjal. Pada
awalnya anak akan merasa haus karena telah terjadi dehidrasi ringan. Bila
tidak ditolong, dehidrasi tambah berat dan timbulah gejala-gejala. Penyakit
diare dapat mengakibatkan kematian bila dehidrasi tidak diatasi dengan baik.
Karena itu, pengobatan awal untuk mencegah dan mengatasi keadaan
dehidrasi sangat penting pada anak dengan diare . Pemberian cairan yang tepat
dengan jumlah yang memadai merupakan modal yang utama mencegah
dehidrasi. Cairan harus diberikan sedikit demi sedikit dengan frekuensi
sesering mungkin (Yusuf, 2011).
Tindakan perawat untuk mengatasi kekurangan volume cairan adalah
monitor jumlah asupan dan pengeluaran cairan serta perubahan status
keseimbangan cairan, pertahankan keseimbangan cairan dengan rehidrasi oral
atau parenteral sesuai dengan kebutuhan, hilangkan faktor penyebab
kekurangan volume cairan, seperti muntah dengan cara memberikan minum
secara sedikit-sedikit tapi sering, lakukan mobilisasi melalui pengaturan posisi
(Hidayat, 2012).
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
mengaplikasikan Asuhan Keperawatan pada Anak yang Mengalami Diare
dengan Kekurangan Volume Cairan di Ruang Mawar Rumah Sakit Umum
Daerah Pandan Tahun 2018.

1.2 Batasan Masalah

3
Masalah pada studi kasus ini di batasi pada Asuhan Keperawatan pada Anak
yang mengalami diare dengan Kekurangan Volume Cairan di Ruang Mawar
Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

1.3 Rumusan Masalah


Bagaimanakah asuhan keperawatan pada anak yang mengalami diare dengan
Kekurangan Volume Cairan di Ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah
Pandan Tahun 2018

1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan adalah melaksanakan asuhan keperawatan pada anak yang
mengalami diare dengan kekurangan volume cairan di Ruang Mawar
Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah
tahun 2018
1.4.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus karya tulis ilmiah ini adalah :
1) Melakukan pengkajian pada anak yang mengalami diare dengan
kekurangan volume cairan di Ruang Mawar Rumah Sakit Umum
Daerah Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2018
2) Menetapkan diagnosis keperawatan pada anak yang mengalami
diare dengan kekurangan volume cairan di Ruang Mawar Rumah
Sakit Umum Daerah Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun
2018
3) Menyusun perencanaan keperawatan pada anak yang mengalami
diare dengan kekurangan volume cairan di Ruang Mawar Rumah
Sakit Umum Daerah Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun
2018
4) Melaksanakan tindakan keperawatan pada anak yang mengalami
diare dengan kekurangan volume cairan di Ruang Mawar Rumah
Sakit Umum Daerah Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun
2018

4
5) Melakukan evaluasi pada anak yang mengalami diare dengan
kekurangan volume cairan di Ruang Mawar Rumah Sakit Umum
Daerah Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2018

1.5 Manfaat
1.5.1 Teoritis
Hasil studi kasus ini diharapkan berguna untuk mengembangkan dan
menambah pengetahuan yang telah ada tentang penyakit diare
sehingga dapat mencegah angka kesakitan.
1.5.2 Praktis
1) Bagi Perawat
Perawat dapat mengetahui dan melaksanakan kajian asuhan
keperawatan pada penderita diare dan menjadi pengalaman yang
berharga juga menambah ilmu pengetahuan.
2) Bagi Institusi Pendidikan
Studi kasus ini nantinya dapat dijadikan bahan masukan dalam
proses belajar mengajar serta dapat dijadikan sebagai dasar
pertimbangan dan menjadi bahan bacaan di Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah.
3) Bagi RSUD Pandan
Agar RSUD Pandan dapat meningkatkan mutu pelayanan yang
sudah ada agar berguna bagi masyarakat dan mendukung asuhan
keperawatan yang berkualitas tentang diare bagi klien.
4) Bagi Klien
Studi kasus ini nantinya akan dapat dijadikan sebagai sumber
informasi dan masukan bagi klien khususnya tentang penyakit
diare dan untuk lebih memperhatikan kebersihan pada diri sendiri
dan lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai