Anda di halaman 1dari 12

TUGAS AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI

KELOMPOK 1
HELMI ANDIKA
SUCI APRILIA
TRISNA NOVELA SARI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


BANGKINANG
AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI
AKUNTANSI KEUANGAN

Akuntansi adalah suatu aktivitas dalam mengidentifikasikan,mengukur,


mengkasifikasi dan mengikhtisar sebuah transaksi ekonomi atau kejadian yang dapat
menghasilkan data kuantitatifterutama yang bersifat keuangan yang dipergunakan dalam
pengambilan keputusan (Amin.W.1997). Sedangkan akuntansi keuangan (financial
accounting) adalah merupakan salah satu bagian dari akuntansi yang berhubungan dengan
penyajian laporan keuangan perusahaan kepada pihak eksternal berupa laporan neraca, rugi
laba, Perubahan Modal dan Arus Kas kepada pemegang saham, kreditor atau investor
khususnya tentang profitabilitas dan kredibilitas perusahaan, kepada supplier, dan
pemerintah.

Pengertian akuntansi keuangan menurut para ahli:

1. Kieso & Weygant [intermediate Accounting, 2000:6]


Akuntansi Keuangan adalah serangkaian proses yang berujung pada penyusunan
laporan keuangan yang berkaitan dengan perusahaan secara keseluruhan untuk
digunankan oleh pengguna laporan keuangan baik internal maupun eksternal
perusahaan.

2. Sugiarto [Pengantar Akuntansi:2002]


Akuntansi Keuangan adalah bidang dalam akuntansi yang berfokus pada penyiapan
laporan keuangan suatu perusahaan yang dilakukan secara berkala. Laporan ini
sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pemegang
saham. Persamaan akuntansi yang digunakan adalah Aset = Ekuitas + Liabilitas yang
mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan.

Karakteristik Akuntansi Keuangan:

a. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna.
b. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk proses
pengambilan keputusan.
c. Materialitas
Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan
dalam mencatat informasi tersebut dapat memengaruhi keputusan ekonomi
pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan.

d. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus andal.
Informasi memeiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material dan bias, dan
penyajian yang secara jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajaikan.

e. Substansi Mengungguli Bentuk


Transaksi, peristiwa, dan kondisi lain dicata dan disajikan sesuai dengan substansi
dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Hal ini untuk
meningkatkan keandalan laporan keuangan.
f. Pertimbangan sehat
Ketidak pastian yang tidak dapat diabaikan meliputi berbagai peristiwa dan keadaan
yang dipahami berdasarkan pengungkapan sifat dan penjelasan peristiwa dan
keadaan tersebut dan melalui penggunaan pertimbangan sehat dalam menyusun
laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat
melakukan pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi ketidak pastian, sehingga
asset atau penghasilan tidak disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau beban tidak
disajikan lebih rendah. Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak
memperkenankan pembentukan asset atau penghasilan yang lebih rendah atau
pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi.
g. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam
batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan atau tidak mengungkapkan
mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dank arena itu
tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi ditinjau dari segi relevansinya.
h. Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar perioda
untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerka keuangan. Pengguna juga
harus dapat membandingkan laporan keuangan antar entitas untuk mengevaluasi
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan keuangan secara relative.
i. Tepat Waktu
Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan harus dapat memengaruhi
keputusan ekonomi para penggunanya. Tepat waktu meliputi penyediaan informasi
laporan keuangan dalam jangka waktu pengambilan keputusan. Jika terdapat
penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan maka informasi yang dihasilkan
akan kehilangan relevansinya.
j. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediaannya. Namum demikian,
evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya
tersebut juga tidak perlu ditanggung oleh pengguna yang menikmati manfaat
informasi laporan keuangan. Dalam evaluasi manfaat dan biaya, entitas harus
memahami bahwa manfaat informasi mungkin juga manfaat yang dinikmati oleh
pengguna eksternal.

