Nama Kelompok:
Suhesyti Gusniar (0115101250)
Imelda Lamapaha (0115101260)
KELAS – B
PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
2018
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam upaya
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan suatu faktor kebutuhan
dasar untuk setiap manusia sehingga upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, karena melalui
pendidikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Pendidikan mempengaruhi
secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu Negara (daerah). Hal ini bukan saja karena pendidikan
akan berpengaruh terhadap produktivitas, tetapi juga akan berpengaruh terhadap fertilitas
masyarakat. Pendidikan dapat menjadikan sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan siap
dalam menghadapi perubahan dan pembangunan suatu Negara.
Hampir semua negara berkembang menghadapi masalah kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia yang diakibatkan oleh rendahnya mutu pendidikan. Hal ini ditunjukkan oleh adanya tingkat
melek huruf yang rendah, pemerataan pendidikan yang rendah, serta standar proses pendidikan
yang relatif kurang memenuhi syarat.
Padahal kita tahu, bahwa pendidikan merupakan suatu pintu untuk menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Untuk itu peningkatan kualitas sumber daya manusia mutlak harus
dilakukan. Karena dengan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas dapat memberikan
multiplier efect terhadap pembangunan suatu negara, khsususnya pembangunan bidang ekonomi.
Mengutip dari okezonefinance kamis 16 Februari 2017 Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim
mengingatkan bahwa pendidikan adalah bahan bakar untuk mendorong pertumbuhan
perekonomian di berbagai negara sehingga pihak swasta dan pemerintah juga harus bekerja sama
meningkatkan kualitas pendidikan. "Saat kami mengejar sasaran pembangunan, sembari
membangun masyarakat yang tumbuh dan berkembang, sektor swasta dan pemerintah harus bekerja
bersama-sama. Jika sektor swasta adalah mesin pertumbuhan, dan pemerintah adalah
pengemudinya, maka pendidikan adalah bahan bakar yang menjalankan mesinnya,"
Presiden Bank Dunia tersebut mencontohkan Korea Selatan yang merupakan tanah
kelahirannya sebagai gambaran bahwa dengan pendidikan negara tersebut mampu bangkit dan
berkembang hingga seperti saat ini. Di Korsel, setelah Perang Korea tahun 1950-an, ditemukan
sebanyak 78 persen warga di sana ketika itu dalam kondisi buta huruf. Selain itu, ujar dia, tingkat
penghasilan per kapita di Korsel pada tahun 1970an masih sekitar 200 dolar AS.
Selanjutnya Korsel kemudian menyadari bahwa pendidikan adalah cara yang paling efektif
untuk keluar dari kesengsaraan kondisi ekonomi sehingga pemerintah berfokus memperbaharui
sekolah dan berkomitmen meningkatkan setiap anak dengan baik. "Ditambah dengan kebijakan
pemerintah yang cerdas dan inovatif serta sektor swasta yang giat, fokus kepada edukasi akhirnya
benar-benar menghasilkan.” Presiden Bank Dunia mengingatkan bahwa saat ini, Korea Selatan
memiliki tingkat melek huruf sebanyak 98 persen, dan negara itu merupakan negara berpenghasilan
tinggi dan model bagi kesuksesan pembangunan ekonomi.
Pendidikan di Korsel sangat penting dan nomor satu hal ini dapat dilihat dari bagaimana
pemerintah sangat memperhatikan kesejahteraan guru bahkan gaji guru seimbang dengan gaji
dokter, hal ini sangat berbanding terbalik dengan Indonesia, nasib guru sangat miris karena
pemerintah tidak begitu memperhatikan nasib mereka. Jika kita fikirkan sejenak tentang
terhimpitnya kondisi finansial guru maka akan berimbas kepada tidak seriusnya memberikan
pengetahuan kepada anak didiknya. Hal ini akan semakin memperburuk kondisi mutu pendidikan
di Indonesia. Sudah seharusnya dan sepantasnya kalau kesejahteraan guru di Indonesia saat ini
mendapat perhatian lebih dari Pemerintah. Seperti yang sudah kita tahu jika kesuksesan suatu
bangsa terletak pada pendidikannya. Lalu siapa yang berperan utama dalam memajukan pendidikan
suatu bangsa? Tentu saja disini guru adalah peran utamanya.
