Anda di halaman 1dari 4

DIAGNOSIS TUBERKULOSIS

No. Dokumen :
445/122/SOP-TB/PUSK-PSB/2017
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 17 April 2017 UPT Puskesmas

Halaman : 1/4 Pasar Sabtu

Pemerintah Daerah
Kabupaten Khairuddin,SKM.MKL
Hulu Sungai Utara
1. Pengertian Penemuan pasien TB melalui serangkaian kegiatan mulai dari penjaringan
terhadap terduga pasien, pemeriksaan fisik dan laboratorium, menentukan
diagnosis, menentukan klasifikasi penyakit serta tipe pasien TB
2. Tujuan 1. Supaya bisa melakukan pengobatan sesuai dengan klasifikasi penyakit
dan tipe pasien TB
2. Kesembuhan supaya tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain.
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Pasar Sabtu Nomor :
445/044/SK/PUSK-PSB/2017 Tentang Kewajiban Tenaga Klinis dalam
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2015 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 67 Tahun
2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
296/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Pengobatan Dasar di
Puskesmas;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 43 Tahun
2016 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;
6. Buku Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis Tahun 2014
7. Buku Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak Tahun
2016
DIAGNOSIS TUBERKULOSIS
No. Dokumen : 445/122/SOP-TB/PUSK-PSB/2017
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 17 April 2017
Halaman : 2/4
5. Alat dan bahan 1. Alat :
a. Pot Dahak
b. Alat Tulis
2. Bahan : -
6. Langkah- 1. Petugas melakukan penjaringan pasien TB secara pasif tetapi aktif
langkah dalam promosi
2. Petugas melakukan tahap awal penemuan dengan menjaring pasien
yang batuk lebih 2 minggu dan memiliki gejala tambahan yaitu
dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan kurus, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,
berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih
dari satu bulan
Diagnosis Tuberculosis pada orang dewasa
1. Diagnosis Tuberkulosis Paru
a. Petugas melakukan diagnosis TB paru dengan pemeriksaan
dahak mikroskopis langsung yaitu dahak sewaktu – pagi (SP)
S (sewaktu) : dahak ditampung pada saat terduga pasien TB
dating berkunjung pertama kali ke Fasyankes, pada saat pulang
pasien membawa pot untuk menampung dahak.
P (pagi) : pasien menampung dahak dirumah pada hari kedua,
segera setelah bangun tidur.
b. Petugas menetapkan sebagai pasien TB apabila minimal satu dari
pemeriksaan dahak SP hasilnya positif.
c. Apabila hasil dahak SP negative, maka petugas memberikan
terapi antibiotic non OAT selama 2 minggu. Bila dalam 2 minggu
ada perbaikan maka bukan TB. Bila 7-14 hari tidak ada perbaikan
maka petugas melakukan pemeriksaan klinis ulang dan
pemeriksaan dahak lagi SP
d. Bila salah satu hasil SP positif maka dinyatakan pasien TB, bila
hasil SP negative dan pasien tidak membaik maka petugas harus
merujuk ke RS untuk dilakukan pemeriksaan yang lain.
DIAGNOSIS TUBERKULOSIS
No. Dokumen : 445/122/SOP-TB/PUSK-PSB/2017
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 17 April 2017
Halaman : 3/4
2. Diagnosis Tuberkulosis Ekstra Paru
a. Gejala dan keluhan pasien tergantung pada organ yang terkena,
misalnya kaku kuduk pada meningitis TB, nyeri dada pada TB
Pleura (pleunitis), pembesaran kelenjar limfa superfasialis TB
dan lainya.
b. Petugas melakukan diagnosis pasti pada pasien TB ekstra paru
ditegakkan dengan pemeriksaan klinis, bakteriologis, dan atau
histopatologis dari contoh uji yang diambil dari organ tubuh yang
terkena.
c. Petugas melakukan pemeriksaan bakteriologis apabila juga
ditemukan keluhan dan gejala yang sesuai, untuk menemukan
kemungkinan adanya TB paru.
Diagnosis Tuberculosis pada anak
Petugas mendiagnosa TB pada anak dengan Sistim Skoring (Scoring
System) gejala dan pemeriksaan penunjang TB dengan parameter sebagai
berikut :
a. Kontak TB BTA negative / tidak tahu skor 2, BTA positif skor 3
b. Uji Tuberkulin (test mantoux) negative skor 0, positif skor 3(≥10 mm
atau ≥ 5 mm pada Imuno kompromais)
c. Berat badan / keadaan gizi BB / TB < 90 % atau BB/U < 80% skor 1,
klinis gizi buruk atau BB / TB <70% atau BB/U < 60% skor 2
d. Demam yang tidak diktehaui penyebabnya ≥ 2 minggu skor 1
e. Batuk kronik ≥ 3 minggu skor 1
f. Pembesaran kelenjar limfe kolli, aksida, inguinal ≥ 1 cm, lebih dari 1
KGB, tidak nyeri skor 1
g. Ada pembengkakan tulang / sendi panggul, lutut, falang skor 1
h. Foto toraks ada gambaran sugestif (mendukung TB) skor 1
Kesimpulan :
1. Skor ≥ 6 diberi OAT 2 bulan terapi kemudian di evaluasi
a. Bila respon positif terapie TB diteruskan
b. Respon negative dirujuk ke RS untuk evalusi lebih lanjut
DIAGNOSIS TUBERKULOSIS
No. Dokumen : 445/122/SOP-TB/PUSK-PSB/2017
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 17 April 2017
Halaman : 4/4
2. Jika petugas menemukan salah satu keadaan dibawah ini, petugas
merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan :
a. Foto toraks menunjukkan gambaran efusi pleura atau milier atau
kavitas.
b. Gibbus, koksitis
c. Tanda bahaya pasien mengalami kejang, kaku kuduk, penurunan
kesadaran, kegawatan lain, misalnya sesak nafas.
7. Diagram Alir -
(Jika
dibutuhkan)
1. 8. Hal yang -
2. diperhatikan
3. 9. Unit 1. Poli Umum
4. Terkait 2. MTBS
3. KIA
4. Ruang Pojok TB
10. Dokumen 1. Rekam Medis Pasien
Terkait 2. Hasil Pemeriksaan Dahak
11. Rekaman No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Historis diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai