Anda di halaman 1dari 26

Case Report Session

Hari/ tanggal: Jumat/ 9 Desember 2016

NASKAH PSIKIATRI
F 20.0 Skizofrenia Paranoid

Nama Dokter Muda :Nadiah Ismail P 1966 A2


Melly Angriani Lubis P 1974 A1
Nama Perseptor :dr. Amel Yanis, Sp. KJ (K)

BAGIAN PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS ANDALAS/ SMF PSIKIATRI RSUP DR. M.
DJAMIL PADANG
2016

0
I. IDENTITAS
KETERANGAN PRIBADI PASIEN

Nama (inisial) : Ny. AD panggilan: Ayu


Jenis kelamin : Perempuan
Tempat & tanggal lahir/ Umur : Jakarta /7 September 1985
Status perkawinan : Sudah Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Suku bangsa : Minang
Negeri Asal : Minang
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat D3
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Durian Tarung, RT 05 RW 07, Kecamatan
Kuranji, Padang

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Keterangan/ anamnesis di bawah ini diperoleh dari (lingkari angka di bawah


ini)
1. Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 25 November 2016
2. Alloanamnesis dengan ayah kandung pasien pada tanggal 07 Desember
2016

1. Pasien datang ke fasilitas kesehatan ini atas keinginan (lingkari pada huruf
yang sesuai)
a. Sendiri
b. Keluarga
c. Polisi
d. Jaksa/ Hakim
e. Dan lain-lain

2. Sebab Utama
Pasien melakukan percobaan bunuh diri dengan menusukkan pecahan
gelas ke perut bagian atas. Tingkah laku pasien ini mengganggu kenyamanan
keluarga sehingga pasien dibawa ke RSUP dr. M. Djamil, Padang.

3. Keluhan Utama (Chief Complaint)

1
Pasien gelisah dan ingin mati karena mendengar bisikian yang
memintanya untuk mati sejak 2 bulan sebelum masuk RSUP. DR. M. Djamil
Padang

4. Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang


Pasien melakukan percobaan bunuh diri dengan menusukkan pecahan
gelas ke perut bagian atas sejak 1 hari SMRS. Awalnya, keluhan muncul sekitar
bulan September 2016, setelah pasien bertengkar dengan suaminya. Pasien
merasa curiga, bahwa orang-orang disekitarnya membicarakan dirinya. Pasien
juga melihat bayangan-bayangan hitam dan pasien mendengar jika bayangan-
bayangan itu berbisik kepada pasien, meminta pasien untuk mati. Sejak saat itu
pasien lebih banyak mengurung diri di rumah, suka bermenung dan tidak ada
aktivitas. Nafsu makan dan tidur pasien juga kurang. Pasien juga ada berbicara
sendiri, yang tidak jelas apa maksudnya. Kadang-kadang pasien menyeringai
tanpa sebab yang jelas.
Pada bulan Oktober 2016, pasien dirawat selama satu bulan di RSJ Saanin
Padang. Saat pulang diberikan obat Haloperidol, Clozapin, Risperidon, THP
dan Fluoxetin. Di rumah kondisi pasien tidak membaik, pasien masih melihat
bayangan dan mendengar bisikan yang menyuruhnya untuk mati. Pasien
menjadi gelisah dan minta mati. Pasien terlihat tidak tenang, berjalan mondar-
mandir sambil mengatakan “baka den… baka den…”.
Satu hari sebelum masuk rumah sakit, pasien bertambah gelisah, marah-
marah dengan mata melotot. Pasien mengamuk dan memecahkan gelas kaca,
lalu menusukkan pecahan kaca tersebut ke perutnya. Hal ini lah yang membuat
keluarga mengantarkan pasien ke RSUP Dr. M. Djamil, Padang.

