NASKAH PSIKIATRI
F 20.0 Skizofrenia Paranoid
0
I. IDENTITAS
KETERANGAN PRIBADI PASIEN
1. Pasien datang ke fasilitas kesehatan ini atas keinginan (lingkari pada huruf
yang sesuai)
a. Sendiri
b. Keluarga
c. Polisi
d. Jaksa/ Hakim
e. Dan lain-lain
2. Sebab Utama
Pasien melakukan percobaan bunuh diri dengan menusukkan pecahan
gelas ke perut bagian atas. Tingkah laku pasien ini mengganggu kenyamanan
keluarga sehingga pasien dibawa ke RSUP dr. M. Djamil, Padang.
1
Pasien gelisah dan ingin mati karena mendengar bisikian yang
memintanya untuk mati sejak 2 bulan sebelum masuk RSUP. DR. M. Djamil
Padang
2
diberikan obat namun tidak ingat obat apa saja. Pasien tidak kontrol
teratur. Menurut pernyataan ayah pasien setelah berobat ke poli jiwa,
keadaan pasien membaik.
c) Saudara
Jumlah bersaudara 4 orang dan pasien anak ke 2
3
d) Urutan bersaudara dan cantumkan usianya dalam tanda kurung untuk pasien
sendiri lingkari nomornya.*
1. Lk/ pr (36 tahun) 2. Lk/ Pr (31 tahun) 3. Lk/pr (30 tahun)
4. Lk/ pr (29 tahun)
Ket:
*) coret yang tidak perlu
**) diisi dengan tanda ( + ) atau ( - )
f) Orang lain yang tinggal di rumah pasien dengan gambaran sikap dan tingkah
laku dan bagaimana pasien dengan mereka.*
No Hubungan dengan pasien Gambaran sikap dan Kualitas hubungan
tingkah laku (akrab/
biasa,/kurang/tak
peduli)
1. Ayah pasien Biasa Biasa
2. Ibu pasien Biasa Biasa
3. Adik kandung ketiga Biasa Biasa
4. Suami pasien Pemarah Kurang
5. Anak pertama pasien Biasa Biasa
Ket:
untuk e) dan f) hanya diisi bila informan benar-benar mengetahuinya.
4
Saudara 3 - - -
Saudara 4 - - -
Kakek - - -
Nenek - - -
Skema Pedegree
: Wanita : Meninggal
i) Dan lain-lain
5
Kesehatan Mental : baik
- Keadaan melahirkan :
Aterm (+ ), partus spontan ( + )
Pasien adalah anak yang direncanakan/ diinginkan
(ya/tidak)
Jenis kelamin anak sesuai harapan (ya/tidak)
d) Toilet training
Umur : 2 tahun
Sikap orang tua:(memaksa/menghargai/membiarkan/memberikan arahan)
Perasaan anak untuk toilet training ini: biasa
g) Masa Sekolah
Perihal SD SMP SMA PT
Umur 7-12 tahun 12-15 15-18 18-21
tahun tahun tahun
Prestasi* Baik Baik Baik Baik
Sedang Sedang Sedang Sedang
Kurang Kurang Kurang Kurang
Aktifitas Sekolah* Baik Baik Baik Baik
Sedang Sedang Sedang Sedang
Kurang Kurang Kurang Kurang
Sikap Terhadap Teman * Baik Baik Baik Baik
6
Kurang Kurang Kurang Kurang
Sikap Terhadap Guru Baik Baik Baik Baik
Kurang Kurang Kurang Kurang
Kemampuan Khusus (Bakat) ( - ) ( - ) ( - ) ( - )
Tingkah Laku ( baik ) ( baik ) ( baik ) ( baik )
i) Riwayat Pekerjaan
Usia mulai berkerja 25 tahun, kepuasan kerja ( + ), pindah-pindah kerja
( - ), pekerjaan yang pernah dilakukan menjadi pegawai honorer dinas
social di kota Padang. Konflik dalam pekerjaan : ( - ), konflik dengan
atasan, konflik dengan bawahan ( - ), konflik dengan kelompok ( - ).
