kovalen melalui suatu ikatan amida substitusi disebut dengan ikatan peptida yang menghasilkan suatu dipeptida. Polipeptida merupakan ikatan asam amino yang mengandung ratusan asam amino. Residu adalah unit didalam asam amino. Residu asam amino pada ujung peptida disebut terminal- amino, dan residu asam amino di ujung lainnya disebut residu terminal-C. Peptida dapat dipisahkan atas dasar tingkah laku ionisasinya karena peptida hanya mengandung satu gugus - amino bebas dan satu gugus -karboksil bebas pada residu terminalnya. Gugus ini berionisasi seperti pada asam amino yang sederhana yaitu semua gugus -amino dan -karboksil lain dari kandungan asam amino pada protein bergabung secara kovalen dalam bentuk ikatan peptida, yang tidak mengion, dan karena itu tidak memberikan peranan dalam tingkah laku asam-basa peptida. Peptida memberikan reaksi kimia yang khas yaitu ada dua reaksi peptida yang penting yang terdiri dari ikatan peptida yang dapat dihidrolisa dengan perebusan didalam asam kuat atau basa kuat untuk menghasilkan komponen asam amino dalam bentuk bebas, contohnya adalah dalam penentuan komposisi asam amino dan sekuens protein. Yang kedua adalah peptida dipergunakan dalam penentuan sekuen asam amino dengan 1-fluoro-2,4-dinitrobenzen. Beberapa peptida menunjukkan aktivitas biologi yang nyata, contohnya adalah seperti hormon yang telah diketahui sebagai peptida atau polipeptida, seperti hormon insulin yang mengandung dua rantai polipeptida (rantai peptida panjang) dan hormon oksitosin yang memiliki Sembilan residu asam amino (rantai peptida pendek). Hormon-hormon tersebut memiliki peptida yang memiliki pengaruh yang kuat. Contohnya adalah hormon enkefalin yaitu hormon yang dapat meniadakan rasa sakit karena pengaruh analgesiknya dan juga karena molekul-molekulnya berikatan dengan sisi yang juga mengikat morfin, heroin, dan jenis candu dalam otak. Deret asam amino pada peptida dan polipeptida memberikan pengaruh biologi dan spesifitas yang menonjol pada suatu senyawa.