TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, terjadi
Demam tifoid atau sering disebut dengan tifus abdominalis adalah penyakit
infeksi akut pada saluran pencernaan yang berpotensi menjadi penyakit multi
sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhi (Muttaqin & Kumala, 2011)
Demam tifoid atau typhoid fever ialah suatu sindrom sistemik terutama
dari salmonelosis.Jenis lain dari demam enteric adalah demam paratifoid yang
5
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
6
B. Etiologi
penyebab demam tifoid adalah salmonella typhi, basil gram negatif yang
bahan kimia, tahan beberapa hari/ minggu pada suhu kamar, bahan limbah,
bahan makanan kering, bahan farmasi dan tinja. Salmonella mati pada suhu
stabil pada panas, dan anti gen H (flagelum) adalah protein yang labil terhadap
panas. Pada S. typhi, juga pada S. Dublin dan S. hirschfeldii terdapat anti gen
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
7
1. Hasil gram negatif yang bergerarak dengan bulu getar dan tidak berspora.
2. Nyeri kepala
3. Pusing
4. Diare
5. Anoreksia
6. Batuk
7. Nyeri otot
biasanya menurun pagi hari, dan meningkat pada sore dan malam hari.
Minggu kedua : demam terus. Minggu ketiga: demam mulai turun secara
ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi kemerahan, jarang disertai
tremor, hati dan limpa membesar yang nyeri pada perabaan, gangguan pada
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
8
D. Anatomi fisiolgi
1. Mulut
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
9
2. Lidah
3. Gigi
tumbuh di dalam lesung pada rahang dan memiliki jaringan seperti pada
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
10
4. Esofagus/kerongkongan
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
11
5. Lambung
sifatnya yang asam, cairan lambung dapat membunuh kuman yang masuk
protein susu yang ada di dalam air susu sehingga dapat dicerna lebih
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
12
seperti kantong, terletak dibagian atas rongga perut sebelah kiri, dan untuk
sebagian tertutup oleh alat-alat yang letaknya berdekatan seperti hati, usus
6. Usus halus
bias dicerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan mengirimkan
2011).
dari hati. Cairan tersebut (yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang
yang disebut sfingter oddi) merupakan bagian yang penting dari proses
dengan zat yang dihasilkan oleh usus. Beberapa senti pertama dari lapisan
(Budiyono, 2011).
Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah duodenum, terdiri dari
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
13
yang luas karena terdiri dari lipatan-lipatan, vili dan mikrovili. Dinding
usus kaya akan pembuluh darah yang menyangkut zat-zat yang diserap ke
hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lender (yang melumasi
melewati usus halus bagian bawah, isi usus menjadi lebih cair karena
7. Pankreas
(Budiyono, 2011).
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
14
(Budiyono, 2011).
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
15
kelebihan kolesterol.
dalam empedu.
garam empedu masuk kedlam usus besar (kolon).Di dalam kolon, bakteri
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
16
tinja(Budiyono, 2011).
9. Usus Besar
b. Transversum
besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum bentuknya
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
17
(Budiyono, 2011).
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon
maka timbul keinginan untuk buang air besar.Orang dewasa dan anak
yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
18
(kulit) dan sebagian lainnya dari usus.Suatu cincin berotot (sfingter ani)
E. Patofisiologi
di telan oleh sel-sel fagosit ketika masuk melewati mukosa dan oleh makrofag
yang ada di dalam laminaprophia. Sebagian dari salmonella typhi ada yang
masuk melalui folikel limfa ke saluran limphatik dan sirkulasi darah sistemik
selanjutnya mengenai seluruh organ di dalam tubuh antara lain system saraf
pusat, ginjal, dan jaringan limpa (Curtis, 2006 dalam Muttaqin & Kumala,
2011).
Usus yang terserang tifus umumnya ileum distal, tetapi kadang bagian
infiltrate atau hyperplasia dimukosa usus (Hidayat, 2005 dalam Muttaqin &
Kumala, 2011).
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
19
ini lebih besar di ileum dari pada di kolon sesuai dengan ukuran plakpeyer
meninggalkan jaringan parut dan fibrosis (Brusch, 2009 dalam Muttaqin &
Kumala, 2011).
dengan tanda dan gejala suhu tubuh naik turun khususnya suhu akan naik pada
malam hari dan akan menurun menjelang pagi hari. Demam yang terjadi pada
masa ini di sebut demam interminten (suhu yang tinggi, naik turun, dan
akan terjadi obstipasi sebagai akibat penurunan motilitas suhu, namun hal ini
tidak selalu terjadi dan dpat pula terjadi sebalinya. Setelah kuman melewati
peningkatan suhu tubuh yang sangat tinggi dan tanda-tanda infeksi pada ERS
tanda-tanda suhu tubuh masih tetap tinggi, tetapi nilainya lebih rendah dari
fase bakterimia dan berlangsung terus menerus (deman kontinu), lidah kotor,
sehingga akan terjadi distensi, diare dan pasien merasa tidak nyaman. Pada
masa ini dapat terjadi perdarahan usus, perforasi, dan peritonitis dengan tanda
distensi abdomen berat, peristaltik menurun bahkan hilang, melena, syok, dan
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
20
F. Pathway
Ansietas
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
21
G. Diagnosa keperaatan
nutrisi.
informasi.
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
22
H. Rencana keperawatan
Tujuan : Terjadi penurunan suhu tubuh ( suhu tubuh dalam batas normal).
Kriteria Hasil :
Intervensi :
a. Evaluasi TTV pada setiap pergantian sift atau setiap ada keluhan dari
pasien.
tubuh.
sponge.
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
23
Kriteria hasil :
nyeri.
Intervensi :
dalam)
asupan cairan.
Krieria hasil :
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
24
Intervensi :
Kriteria hasil :
Intervensi :
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
25
Kriteria hasil :
Intervensi :
dan minuman.
f. Biasakan cuci tangan dengan sabun dan air tiap kali sesudah buang air
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
26
Kriteria hasil :
Intervensi :
b. Manajemen kontipasi/inpakasi
inginkan.
dalam diet.
sekitar.
Kriteria Hasil :
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
27
Intervnsi :
pasien.
informasi.
Kriteria hasil :
mengontrol cemas.
Intervensi :
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
28
belajar.
Kriteria hasil :
secara benar.
Intervensi :
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
29
Kriteria hasil :
Intervensi :
beraktifitas
Hipertermia Pada AN. A Dengan..., FARAH HABIBIAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015