Keadaan ekonomi*: baik, sedang, kurang (menurut pasien)
7
pacaran. Pada saat dijodohkan pasien menerima saja, meskipun
merasa terpaksa. Menurut ayah pasien, sebelum sakit, sering terjadi
cek-cok karena suami yang kasar dan jarang pulang ke rumah.
Pasien tidak suka dengan hal itu. Selain itu, sampai sekarang
pasien masih teringat dengan mantan pacarnya, pasien sering
membanding-bandingkan suami dengan mantan pacarnya.
Skizoid Emosi dingin ( - ), tidak acuh pada orang lain ( - ), perasaan hangat
atau lembut pada orang lain ( - ), peduli terhadap pujian maupun
kecaman ( - ), kurang teman ( - ), pemalu ( + ), sering melamun ( - ),
kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual ( - ), suka
aktivitas yang dilakukan sendiri ( + )
Paranoid Merasa akan ditipu atau dirugikan ( - ), kewaspadaan berlebihan ( -),
sikap berjaga-jaga atau menutup-nutupi ( - ), tidak mau menerima
kritik ( - ), meragukan kesetiaan orang lain ( - ), secara intensif
mencari-cari kesalahan dan bukti tentang prasangkanya ( - ),
perhatian yang berlebihan terhadap motif-motif yang tersembunyi (
-), cemburu patologik ( - ), hipersensifitas ( - ), keterbatasan
8
kehidupan afektif ( - ).
Skizotipal Pikiran gaib ( - ), ideas of reference ( - ), isolasi sosial ( - ), ilusi
berulang ( - ), pembicaraan yang ganjil ( - ), bila bertatap muka
dengan orang lain tampak dingin atau tidak acuh ( - ).
Siklotimik Ambisi berlebihan ( - ), optimis berlebihan ( - ), aktivitas seksual
yang berlebihan tanpa menghiraukan akibat yang merugikan ( - ),
melibatkan dirinya secara berlebihan dalam aktivitas yang
menyenangkan tanpa menghiraukan kemungkinan yang merugikan
dirinya ( - ), melucu berlebihan ( - ), kurangnya kebutuhan tidur ( - ),
pesimis ( - ), putus asa ( - ), insomnia ( - ), hipersomnia ( - ), kurang
bersemangat ( - ), rasa rendah diri ( - ), penurunan aktivitas ( - ),
mudah merasa sedih dan menangis ( - ), dan lain-lain.
Histrionik Dramatisasi ( - ), selalu berusaha menarik perhatian bagi dirinya (
- ), mendambakan ransangan aktivitas yang menggairahkan ( - ),
bereaksi berlebihan terhadap hal-hal sepele ( - ), egosentris ( - ), suka
menuntut ( - ), dependen ( - ), dan lain-lain.
Narsisistik Merasa bangga berlebihan terhadap kehebatan dirinya ( - ),
preokupasi dengan fantasi tentang sukses, kekuasaan dan kecantikan
(- ), ekshibisionisme ( - ), membutuhkan perhatian dan pujian yang
terus menerus ( - ), hubungan interpersonal yang eksploitatif ( - ),
merasa marah, malu, terhina dan rendah diri bila dikritik ( - ) dan lain-
lain.
Dissosial Tidak peduli dengan perasaan orang lain( - ), sikap yang amat tidak
bertanggung jawab dan berlangsung terus menerus ( - ), tidak
mampu mengalami rasa bersalah dan menarik manfaat dari
pengalaman ( - ), tidak peduli pada norma-norma, peraturan dan
kewajiban sosial ( - ), tidak mampu memelihara suatu hubungan agar
berlangsung lama ( - ), iritabilitas ( - ), agresivitas ( - ), impulsif
(- ), sering berbohong ( - ), sangat cendrung menyalahkan orang lain
atau menawarkan rasionalisasi yang masuk akal, untuk perilaku yang
membuat pasien konflik dengan masyarakat ( - )
Ambang Pola hubungan interpersonal yang mendalam dan tidak stabil ( - ),
kurangnya pengendaian terhadap kemarahan ( - ), gangguan identitas
( - ), afek yang tidak mantap ( - ) tidak tahan untuk berada sendirian
( - ), tindakan mencederai diri sendiri ( - ), rasa bosan kronik ( - ),
dan lain-lain
Menghindar Perasaan tegang dan takut yang pervasif ( - ), merasa dirinya tidak
mampu, tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain ( - ),
keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin
disukai ( - ), preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan
penolakan dalam situasi social ( - ), menghindari aktivitas sosial atau
pekerjaan yang banyak melibatkan kontak interpersonal karena takut
dikritik, tidak didukung atau ditolak ( - ).
