Anda di halaman 1dari 27

TUGAS MAKALAH

IMUNISASI PADA IBU DAN BAYI

OLEH :

PUTRI MAYANG SARI

NIM. 04064821517003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan / meningkatkan kekebalan

seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu

saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya akan

mengalami sakit yang ringan. Program imunisasi merupakan salahsatu

upaya untuk melindungi penduduk terhadap penyakit tertentu.

Imunisasi sangat penting dilakukan untuk menghindari pajanan infeksi

yang dapat berbahaya bagi ibu dan janin selama kehamilan. Beberapa

imunisasi dianjurkan untuk ibu hamil, beberapa imunisasi lainnya

dianjurkan bagi ibu hamil dengan kondisi tertentu dan beberapa imunisasi

lainnya tidak dianjurkan untuk diberikan pada ibu hamil yang artinya

kebutuhan ibu hamil tentang imunisasi haruslah disesuaikan lagi dengan

kondisi ibu hamil itu sendiri dan jenis imunisasi yang diberikan.

Melakukan imunisasi terhadap seorang anak, tidak hanya akan

memberikan perlindungan pada anak tersebut tetapi juga berdampak

kepada anak lainnya karena terjadi tingkat imunitas umum yang meningkat

dan mengurangi penyebaran infeksi. Imunisasi akan membuat tumbuh

kembang bayi menjadi optimal yaitu menjadi anak yang sehat, kuat,

cerdas, kreatif dan berperilaku baik. Kekebalan tubuh balita yang sudah

diimunisasi akan meningkat dan terlindungi dari penyakit berbahaya,

sehingga tumbuh kembang anak tidak terganggu.


Berdasarkan Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 1994-

2007, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia padatahun 1994 terdapat

309/100.000 kelahiran hidup, tahun 1997 terdapat 334/100.000 kelahiran

hidup, tahun 2002 terdapat 307/100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun

2007 terdapat 228/100.000 kelahiranhidup. Sedangkan target MDG’s

(Millenium Development Goal) untuk penurunan AngkaKematianIbu

(AKI) adalah ¾ padatahun 2015 dibandingkantahun 1990. Berdasarkan

target MDG’s berartitahun 2015 ditargetkanAngkaKematianIbumaksimal

100 kematian per 100.000 kelahiranhidup (Depkes, 2010).Ada

tigafaktorutamapersentasepenyebabkematianibumelahirkanyaituperdaraha

nmenempatipersentasetertinggipenyebabkematianibu (28%),

hipertensisaathamilataupreeklamsiaataueklamsiamenepatipersentaseterting

gikeduapenyebabkematianibu (24%),

sedangkanpersentasetertinggiketigapenyebabkematianibumelahirkanadala

hinfeksi.

Data The United Nations Childrens Fund (UNICEF) menyebutkan

setiap tahun seluruh dunia, ratusan ibu anak-anak dan dewasa meninggal

karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Di Indonesia

tercatat 460 bayi meninggal setiap hari. Berdasarkan data yang dihimpun

UNICEF masih ada 1,3 juta anak setiap tahunnya tidak mendapatkan

imunisasi yang lengkap. Lantas, akibatnya anak yang meninggal akibat

campak mencapai 30.000 setiap tahun dan hepatitis menyerang lebih dari

20% anak Indonesia.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Imunisasi

Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif dan efesien dalam

mencegah penyakit dan dapat meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu

penyakit, jika suatu saat terkena penyakit yang sama maka tubuhnya sudah

kebal terhadap penyakit tersebut. Imunisasi merupakan suatu program yang

dengan sengaja memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar

sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu.

Imunisasiadalahmemberikankekebalanpadabayidananakdenganmemasukkanvak

sinkedalamtubuh agar tubuhmembuatzat anti

untukmencegahterhadapsuatupenyakittertentu.Sedangkanvaksinadalahbahan

yang dipakaiuntukmerangsangpembentukanzat anti yang

dimasukkankedalamtubuhmelaluisuntikan, sepertivaksin, BCG, DPT,

campakdanmelaluimulutsepertivaksin polio.

B. Imunisasi pada Ibu

1. Jenis-jenis imunisasi pada ibu hamil

Program imunisasibertujuanuntukmenurunkanangkakesakitan,

kecacatandankematiandaripenyakit-penyakit yang dapatdicegahdenganimunisasi

(PD3I).Untukmencapaihaltersebut, maka program

imunisasiharusdapatmencapaitingkatcakupan yang tinggidanmerata di

semuawilayahdengankualitaspelayanan yang memadai.Beberapa imunisasi


dianjurkan untuk ibu hamil, beberapa imunisasi lainnya dianjurkan bagi ibu

hamil dengan kondisi tertentu dan beberapa imunisasi lainnya tidak dianjurkan

untuk diberikan pada ibu hamil.

1. Jenis imunisasi yang dianjurkan untuk ibu hamil :

a. Tetanus Toksoid (TT)

Vaksin ini dianjurkan pada wanita hamil untuk mencegah tetanus

neonatorum (tetanus pada bayi) dan sebaiknya diberikan pada wanita

yang tidak melengkapi 3 kali imunisasi dasar atau 10 tahun boster.

Tetanus pada bayi baru lahir dapat dicegah apabila ibu sudah

diimunisasi.Pelaksanaankegiatanimunisasi TT

ibuhamilterdiridarikegiatanimunisasirutindankegiatantambahan.Kegiatan

imunisasirutinadalahkegiatanimunisasi yang secararutindanterus-

menerusharusdilaksanakanpadaperiodewaktu yang telahditetapkan, yang

pelaksanaannyadilakukan di dalamgedung (komponenstatis)

sepertipuskesmas, puskesmaspembantu, rumahsakit, rumahbersalindan

di luargedungsepertiposyanduataumelaluikunjunganrumah.

Kegiatanimunisasitambahanadalahkegiatanimunisasi yang

dilakukanatasdasarditemukannyamasalahdarihasilpemantauanatauevalua

si.

Untuk pelayanan imunisasi Tetanus Toksoid dilakukan pada anak

sekolah SD kelas VI sebanyak 2x vaksinasi Tetanus Toksoid dengan

interval pemberian minimal 4 minggu. Calon pengantin wanita untuk

mendapatkan 2x vaksinasi Tetanus Toksoid sebelum akad nikah dengan

interval pemberian minimal 4 minggu, ibu hamil untuk mendapatkan 2x


vaksinasi Tetanus Toksoid dengan interval pemberian 4 minggu, serta

pemberian imunisasi Tetanus Toksoid sebanyak 3 dosis kepada semua

WUS untuk kekebalan sekitar 10 tahun.

Jadwal pemberian imunisasi Tetanus Toksoid

Imunisasi Interval Persentase (%) Durasi


perlindungan perlindungan
TT I Selama kunjungan -
antenatal pertama
TT II Empat minggu 80 3 tahun*
setelah TT I
TT III Empat minggu 95 5 tahun
setelah TT II
TT IV Empat minggu 99 10 tahun
setelah TT III
TT V Empat minggu 99 25 tahun atau
setelah TT IV seumur hidup
Ket : * artinya apabila dalam 3 tahun WUS tersebut melahirkan, maka

bayi yang akan dilahirkan, akan terlindung dari Tetanus Neonatus

(Saifuddin, 2002).

b. Hepatitis B

Hepatitis B adalah suatu penyakit infeksi hati yang disebabkan oleh

virus. Penyakit ini bisa mengakibatkan kerusakan hati berat seperti

sirosis hati bahkan kanker hati yang menyebabkan kematian. Sebelum

hamil, sebaiknya calon ibu memeriksakan diri untuk memastikan bahwa

tidak terinfeksi virus Hepatitis B karena bayi yang baru lahir akan

terinfeksi juga dari ibu yang positif terinfeksi Hepatitis B.

Kehamilan bukan merupakan kontraindikasi terjadinya Hepatitis B

karena vaksinHepatitis B sebaiknya dilakukan pada wanita dengan


resiko tinggi hepatitis B (memiliki >1 pasangan seksual dalam 6 bulan

terakhir, memiliki riwayat penyakit menular seksual dan menggunakan

narkoba suntik).

c. Influenza (Inaktif)

Ibu hamil yang terinfeksi dengan virus influenza akan meningkatkan

risiko rawatinap, komplikasi medis yang serius, dan kehamilan yang

buruk. Imunisasi wanita hamil dengan vaksin virus influenza inaktif

efektif dalam melindungi bayi yang baru lahir karena

melewati antibodi kekebalan di plasenta tetapi imunisasi ini sebaiknya

dilakukan setelah 14 minggu kehamilan.

2. Jenis imunisasi yang dianjurkan bagi ibu hamil dengan kondisi tertentu :

a. Pneumokokus

Vaksin Pneumokokus diberikan pada trisemester kedua dan ketiga

pada wanita dengan resiko tinggi pneumokokus atau dengan penyakit

kronik seperti wanita dengan gangguan jantung, paru atau penyakit hati,

penurunan kekebalan tubuh dan diabetes).

b. Rabies

Vaksin rabies diberikan pada ibu hamil yang terpajan dengan rabies.

c. Hepatitis A

Pada vaksin hepatitis A

belumbanyakpenelitianmengenaikeamananimunisasiiniselamakehamilan

, namun resikonyarendah (karenavaksinberasaldari virus inaktif).

d. Vaksin Polio Oral & Vaksin Polio Inaktif


3. Jenis imunisasi yang tidak dianjurkan untuk diberikan pada ibu hamil :

a. MMR (Mumps, Measles, Rubella)

Vaksin jenis ini merupakan kontraindikasi bagi kehamilan karena

mempunyai kemungkinan resiko kelainan bawaan pada janin sehingga

wanita sebaiknya menunggu selama 3 bulan sebelum kehamilan setelah

menerima vaksin ini (vaksin merupakan virus hidup).

b. Varisela

Vaksin ini tidak dianjurkan diberikan pada wanita selama kehamilan

karena bisa menyebabkan infeksi varisela pada janin (vaksin merupakan

virus hidup) sehingga sebaiknya vaksin ini diberikan 1 bulan sebelum

kehamilan.

c. HPV (Human Papiloma Virus)

Vaksin jenis ini memilikikaitanefek sampingterhadapjanindanibuhamil.


Tabel 1. Imunisasi pada wanita hamil

Agen Tipe Agen Indikasi Kontra Jadwal dosis Ket.


Imunobiologi Imunisasi Imunisasi indikasi
selama
Kehamilan
Tetanus Toksoid X Diberikan 3
Toksoid kali, 2
terakhir
ketika hamil
Hepatitis A Vaksin virus Dua dosis Direkomendasikan
inaktif pada wanita dengan
resiko tinggi
Hepatitis B Hepatitis B X Tergantung Umumnya
imunoglobulin pajanan diberikan dengan
vaksin virus
Hepatitis B, bayi
baru lahir yang
terpajan
membutuhkan
profilaksis
Influenza Vaksin virus X (musim Dosis
(Inaktif) inaktif influenza) Tunggal IM
MMR Vaksin virus X Dosis Vaksinasi terhadap
(campak, hidup tunggal, wanita resiko tinggi
gondong, subkutan sebaiknya
rubella) dilakukan setelah
melahirkan atau
imunisasi sebelum
kehamilan
Varisela Varisela X Dosis
(cacar air) zooster tunggal IM
imunoglobulin dalam 96
jam setelah
pajanan.
2. Efek samping imunisasi

Efeksampingjarangterjadidanbersifatringan, gejalanyasepertinyeri,

kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan (Depkes RI, 2000).

C. Imunisasi pada Anak

1. Jenis-jenis imunisasi pada anak

Di Indonesia terdapatjenisimunisasi yang

diwajibkanolehpemerintahdanada juga yang

hanyadianjurkan.Imunisasiwajib di Indonesia sebagaimana yang

diwajibkanoleh WHO yaitu BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B.

Imunisasidasaradalahimunisasipertama yang diberikanpadasemua orang,

terutamabayidanbalitasejaklahiruntukmelindungitubuhnyadaripenyakitp

enyakit yang berbahaya. Lima jenisimunisasidasar yang

diwajibkanpemerintahadalahimunisasiterhadaptujuhpenyakityaitu TBC,

difteri, pertusis, tetanus, poliomyelitis, campakdan hepatitis B.Ke-lima

jenisimunisasidasar yang wajibdiperolehadalah:

a) Imunisasi BCG adalahimunisasi yang

diberikanuntukmenimbulkankekebalanaktifterhadappenyaki

t tuberculosis (TBC), yaitupenyakitparu-paru yang

sangatmenular yang

dilakukansekalipadabayisekalipadabayiusia 0-11 bulan.

Reaksi yang mungkin terjadi pada pemberian imunisasi

BCG yaitu reaksi lokal 1 sampai 2 minggu setelah

penyuntikan, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan


dan benjolan kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan

ini berubah menjadi pustule (gelembung berisi nanah), lalu

pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini

akhirnya sembuh secara spontan dalam waktu 8-12 minggu

dengan meninggalkan jaringan parut. Reaksi regional yaitu

pembesaran kelenjar getah bening pada leher tanpa disertai

nyeri tekan maupun demam yang akan menghilang dalam

waktu 3-6 bulan.

b) Imunisasi DPT

yaitumerupakanimunisasidenganmemberikanvaksinmengan

dungracunkuman yang

telahdihilangkanracunnyaakantetapimasihdapatmerangsang

pembentukanzat anti(toxoid)

untukmencegahterjadinyapenyakitdifteri,pertusis,dantetanus

,yangdiberikan 3 kali padabayiusia2-11 bulandengan

interval minimal 4 minggu. Jika anak mengalami reaksi

alergi terhadap vaksin pertusis, sebaiknya diberikan DT

bukan DPT. DPT sering menyebabkan efek samping yang

ringan, seperti demam ringan atau nyeri di tempat

penyuntikan selama beberapa hari.

c) Imunisasi polio adalahimunisasi yang

diberikanuntukmenimbulkankekebalanterhadappenyakit

poliomyelitis yang dapatmenyebabkankelumpuhanpada

kaki, yang diberikan 4 kali padabayi 0-11 bulandengan


interval minimal 4 minggu. Terdapat dua macam vaksin

polio yaitu vaksin IPV (Inactived Polio Vaccine, Vaksin

Salk) dan OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin). IPV

bisa diberikan kepada anak yang menderita diare. IPV bisa

menyebabkan nyeri dan kemerahan pada tempat

penyuntikan, yang biasanya berlangsung selama beberapa

hari. OPV mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan

dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan. Di Indonesia

yang digunakan adalah OPV karena lebih aman.

d) Imunisasicampakadalahimunisasi yang

diberikanuntukmenimbulkankekebalankekebalanaktifterhad

appenyakitcampakkarenapenyakitinisangatmenular, yang

diberikan 1 kali padabayiusia 9-11 bulan

e) ImunisasiHepatitis B, adalahimunisasi yang

diberikanuntukmenimbulkankekebalanaktifterhadappenyaki

t hepatitis B yaitupenyakit yang dapatmerusakhati, yang

diberikan 3 kali padabayiusia 1-11 bulan, dengan interval

minimal 4 minggucakupanimunisasilengkappadaanak, yang

merupakangabungandaritiapjenisimunisasi yang

didapatkanolehseoranganak. Sejaktahun 2004 hepatitis-B

disatukandenganpemberian DPT menjadi DPT-

HB.(Proverati 2010).
2. Vaksinasi

Vaksinasi merupakansuatutindakan yang

dengansengajamemberikanpaparandengan antigen yang berasaldari

mikroorganismepatogen.Antigen yang

diberikantelahdibuatdemikianrupasehinggatidakmenimbulkansakitnamu

nmampumengaktivasilimfositmenghasilkanantibodidanselmemori yang

menirukaninfeksialamiah yang

tidakmenimbulkansakitnamuncukupmemberikankekebalandengantujuan

memberikaninfeksiringan yang

tidakberbahayanamuncukupuntukmenyiapkanresponimun.

Tabel 2. Dosis, cara pemberian, jumlah pemberian, intervensi dan

waktu pemberian imunisasi

Vaksin Dosis Cara Jumlah Interval Waktu


Pemberian Pemberian Pemberian
BCG 0,05 cc Intracutan di 1 kali 0-11 bulan
daerah
musculus
Deltoideus
DPT 0,5 cc Intramuscular 3 kali 4 minggu 2-11 bulan
Polio 2 cc Diteteskan ke 4 kali 4 minggu 0-11 bulan
mulut
Hepatitis B 0,5 cc Intramuscular 3 kali 4 minggu 0-11 bulan
pada paha
bagian luar
Campak 0,5 cc Subkutan, 1 kali 4 minggu 9-11 bulan
biasanya di
lengan kiri
bagian atas

3. Jadwal Imunisasi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit

tertentu. Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah

suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi

ini berfungsi melindungi terhadap penyakit. Vaksin secara umum cukup aman.

Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek

samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit

masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

JUDUL :

IMUNISASI PADA IBU HAMIL

IMUNISASI TETANUS TOKSOID

Tanggalterbit Disahkanoleh

Ka. Prodi PSIK

Hikayati

NIP. 19762202002122001

Pengertian Proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya

pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin tetanus yaitu

toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan

kemudian dimurnikan.