5. Riwayat Penyakit Sebelumnya


a. Riwayat Gangguan Psikiatri
- Tahun 2007
Pasien putus dengan pacarnya, karena orang tua pasien tidak
menyetujui hubungan pasien, karena menurut orang tua, pacar pasien
kurang bertanggung jawab. Hal ini membuat pasien sangat sedih,
menangis, mengurung diri di kamar sehingga makan dan aktifitas
terganggu. Pasien yang sebelumnya bekerja sebagai pegawai honorer di
Dinas Sosial, berhenti bekerj karena tidak ada semangat. Keinginan untuk
bunuh diri tidak ada. Hal ini terjadi kurang lebih 3 minggu. Perubahan
sifat pada pasien membuat keluarga mengantar pasien ke poli jiwa RSJ
Saanin Padang. Pasien di diagnosis dengan Episode Depresif. Pasien

2
diberikan obat namun tidak ingat obat apa saja. Pasien tidak kontrol
teratur. Menurut pernyataan ayah pasien setelah berobat ke poli jiwa,
keadaan pasien membaik.

b. Riwayat Gangguan Medis


Tidak ada penyakit medis, bedah, riwayat trauma kepala, tidak ada
penyakit neurologis, tumor, kejang, gangguan kesadaran, HIV, dll

c. Riwayat Penggunaan NAPZA


Tidak ada riwayat penggunaan NAPZA
6. Riwayat keluarga
a) Identitas orang tua/ penganti
IDENTITAS Orang tua/ Pengganti Keterangan
Bapak Ibu
Kewarganegaraan Indonesia Indonesia
Suku bangsa Minangkabau Minangkabau
Agama Islam Islam
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Pedagang Pedagang
Umur 66 tahun 57 tahun
Alamat

Hubungan pasien* Akrab Akrab


Biasa Biasa
Kurang Kurang
Tak peduli Tak peduli
Dan lain-lain :- :-
`Ket : * coret yang tidak perlu

b) Sifat/ Perilaku Orang tuatua kandung


Bapak (Dijelaskan oleh ayah kandung dapat dipercaya/ diragukan)
Pemalas ( - )**, Pendiam ( - ), Pemarah ( - ), Mudah tersinggung ( - ), Tak
suka Bergaul ( - ), Banyak teman ( + ), Pemalu ( - ), Perokok berat ( - ),
Penjudi ( - ), Peminum ( - ), Pecemas ( - ), Penyedih ( - ), Perfeksionis (
- ), Dramatisasi ( - ), Pencuriga ( - ), Pencemburu ( - ), Egois ( - ),
Penakut ( - ), Tak bertanggung jawab ( - ).

Ibu ( Dijelaskan oleh ayah kandung dapat dipercaya/ diragukan )


Pemalas ( - )**, Pendiam ( - ), Pemarah ( - ), Mudah tersinggung ( - ), Tak
suka Bergaul ( - ), Banyak teman ( + ), Pemalu ( - ), Perokok berat ( ),
Penjudi ( - ), Peminum ( - ), Pecemas ( - ), Penyedih ( - ), Perfeksionis (
- ), Dramatisasi ( - ), Pencuriga ( - ), Pencemburu ( - ), Egois ( - ),
Penakut ( - ), Tak bertanggung jawab ( - ).

c) Saudara
Jumlah bersaudara 4 orang dan pasien anak ke 2

3
d) Urutan bersaudara dan cantumkan usianya dalam tanda kurung untuk pasien
sendiri lingkari nomornya.*
1. Lk/ pr (36 tahun) 2. Lk/ Pr (31 tahun) 3. Lk/pr (30 tahun)
4. Lk/ pr (29 tahun)

e) Gambaran sikap/ perilaku masing-masing saudara pasien dan hubungan pasien


terhadap masing-masing saudara tersebut, hal yang dinyatakan serupa dengan
yang dinyatakan pada gambaran sikap/ perilaku pada orang tua.*

Saudara Gambaran sikap dan perilaku Kualitas hubungan dengan


ke saudara (akrab/
biasa,/kurang/tak peduli)
1 Biasa, suka bergaul Biasa
3 Biasa, suka bergaul Akrab
4 Biasa, suka bergaul Biasa

Ket:
*) coret yang tidak perlu
**) diisi dengan tanda ( + ) atau ( - )

f) Orang lain yang tinggal di rumah pasien dengan gambaran sikap dan tingkah
laku dan bagaimana pasien dengan mereka.*
No Hubungan dengan pasien Gambaran sikap dan Kualitas hubungan
tingkah laku (akrab/
biasa,/kurang/tak
peduli)
1. Ayah pasien Biasa Biasa
2. Ibu pasien Biasa Biasa
3. Adik kandung ketiga Biasa Biasa
4. Suami pasien Pemarah Kurang
5. Anak pertama pasien Biasa Biasa

