LATAR BELAKANG
obat dari dalam tubuh menuju ke luar tubuh. Farmakokinetika obat sangat
dipengaruhi oleh ginjal, sehingga apabila terdapat kerusakan atau degradasi pada
ginjal profil farmakokinetika obat dapat berubah. Penyebab umum suatu ginjal
mengalami kerusakan meliputi gagal ginjal, keracunan obat dan akibat adanya
filtrasi pada glomerulus sehingga dapat menyebabkan akumulasi yang berlebih dari
cairan dan produk nitrogen darah dalam tubuh. Uremia secara umum dapat
paruh eliminasi obat menjadi lebih panjang. Selain mengubah eliminasi ginjal
bersifat bakterisida, dan efektif terhadap gram positif dan gram negatif (Katzung
Basic and Clinical Pharmacology 11th edition p.952). Pada pasien dengan
antimikrobial perlu dilakukan penyesuaian dosis, hal ini disebabkan karena agent
diberikan secara parenteral untuk infeksi sistemik. Ekskresi utama melalui ginjal
dan terjadi akumulasi pada gangguan fungsi ginjal. Efek samping utama yaitu
ototoksik dan nefrotoksisitas yang biasa terjadi pada lansia atau pasien dengan
kadar aminoglikosida yang lebih awal dan lebih sering (BPOM, 2015).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai akibat dari perubahan dalam keseimbangan cairan, ikatan obat protein, atau
faktor lain yang dapat menyebabkan perubahan dalam volume distribusi (Shargel
5th ed, 2012), sehingga pasien uremia mempunyai pertimbangan pendosisan khusus.
Nilai GFR dapat membantu dalam menentukan dosis yang tepat dari obat
yang mengalami eliminasi di ginjal. Nilai GFR pada individu dengan fungsi ginjal
normal berkisar dari sekitar 90 sampai 120 mL/menit. Karena GFR sulit untuk
jam) dengan pengukuran volume urin, kreatinin urin konsentrasi, dan kreatinin
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang sering menyerang pria dan
wanita dengan berbagai usia dengan berbagai tampilan klinis dan episode. ISK
Walaupun saluran kemih normalnya bebas dari pertumbuhan bakteri, bakteri yang
umumnya naik dari rektum dapat menyebabkan terjadinya ISK. Ketika virulensi
meningkat atau pertahanan inang menurun, adanya inokulasi bakteri dan kolonisasi,
maka infeksi pada saluran kemih dapat terjadi (Ikatan Ahli Urologi Indonesia,
2015).
hematogen atau limfatik, tetapi terdapat banyak bukti klinis dan eksperimental yang
menunjukkan bahwa naiknya mikroorganisme dari uretra adalah jalur yang paling
umum mengarah pada ISK, khususnya organisme yang berasal dari enterik (misal
: E. coli dan Enterobacteriaceae lain). Hal ini memberikan sebuah penjelasan logis
terhadap frekuensi ISK yang lebih besar terhadap wanita daripada pria, dan
infeksi. Semakin baik mekanisme pertahanan alami tubuh, semakin kecil virulensi
dari strain bakteri maupun untuk menginduksi bakteri (Ikatan Ahli Urologi
Indonesia, 2015).
2.3 Furosemide
tubuh untuk menyerap lebih banyak garam dan membantunya untuk dikeluarkan
melalui urin. Furosemide dapat digunakan untuk mengatasi edema pada individu
dengan gagal jantung, hati, atau masalah ginjal. Furosemide dapat digunakan
melalui rute intravena atau melalui rute oral. Apabila menggunakan rute intravena,
secara oral biasanya akan mulai memberikan efek terapetik setelah 1 jam kemudian
(Saad A.,2018).
penggunaannya tidak timbul efek samping dari furosemide, maka dapat dilakukan
penyesuaian dosis agar efek samping furosemide tidak timbul pada pasien dengan
2.4 Gentamisin
2009). Gentamisin memiliki waktu paruh 2-3 jam dan kemungkinan akan
memanjang pada neonates dan pasien dengan kerusakan ginjal. Gentamisin juga
hampir tidak terdeteksi pada hasil metabolisme yang diekskresikan melalui urin.