Belajar dari pengalaman Korsel semoga Indonesia meningkatkan kualitas pendidikan. Dan
dengan segera memperbaiki sarana pra sarana yang dibutuhkan untuk pendidikan di Indonesai.
Pemerintah mempuayai peran aktif dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan agar
SDM yang dihasilkan dapat menjadi sumber untuk pembangunan negara maupan daerah, dan salah
satu usaha pemerintah untuk memajukan pendidikan yaitu dengan mencanangkan program wajib
belajar sembilan tahun. Hal ini diatur dalam undang-undang, yaitu Undang-Undang No. 20 tahun
2003 yang menyatakan bahwa setiap warga negara yang berusia 7 sampai dengan 15 tahun wajib
mengikuti pendidikan dasar, tidak boleh ada dropout karena alasan biaya.
Dalam kaitannya dengan perekonomian secara umum (nasional), semakin tinggi kualitas
hidup suatu bangsa, semakin tinggi tingkat pertumbuhan dan kesejahteraan bangsa tersebut. Untuk
mewujudkan kesejahteraan bangsa, maka Indonesia perlu menerapkan suatu sistem ekonomi yang
tepat yakni sistem ekonomi pancasila. Sistem ekonomi pancasila mengandumg demokrasi ekonomi.
Adapun maksud dari demokrasi ekonomi ini adalah penerapan kegiatan ekonomi yang dilakukan
dengan dasar: dari, oleh dan untuk rakyat dibawah pengawasan pemerintah agar kesejahteraan
bangsa merata.
Berdasarkan uraian diatas, kami memberi judul makalah ini “Peran Pendidikan Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”.
Suatu negara tentu menginginkan suatu sistem ekonomi yang paling tepat untuk diterapkan
di negaranya. Untuk bisa menentukan sistem ekonomi yang tepat ini tentunya tidak mudah.
Indonesia sendiri juga banyak melalui proses pemikiran yang cukup kritis dalam
mempertimbangkan sistem ekonomi yang akan digunakan.
Sejak negara Republik Indonesia berdiri, para tokoh negara sudah banyak yang berusaha
merumuskan bentuk perekonomian yang paling tepat bagi bangsa Indonesia. Beberapa tokoh
yang berusaha mencari model sistem ekonomi ini di antaranya adalah Bung Hatta.
Bung Hatta pernah mencetuskan ide tentang dasar perekonomian Indonesia yang tepat dan
sesuai dengan cita-cita bangsa, berupa tolong menolong adalah koperasi (Moh. Hatta dalam Sri
Edi Swasono, 1985). Namun, ini tidak berarti bahwa semua kegiatan ekonomi harus dilakukan
secara koperasi. Sebab, jika kita memaksakan penerapan koperasi, maka hal ini justru melanggar
dasar ekonomi koperasi itu sendiri.
Selain Muhammad Hatta, adajuga tokoh ekonomi Indonesia, Sumitro Djojohadikusumo,
yang dalam pidatonya di Amerika tahun 1949, menegaskan bahwa cita-cita ekonomi bangsa
Indonesia yang pas adalah ekonomi semacam campuran.
Landasan sistem ekonomi Pancasila dapat dilihat dari uraian dalam pasal Undang –Undang
Dasar 1945, yakni pada pasal 23, 27, 33, dan 34 UUD 1945. Namun, landasan pokok yang
dijadikan acuan secara terang adalah pada pasal 33 UUD 1845.
Sistem ekonomi yang diterapkan di negara Indonesia adalah Sistem Ekonomi Pancasila,
yang di dalamnya terkandung demokrasi ekonomi. Adapun maksud dari demokrasi ekonomi ini
adalah penerapan kegiatan ekonomi yang dilakukan dengan dasar : dari, oleh dan untuk rakyat
di bawah pengawasan pemerintah.