Ket:
untuk e) dan f) hanya diisi bila informan benar-benar mengetahuinya.

g) Apakah ada riwayat penyakit jiwa, kebiasaan-kebiasaan dan penyakit fisik


( yang ada kaitannya dengan gangguan jiwa) pada anggota keluarga o.s :

Anggota Penyakit Kebiasaan- Penyakit


keluarga jiwa kebiasaan fisik
Bapak - - -
Ibu - - -
Saudara 1 - - -

4
Saudara 3 - - -
Saudara 4 - - -
Kakek - - -
Nenek - - -

Skema Pedegree

Keterangan : : Pria : Pasien

: Wanita : Meninggal

h) Riwayat tempat tinggal yang pernah didiami pasien:


No Rumah tempat Keadaan rumah
tinggal Tenang Cocok Nyaman Tidak nyaman

1. Rumah Tenang Cocok Nyaman


orangtua

i) Dan lain-lain

7. Gambaran seluruh faktor-faktor dan mental yang bersangkut paut dengan


perkembangan kejiwaan pasien selama masa sebelum sakit (premorbid) yang
meliputi :

a) Riwayat sewaktu dalam kandungan dan dilahirkan.


- Keadaan ibu sewaktu hamil (sebutkan penyakit-penyakit fisik dan
atau kondisi- kondisi mental yang diderita si ibu )
 Kesehatan Fisik : baik

5
 Kesehatan Mental : baik
- Keadaan melahirkan :
 Aterm (+ ), partus spontan ( + )
 Pasien adalah anak yang direncanakan/ diinginkan
(ya/tidak)
 Jenis kelamin anak sesuai harapan (ya/tidak)

b) Riwayat masa bayi dan kanak-kanak


 Pertumbuhan Fisik : baik, biasa, kurang*
 Minum ASI : ( + ), sampai usia 1 tahun
 Usia mulai bicara : 1 tahun 2 bulan
 Usia mulai jalan : 1 tahun 3 bulan
 Sukar makan ( - ), anoreksia nervosa ( - ), bulimia ( - ), pika ( - ),
gangguan hubungan ibu-anak ( - ), pola tidur baik ( - ), cemas
terhadap orang asing sesuai umum ( - ), cemas perpisahan (- ), dan
lain-lain.....

c) Simtom-simtom sehubungan dengan problem perilaku yang dijumpai pada


masa kanak-kanak, misalnya: mengisap jari ( - ), ngompol ( - ), BAB di
tempat tidur (- ), night teror ( - ), temper tantrum ( - ), gagap ( - ), tik (- ),
masturbasi (- ), mutisme selektif ( - ), dan lain-lain.

d) Toilet training
Umur : 2 tahun
Sikap orang tua:(memaksa/menghargai/membiarkan/memberikan arahan)
Perasaan anak untuk toilet training ini: biasa

e) Kesehatan fisik masa kanak-kanak : demam tinggi disertai menggigau ( - ),


kejang-kejang ( - ), demam berlangsung lama ( - ), trauma kapitis disertai
hilangnya kesadaran ( - ), dan lain-lain.

f) Temperamen sewaktu anak-anak : pemalu ( + ), gelisah ( - ) overaktif ( - ),


menarik diri ( - ), suka bergaul ( - ), suka berolahraga ( - ), dan lain-lain.

g) Masa Sekolah
Perihal SD SMP SMA PT
Umur 7-12 tahun 12-15 15-18 18-21
tahun tahun tahun
Prestasi* Baik Baik Baik Baik
Sedang Sedang Sedang Sedang
Kurang Kurang Kurang Kurang
Aktifitas Sekolah* Baik Baik Baik Baik
Sedang Sedang Sedang Sedang
Kurang Kurang Kurang Kurang
Sikap Terhadap Teman * Baik Baik Baik Baik

6
Kurang Kurang Kurang Kurang
Sikap Terhadap Guru Baik Baik Baik Baik
Kurang Kurang Kurang Kurang
Kemampuan Khusus (Bakat) ( - ) ( - ) ( - ) ( - )
Tingkah Laku ( baik ) ( baik ) ( baik ) ( baik )

h) Masa remaja: Fobia ( - ), masturbasi ( - ), ngompol ( - ), lari dari rumah (


- ), kenakalan remaja ( - ), perokok berat ( - ), penggunaan obat terlarang (
- ), peminum minuman keras ( - ), problem berat badan ( - ), anoreksia
nervosa ( - ), bulimia ( - ), perasaan depresi ( - ), rasa rendah diri ( - ),
cemas ( - ), gangguan tidur ( - ), sering sakit kepala ( - ), dan lain-lain.