Anankastik Perasaan ragu-ragu yang hati-hati yang berlebihan ( - ), preokupasi
pada hal-hal yang rinci (details), peraturan, daftar, urutan, organisasi
dan jadwal ( - ), perfeksionisme ( - ), ketelitian yang berlebihan ( - ),
kaku dan keras kepala ( - ), pengabdian yang berlebihan terhadap
pekerjaan sehingga menyampingkan kesenangan dan nilai-nilai
9
hubungan interpersonal ( - ), pemaksaan yang berlebihan agar orang
lain mengikuti persis caranya mengerjakan sesuatu ( - ), keterpakuan
yang berlebihan pada kebiasaan sosial ( - ) dan lain-lain.
Dependen Mengalami kesulitan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa
nasehat dan masukan dari orang lain (-), membutuhkan orang lain
untuk mengambil tanggung jawab pada banyak hal dalam hidupnya
(-), perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena
ketakutan yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus
diri sendiri (-), takut ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya(-)
Tahun 2007 2008 - 2015 Oktober 2016 November 2016 Tahun 2015
Beraktifitas Sekitar 2
Pasien Gaduh gelisah, marah-
seperti biasa. minggu
beraktifitas marah sampai
Bekerja dirumah, tidak
seperti biasa. mengamuk,
membantu ada perbaikan
Bekerja sebagai memecahkan piring dan
ayahnya pada pasien.
honorer dinas memukuli orang tua jika
berdagang. Pasien masih
social di kota keinginan tidak
Tetap ada melakukan
Padang dipenuhi, mondar-
memikirkan percobaan
mandir dalam rumah,
mantan bunuh diri.
bicara dan ketawa-
pacarya ketawa sendiri, kadang
meskipun bermenung dan
telah menikah. menangis tanpa sebab,
mengancam dengan
10 senjata tajam, mudah
curiga terhadap siapa
pun terutama curiga akan
diracuni jika disuruh
minum obat
Pasien
Percobaan Pasien gaduh hanya di
Putus pacar,
bunuh diri, gelisah, marah rumah,
pasien jadi lebih pendiam, tanpa
mengamuk, lalu dan mencoba
sedih berkepanjangan. Kontrol
dirawat di RSJ bunuh diri aktivitas
ke poli jiwa RSJ Saanin, yang
Saanin selama dengan pecahan
didiagnosis dengan episode
satu bulan. kaca. bermanfa
depresi. at
11
Tremor tangan : tidak ada
Akatisia : tidak ada
Bradikinesia : tidak ada
Cara berjalan : biasa
Keseimbangan : baik
Rigiditas : tidak ada
Kekuatan motorik : lengan 555/555, tungkai 555/555
Sensorik : ++/++
Refleks : bisep (++/++), trisep (++/++), archiles (++/++),
KPR (++/++)
Sucking (-), glabella (-), grasping(-/-),
palmomental (-/-)
V. STATUS MENTAL
A. Keadaan Umum
2. Penampilan
Sikap tubuh: biasa ( - ), diam ( + ), aneh ( - ), sikap tegang ( - ), kaku ( - ),
gelisah ( - ), kelihatan seperti tua ( + ), kelihatan seperti muda ( - ),
berpakaian sesuai gender ( + ).
Cara berpakaian : rapi ( - ), biasa ( + ), tak menentu ( - ), sesuai dengan
situasi ( + ), kotor ( - ), kesan ( dapat/ tidak dapat mengurus diri)*
Kesehatan fisik : sehat ( + ), pucat ( - ), lemas ( - ), apatis ( - ), telapak
tangan basah ( - ), dahi berkeringat ( - ), mata terbelalak ( - ).