khususnya pada ginjal. Gentamisin memiliki berat molekul sekitar 500 dan Vd yang
relative rendah (rata-rata 0,32 L / kg), dan sekitar 10% terikat pada protein,
(Sweetman, 2009). Efek samping dari gentamisin >10% terhadap ginjal dapat
a) Satu kali sehari : 5-7 mg/kg, dosis dapat disesuaikan sesuai dengan
tingkat keparahan
GFR (mL/min)
CrCl (mL/min)
Kidneys, 2013)
D. Cara Pemberian
Sediaan rekonstitusi
b) Laju Pemberian
NaCl
2.5 Albumin
• 250mg/mL (25%)
Aturan dosis inisial 25 g (5% atau 25%) infus intravena, diulangi 15-30
menit jika tidak memadai. Tidak melebihi 250 g / dua hari. Pilihan 5% vs 25%
tergantung pada apakah pasien membutuhkan terutama volume (5%) atau terutama
Larutan 25%
• Hipoproteinemia
Larutan 5%
• Hipoproteinemia
• Anafilaksis • Takikardia
Kontraindikasi
Perhatian
peralatan resusitasi dan personil terlatih yang tersedia. Insufisiensi ginjal kronis,
anemia kronis, cadangan jantung rendah, albumin plasma normal. Tidak efektif
steril sebagai pengencer. Hindari penggunaan konsentrasi 25% pada bayi prematur
paru.
Farmakologi
plasma
Metabolisme
Eliminasi
Penyimpanan
Jangan digunakan jika solusi keruh atau mengandung deposit; gunakan dalam 4 jam
PEMBAHASAN KASUS
Data pasien :
Usia : 47 tahun
Berat Badan : 73 kg
Pasien masuk RS dengan keluhan mual, muntah dari pemeriksaan dokter terdapat
tanda edema pada wajah, ekremitas, dan paru. Antibiotik gentamisin diberikan pada
pasien untuk infeksi saluran kemih (ISK) yang diderita pasien. Pasien harus
pasien memiliki Vd = 0,25kgL/kg BB, kadar albumin darah pasien 2,7 mg/dL.
Peak (urinary tract infection) = 4-6 mcg/mL (Drug Information Handbook 26th
Vd = 0,25 L Kg/ BB
= 0,25 L Kg x 73 Kg
= 18,25 L
tabel nomogram.
Kn (ginjal normal) = 0,30 /jam (Shargel, p.691). Klirens renal normal diambil dari
tabel tetapan laju eliminasi dari berbagai obat dengan metode nomogram
(Shargel, p.691).
𝐾𝑢
(%) (untuk Clt = 10 mg/L) = 15% = 0,15
𝐾𝑛
Ku = 0,15 x Kn
= 0,15 x 0,3
= 0,045/jam
❖ Dosis Obat Untuk Uremia
𝑘𝑢 7𝑚𝑔
𝐷𝑢 = 𝑥 𝐷𝑁 = 0,15 𝑥 5 − 𝐵𝐵
𝑘𝑛 𝑘𝑔
= 0,75 - 1,05 mg / Kg BB
D0 = 0,75 - 1,05 mg / Kg BB x 73 Kg
Diketahui: MEC gentamisin pada pasien ISK : 4-6 mikrogram/mL Cp max yang
MacDougall, 2014 ).
