Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ENERGI DAN KAPASITAS MESIN


PENGEMASAN TEH CELUP BERBAHAN DASAR TEH HITAM
DI PUSAT PENELITIAN TEH DAN KINA (PPTK) GAMBUNG

SHIRLY MASHER
J1B115046

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
RINGKASAN
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Optimalisasi Penggunaan Energi dan Kapasitas Mesin


Pengemasan Teh Celup Berbahan Dasar Teh Hitam di
Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung
Lokasi :Pusat Penelitian The dan Kina (PPTK) Gambung
Nama : Shirly Masher
NIM : J1B115046
Program Studi : Teknik Pertanian
Fakultas/Universitas : Teknologi Pertanian/Universitas Jambi
Waktu Pelaksanaan : 02 Juli 2018 –24 Agustus 2018
Dosen Pembimbing : Dr. Fitri Tafzi, S.TP., M.Si

Jambi, Agustus 2018

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing


Praktek Kerja Lapangan

Shabri, S.Si. Dr. Fitri Tafzi, S.TP., M,Si


NIP. 600197299005 NIP. 197209031999032004

Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jambi

Dr. Fitry Tafzi, S.TP., M.Si


NIP. 197209031999032004
PRAKATA

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) dapat diselesaikan.
Saya sebagai penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu sejak masa pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) hingga selesai
penyusunan laporan ini. Terimakasih ini saya ucapkan kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Hj. Dharia Renate, M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Jambi sekaligus sebagai Dosen Pembimbing.
2. Ibu Dr. Fitry Tafzi. S.TP.,M.Si selaku Ketua Jurusan Teknik Pertanian
Universitas Jambi dan Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapangan
(PKL).
3. Semua Dosen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Jambi yang telah banyak memberikan ilmunya kepada kami.
4. Direktur PPTK Gambung yang telah memberikan izin untuk
melaksanakan magang.
5. Bapak …. selaku kepala bidang Penelitian PPTK Gambung.
6. Bapak Shabri, S.Si., selaku pembimbing lapangan yang telah banyak
memberikan dukungan, serta bantuan untuk menyelesaikan laporan kerja
praktek ini.
7. Segenap karyawan Pengolahan Hasil dan Engineering PPTK Gambung
Pak Ali, Pak Ali dll serta seluruh karyawan PPTK Gambung yang telah
memberi bantuan dan informasi selama magang.
8. Segenap warga penduduk sekitar PPTK Gambung yang telah membantu
dalam menyelesaikan praktek kerja lapang.
9. Mama Yayuk, Papa Sandi, Teteh Reni dan Om Ari yang telah banyak
membantu kami selama melaksanakan proses praktek kerja lapang selama
di PPTK Gambung.
10. Orangtuaku tersayang serta segenap keluarga yang senantiasa memberikan
doa, dukungan serta kasih sayang kepada penulis.
11. Segenap teman seperjuangan yang telah membantu dalam menyelesaikan
Laporan Praktek Kerja Lapangan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan ini


memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, masukan, saran maupun pendapat
dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan laporan ini.

Jambi, Agustus 2018

Penulis
DAFTAR ISI

RINGKASAN .............................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
1.1.Latar Belakang ..................................................................................
1.2.Maksud dan Tujuan PKL .................................................................
1.3.Kegunaan PKL .................................................................................
1.4.Tempat Praktek Kerja Lapang (PKL) ..............................................
1.5.Jadwal Waktu Praktek Kerja Lapang (PKL) ....................................
BAB II TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL ..............................................
2.1 Sejarah Pabrik ..................................................................................
2.2Struktur Organisasi Perusahaan ........................................................
2.3 Kegiatan Umum Perusahaan ............................................................
BAB III ALAT DAN MESIN PENGOLAHAN ..........................................
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.
2.
3.
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1.
2.
3.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1.
2.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan


Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan akademik yang
dilaksanakan oleh mahasiswa, disusun atas dasar visi dan misi yang termuat
dalam tujuan Universitas Jambi dan merupakan perpaduan antara kegiatan
Praktek Kerja Lapangan (PKL), penelitian dan pengabdian masyarakat dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan dengan prinsip belajar berkelanjutan yang
memberikan makna langsung bagi mahasiswa. Dengan pengalaman Praktek
Kerja Lapangan (PKL) diharapkan mahasiswa dapat mengambil manfaat dan
memahami arti pentingnya keahlian atau keprofesionalan dalam penerapan
dunia kerja yang setiap tahunnya mengalami perubahan.Selain itu menjadi
nilai tambah untuk berkompetisi dibidangnya.
Berkaitan dengan latar belakang diatas,kami selaku mahasiswa
Universitas Jambi (Fakultas Teknologi Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian)
berkesempatan melakukan kerja praktek pada salah satu perusahaan swasta
nasional yaitu Pusat Penelitian Teh dan Kina, Gambung. Kerja Praktek
Lapangan (PKL) dimulai pada tanggal 02 Juli 2018 sampai pada tanggal 24
Agustus 2018
Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung memiliki komoditas
unggulan yaitu teh karena keadaan iklim di wilayah tersebut sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangan teh.Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK)
Gambung merupakan sebuah lembaga penelitian dan pengembangan
agribisnis teh dan kina mulai dari hulu (teknologi budidaya) hingga hilir
(teknologi pasca panen). Berdasarkan proses pembuatannya, terdapat 3
macam jenis teh yaitu teh hitam, teh hijau dan teh putih.
Teh merupakan salah satu komoditi yang mempunyai peran strategis
dalam perekonomian Indonesia sebagai sumber devisa Negara karena hampir
65% teh produksi indonesia menjadi komoditas ekspor. Tanaman teh masuk
pertama kali ke Indonesia pada tahun 1684, berupa biji teh dari Jepang yang
dibawa oleh orang Jerman bernama Andreas Cleyer.Teh adalah minuman
yang berasal dari pucuk tanaman teh (Camellia sinensis) yang sudah banyak
diteliti dan memiliki banyak khasiat.Komponen bioaktif yang ada pada teh
adalah polifenol yang mengandung sekitar 25-30% dari daun teh (Ullah,
1991).
Kegiatan magang ini memilih tempat pelaksanaan magang di
perusahaan Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Bandung, Jawa
Barat. Karena sampai saat ini Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung, telah
memproduksi teh hitam yang berkualitas dan diminati pasar serta masyarakat
luas selain itu di dalam proses pengolahannya, teh hitam hasil produksi di
Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung telah melalui proses yang sistematis
dan lengkap sehingga dihasilkan bubuk teh hitam yang memenuhi standar
sesuai SNI (Standar Nasional Indonesia) maupun permintaan dan persyaratan
yang diminta pembeli.
Sebagai perusahaan yang memproduksi teh, maka PPTK Gambung
juga memproduksi teh celup sebagai pemasukan (income) bagi
perusahaan.Berdasarkan bahan bakunya, terdapat 2 macam jenis teh celup
yang diproduksi di PPTK Gambung yaitu teh celup dengan bahan baku teh
hitam dan teh hijau. Teh celup merupakan produk olahan teh yang dikemas
didalam kemasan kantung (bag) yang terbuat dari filter papper (kantong
kertas celup dari bahan tissue dan tahan panas) (Kirwan, 2005) dan dapat
disajikan secara cepat (instan).Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
mempelajari proses produksi teh celup dan alat dan mesin yang digunakan
dalam produksi teh celup di Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK)
Gambung.