Jenis-Jenis Akuntansi :

1. Akuntansi Keuangan
Adalah akuntansi yang tujuan utamanya mengolah data transaksi keuangan menjadi
laporan keuangan untuk diinformasikan kepada pihak-pihka diluar perusahaan.
2. Akuntansi Biaya
Adalah akuntansi yang tujuan utamanya menyediakan data yang diperlukan untuk
penetapan dan pengendalian biaya
3. Akuntansi Pemerintahan
Adalah salah satu cabang dari akuntansi yang mengkhususkan diri dalam proses
akuntansi yang terjadi pada lembaga-lembaga pemerintahan, misalnya untuk
kotapraja, provinsi ataupun akuntansi untuk suatu negara.
4. Akuntansi Pemeriksaan
adalah akuntansi yang berhubungan dengan pemeriksaan independent terhadap
catatan akuntansi pendukung laporan keuangan perusahaan dan memberikan
pendapat mengenai keandalan dan kelayakan laporan keuangan.
5. Sistem Akuntansi
Adalah spesialisasi pekerjaan di bidang akuntansi yang mengkhususkan diri di dalam
proses akuntansi yang sesuai dengan kebutuhan badan usaha yang bersangkutan.
6. Akuntansi Manajemen
Adalah akuntansi yang tujuannya menyediakan informasi untuk pihak manajemen
perusahaan sebagai dasar menjalankan tugas perencanaan, pengawasan dan
kebijakan yang harus diambil.
7. Auditing
Adalah spesialisasi pekerjaan di bidang akuntansi yang mengkhususkan diri di dalam
proses penilaian kegiatan operasi perusahaan yang dilakukan secara mandiri dan
objektif.
8. Budgeting
Adalah salah satu bentuk spesialisasi pekerjaan di bidang akuntansi yang
mengkhususkan diri di bidang penyusunan rencana kerja perusahaan untuk masa-
masa yang akan datang yang dimanifestasikan dalam bentuk kesatuan mata uang
yang dipakai oleh perusahaan yang bersangkutan.
9. Akuntansi Perpajakan
Adalah akuntansi yang tujuan utamanya menyusun laporan keuangan yang
diperlukan untuk penetapan pajak yang dibebankan oleh perusahaan.
10. Akuntansi Anggaran
adalah akuntansi yang tujuan utamanya menyusun rencana keuangan dalam suatu
perusahaan untuk periode tertentu, pada saat yang akan datang dan
membandingkan hasil operasi kegiatan dengan rencana yang telah ditentukan.

Unsur Akuntansi Keuangan

1. Neraca

Neraca sebagai laporan yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan
perusahaan. Neraca mempunyai unsur-unsur penyusun sebagai berikut.

a. Aktiva (Asset)

Aktiva adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki perusahaan, yang timbul dari peristiwa
masa lalu dan akan memberikan manfaat ekonomis di masa yang akan datang. Dalam
neraca, sebagian besar aktiva perusahaan akan disusun urut berdasarkan tingkat
kelancarannya (likuiditas), kecuali untuk aktiva tetap yang disusun urut berdasarkan tingkat
kekekalannya. Kelancaran (likuiditas) adalah kecepatan perputaran aktiva untuk habis
digunakan atau untuk berubah menjadi bentuk kas, semakin cepat berubah menjadi bentuk
kas atau habis dipakai maka aktiva tersebut dikatakan semakin lancar.

Berdasar hal tersebut maka unsur-unsur aktiva dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Aktiva Lancar (Current Assets)