𝑐𝑝 𝑚𝑎𝑥 1
= −𝑘𝜏
𝑐𝑝 𝑚𝑖𝑛 𝑒
5 1
= −0.045𝜏
4 𝑒
Pengecekkan
1. τ pada 6 jam
𝐶𝑝 𝑚𝑎𝑥 1
= −𝑘𝜏
𝐶𝑝 𝑚𝑖𝑛 𝑒
𝐶𝑝 𝑚𝑎𝑥 1
= −0,045.6
4 𝑒
Cp max = 5,2399 mg/L (masuk MEC)
2. τ pada 8 jam
𝐶𝑝 𝑚𝑎𝑥 1
= −𝑘𝜏
𝐶𝑝 𝑚𝑖𝑛 𝑒
𝐶𝑝 𝑚𝑎𝑥 1
= −0,045.8
4 𝑒
Alasan : Interval pemberian 8 jam, maka dosis yang diberikan dalam 1 hari adalah
3 kali, sedangkan pada inteval pemberian 6 jam, dosis yang diberikan dalam 1 hari
𝐹. 𝐷0 1
𝐶𝑝 max = ( )
𝑉𝑑 1 − 𝑒 −𝑘𝜏
1 x Do 1
5,7333 mg/L = ( )
18,25 L 1 − e−0,045.8
𝑀𝑟 𝑔𝑒𝑛𝑡𝑎𝑚𝑖𝑠𝑖𝑛 𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑔𝑒𝑛𝑡𝑎𝑚𝑖𝑠𝑖𝑛 𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡 = 𝑥 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑔𝑒𝑛𝑡𝑎𝑚𝑖𝑠𝑖𝑛
𝑀𝑟 𝑔𝑒𝑛𝑡𝑎𝑚𝑖𝑠𝑖𝑛
643,6207
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑔𝑒𝑛𝑡𝑎𝑚𝑖𝑠𝑖𝑛 𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡 = 𝑥 31,6329 mg
547,6207
spuit 1 mL).
𝐹.𝐷0 1
𝐶𝑝 max = (1−𝑒 −𝑘𝜏 )
𝑉𝑑
1x 28,4083 mg 1
= ( −0,045.8
)
18,25 L 1−e
1 𝑥 28,4083 𝑚𝑔
= 18,25 𝐿 𝑥 0,045 𝑥 8 𝑗𝑎𝑚
ml tiap 8 jam dan diencerkan dengan infus NS 0,9% atau D5W (Pedoman
𝑄 (𝐶𝐴 −𝐶𝑣)
Klirens dialisis = 𝐶𝐴
300 𝑚𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡(15−5)
= 15
= 200 ml/menit
𝐶𝑙𝐷
𝐷𝑜 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑑𝑖𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑠 = × 𝐷𝑜
𝐶𝑙𝑐𝑟
12,6
= × 28,4083 𝑚𝑔
0,6
= 596,574 𝑚𝑔
K pasien saat dialisis = Cl / Vd
= 0,69 L/jam
berlangsung, sehingga kadar gentamisin dalam tubuh akan turun. Oleh karena
jam (dari t = 5 sampai t = 8), pada saat tersebut k pasien akan berubah menjadi
tidak dihitung.
𝑀𝑟 𝑔𝑒𝑛𝑡𝑎𝑚𝑖𝑠𝑖𝑛 𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑔𝑒𝑛𝑡𝑎𝑚𝑖𝑠𝑖𝑛 𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡 = 𝑥 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑔𝑒𝑛𝑡𝑎𝑚𝑖𝑠𝑖𝑛
𝑀𝑟 𝑔𝑒𝑛𝑡𝑎𝑚𝑖𝑠𝑖𝑛
643,6207
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑔𝑒𝑛𝑡𝑎𝑚𝑖𝑠𝑖𝑛 𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡 = 𝑥 103,5632 mg
547,6207
Dosis gentamisin sulfat = 121,7182 mg
Kebutuhan dosis penggantian gentamisin sulfat yang diberikan:
80 mg = 2 mL
100,4941 mg = ? mL
121,7182 mg
Do gentamisin sulfat = x 2 mL = 3,04 mL
80 mg
𝑅
R𝐮𝐦𝐮𝐬 𝐈𝐧𝐟𝐮𝐬 𝐊𝐞− = Cp (1 − 𝑒 −𝑘𝜏 )
𝑉𝑑 𝑥 𝐾
𝐷𝑜/𝑡
= Cp (1 − 𝑒 −𝑘𝜏 )
𝑉𝑑 𝑥 𝐾
𝐷𝑜/𝑡
𝐈𝐧𝐟𝐮𝐬 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 = Cp = (1 − 𝑒 −𝑘𝜏 )
𝑉𝑑 𝑥 𝐾
Loading dose