3. Kontak psikis
Dapat dilakukan ( + ), tidak dapat dilakukan ( - ), wajar ( + ), kurang
wajar ( - ), sebentar ( + ), lama ( - ).
4. Sikap
Kooperatif ( + ), penuh perhatian ( - ), berterus terang ( - ), menggoda ( -
), bermusuhan ( - ), suka main-main ( - ), berusaha supaya disayangi ( - ),
selalu menghindar ( - ), berhati-hati ( + ), dependen ( - ), infantil ( - ),
curiga ( - ), pasif ( + ), dan lain-lain.
12
Cara berjalan : biasa ( + ), sempoyongan ( - ), kaku ( - ), dan lain-lain
Ekhopraksia ( - ), katalepsi ( - ), luapan katatonik ( - ), stupor katatonik (
- ), rigiditas katatonik ( - ), posturing katatonik ( - ), cerea flexibilitas (
- ), negativisme ( - ), katapleksi ( - ), stereotipik ( - ), mannerisme ( - ),
otomatisme ( - ), otomatisme perintah ( - ), mutisme ( - ), agitasi
psikomotor ( - ), hiperaktivitas/ hiperkinesis ( - ), tik ( - ), somnabulisme
( - ), akathisia ( - ), kompulsi( - ), ataksia, hipoaktivitas ( - ), mimikri (
- ), agresi ( - ), acting out ( - ), abulia ( - ), tremor ( - ), ataksia ( - ),
chorea ( - ), distonia ( - ), bradikinesia ( - ), rigiditas otot ( - ), diskinesia
( - ), convulsi ( - ), seizure ( - ), piromania ( - ), vagabondage ( - ).
C. Emosi
Hidup emosi*: stabilitas (stabil/ tidak), pengendalian (adekuat/tidak
adekuat), echt/unecht, dalam/dangkal, skala diffrensiasi (sempit/luas), arus
emosi (biasa/lambat/cepat).
1. Afek
Afek appropriate/ serasi ( + ), afek inappropriate/ tidak serasi( - ), afek
tumpul ( - ), afek yang terbatas ( + ), afek datar ( - ), afek yang labil (
- ).
2. Mood
mood eutimik ( - ), mood disforik ( - ), mood yang meluap-luap
(expansive mood) ( - ), mood yang iritabel ( - ), mood yang labil (swing
mood) ( - ), mood meninggi (elevated mood/ hipertim) ( - ), euforia ( - ),
ectasy ( - ), mood depresi (hipotim) ( + ), anhedonia ( - ), dukacita ( - ),
aleksitimia ( -), elasi ( - ), hipomania ( - ), mania( - ), melankolia( - ), La
belle indifference ( - ), tidak ada harapan ( - ).
13
3. Emosi lainnya
Ansietas ( - ), free floating-anxiety ( - ), ketakutan ( - ), agitasi ( - ),
tension (ketegangan) ( - ), panic ( - ), apati ( - ), ambivalensi ( - ),
abreaksional ( - ), rasa malu ( - ), rasa berdosa/ bersalah( - ), kontrol
impuls ( - ).
14
Preokupasi pikiran ( - ), egomania ( - ), hipokondria ( - ), obsesi ( - ),
kompulsi ( - ), koprolalia ( - ), hipokondria ( - ), obsesi ( - ), koprolalia (
- ), fobia ( - ), noesis ( - ), unio mystica ( - ).
E. Persepsi
Halusinasi
Non patologis: Halusinasi hipnagogik ( - ), halusinasi hipnopompik ( - ),
Halusinasi auditorik ( + ), halusinasi visual ( + ), halusinasi olfaktorik (
- ), halusinasi gustatorik ( - ), halusinasi taktil ( - ), halusinasi somatik (
- ), halusinasi liliput ( - ), halusinasi sejalan dengan mood ( - ), halusinasi
yang tidak sejalan dengan mood ( - ), halusinosis ( - ), sinestesia ( - ),
halusinasi perintah (command halusination), trailing phenomenon ( - ).