Aktiva lancar adalah aktiva yang akan habis digunakan atau mempunyai manfaat
atau berubah bentuk menjadi kas menjadi kas dalam waktu kurang dari satu
tahun. Contoh aktiva lancar adalah kas, persediaan barang dagang.
2) Investasi Jangka Panjang (Long Term Investment)
Investasi jangka panjang adalah sumber ekonomis (aktiva) yang dimiliki oleh
perusahaan dengan tujuan bukan untuk digunakan dalam kegiatan operasional
perusahaan, namun mempunyai tujuan lain seperti membeli saham untuk
mengakuisisi (membeli) perusahaan lain.
3) Aktiva Tetap (Fixed Assets)
Hampir sama dengan aktiva lancar, namun aktiva tetap periodenya lebih panjang
yaitu lebih dari satu tahun. Untuk bisa dikategorikan ke dalam aktiva tetap, suatu
aktiva harus mempunyai ciri-ciri berikut:
a. Aktiva tersebut dibeli dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasi
perusahaan.
b. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Contoh aktiva tetap adalah
kendaraan, mesin-mesin produksi, dan sebagainya.
4) Aktiva Tidak Berujud (Intangible Assets)
Aktiva tidak berujud adalah aktiva yang melekat pada perusahaan secara
keseluruhan dan tidak dapat diidentifikasi secara fisik namun dirasakan
manfaatnya bagi perusahaan. Contohnya merek, hak cipta, goodwill, dan
sebagainya. Merek tidak bisa diidentifikasi secara fisik, namun bisa dirasakan
manfaatnya bagi perusahaan, misalnya konsumen akan cenderung memilih
produk tertentu dengan cara melihat mereknya. Karena aktiva tetap tidak
berujud ini merupakan aset perusahaan, maka harus dilindungi keberadaannya
dari pihak-pihak yang ingin menirunya.
5) Aktiva Lain-Lain
Aktiva lain-lain adalah aktiva yang tidak memenuhi klasifikasi di atas. Adapun
contohnya adalah peralatan mesin yang masih mempunyai umur ekonomis
namun kondisinya telah rusak, dana jaminan, dan sebagainya.
b. kewajiban

Kewajiban adalah utang perusahaan saat ini yang timbul sebagai akibat dari peristiwa
masa lalu dan akan dibayar oleh perusahaan di masa yang akan datang dengan sumber daya
ekonomi yang ada. Kewajiban sering juga disebut utang.

Penyajian kewajiban di dalam neraca akan diurutkan dari yang paling dekat/cepat tanggal
jatuh tempo atau tanggal pembayaran. Kewajiban dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1) Kewajiban Jangka Pendek (Current Liabilities)


Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban perusahaan yang akan dibayar atau
dilunasi dalam waktu kurang dari satu tahun dengan sumber daya ekonomis yang
ada. Contoh kewajiban jangka pendek adalah utang dagang (account payable).
2) Kewajiban Jangka Panjang
Hampir sama dengan kewajiban jangka pendek, namun dalam kewajiban jangka
panjang, kewajiban tersebut harus dibayar dalam kurun waktu lebih dari satu tahun.
Adapun contoh kewajiban jangka panjang adalah utang obligasi (bond payable).

2. Ekuitas

Ekuitas dapat diartikan sebagai hak residual (sisa) atas aktiva perusahaan setelah
dikurangi semua kewajiban. Jika diformulasikan seperti berikut.

AKTIVA - KEWAJIBAN = EKUITAS


Dalam neraca, ekuitas disajikan secara urut berdasarkan tingkat kekekalannya.
Semakin kekal (tidak berubah-ubah) maka akan ditempatkan pada urutan pertama,
demikian seterusnya ke bawah. Ekuitas sering juga disebut modal.

Adapun elemen penyusun ekuitas adalah sebagai berikut:

a. Modal
Modal adalah penyerahan kas atau aktiva bentuk lain sebagai penyertaan seseorang
pada suatu perusahaan. Sebagai gantinya, jika perusahaan berbentuk perseroan
terbatas maka perusahaan akan memberikan lembar saham sebagai bukti
kepemilikan seseorang terhadap perusahaan. Modal perusahaan akan terbagi-bagi
ke dalam lembar saham. Banyak sedikitnya saham tergantung dari besar kecilnya
modal perusahaan dan juga besar kecilnya nilai normatif (nilai yang tertera dalam
lembar saham). Namun jika perusahaan adalah perusahaan perorangan maka cukup
dicatat dalam jurnal saja.
b. Agio Saham
Ketika suatu perusahaan go public (sahamnya dijual kepada masyarakat luas dan
terdaftar di bursa efek) maka harga saham perusahaan akan berfluktuasi mengikuti
pergerakan harga pasar di bursa efek. Bila harga saham lebih besar dari nilai nominal
maka kelebihan ini dinamakan agio, sedangkan bila harga saham lebih kecil dari nilai
nominal maka selisih kurang ini disebut disagio. Penilaian penentuan agio/disagio
dilakukan setiap akhir periode tertentu.

c. Laba Ditahan
Laba ditahan adalah bagian laba yang tidak dibagikan kepada pemilik. Laba
diperoleh dari penghasilan dikurangi dengan biaya.

3. Laporan Laba/Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan yang berkaitan dengan pengukuran kinerja
(prestasi) perusahaan selama kurun waktu tertentu. Adapun unsur-unsur penyusun laporan
laba/rugi adalah sebagai berikut.

a. Penghasilan (Income)
Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomis dalam bentuk aliran kas masuk
yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari tambahan modal,
selama periode tertentu. Kenaikan manfaat ekonomi bisa diperoleh dengan cara
penjualan barang/jasa, pendapatan bunga, keuntungan penjualan aktiva tetap, dan
sebagainya.

Unsur-unsur penghasilan meliputi pendapatan (revenues), keuntungan (gains), dan


pendapatan lain-lain.

1) Pendapatan (Revenues)

Pendapatan adalah kenaikan manfaat ekonomis yang timbul dari kegiatan operasional
utama perusahaan. Pengertian kegiatan operasional utama perusahaan adalah kegiatan di
mana perusahaan tersebut fokus berkecimpung. Sebagai contoh, jika perusahaan tersebut
adalah perusahaan dagang maka kegiatan utama perusahaan adalah jual/beli barang
dagang, sehingga pendapatan perusahaan berasal dari penjualan barang dagang, bukan dari
penjualan aktiva tetapnya. Contoh pendapatan adalah penjualan barang dagang.

2) Keuntungan (Gains)

Keuntungan adalah manfaat ekonomis yang mungkin timbul atau tidak timbul dalam
pelaksanaan aktivitas perusahaan. Sebagai contoh keuntungan dari penjualan aktiva tetap.
Penjualan aktiva tetap tidak terjadi setiap periode, dan tidak setiap penjualan aktiva tetap
perusahaan mendapatkan keuntungan, dan kegiatan utama perusahaan bukan jual/beli
aktiva tetap, sehingga laba penjualan aktiva tetap ini dimasukkan dalam kategori
keuntungan.

3) Pendapatan Lain-Lain

Pendapatan lain-lain adalah wadah untuk menampung penghasilan yang tidak masuk
dalam kedua kategori di atas. Sebagai contoh, pendapatan bunga bagi perusahaan dagang
yang mempunyai rekening di bank.

b. Biaya (Cost)
Biaya adalah penurunan atau perubahan manfaat ekonomis yang timbul dalam
pelaksanaan aktivitas perusahaan, selama periode tertentu. Perubahan manfaat
ekonomis bisa diakibatkan dari pembelian barang/jasa (dari bentuk kas menjadi
barang), sedangkan penurunan manfaat disebabkan oleh pemakaian dalam kegiata
operasional perusahaan, bencana alam, dan sebagainya.

Unsur-unsur biaya meliputi biaya (cost), beban (expenses), dan kerugian (loss).

1) Biaya (cost)

Biaya adalah perubahan manfaat ekonomis yang timbul dari kegiatan operasional
utama perusahaan. Sebagai contoh, jika perusahaan tersebut adalah perusahaan
manufaktur maka kegiatan utama perusahaan adalah mengubah bahan baku menjadi bahan
jadi kemudian menjualnya kepada konsumen, sehingga biaya merupakan kumpulan dari
pengeluaran untuk membeli bahan baku, membayar upah buruh, dan pengeluaran lainnya
dalam rangka memproses bahan baku menjadi produk jadi. Contohnya biaya bahan baku.

2) Beban (Expense)

Beban adalah pengorbanan sumber daya ekonomis untuk memperoleh penghasilan.


Dalam laporan keuangan, beban adalah faktor pengurang penghasilan. Sebagai contoh gaji
wiraniaga, beban penyusutan gedung, dan sebagainya.

3) Kerugian (Loss)

Kerugian adalah berkurangnya manfaat ekonomis yang mungkin timbul atau tidak
timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan. Sebagai contoh kerugian sebagai akibat dari
adanya kebakaran, bencana alam, banjir, dan sebagainya.
Strandarisasi Akuntansi Keuangan

Laporan Keuangan yang disajikan hendaknya harus sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum atau sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
tentang petunjuk dan prosedur akuntansi yang berisi tentang peraturan tentang standar
pencatatan, penyusunan, dan penyajian laporan keuangan mengacu pada teori-teori
tentang penanfsiran dan penalaran yang mendalam oleh suatu lembaga yang dinamakan
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

PSAK mulai diterapkan di Indonesia pada 1994, namun dalam perkembangan


penyusunan standarisasi akuntansi di Indonesia oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
(DSAK) tidak dapat terlepas dari perkembangan penyususunan standar akuntansi
internasional yang dilakukan oleh International Accounting Standards Board (IASB).

Standar Akuntansi Keuangan Internasional dalam proses konvergensi secara penuh


dengan International Financial Reporting Standard (IFRS) yang dikeluarkan oleh IASB, suatu
standar laporan keuangan yang bisa diterima secara internasional dan mulai diterapkan di
Indonesia sejak tahun 2012.

Pengakuan dan Pengukuran

Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan suatu pos dalam
neraca atau laba rugi yang memenuhi definisi suatu unsur dan memenuhi kriteria:

a. ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau ke dalam entitas, dan
b. pos tersebut memunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

Dasar pengukuran unsur laporan keuangan,

a. Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan

Konsep probabilitas digunakan dalam kriteria pengakuan mengacu kepada pengertian


derajat ketidakpastian bahwa manfaat ekonomi masa depan yang terkait dengan pos
tersebut akan mengalir ke atau dari dalam entitas. Pengajian derajat ketidakpastian yang
melekat pada arus manfaat ekonomi masa depan dilakukan atas dasar bukti yang terkait
dengan kondisi yang tersedia pada akhir perioda pelaporan saat penyusunan laporan
keuangan. Penilaian ini dibuat secara individu untuk pos-pos yang signifikan secara
individual dan kelompok suatu populasi besar dari pos-pos yang tidak signifikan secara
individual.

b. Keandalan Pengukuran
Kriteria kedua untuk pengakuan suatu pos adalah adanya biaya atau nilai yang dapat
diukur dengan andal. Dalam banyak kasus, biaya atau nilai suatu pos diketahui. Dalam kasus
lainnya biaya atau nilai tersebut diestimasi. Penggunaan estimasi yang layak merupakan
bagian esensial dalam penyusunan laporan keuangan tanpa mengurangi tingkat keandalan.
Namun demikian, jika estimasi yang layak tidak mungkin dilakukan, maka pos tersebut
diakui dalam neraca atau laba rugi.

Suatu pos pada saat tertentu tidak dapat memenuhi kriteria pengakuan dapat
memenuhi syarat untuk diakui di masa depan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang
terjadi kemudian. Suatu pos yang gagal memenuhi keriteria pengakuan tetap perlu
diungkapkan dalam catatan, materi penjelasan, atau skedul tambahan. Pengungkapan ini
dapat dibenarkan jika pengetahuan mengenai pos tersebut dipandang relevan untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu entitas oleh
pengguna laporan keuangan.

STANDAR AKUNTANSI

Standar akuntansi merupakan pedoman umum penyusunan laporan keuangan yang


merupakan pernyataan resmi tentang masalah akuntansi tertentu yang dikeluarkan oleh
badan yang berwenang dan berlaku dalam lingkungan tertentu.