1.2. Maksud dan Tujuan PKL


Penyelenggaraan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini bertujuan untuk :
1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat melihat dan
bersentuhan dengan dunia kerja secara langsung sehingga mahasiswa
memperoleh pengalaman kerja secara langsung.
2. Mengembangkan keterampilan dan meningkatkan kompetensi mahasiswa
untuk menerapkan pengetahuan atau teori yang diperoleh selama
perkuliahan ke dalam dunia kerja.
3. Mengetahui kegiatan umum yang dilakukan Pusat Penelitian Teh dan Kina
Gambung, Jawa Barat.
4. Mengetahui jenis mesin, spesifikasi mesin dan mekanisme kerja mesin
secara umum yang digunakan di Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung.
5. Mengetahui proses produksi teh hitam di dalam pabrik mini processing
sebagai bahan baku pembuatan teh celup Pusat Penelitian Teh dan Kina
Gambung.
6. Menghitung besarnya efisiensi Mesin Pengemasan Teh Celup (String and
Tag Tea Bag) tipe Single Chamber dalam proses pengemasan teh celup.
7. Menghitung besarnya energi terkonsumsi selama proses pengemasan teh
celup.
8. Mengetahui optimalisasi dari pengemasan Teh Celup di Pusat Penelitian
Teh dan Kina Gambung.

1.3. Kegunaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


1. Mendapatkan pengalaman kerja di Pusat Penelitian Teh dan Kina
Gambung.
2. Meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan pengalaman kerja yang
nantinya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan di dunia kerja.
3. Membentuk sikap, perilaku, kedisiplinan kerja, inisiatif, dan kerjasama.
4. Menumbuhkan kemampuan teknis dan pemahaman terhadap masalah serta
kemampuan dalam menyelesaikan masalah.
5. Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang proses pengolahan teh di
Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung.
6. Meningkatkan pemahaman antara teori dan aplikasi lapangan mengenai
proses produksi, pengendalian mutu dan aplikasi lapangan mengenai
proses produksi, pengendalian mutu dan manajemen pemasaran teh celup.
7. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi teknik
pertanian.

1.4. Tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Dilaksanakan di Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung, Desa Mekarsari
Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

1.5. Jadwal Waktu Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan pada 02 Juli
2018sampai dengan 24 Agustus 2018.

Kegiatan Juli Agustus


1 2 3 4 1 2 3 4
Pengenalan Lingkungan PPTK
Mengikuti Kegiatan
Pengolahan PPTK
Pengambilan Data Pengemasan
Teh Celup (Teh Hitam)
Menganalisa Data
Pembuatan Laporan

BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL

2.1Sejarah Perusahaan
Gambar 1. Lambang PPTK Gambung

Berdirinya PPTK Gambung berawal dari gagasan H. Otjo Adinawanata


sebagai direktur utama PN Perkebunan XII. Drs. Verstrijen dari Lembaga Ilmu
Pengetahuan Alam (LIPA) Universitas Padjajaran, Jatinangor serta didukung oleh
Kusnadi Syarif, direktur utama PN Perkebunan XIII. Tahun 1970, Ir. Affandi
yang saaat itu menjabat asisten pertanian RI di Eropa Barat mulai merundingkan
berbagai gagasan rekan-rekannya tadi dengan pemerintah Belanda untuk
mendirikan Laboratory Controle di Bandung. Awal tahun 1970, suatu tim khusus
dari Royal Tropical Institute Belanda melakukan survei dalam rangka rehabilitasi
dan meningkatkan kegiatan penelitian perkebunan di Indonesia.
Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) didirikan pada tanggal 10 January
1973, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor: 14/Kpts/Um/1973 dengan nama pada saat didirikan adalah Balai
Penelitian Teh dan Kina (BPTK). Mandat BPTK adalah melaksanakan kegiataan
penelitian komoditi teh dan kina. Sebelum BPTK didirikan, kegiatan penelitian
komoditi teh dilakukan oleh Balai Penelitian Perkebunan Bogor, sedangkan untuk
komoditi kina dilakukan oleh Balai Penelitian Budidaya Kina Tjinjiruan.
Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor: 823/Kpts/KB/110/11/1989, tanggal 30 November 1989, pengelolaan
BPTK dialihkan dari badan Litbang Pertanian kepada Asosiasi Penelitian dan
Perkembanga Perkebunan Indonesia (AP31), dan nama BPTK diubah menjadi
Pusat Penelitian Perkebunan Gambung (Puslitbun Gambung). Sesuai Ketetapan
Rapat Anggota AP31 Nomor: 06/RA/VII/92, nama Puslit Perkebunan Gambung
diubah menjadi Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK).
Sejak tahun 1996 AP31 digabung dengan AP2GI (Asosiasi Penelitian dan
Perkebunan Gula Indonesia) menjadi APPI ( Asosiasi Penelitian Perkebunan
Indonesia). Pada tanggal 31 Januari 2003 dibentuk Lembaga Riset Perkebunan
Indonesia (LRPI) yang merupakan induk organisasi yang mengelola PPTK.
Perubahan nama dan pengelola PPTK tersebut tidak mengubah mandat
yang telah ditetapkan sejak tahun 1973, yaitu untuk “menyelengarakan penelitian
tepat guna (applaid research) dibidang teh dan kina dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas dari produksi teh dan kina serta memecahkan problema
yang timbul atau diduga akan timbul dibidang pengusahaan teh dan kina.
Awal dibentuk AP3I, proses pengumpulan iuran anggota AP3I masih
relatif mudah, karena Menteri Pertanian Republik Indonesia masih memiliki
kewenangan dalam Pengelolaan Perkebunan Negara dari Departemen Pertanian
ke Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara.
Sejak AP3I ditetapkan sebagai pengelola, Pusat Penelitian perkebunan
diwajibkan untuk menggali potensi Profit centre sebagai sumber dana sendiri
disamping melakukan kegiatan penelitian (Research Centre). Ketetapan ini
diambil karena sumber dana dari para anggota AP3I tidak mencukupi. Oleh
karena itu, Perlu dicari langkah-langkah yang mampu menggali potensi kedua
bidang tersebut secara optimal, sinergis dan tidak mengurangi fungsi pokok
sebagai Research Centre.Profit Centre dan Research Centre, pada dasarnya harus
dikelola secara terpisah namun dengan tetap mempertahankan azas “symbiosis
mutualistis”.
Sesuai Hasil Rapat Anggota AP2I tanggal 5 Februari 2010 bahwa AP21
dibubarkan dan pengelolaan lembaga riset diperkebunan diserahkan ke PT Riset
Perkebunan Nusantara. Sampai akhir 2012 ini Pusat Penelitian Teh dan Kina
didukung oleh 17 orang peneliti yang terdiri dari atas 3 orang Peneliti Utama, 7
orang Peneliti Madya, 4 orang Peneliti Muda dan 3 orang Peneliti Pertama.
Seluruh kegiatan penelitian, pengembangan, usaha, dan pelayanan yang
dilaksanakan oleh Pusat Penelitian Teh dan Kina berpedoman pada 4 (empat)
azas, yaitu:
1. Azas manfaat dan pencapaian nilai tambah
2. Pencapaian Masalah
3. Terobosan
4. Berwawasan lingkungan

2.2 Lokasi Perusahaan


Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) terletak di lereng gunung Tilu
sebelah selatan Bandung sekitar 36 km kearah selatan, Desa Mekarsari,
Kecamatan Pasir Jambu, Kawedanan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
dengan Ketinggian tempat 1200 mdpl. Lokasi perkebunan terletak pada
ketinggian 1300-1400 mdpl. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa Cibodas
Sebelah Selatan : Desa Warnasari, Pengalengan
Sebelah Barat : Desa Cisondari
Sebelah Timur : Desa Lumajang

Gambar 2. Peta Lokasi Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung,


BandungTopografi

Keadaan permukaan tanahnya berbukit-bukit dengan kemiringan 20-700.


Luas areal konsensi kebun sekitar 700 ha yang terdiri dari 360 ha areal tanaman
teh, 22 ha tanaman kina sisanya merupakan konservasi dan tanah cadangan. Suhu
udara di PPTK Gambung berkisar antara 16-25 0C dan RH berkisar antar 70-80%.
Curah hujan rata-rata adalah 3097 mm/tahun dengan hari hujan rata-rata berkisar
149-210 hari/tahun. Iklimnya termasuk dalam tipe B (Schmidt-Ferguson), tipe B2
(Oldman), tipe 1b (Mohr), tpe AF (Koppen). Sementara itu bulan basah rata-rata 8
bulan/tahun. Tahun dan bulan kering rata-rata 2 bulan/tahun. PPTK Gambung
mempunyai 2 afdeling yaitu Kebung Gambung Utara dan Selatan. Kebun
Gambung Utara terletak di Blok A dengan luas areal sekitar 184,42 ha sedangkan
Kebun Gambung Selatan Blok B terdapat kebun-kebun percobaan di Cinchona-
Ciberum (Pengalengan, Jawa Barat), Pasir Sarongge (Cianjur, Jawa Barat), dan
Simalungun (Sumatera Utara).
Pabrik pengolahan teh PPTK Gambung disesuaikan dengan kebutuhan
tempat proses pengolahan teh. Pabrik pengolahan teh hitam dan putih terletak
ditengah-tengah perkebunan teh Gambung, didekat perkantoran, perumahan dan
bangunan-bangunan pendukung lainnya.

2.3 Visi dan Misi PPTK Gambung


2.3.1 Visi
Menjadikan perusahaan riset perkebunan teh dan kina berkelas dunia,
berdaya saing dan berkelanjutan.

2.3.2 Misi
Menghasilkan inovasi untuk kemajuan industri teh dan kina nasional
dengan cara :
1. Menghasilkan, mengembangkan, dan memasarkan inovasi perkebunan teh
dan kina yang berdaya saing global dan berkelanjutan.
2. Menyediakan jasa kepakaran di bidang perkebunan teh dan kina.
3. Mengembangkan kompetensi perusahaan, Corporate Social Responsibility
(CSR), dan menyejahterakan karyawan.
4. Mengembangkan asset perusahaan guna mendukung produktivitas
perusahaan.
5. Membangun citra sebagai perusahaan riset perkebunan terkemuka.

2.3.3 Tujuan
Tujuan umum PPTK Gambung adalah menghasilkan inovasi teknologi
perkebunan teh dan rekomendasi kebijakan produksi dan perdagangan komoditas
teh dan kina dan menyampaikannya kepada pengguna untuk mencapai
kesejahteraann masyarakat perkebunan termasuk karyawan PPTK.