Prof. Mubyarto (1981) menguraikan adanya lima landasan idiil dalam penerapan Sistem
Ekonomi Pancasila, yang didasarkan pada lima sila Pancasila, sebagai berikut :
Moral agama
Moral kemerataan sosial
Moral nasionalisme ekonomi
Moral kerakyatan
Moral keadilan sosial
Pasal 33 berikut Penjelasannya telah memberikan perintah atau amanah secara jelas dan
tegas mengenai hal-hal asas, apa yang dikuasai negara, dan tujuan yang ingin dicapai dari sistem
ekonomi yang diterapkan di Indonesia, yakni untuk mewujudkan kemakmuran masyarakat
Indonesia, dan bukan sekedar kemakmuran orang-perorang.
Dari sini, harus dipahami bahwa proses atau mekanisme untuk mencapai tujuan yang
diinginkan ini tidak boleh menyimpang ataupun bertentangan dengan tujuan utamanya, yakni
kemakmuran rakyat. Semua upaya atau proses untuk mewujudkan keadilan sosial sudah harus
selaras, dan tidak boleh dibelok-belokan ataupun ditunda-tunda dengan berbagai alasan.
Kemudian, jika merujuk dari ciri positif demokrasi Pancasila di atas, dapat kita simpulkan
bahwa terdapat lima ciri utama dalam sistem ekonomi Pancasila. Berikut adalah ciri utama
sistem ekonomi Pancasila di Indonesia :
1. Adanya peranan dominan dari koperasi bersama dengan perusahaan negara dan perusahaan
swasta.
2. Manusia dipandang secara utuh, dan bukannya semata-mata sebagai makhluk ekonomi,
melainkan juga makhluk sosial.
3. Terdapat kehendak sosial yang kuat untuk menuju arah egalitarianisme atau pemerataan
sosial.
4. Prioritas utama adalah terciptanya suatu perekonomian nasional yang tangguh.
5. Pelaksanaan sistem desentralisasi yang diimbangi dengan adanya perencanaan yang kuat
sebagai pemberi arah bagi perkembangan ekonomi nasional.
2.2 Peran pendidikan terhadap sumber daya manusia
Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan upaya terpadu untuk mengembangkan
potensi jasmani dan rohani yang dimiliki, dengan demikian setiap manusia mampu membawa diri
dengan segala perubahan zaman yang ada. Sejalan dengan tantangan kehidupan global, pendidikan
merupakan hal yang sangat penting karena pendidikan merupakan salah satu penentu Kualitas
Sumber Daya Manusia. Dimana dewasa ini keunggulan suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan
melimpahnya kekayaan alam, melainkan pada keunggulan Sumber Daya Manusia (SDM). Dimana
mutu Sember Daya Manusia (SDM) berkorelasi positif dengan mutu pendidikan, mutu pendidikan
sering diindikasikan dengan kondisi yang baik, memenuhi syarat, dan segala komponen yang harus
terdapat dalam pendidikan, komponen-komponen tersebut adalah masukan, proses, keluaran,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana serta biaya. Pembangunan yang bertumpu pada sumber
daya manusia yang berkualitas akhirnya akan membawa bangsa bergerak ke taraf kehidupan yang
lebih baik dan sejahtera. Hingga detik ini pembaharuan dan penyempurnaan di bidang pendidikan
terus-menerus dilakukan, mencakup segi kualitas, relevansi, maupun pemerataan (Suharto, 1996).
Dilihat dari segi pendidikan saat ini Indonesia berada pada posisi urutan nomor 107. Posisi
ini memiliki jarak yang jauh di bawah Singapura, Malaysia, Thailand dan dibawah Vietnam serta
palestina yang kini menjadi daerah dudukan Israel. Posisi ini menyebabkan seluruh jajaran birokrasi
pengelola pendidikan terperangah dan terkejut atas urutan Indonesia yang berada jauh dari negara-
negara ASEAN. Hal tersebut disebabkan karena selama ini birokrasi pengelola pendidikan telah
mengusahakan dan mengkerahkan segala kemampuan yang ada untuk memfasilitasi pendidikan di
Indonesia baik didalam bantuan dana, fasilitas, sarana dan prasarana. Selain itu kebijakan
pemerintah pusat dan daerah yang juga berusaha menyamaratakan biaya pendidikan dalam bentuk
dana BOS atau Biaya Operasional Sekolah yang bertujuan untuk membantu dan memajukan
pendidikan juga telah diupayakan. Proses pembelajaran, manajemen pendidikan serta perbaikan
pendidikan dan tenaga-tenaga kependidikan belum juga memberikan hasil yang diharapkan, hal ini
terjadi karena nation dignity bangsa Indonesia belum terdongkrak ke atas, walaupun dengan
berbagai upaya yang komperhensip untuk mendorong peningkatan kualitas hasil pendidikan,
dengan perbaikan pada perencanaan dan proses secara komperhensip serta simultan ternyata belum
mampu berkerja sama dengan upaya pemerintah untuk membantu meningkatkan kualitas Sumber
daya manusia melalui pendidikan.