Tujuan 1. Untuk mencegah tetanus pada bayi baru lahir


(diberikan pada wanita usia subur atau ibu hamil)

2. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus

apabila terluka

3. Untuk pencegahan penyakit pada ibu hamil dan bayi

kebal terhadap kuman Tetanus

Indikasi Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus

Kontraindikasi Gejala-gejala berat karena dosis pertama TT

Alatdanbahan 1. Spuit 1 cc

2. Vaksin TT

3. Kassa steril

4. Bengkok (kotak)

5. Informed consent

Prosedur 1. Lakukan identifikasi dan anamnesa dengan

menanyakan pada pasien :

- Nama, umur dan alamat

- Apakah ada alergi terhadap obat-obatan

2. Pastikan kondisi pasien dalam keadaan sehat

3. Siapkan bahan dan alat suntik

4. Ambil vaksin dengan jarum dan semprit

dissposible sebanyak 0,5 ml

5. Oleskan kassa steril pada lengan kiri bagian atas

6. Suntik pada lengan kiri bagian atas secara intra

muscullar

7. Buang jarum bekas suntikan ke dalam bengkok


atau kotak

8. Persilahkan pasien menunggu 15 menit di luar dan

jika tidak terjadi efek samping boleh pulang.

9. Catat pada buku status dan KMS ibu hamil

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

JUDUL :

IMUNISASI HEPATITIS B

Tanggalterbit Disahkanoleh

Ka. Prodi PSIK

Hikayati

NIP. 19762202002122001

Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin Hepatitis B pada bayi yang 12 jam

setelah kelahiran.

Tujuan Untuk memberikan kekebalan pasif terhadap penyakit hepatitis B

Alatdanbaha 1. Alat suntik Prefilled Injection Device (PID), jenis alat suntik

n yang telah berisi vaksin dosis tunggal dari pabriknya, berisi

vaksin Hepatitis B 0,5 ml


2. Kapas alkohol

3. Sarung tangan

Prosedur 1. Jelaskanprosedur yang akandilakukan pada ibu dan keluarga

2. Cuci tangan

3. Pasang sarung tangan

4. Posisikan bayi terlentang

5. Keluarkan PID dari kemasan

6. Dorong dan tekan dengan cepat penutup jarum ke dalam port

7. Jarak antara penutup jarum dengan port akan hilang dan terasa

klik

8. Oleskan kapas alkohol di 1/3 paha luar bayi sebelah kanan

9. Pegang paha bayi sebelah kanan dengan ibu jari dan jari

telunjuk

10. Keluarkan penutup jarum

11. Pegang PID pada port dan suntikan jarum dengan sudut 90◦ di

1/3 paha luar bayi sebelah kanan

12. Tekan reservoir (gelembung vaksin) untuk mengeluarkan vaksin

13. Sesudah reservoir kempes, tarik PID keluar.

14. Dep dengan kapas alkohol.

15. Mendokmentasikanhasilpemeriksaan

16. Interpretasikanhasilpemeriksaandanrencanakantindakanselanjut

nya
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

JUDUL :

IMUNISASI BCG

Tanggalterbit Disahkanoleh

Ka. Prodi PSIK

Hikayati

NIP. 19762202002122001

Pengertian Vaksinasi hidup yang diberikan pada bayi untuk mencegah

terjadinya penyakit TBC.

Tujuan Agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit Tuberkulosis

(TBC)

Komplikasi Yang mungkin timbul adalah pembentukan abses (penimbunan

nanah) di tempat penyuntikan karena penyuntikan yang terlalu

dalam. Abses ini akan menghilang secara spontan.

Alatdanbaha 1. Vaksin BCG


n 2. Pelarut vaksin

3. Spuit dissposible 0,05 cc

4. Disposibel 5 cc untuk melarutkan

5. Kapas steril (air panas)

6. Kartu imunisasi

Prosedur 1. Jelaskanprosedur yang akandilakukan pada ibu dan keluarga

2. Cuci tangan

3. Pastikan vaksin dan spuit yang akan digunakan

4. Larutkan vaksin dengan cairan pelarut BCG 1 ampul (4 cc)

5. Pastikan anak belum pernah di BCG dengan menanyakan

pada orang tua anak tersebut

6. Ambil 0,05 cc vaksin BCG yang telah dilarutkan tadi

7. Bersihkan lengan dengan kapas yang telah dibasahiair

bersih, jangan menggunakan alkohol / desinfektan sebab

akan merusak vaksin tersebut.

8. Suntikkan vaksin tersebut sepertiga bagian lengan kanan

atas (tepatnya pada insertio musculus deltoideus) secara

intrakutan (ic) / di bawah kulit

9. Rapikan alat-alat

10. Cuci tangan

11. Dokumentasikan di dalam buku


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

JUDUL :

IMUNISASI POLIO

Tanggalterbit Disahkanoleh

Ka. Prodi PSIK

Hikayati

NIP. 19762202002122001

Pengertian Suatu imunisasi yang memberikan kekebalan aktif terhadap

penyakit poliomielitis. Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali

dengan jarak tidak kurang dari 4 minggu (polio I,II, III, IV).

Tujuan Agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit polio.

Alatdanbaha 1. Pinset

n 2. Vaksin polio

3. Pipet

Prosedur 1. Cuci tangan


2. Pastikan vaksin polio dalam keadaan baik (perhatikan

nomor, kadaluarsa dan vvm)

3. Buka tutup vaksin dengan menggunakan pinset / gunting

kecil

4. Pasang pipet di atas botol vaksin

5. Letakkan anak pada posisi yang senyaman mungkin

6. Buka mulu anak dan teteskan vaksin polio sebanyak 2 tetes

7. Pastikann vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak

yang diimunisasi

8. Jika dimuntahkan atau dikeluarkan oleh anak, ulangi lagi

penetesan.

9. Saat meneteskan vaksin ke mulut, pastikan agar vaksin tetap

dalam kondisi steril

10. Rapikan alat

11. Cuci tangan

12. Dokumentasikan di dalam buku


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

JUDUL :

IMUNISASI DPT

Tanggalterbit Disahkanoleh

Ka. Prodi PSIK

Hikayati

NIP. 19762202002122001

Pengertian Vaksin 3-in-1 yang bisa diberikan kepada anak yang berumur

kurang dari 7 tahun. Biasanya vaksin DPT terdapat dalam bentuk

suntikan, yang disuntikkan pada otot lengan atau paha.

Tujuan Agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit Difteri,

Pertusis, Tetanus dan Hepatitis B.

Alatdanbaha 1. Vaksin DPT

n 2. Spuit disposible

3. Kapas alkohol

Prosedur 1. Cuci tangan


2. Pastikan vaksin yang akan digunakan

3. Jelaskan kepada ibu anak tersebut, umur anak (2-11 bulan)

jumlah suntikan 3 kali untuk imunisasi DPT

4. Ambil 0,5 cc vaksin DPT

5. Bersihkan 1/3 paha bagian luar dengan kapas alkohol.

6. Suntikkan secara intramuscullar

7. Terangkan kepada ibu, anak tersebut tentang panas akibat

DPT. Berikan obat penurun panas kepada ibu anak tersebut.

8. Anjurkkan kompres hangat di lokasi penyuntikkan

9. Rapikan alat-alat

10. Cuci tangan

11. Catat di dalam buku


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

JUDUL :

IMUNISASI CAMPAK

Tanggalterbit Disahkanoleh

Ka. Prodi PSIK

Hikayati

NIP. 19762202002122001

Pengertian Vaksin virus hidup yang dilemahkan, merupakan vaksin beku

kering berwarna kekuningan pada vial gelas, yang harus dilarutkan

hanya dengan pelarut vaksin campak kering.

Tujuan Agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit campak

Alatdanbaha 1. Kapas steril

n 2. Kapas kering

3. Dissposible pluit

4. Vaksin campak

5. Vaksin pelarut
Prosedur 1. Cuci tangan

2. Pastikan vaksin dalam keadaan baik

3. Buka tutup vaksin kemudian larutkan dengan cairan pelarut

campak yang sudah ada (5 cc)

4. Pastikan umur anak tepat untuk di imunisasi campak yaitu 9

bulan

5. Ambil 0,5 cc vaksin campak yang telah dilarutkan tadi

6. Bersihkan lengan kiri bagian atas anak dengn kapas steril

(air panas)

7. Suntikkan secara subkutan (45◦)

8. Rapikan alat-alat

9. Cuci tangan

10. Dokumentasikan di dalam buku

Anda mungkin juga menyukai