2.4Struktur Organisasi Perusahaan


Struktur organisasi yang berlaku di PPTK gambung adalah sistem
organisasi garis, didalam dalam organisasi tersebut setiap bawahan bertanggung
jawab langsung kepada atasanya masing-masing. Dengan demikian tugas yang
diberikan atasan kepada bawahan dapat dipertanggug jawabkan sehingga
kesimpang siuran perintah dapat dihindari seminimal mungkin dan koordinasi
antara atasan dan bawahan dapat berjalan dengan baik dan akan menjadi satu
kesatuan.
Struktur organisasi yang digunakan di PPTK Gambung adalah struktur
organisasi garis atau staff, karena setiap atasan mempunyai bawahan tertentu dan
bertanggung jawab secara langsung pada pimpinan. PPTK dipimpin oleh seorang
Direktur dan dibantu oleh 3 orang pejabat lapis II, yaitu Kepala Bidang Usaha,
Kepala Bidang Penelitian, dan Kepala Bidang Biro Umum dan SDM. Adapun
tugas dan fungsi dari masing-masing bagian pada bagan struktur organisasi PPTK
adalah sebagai berikut:

1. Direktur
Direktur merupakan pimpinan teratas pada bagan struktur organisasi yang
ada di PPTK. Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris PT.
Riset Perkebunan Nusantara (RPN) atas persetujuan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) dan dibantu oleh beberapa kepala bagian, yaitu Kepala Bidang
Penelitian, Kepala Bidang Usaha, Kepala Biro Umum dan SDM serta General
Manager Satuan Unit Usaha Kebun. Adapun tugas pokok dan fungsi Direktur
PPTK yaitu mengelola berbagai kegiatan di PPTK, diantaranya kegiatan
penelitian, pelayanan, usaha dan sumber daya sesuai dengan SOP yang telah
disepakati.Selain mengelola berbagai kegiatan, Direktur juga berfungsi sebagai
penanggungjawab terhadap pelaksanaan misi dan tercapainya tujuan PPTK.

2. Bidang Usaha
Bidang usaha memiliki tugas dan fungsi melaksanakan dan
mengembangkan kegiatan baik dalam bidang pelayanan jasa ataupun bidang
pemasaran.Bidang usaha terdiri atas Manajer Pemasaran, Manajer Produksi Bibit,
Manajer Unit Usaha Kebun Gambung dan Manajer Unit Usaha Simalungun.
Bidang usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bidang Usaha dan
membawahi 4 orang Manajer.Unit usaha kebun bertanggung jawab mengelola
kebun dan pabrik pengolahan teh hitam dan teh hijau. Unit Pelayanan jasa
bertanggung jawab mengelola laboratorium yang melayani berbagai pengujian
mutu produk dan bahan serta efikasi produk yang akan diaplikasikan untuk
menunjang produktivitas kebun, kerja sama penelitian, memberikan layanan jasa
kepakaran lainnya (rekomendasi pemupukan, studi kelayakan, pemetaan tanah,
survey kesesuaian lahan, pendampingan dan bantuan teknis), dan mengelola
agrowisata. Manajer produksi bibit berfungsi membantu kepala bidang usaha
dalam memenuhi kebutuhan bibit untuk produksi.Sedangkan Unit Pemasaran
bertanggung jawab memasarkan produk hulu dan hilir teh dan kina berupa bahan
tanaman , semprotan, teh jadi, dan kulit kina.

3. Bidang Penelitian
Bidang penelitian memiliki tugas dan fungsi melaksanakan kegiatan
penelitian, pengkajian, pelatihan, pelayanan dan pengembangan untuk
menghasilkan sebuah inovasi teknologi yang mampu mengembangkan usaha
industri perkebunan teh dan kina di Indonesia.Bidang penelitian dipimpin oleh
seorang Kepala Bidang.
Kepala Bidang Penelitian membawahi empat Kelompok Peneliti (kelti),
Usaha Penyampaian Hasil Penelitian (PHP), dan urusan perencanaan Monitoring-
Evaluasi Riset (remonev). Kelompok penelitian merupakan wadah para peneliti
yang dikelompokkan menjadi kelompok Peneliti Budaya, Kelompok Peneliti
Proteksi, Kelompok Peneliti Teknologi Pertanian, dan Kelompok Peneliti Sosial
Ekonomi Pertanian. Urusan usaha Penyampaian Hasil Penelitian (PHP)
bertanggung jawab mengelola Perpustakaan yang menyediakan berbagai bahan
pustaka mengenai teh dan kina serta pertanian dan perkebunan pada umunya;
memberikan layanan informasi komoditi teh dan kina; dan mengelola kegiatan
Publikasi yang bertugas melakukan penerbitan dan pencetakan berbagai media
(jurnal,warta, monografi, display, dan sebagainya) untuk menyalurkan hasil-hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh PPTK.
4. Biro Umum dan Sumberdaya Manusia (USDM)
Tugas dan fungsi dari USDM yaitu menglola sumberdaya manusia yang
ada di PPTK dan mengembangkan organisasi yang ada guna untuk mencapai visi,
misi, dan tujuan perusahaan.Biro umum dan SDM dipimpin oleh seorang Kepala
Biro.USDM dibantu oleh 2 orang Kepala Urusan (Kaur).Yaitu Kaur SDM dan
Rumah Tangga dan Kaur Keuangan.
Kepala Biro Umum dan SDM membawahi Urusan Sumber Daya Manusia
(SDM), Urusan Keuangan, dan Urusan Rumah Tangga. Urusan SDM bertanggung
jawab mengelola administrasi dan kesejahteraan pegawai. Urusan Keuangan
bertanggung jawab mengelola administrasi dan pembukuan. Urusan rumah tangga
bertanggung jawab mengelola bidang umum yang meliputi tata usaha, asset,
pengadaan barang, pemeliharaan bangunan dan kendaraan, secara umum, biro ini
bertugas menunjang seluruh operasional kegiatan institusi.

5. Satuan Unit Usaha Kebun (SUUK)


Adapun tugas dan fungsi SUUK yaitu melakukan pengembangan dalam
kegiatan usaha kebun untuk meningkatkan pendapatan dengan cara diversifikasi
usaha kebun, baik dalam kebun produksi atau kebun percobaan. Unit Usaha
Kebun terbagi menjadi 4 unit usaha, yaitu : Usaha Unit Kebun (UUK) Gambung
dan Usaha Unit Kebun (UUK) Pasir Sarongge. Fungsi UUK yaitu melakukan
persiapan terhadap lahan perkebunan, melakukan persiapan terhadap bibit yang
akan ditanami, melakukan penanaman dan pemeliharaan (pemupukan,
pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit, pengairan, proses pemetikan
hingga sampai pada proses pengengkutan hasil panen) dan melakukan kegiatan
operasional lainnya seperti pemeliharaan alat dan mesin serta kegiatan
administrasi.