Dengan menjadi individu yang berkualitas maka hal ini merupakan tiket bagi setiap individu
untuk mensejahterakan hidupnya ketaraf lebih baik. Kualitas individu yang baik akan membawa
setiap individu untuk mampu berkerja secara global dengan segala perubahan yang ada sehingga
mampu bersaing dengan yang lainnya. Secara tidak langsung hal ini dapat mengurangi terjadinya
pengangguran yang selama ini menjadi masalah besar bangsa. Ketika pengangguran berkurang
maka tindakan kriminal yang terjadi akan ikut berkurang karena setiap individu memiliki
penghasilan untuk dapat bertahan hidup dan mempertahankan kehidupan keluarganya tanpa hasur
melakukan pencurian dan berbagai macam cara untuk mendapatkan uang. Hal ini sangat membantu
pemerintah dalam mensejahterakan penduduknya. Pada saat memasuki dunia kerja setiap individu
akan berusaha dengan maksimal untuk bertanggung jawab atas pekerjaan yang diemban sehingga
memiliki kemungkinan yang kecil untuk menyalahgunakan pekerjaan yang dapat merugikan
masyarakat banyak. Maka dari itu hendaknya memiliki standart yang tinggi dalam sebuah
pendidikan dan dengan tidak mengutamakan kuantitas lulusan tapi kualitas lulusan agar mampu
menjadi individu berualitas yang dapat berkerja dengan baik sesuai dengan bidang keahliannya.
Hendaknya pendidikan dapat dirasakan dan disamaratakan hingga dapat menjangkau daerah
terpencil sekalipun karena individu-individu di daaerah terpencil tersebuat menjadi asset generasi
bangsa.
Tidak ada satupun negara dapat mencapai pembangunan ekonomi yang berkelanjutan tanpa
investasi modal manusia secara substansial. Pendidikan memperkaya pemahaman manusia dan
dunia. Pendidikan juga meningkatkan kualitas hidup manusia dan manfaat sosial yang lebih luas
baik untuk individu maupun masyarakat. Pendidikan meningkatkan produktivitas dan kreativitas
tenaga kerja serta meningkatkan kewirausahaan dan kemajuan teknologi. Bahkan, pendidikan
memainkan peran yang penting dalam menyelamatkan kemajuan sosial dan ekonomi dan
meningkatkan distribusi pendapatan (Ozturk dalam Riswandi, 2009).
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/srisuharni753/58b007a5a823bdad061322ef/pendidikan-
menjadi-bahan-bakar-utama-pertumbuhan-ekonomi
https://portal-ilmu.com/pengertian-sistem-ekonomi-pancasila/
http://www.sarjanaku.com/2011/03/sistem-ekonomi.html
http://www.ispi.or.id/2010/08/12/arah-kebijakan-pembangunan-pendidikan-di-
indonesia/http://journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-geografi/article/view/1913
Todaro, Michael. 2006. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
Riswandi. 2009. Hubungan Kausalitas Jangka Panjang Investasi Pendidikan dengan Pertumbuhan
Ekonomi: Studi Kasus Provinsi Aceh melalui Analisis Vector Autoregression (VAR).
(http://guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_80_Riswandi_HubunganKausa
litasJangkaPanjangInvestasi.doc).
Indrasari, Viki. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Provinsi
Jawa Tengah. (skripsi).Universitas Diponegoro, Semarang.