Ilusi ( - )
Depersonalisasi ( - ), derealisasi ( - )
H. Dicriminative Insight*
Derajat I (penyangkalan)
Derajat II (ambigu)
Derajat III (sadar, melemparkan kesalahan kepada orang/ hal lain):
Derajat IV ( sadar, tidak mengetahui penyebab)
Derajat V (tilikan intelektual)
Derajat VI (tilikan emosional sesungguhnya)
15
I. Discriminative Judgement :
Judgment tes : tidak terganggu
Judgment sosial : tidak terganggu
16
realitas tidak terganggu. Dari pemeriksaan neurologis tidak ditemukan adanya
kelainan.
X. Daftar Masalah
Organobiologik
Pasien tidak pernah mengalami trauma kepala atau riwayat kejang
sebelumnya
Psikologis
Gaduh gelisah, melakukan percobaan bunuh diri, halusinasi visual
(+), halusinasi auditori (+), waham persekutorik (+), though of
control (+)
Lingkungan dan psikososial
Masalah dengan perkawinan dan kawin terpaksa
XI. Penatalaksanaan
A. Farmakoterapi
Risperidon 2 x 3 mg
Amlodipin 1 x 10 mg
B. Non Farmakoterapi
- ECT
- Diet rendah garam III
- Konsul mata
- Konsul poli interne bagian metabolic dan endokrin
17
C. Psikoterapi
Kepada pasien:
Psikoterapi suportif
Memberikan dukungan, kehangatan, empati, dan optimistic
kepada pasien, membantu pasien mengidentifikasi dan
mengekspresikan emosinya.
Psikoedukasi
Membantu pasien untuk mengetahui lebih banyak mengenai
gangguan yang dideritanya, diharapkan pasien mempunyai
kemampuan yang semakin efektif untuk mengenali gejala,
mencegah munculnya gejala dan segera mendapatkan
pertolongan. Menjelaskan kepada pasien untuk menyadari
bahwa obat merupakan kebutuhan bagi dirinya agar sembuh.
Kepada keluarga:
Psikoedukasi
Memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif,
dan edukatif tentang penyakit pasien (penyebab, gejala,
hubungan antara gejala dan perilaku, perjalanan penyakit, serta
prognosis). Pada akhirnya, diharapkan keluarga bisa
mendukung proses penyembuhan dan mencegah kekambuhan.
Serta menjelaskan bahwa gangguan jiwa merupakan penyakit
yang membutuhkan pengobatan yang lama dan berkelanjutan.
Terapi
Memberi penjelasan mengenai terapi yang diberikan pada
pasien (kegunaan obat terhadap gejala pasien dan efek
samping yang mungkin timbul pada pengobatan). Selain itu,
juga ditekankan pentingnya pasien kontrol dan minum obat
secara teratur.
18
XIII. PROGNOSIS
Penilaian Baik Buruk
Onset Dewasa √
Relaps Jarang √
Dukungan Ada √
keluarga
Pernikahan Sudah menikah √
Keadaan ekonomi Biasa √
Kepatuhan minum Patuh √
obat
Faktor pencetus Jelas √
Genetik Tidak ada √
Penyakit lain/ Hipertensi √
gangguan lain
19
Pada pasien ini ditemukan suatu kondisi medis umum berupa hipertensi stage
I e.c essential dan hiperglikemia, sehingga aksis III pada pasien ini yaitu I.10
hipertensi stage I e.c essential dan R73.9 hiperglikemia.
Pada pasien diberikan Haloperidol 2 x 1,5 mg peroral peroral. Haloperidol
merupakan Antipsikotik tipikal (APG-I), jika dibandingkan dengan APG II efek
metabolic APG-I lebih minimal. APG-I dipilih pada pasien ini, karena pada pasien
terdapat kondisi obesitas, hipertensi dan hiperglikemia. Jika terapi yang diberikan
tetap APG II, kondisi metabolic pasien akan semakin parah. Selain itu, pasien
perlu dirujuk ke penyakit dalam untuk ditatalaksana sesuai kondisi medis yang
dialami pasien.