6. Satuan Pengamanan Internal (SPI)


Satuan Pengamanan Internal (SPI) memiliki tugas dan fungsi melakukan
pengawasan, pemantauan serta pemeriksaan kegiatan operasional yang dilakukan
disekitar lingkungan PPTK.Pengawasan dilakukan secara berkala guna untuk
mengetahui kinerja yang dilakukan di PPTK.SPI juga melakukan pemeriksaan
khusus serta menganalisis permasalahan yang timbul serta mendampingi
personalia dalam pemeriksaan eksternal.SPI juga membantu merumuskan usulan
dan saran kepada Direktur untuk mengatasi permasalahan yang timbul dan upaya
pengendaliannya.
Gambar 3. Bagan Struktur Organisai Pusat Penelitian Teh dan Kina

2.5 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja yang terdapat di PPTK Gambung adalah terdiri dari pegawai
tetap, karyawan harian lepas, karyawan harian musiman dan kontrakan. Secara
umum, upah dan gaji karyawan diberikan berdasarkan pada ketekunan,
kemampuan kerja, kedisiplinan serta dedikasi yang tinggi dari karyawan yang
bersangkutan.Fasilitas yang tersedia di PPTK Gambung adalah perumahan,
tempat ibadah, perpustakaan, poliklinik, tempat penitipan bayi, sarana pendidikan,
sarana olahraga, sarana transportasi, laboratorium uji, instalasi air bersih, dan
beasiswa bagi anak karyawan yang berprestasi dalam pendidikan formal, selain
itu tiga pos keamanan untuk menjaga keamanan area PPTK Gambung.

2.6Kegiatan Umum Pabrik


2.6.1 Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk pengolahan teh hitam dan teh hijau di
pabrik teh Gambung adalah pucuk teh peko serta dua atau tiga helai daun muda
yang terdapat dibawahnya yang diperoleh dari kebun Gambung Selatan dan kebun
Gambung Utara. Kebun Gambung selatan memiliki luas lahan sebesar 169,12 Ha,
sedangkan kebun Gambung Utara memiliki luas lahan sebesar 206,83.
Jenis teh yang digunakan dalam pengolahan teh hitam di Pusat Penelitian
Teh dan Kina (PPTK) Gambung adalah varietas assamica dan sinensis. Kedua
jenis teh tersebut dicampur dalam proses pengolahan yaitu untuk memberikan rasa
dan aroma teh yang lebih nikmat. Klon yang digunakan sebagai bahan baku
pembuatan teh hitam diantaranya klon PS, TRI 2024, TRI 2025, GMB 1, GMB 2,
GMB 3, GMB 4, GMB 5, GMB6, GMB 7, GMB 8, GMB 9, GMB 10, dan GMB
11.
Pucuk daun teh segar diperoleh dengan cara pemetikan pada hari Senin-
Sabtu. Pemetikan di kebun PPTK Gambung dapat dilakukan secara manual
(menggunakan tangan dan bantuan alat yaitu gunting) dan dengan menggunakan
mesin. Manfaat pemetikan menggunakan alat bantu gunting diantaranya adalah
kapasistas pemetikan yang lebih tinggi dan dapat menekan dan mengurangi
populasi hama dan penyakit pada daun teh. Sedangkan kelemahannya yaitu mutu
pemetikan cenderung menjadi kasar terutama pada awal pemakaian. Apabila
menggunakan mesin kapasitas pemetikannya lebih tinggi daripada menggunakan
tangan dan gunting, namun pemulihan tanaman teh menjadi lebih lama.
Berikut ini adalah beberapa jenis petikan yang dilakukan di PPTK
Gambung :
1. Petikan halus, apabila pucuk yang dihasilkan adalah pucuk peko (p)
dengan satu daun muda atau pucuk burung (b) dengan satu daun
muda (m).
2. Petikan medium, apabila pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk
peko dengan dua daun atau tiga daun muda serta pucuk burung
dengan 1,2 atau 3 daun muda.
3. Petikan kasar, apabila pucuk yang dihasilkan dari pucuk peko
dengan 4 daun atau lebih dan pucuk burung dengan beberaoa daun
tua.
Faktor utama yang dituntut dalam mutu pucuk adalah senyawa polifenol
teh (golonngan katekin) dan enzim polifenol oksidase yang harus terjaga baik
jumlah maupun mutunya. Kedua zat tersebut terletak terpisah dalam sel daun,
senyawa polifenol berada di vakuola, sedangkan enzim polifenol oksidase
tersimpan dalam kloroplast. Pada daun yang belum dipetik kedua zat tersebut
saling terpisah, sehingga keduanya tidak saling kontak. Keadaan terpisah bagi
kedua zat tersebut harus dipertahankan sampai pucuk teh diolah di pabrik.
Sesampainya pucuk teh di pabrik, dilakukan penimbangan dan dilakukan
pembeberan pada Withering Through. Setelah pucuk teh dibeberkan pada
Withering Through, pucuk teh diambil secara acak sebanyak 200 gram untuk
analisis petik dan untuk analisis pucuk. Analisis petik bertujuan untuk evaluasi
pekerjaan pemetikan dan kondisi kesehatan tanaman. Sedangkan analisis pucuk
bertujuan untuk evaluasi jenis petikan dan merupakan pendugaan mutu hasil
pengolahan.