t1/2 = 0,693/k
DL = C av x Vd
DL = 78,9117 mg (gentamisin)
𝑀𝑟 𝑔𝑒𝑛𝑡𝑎𝑚𝑖𝑠𝑖𝑛 𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑔𝑒𝑛𝑡𝑎𝑚𝑖𝑠𝑖𝑛 𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡 = 𝑥 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑔𝑒𝑛𝑡𝑎𝑚𝑖𝑠𝑖𝑛
𝑀𝑟 𝑔𝑒𝑛𝑡𝑎𝑚𝑖𝑠𝑖𝑛
643,6207
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑔𝑒𝑛𝑡𝑎𝑚𝑖𝑠𝑖𝑛 𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡 = 𝑥 78,9117 mg
547,6207
92,7446 mg
Sediaan yang diambil sebanyak = 𝑥 2 mL
80 𝑚𝑔
= 2.3186mL ~ 2 ml ( 1 ampul )
𝑀𝑟 𝑔𝑒𝑛𝑡𝑎𝑚𝑖𝑠𝑖𝑛 𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡
𝑥 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑔𝑒𝑛𝑡𝑎𝑚𝑖𝑠𝑖𝑛
𝑀𝑟 𝑔𝑒𝑛𝑡𝑎𝑚𝑖𝑠𝑖𝑛
643,6207
Dosis gentamisin sulfat = 𝑥 80 mg
547,6207
= 68,0675 mg
DL
Cp = (1 − 𝑒−𝑘𝜏 )
Vd
68,0675 mg
Cp = (1 − 𝑒−0,045.0 ) = 0
18,25 L
jadi jumlah ampul yang diberikan adalah 1 ampul (@2ml) yaitu: Untuk
ml Gentamisin Sulfat (diambil dari 1 ampul → sisa 1,3 ml) Untuk pemberian
loading dose digunakan (1,3 ml dari sisa ampul diatas + 0,7 ml dari 1 ampul
Q(ca − cv)
𝐶𝑙𝑑𝑖𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑠 =
ca
300(15 − 5)
=
15
= 200mL
( − )
Clcr (Cl sebelum dialisis) = 10 mL/menit (0,6 L/jam) Cl pasien saat dialisis
Cl dialisis
dosis saat dialisis = 𝑥 𝐷𝑜
Clcr
12,6
= 𝑥 28,4083mg = 596,5743mg
0,6
= 0,69041jam
643,6207
Do gentamisin = 𝑥 94,7010 = 111,3024 𝑚𝑔 (𝑔𝑒𝑛𝑡𝑎𝑚𝑖𝑠𝑖𝑛)
547,6207
80 mg = 2 mL
111,3024mg = ? mL
pada pasien dengan penyakit gagal ginjal, hal tersebut harus dimonitoring untuk
mencegah efek toksik yang dihasilkan oleh obat yang diberikan (Olyaei &
Bennett, 2009).
terakumulasi dalam jaringan seperti telinga bagian dalam dan tubulus ginjal.
Ashley, C., Currie, A., 2009. The Renal Drug Handbook 3rd ed., Radcliff Publishing:
Oxford, New York. p. 338
Ikatan Ahli Urologi Indonesia, 2015. Guideline Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih
dan Genitalia Pria. Jakarta
Katzung, G. Bertram., Masters, Susan., Trevor, Anthony. 2012. Basic And Clinical
Pharmacology 12 ed. Mc Graw Hill Professional.
Sweetman S. 2009. Martindale The Complete Drug Reference 36th Edition. London: The
Pharmaceutical Press.
RSU Dr Soetomo, 2003, Pedoman Penggunaan Infus Albumin, 2 nd ed, RSU Dr.
Soetomo, Surabaya.
https://reference.medscape.com/drug/formulary/albuminar-alba-albumin-iv-
342425#0