Karakteristik Standar Akuntansi

1. Transparan

Laporan keuangan ditujukan untuk pengguna akhir yaitu investor. Investor akan sulit
memahami informasi yang disajikan di laporan keuangan jika laporan keuangaN sangat
kompleks dan rumit. Agar investor memahami dan percaya terhadap laporan keuangan
yang didasarkan pada standar akuntansi, maka laporan keuangan harus memuat
pengungkapan yang transparan. Standar akuntansi harus dikembangkan dengan tujuan yang
jelas untuk menyempurnakan laporan keuangan, sehingga investor dapat dengan mudah
menemukan dan memahami informasi yang mereka butuhkan.

2. Realitas ekonomi

Laporan keuangan merupakan sumber utama informasi bagi investor. Untuk itu standar
akuntansi harus menghasilkan laporan keuangan yang menyajikan dengan sebenarnya
konsekuensi ekonomis setiap transaksi, realitas ekonomi saldo yang disajikan dan realitas
ekonomi bisnis secara keseluruhan.

3. Jelas, ringkas dan sederhana

Investor berhak untuk memperoleh informasi yang dinyatakan dengan jelas dan dapat
dimengerti. Oleh karena itu, ruang lingkup standar, istilah-istilah dan defenisi yang
digunakan di dalamnya harus diartikulasikan dengan jelas. Standar akuntansi yang ditulis
dengan tepat akan mengurangi kebutuhan akan interpretasi atau pedoman implementasi.

4. Masuk akal

Standar akuntansi mengharuskan penyaji laporan keuangan dan auditor untuk


menggunakan pertimbangan dalam menerapkan standar yang umum ke transaksi dan
peristiwa yang lebih khusus. Standar harus memungkinkan penggunaan pertimbangan yang
masuk akal. Sebaliknya sistem yang berbasis aturan kurang memberikan ruang bagi
pertimbangan profesional.

Jenis Standar Akuntansi

1. Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

SAK adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan agar terjadi
keseragaman dalam penyajian laporan keuangan. SAK merupan terapan dari beberapa
standar akuntansi yang ada seperti, IASB, IFRS, ETAP, GAAP, PSAK Syariah, dan SAP.

2. International Financial Accounting Standard (IFRS)

IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh Internatiomnal


Accounting Standard Board (IASB).

3. International Accounting Standard Board (IASB)

IASB adalah indenpenden, standar akuntansi yang didanai swasta setter yang berbasis di
London, Inggris.

4. Standard Akuntansi Keuangan Badan Usaha Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP)


SAK ETAP digunakan untuk suatu badan yang tidak memiliki akuntabilitas publik
signifikan dalam menyusun laporan keuangan untuk tujuan umum. SAK ETAP dikeluarkan
sejak tahun 2009 dan berlaku efektif pada tahun 2011.

5. Standard Akuntansi Keuangan Syariah (SAK SYARIAH)

SAK Syariah digunakan untuk badan usaha yang memiliki transaksi transaksi syariah atau
berbasis syariah. Standar ini terdiri atas kerangka konseptual penyusunan dan
pengungkapan laporan, standar penyajian laporan keuangan dan standar khusus transaksi
syariah seperti mudharabah, murabahah, salam, ijrah dan istishna.

6. Standard Akuntansi Pemerintah (SAP)

SAP digunakan menyusunan laporan keuangan instansi pemerintah, baik pusat ataupun
daerah. SAP disusun dan disahkan oleh komite standar akuntansi pemerintag (KSAP SAP).
SAP berbasis akrual ditetapkan dalam PP No. 71 tahun 2010. Intansi masih diperkenankan
menggunakan PP No. 24 tahun 2005, SAP berbasis kas menuju akrual sampai tahun 2014.

7. Generally Accepted Accounting Principles (GAAP)

GAAP merupakan kerangka kerja standar pedoman akuntansi keuangan yang digunakan
dalam setiap yurisdiksi tertentu, umumnya dikenal sebagai standar akuntansi atau praktek
akuntansi standar. GAAP bertujuan untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang
transparan dan konsistensi dari satu organisasi ke yang lain.

Anda mungkin juga menyukai