2.6.2 Proses PengolahanTeh


2.6.2.1Pengolahan Teh Hitam(Black Tea)
Proses pengolahan teh hitam dilakukan dengan menggunakan proes
fermentasi atau oxidase enzimatis, berikut adalah proses pengolahan teh hitam
yang dilakukan di pabrik mini proceesing di Pusat Penelitian Teh dan Kina
(PPTK) Gambung :
Gambar 4.Diagram Alir Proses Pengolahan Teh Hitam(Black Tea)

a. Pemetikan
Pemetikan adalah kegiatan pengambilan pucuk teh yang sudah
memenuhi syarat pengolahan. Tujuannya selain untuk menperoleh bahan
baku pengolahan, juga berupaya untuk membentuk kondisi tanaman agar
mampu meningkatkan produksi yang berkesinambungan. Pemetikan
pucuk dikebun PPTK Gambung dilakukan secara manual yaitu
pemetikan pucuk teh menggunakan tangan atau gunting petik diatas
bidng petik.Pemetikan menggunakan mesin petik adalah kegiatan
pemetikan menggunakan mesin pada tanaman yang memenuhi syarat
olah.Pemetikan menggunakan mesn petik dapat membuat keseragaman
pada tanaman sehingga tidak mengganggu pertumbuhan
tanaman.Tanaman teh siap dipetik setelah tanaman mencapai kurang dari
10 hari dari pemetikan sebelummnya.

b. Penerimaan Pucuk
1. Pengangkutan Pucuk
Teh yang telah dipetik kemudian dimasukkan kedalam waring
digunakan sebagai wadah atau tempat pucuk basah hasil pemetikan
dari kebun.Kapasitas waring adalah tidak lebih dari 25kg.apabila
pucuk teh melebihi kapasitas dalam suatu waring, maka akan
menyebabkan suatu kerusakan pada sel daun.
Pengangkutan pucuk dilakukan langsung setelah proses
pemetikan selesai.pengangkutan bahan baku harus dilakukan secepat
mungkin untu menjamin pucuk teh tetap utuh dan segar,
pengangkutan pucuk teh dilakukan dengan kendaraan bermotor.
2. Penimbangan
Timbangan digunakan sebagai penimbangan proses bahan
dating. Timbangan yang digunakan adalah adalah timbangan
pegas.Timbangan ini berfungsi untuk menimbang pucuk teh.
c. Pelayuan
Pelayuan merupakan proses tahap awal dari rangkaian tahap
pengolahan teh hitam. Pelayuan menggunakan udara segar yang
dilakukan melalui bagian bawah palung dengan tujuan untuk :
Secara Fisik:
- Menurunkan kandungan air bebas sampai kadar air tertentu
- Membuat daun menjadi lemas, tidak mudah patah dan mudah
digulung.
- Mengurangi jumlah air yang harus diuapkan dalam proses
pengerigan.
Secara Kimia:
- Meletakkan dasar yang baik untuk terjadinya proses oksidasi
senyawa polifenol enzimtis serta untuk membentuk calon aroma.

Proses pelayuan selalu dilakukan dalam proses pengolahan teh


hitam. Tingkat layu pucuk disesuaikan dengan mesin yang digunakan.
Oleh karena itu lamanya pelayuan sangat bervariasi. Hal yang perlu
diperhatikan dalam layuan adalah suhu, kelembaban relatif, waktu dan
jumlah pucuk. Suhu yang dipergunakan tidak boleh menghambat
aktivitas enzim yang berperan, meskipun dalam waktu singkat akan
mencapai derajat layu yang diinginkan.
Proses pelayuan dapat terjadi secara kimia dan juga secara fisik.
Pelayuan secara kimia berlangsung setelah pucuk dipetik di kebun
sampai dalam proses pelayuan. Proses respirasi terus berlangsung selama
sel-selnya masih utuh. Selama proses pelayuan terjadi perombakan
senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam pucuk antara lain
kandungan asam amino, naiknya kandungan senyawa penentu rasa dan
aroma, serta meningkatnya permeabilitas dinding sel.
Pelayuan secara fisik pucuk teh disebabkan oleh menurunnya
kandungan air dalam pucuk teh akibat proses penguapan baik oleh aliran
udara maupun panas yang dihembuskan. Penguapan air sebagian besar
malaui mulut-mulut daun, oleh sebab itu daun relatif lebih cepat layu
dibandingkan bagian tangkai. Proses pelayuan ini diusahakan agar
berjalan dengan berkesinambungan dan tidak dipaksa terlalu cepat layu.
Suhu optimum untuk pelayuan sebesar 26,7 oC. Suhu pelayuan
maksimum adalah 28 oC. Jika suhu terlalu rendah, maka proses pelayuan
akan berlangsung lama. Jika suhu diatas 28 oC maka enzim akan
mengalami denaturasi.
Selama proses pelayuan terjadi, dilakukan pembalikan sebnayak
2 kali secara manual sekitar 7 jam sekali. Pembalikan dilakukan
bertujuan untuk mengisrkulasikan udara ke semua bagian agar pucuk teh
dapat layu dengan merata.
Pelayuan dihentikan atau dianggap cukup apabila kandungan air
maupun perubahan senyawa-senyawa kimia dalam pucuk layu telah
optimal. Hasil pelayuan yang baik` ditandai dengan pucuk layu yang
berwarna hijau kekuningan, tidak mengering, tangkai muda menjadi
lentur, jika digenggam terasa lembut dan bila dilemparkan tidak akan
buyar serta timbul aroma khas seperti buah masak.