Terapi non farmakologis memegang peranan yang juga penting pada
pasien ini. Jenis terapi non farmakologis yang bisa dilakukan terhadap pasien ini
adalah psikoterapi suportif, psikoedukasi saat kondisi sudah mulai stabil dan bisa
berkomunikasi. Psikoterapi suportif bertujuan untuk memperlihatkan minat kita
pada pasien, memberikan perhatian, dukungan, dan optimis. Dalam psikoterapi
suportif, terapis menunjukkan penerimaan terhadap kasus dengan cara
menunjukkan perilaku yang hangat, ramah namun tetap berwibawa. Tujuannya
adalah agar pasien merasa aman, diterima dan dilindungi.
Terapi ECT dianjurkan pada pasien, jika dengan pengobatan farmakoterapi
maksimal tidak ditemukan perbaikan.
20
Lampiran 1. Kutipan wawancara psikiatri
21
saya
- Pernah tidak ibu Waham persekutorik
merasa orang-orang (+)
disekitar ibuk
membicarakan ibu?
- Menurut ibu apa
yang mereka
bicarakan?
22
penting minum obat
harus teratur.
- Ada yang ingin ibu
tanyakan buk? - Menggeleng
23
Ayu dirumah, Pak?
4. Apakah ada anak bapak merasa Ada, anak saya merasa dibicarakan oleh
curiga-curiga? orang lain sehingga tidak suka keluar
rumah dan menutup pintu rumah.
5. Apakah pernah mendengar Ada, menyuruhnya untuk membakar
suara-suara? dirinya.
6. Apakah ada usaha bunuh diri, Ada beberapa kali, anak saya pernah
Pak? ingin masuk ke dalam sumur dan
pernah memecahkan gelas lalu
menusukan ke perutnya dengan pecahan
gelas tsb. Oleh karena itu saya
membawanya ke RS SAANIN.
7. Berapa lama anak bapak dirawat 1 bulan
di RS SAANIN?
8. Sebelumnya apakah bu ayu Tidak
pernah kejang atau jatuh yang
membentur kepala?
9. Apakah bu ayu menderita Tidak
penyakit seperti tekanan darah
tinggi atau penyakit gula ?
10. Apakah bu ayu pernah Tidak
mengkonsumsi alcohol atau
obat-obatan terlarang?
11. Setelah pulang dri RS SAANIN Menurut saya, keadaannya sudah
bagaimana keadaan anak membaik namum masih ada usaha
bapak? bunuh diri sesekali.
12. Apakah saat dirumah anak Ada kalau saat putus obat, anak saya
bapak ada berperilaku aneh atau seperti kesurupan.
mengamuk?
13. Bagaimana aktivitas sehari-hari Lebih sering dirumah saja
anak bapak dirumah?
14. Apakah minum obat teratur Pernah sesekali tidak minum obat.
pak? Tetapi saat kontrol ke poli RS SAANIN
dokter mengatakan tidak ada perbaikan
dan dianjurkan untuk dirawat di RSUP
M Djamil karena alat-alat lebih lengkap
disana, tetapi saya tidak langsung
membawa anak saya ke M Djamil.
Setelah 1 minggu setelah pulang dari
SAANIN saya membawa anak saya ke
M Djamil kemudian di rawat di bangsal
jiwa.
15. Bagaimana keadaan anak bapak Sudah membaik
sekarang?
16. Apa kegiatan anak bapak sehari- Membantu ibunya bersih-besih dirumah
hari?
17. Bagaimana hubungannya Baik
dengan orang sekitar rumah?
24
18. Apakah masih ada usaha bunuh Tidak ada
diri Pak?
19. Minum obat teratur? Iya
20. Apa yang bapak harapakan Semoga anak saya tidak kambuh lagi
terhadap penyakit bu ayu pak? sakitnya
21. Baik pak, sakit anak bapak ini Iya buk sama-sama.
sangat butuh dukungan penuh
dari keluarga untuk
kesembuhannya dan juga
pastikan anak bapak untuk
minum obat dengan teratur.
Terimakasih ya pak atas
waktunya.
25