d. Penggulungan dan Penggilingan


Penggulungan merupakan tahap pengolahan setelah proses
pelayuan agar terjadinya pembentukan mutu, baik fisika maupun kimia.
Selama tahap ini terjadi fermentaasi yang merupakan ciri pengolahan teh
hitam mengecilkan dan memotog gulungan pucuk menjadi partikel, dan
memudahkan proses selanjutnya yaitu pengeringan. Secara kimia akan
terjadi peristiwa bertemunya polifenol dan oksigen dengan bantuan
enzyme polifenol oksidasi yang akhirnya akan menentukan dasar
terbentuknya mutu dalam (inner quality) teh.
Penggulungan dilakukan dengan mesin Open Top Roller (OTR).
Pucuk layu masuk kedalam OTR melalui corong yang menghubungkan
OTR dengan ruang pelayuan yang berada tepat diatas ruangan
penggulungan. Prinsip kerja alat ini adalah berdasarkan gerak silinder
yang berputar menyebabkan pucuk didorong kearah tengah, sehingga
terjadi gesekan dengan batten yang menyebabkan pucuk tergulung,
pembalikkan karena dorongan pucuk keatas dari bawah yang disebabkan
oleh gerakan putar silinder da conus. Penggulungan dengan mesin OTR
dilakukan selama 40 menit.
Setelah selesai proses penggulungan, teh dikeluarkan dari OTR
dan ditampung dalam troli untuk dibawa menuju proses selanjutnya
yaitu penggilingan yang menggunakan mesin rotorvane. Pucuk yang
tergulung tersebut harus segera digilung agar tidak terjadi over oksidasi.
Hasil pucuk yang keluar dari OTR berwarna hijau kecoklatan, dan basah
karena cairan sel yang keluar.
Secara umum, penggilingan bertujuan untuk mengecilkan
gulungan menjadi partikel sesuai yang dikehendak pasar, memotong
hasil penggulungan menjadi ukuran lebih pendek, menggeruks pucuk
agar cairan sel keluar semaksimal mungkin dan membentuk hasil
keringan lebih keriting serta memperoleh bubuk basah sebanyak-
banyaknya
Peralatan utama yang digunakan dalam proses penggilingan
yaitu rotorvane (RV) dan Press Cap Roller (PCR). RV dan PCR
memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperkecil ukuran pucuk tehm
namun perbedaannya adalah adanya pemberian tekanan pada mesin
PCR.

e. Oksidasi Enzimatis
Oksidasi enzimatis yang bertujuan agar pucuk teh yang telah
digiling akan membentuk aroma dan rasa dari teh yang khas. Proses ini
mengubah folipenol menjadi senyawa yang membentuk karakteristik dan
sifat teh hitam. Selama fermentasi daun akan mengalami perubahan
secara fisik dan kimia.perubahan secara fisik ditujukan dengan
perubahan bubuk teh yang berwarna hijau menjadi bubuk teh yang
berwarna coklat tua kemerahan. Ini merupakan akibat dari perubahan
kimia dari hasil oksidasi polifenol yang membentuk tehaflavin yang
mendukung pembentukan rasa dan aroma serta teharubingin yang
mendukung pembentukan wrna air teh. Kedua senyawa ini akan
membentukan sifat dari air seduhan.
Pada ruang penggilingan dan ruang oksidasi enzimatis suhu
ruang diatur dengan rentang 20-24°C dan kelembapan berkisar antara
90-95% dengan bantuan Air Humidifier. Ketidak seimbangan suhu dan
kelembapan di dalam ruang giling akan berpengaruh terhadadap rasa dan
kenampakan teh. Jika suhu terlalu panas maka daun akan berwarna
merah, sedangkan jika ruanganterlalu lembab akan berpengaruh darirasa
tersebut.

f. Pengeringan
Pengeringan merupakan proses penguranga kadar air pada
bahan perlakuan termal yang bertujuan untuk mengehntikan proses
fermentasi, mensterilkan dari kemungkinan adanya bakteri pada bubuk
teh yang terbawa dari proses yang sebelumnya, memberikan warna
hitam pada kenampakan teh, memperpanjang umur simpan produk dan
memudahkan proses sortasi dan penanganannya. Kadar air yang
diinginkan bubuk teh adalah 3-3,5%.
Pengeringan bertujuan untuk menghentikan oksidasi enzimatis
senyawa polifenol dalam teh pada saat komposisi zat-zat pendukung
kualitas mencapai keadaan optimal. Adanya pengeringan menyebabkan
kadar air dalam teh akan menurun, dengan demikian teh akan tahan lama
dalam penyimpanan.
Suhu inlet pada mesin pengering sebesar 90°C sampai 100°C
dan suhu outlet sebesar 50°C. suhu intel dan outlet harus selalu dipantau
dengan thermometer yang sudh terpasag pada mesin. Waktu yang
diperlukan mulai dari bubuk memasuki mesin sampai keluar ± 120
menit.Bubuk teh kering yang keluar dari dryer diadakan penimbangan
untuk mengetahui randemen yng didapat pada saat itu dan dipisah-
pisahkan sesuai dengan jenis bubuknya.

g. Pengecilan Ukuran Jika di Butuhkan


Meskipun telah dilakukan penggilingan, bentuk dan ukuran
partikel teh kering yang dihasilkan oleh mesin penggiling masih bersifat
heterogen, oleh sebab itu perlu dilakukan pengecilan ukuran jika
dibutuhkan. Tujuan sortasi kering adalah untuk mendapatkan ukuran
partikel teh yang seragam sesuai dengan standar yang diinginkan oleh
konsumen.

h. Pengemasan

Setelah pucuk teh di keringkan, pucuk yang telah menjadi bubuk


di kemas untuk di pasarkan.Pengemasan merupakan sistem yang
terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk
ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya
wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi
kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari
bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Di
samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu
hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk
yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi.
Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai
perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan
dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam
perencanaannya.Pengemasan teh di Pusat penelitian teh dan kina
gambung yaitu pengemasan curah atau pengemasan sesuai dengan
permintaan pasar.

2.6.2.2 Pengolahan Teh Hijau (Green Tea)


Teh hijau dihasilkan dari pengolahan daun teh tanpa proses fermentasi
setelah pucuk dipetik. Seperti pada pengolahan teh hitam, pengolahan teh
hijau juga melalui beberapa tahap seperti pelayuan, penggulungan,
pengeringan, dan sortasi (Nazzarudin dan Paiman,1993) Proses pengolahan
Teh Hijau (Green Tea) meliputi :

Gambar 5. Diagram Alir Proses Pengolahan Teh Hijau(Green Tea)


a. Pemetikan
Pemetikan pada pembuatan teh pucuk hijau ini sama halnya
dengan pemetikan pucuk teh pada teh hitam. Yaitu bertujuan selain untuk
menperoleh bahan baku pengolahan, juga berupaya untuk membentuk
kondisi tanaman agar mampu meningkatkan produksi yang
berkesinambungan. Pemetikan pucuk dikebun dilakukan secara manual
yaitu pemetikan pucuk teh menggunakan tangan atau gunting petik diatas
bidng petik.Pemetikan menggunakan mesin petik adalah kegiatan
pemetikan menggunakan mesin pada tanaman yang memenuhi syarat
olah.Pemetikan menggunakan mesn petik dapat membuat keseragaman
pada tanaman sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman.

b. Penerimaan Pucuk
1. Pengangkutan Pucuk
Teh yang telah dietik kemudian dimasukkan kedalam waring
digunakan sebagai wadah atau tempat pucuk basah hasil pemetikan
dari kebun.Kapasitas waring adalah tidak lebih dari 25kg.apabila
pucuk teh melebihi kapasitas dalam suatu waring, maka akan
menyebabkan suatu kerusakan pada sel daun.
Pengangkutan pucuk dilakukan langsung setelah proses
pemetikan selesai.pengangkutan bahan baku harus dilakukan secepat
mungkin untu menjamin pucuk teh tetap utuh dan segar,
pengangkutan pucuk teh dilakukan dengan kendaraan bermotor.
2. Penimbangan
Timbangan digunakan sebagai penimbangan proses bahan
dating. Timbangan yang digunakan adalah adalah timbangan pegas.
Timbangan ini berfungsi untuk menimbang pucuk teh

c. Steaming
Proses steaming merupakan tahap dari pengolahan teh yang sangat
penting peranannya dan akan mempengaruhi pada tahap proses
selanjutnya. Standar steaming yang diberlakukan di PPTK Gambung
yaitu dengan waktu standar 2 menit 15 detik dengan suhu 80-90°C
dengan kadar air layu teh hijau 60-70% setelah perlakuan proses
sebelumnya. Jika proses melebihi waktu sebelumnya aka pucuk akan
terlalu layu dan lembek, jika waktu dan tekanan kurang maka akan
mengaktifkan enzim folipenol oksidasi. Pengontrolan suhu steaming
pada boiler dilakukan dengan menggunakan thermometer infrared,
dengan menggunakan tiga titik kendali yaitu T1, T2, T3, dan diukur
setiap 10 menit sekali untuk mengetahui tekanan boiler pada steamer.

d. Resting
Resting adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengurangi/menurunkan kadar air pada pucuk teh setelah proses
steaming. Standar proses resting atau penghamparan antara 2-5 menit
dengan kapasitas mesin palung pendingin dengan suhu 20-30°C
dengan didasarkan pada kapasitas maksimal mesin, sehingga
kandungan air yang berlebihan akibat proses steaming dapat
berkurang. Proses ini dilakukan pada mesin palung pendinginan
dengan cara memaparkan pucuk teh yang telah di steam ke dalam
mesin palung pendinginan.

e. Crushing (Pengecilan Ukuran)


Penggilingn pada mesin crushing dilakukan untuk menggiling atau
memperkecil ukuran pada pucuk teh, dilakukan sebanyak 3 kali
pengulangan gilingan untuk menghasilkan ukuran teh yang seragam
dengan waktu minimal penggilingan 30 menit hingga 2 jam dengan
suhu 20-30°C. pemasukan daun teh dilakukan dengan sedikit demi
sedikit secara manual agar proses penggilingan atau gilingan teh tidak
menggumpal dan ukuran yang dihasilkan seragam.

f. Drying (Pengeringan)
Tujuan utama dari proses pengeringan adalah untuk mengurangi
kadar air dan memperpanjang masa simpan dengan mengurangi kadar
air hingga 2-3% dengan menggunakan mesin pengering (cabinet
dryer). Suhu yang digunakan untuk proses pengeringan standar yang
digunakan pada suhu luar yaitu 90°C - 100°C dan suhu dalam 50-55°C
dengan lama pengeringan minimal 30 menit hingga 2 jam tergantung
dengan ketebalan teh yang diinginkan. Suhu pengeringan dikontrol
lewat thermosthat yang terpasag di body mesin untuk mengatur suhu
pengerigan.

g. Pengemasan
Setelah pucuk teh di keringkan, pucuk yang telah menjadi
bubuk di kemas untuk di pasarkan.Pengemasan merupakan sistem
yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk
ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan
dipakai.Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah
atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya,
melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan,
benturan, getaran).Di samping itu pengemasan berfungsi untuk
menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar
mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan,
pengangkutan dan distribusi.Dari segi promosi wadah atau
pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik
pembeli.Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu
diperhatikan dalam perencanaannya.Pengemasan teh di Pusat
penelitian teh dan kina gambung yaitu pengemasan curah atau
pengemasan sesuai dengan permintaan pasar.

2.6.2.3 Pengolahan Teh Putih (White Tea)

Proses pengolahan teh putih masih menggunakan cara manual


untuk mempertahankan kenampakan peko yang utuh. Pemakaian alat
berupa mesin sangat beresiko tinggi dan dapat merusak peko. Pengolahan
teh putih berbeda dengan pengolahan pada umumnya karena tidak melalui
proses oksidasi (atau hanya terjadi sedikit oksidasi) polifenol, sehingga teh
putih memiliki antioksidan tertinggi dibandingkan dengan teh lainnya.
Adaun tahapan teh putih (white tea) di PPTK Gambung dapat dilihat pada
Gambar .sebagai berikut :

Gambar6. Diagram Alir Proses Pengolahan Teh Putih (White Tea)


2.7.3 Produk

Produk-produk yang dihasilkan dari Pusat Penelitian Teh dan Kina


Gambung ini dikemas dan dipasarkan dengan produk asli yang langsung
dibuat di lokasi. Jenis produk yang di hasilkan oleh PPTK Gambung
adalah Teh Hitam, Teh Hijau, Teh Putih, dan Air Minum Dalam Kemasan
(AMDK).
Kegiatan pemasaran produk ini dilakukan oleh bagian pemasaran
yang menjadi divisi utama untuk memasarkan produk hasil dari produksi
di mini processing, produksi teh putih, dan juga produk hasil dari riset
yang dihasilkan.

Gambar 2. Produk Teh Hijau Tubruk/serbuk

Gambar 3. Produk Teh Hijau Celup


Gambar 4. Produk Teh Hitam Tubruk/serbuk

Gambar 5. Produk Teh Hitam Celup

Gambar 6. Produk Teh Putih Kemasan Kaleng

Gambar 7. Produk Air Mineral Kemasan 300 ml


Gambar 8. Agrowisata PPTK Gambung

Anda mungkin juga menyukai