Ket: * coret yang tidak perlu


** ( ) diisi (+) atau (-)

i) Riwayat Pekerjaan
Usia mulai berkerja 25 tahun, kepuasan kerja ( + ), pindah-pindah kerja
( - ), pekerjaan yang pernah dilakukan menjadi pegawai honorer dinas
social di kota Padang. Konflik dalam pekerjaan : ( - ), konflik dengan
atasan, konflik dengan bawahan ( - ), konflik dengan kelompok ( - ).
Keadaan ekonomi*: baik, sedang, kurang (menurut pasien)

j) Percintaan, Perkawinan, Kehidupan Seksual dan Rumah Tangga


 Haid pertama (sudah/ belum), usia haid pertama 12 tahun, persepsi
biasa
 Awal pengetahuan tentang seks 15 tahun, sikap orang tua biasa
 Hubungan seks sebelum menikah (-)
 Riwayat pelecehan seksual (-)
 Orientasi seksual (normal)
 Keterangan pribadi suami
Nama : Syafril
Umur : 39 tahun
Suku : Minangkabau
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh bangunan
Status social/ekonomi : tinggi, menengah, rendah
 Perkawinan didahului dengan pacaran (-), kawin terpaksa (+),
kawin paksa (-), perkawinan kurang disetujui orang tua (-), kawin
lari (-), sekarang ini perkawinan yang ke 1. Kepuasaan dalam
hubungan suami istri: sering, sesekali, tidak pernah (ai) *, Kelainan
hubungan seksual (-) ai (bila ada jelaskan di halaman kiri).
 Kehidupan rumah tangga: rukun (-), masalah rumah tangga (+)
Setelah putus dari mantan pacarnya, pada tahun 2008
pasien dijodohkan oleh orang tua, langsung menikah tanpa

7
pacaran. Pada saat dijodohkan pasien menerima saja, meskipun
merasa terpaksa. Menurut ayah pasien, sebelum sakit, sering terjadi
cek-cok karena suami yang kasar dan jarang pulang ke rumah.
Pasien tidak suka dengan hal itu. Selain itu, sampai sekarang
pasien masih teringat dengan mantan pacarnya, pasien sering
membanding-bandingkan suami dengan mantan pacarnya.

 Keuangan : Kebutuhan sehari-hari terpenuhi (+), pengeluaran


dan pendapatan seimbang (-), dapat menabung (-).
 Mendidik Anak : suami-istri bersama-sama (+), istri saja (-)
suami saja (-), selain orang tua sebutkan ayah dan ibu kandung
pasien.

k) Situasi sosial saat ini:


1. Tempat tinggal :rumah sendiri (-), rumah kontrak (-), rumah susun (-),
apartemen (-), rumah orang tua (+), serumah dengan mertua (-), di
asrama (-) dan lain-lain (-).
2. Polusi lingkungan : bising (-), kotor (-), bau (-), ramai (-) dan lain-lain.

Ket: * coret yang tidak perlu, ** ( ), diisi (+) atau (-)


ai : atas indikasi

l) Perihal anak-anak pasien meliputi:


No Sex Umur Pendidikan Sikap & Perilaku Kesehatan Sikap pada
Fisik Mental anak
1 P 2,5 Belum Baik Baik Baik Biasa
tahun sekolah

m) Ciri Kepribadian sebelumnya/ Gangguan kepribadian (untuk axis II)


Keterangan : ( ) beri tanda (+) atau (-)
Kepribadian Gambaran Klinis

Skizoid Emosi dingin ( - ), tidak acuh pada orang lain ( - ), perasaan hangat
atau lembut pada orang lain ( - ), peduli terhadap pujian maupun
kecaman ( - ), kurang teman ( - ), pemalu ( + ), sering melamun ( - ),
kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual ( - ), suka
aktivitas yang dilakukan sendiri ( + )
Paranoid Merasa akan ditipu atau dirugikan ( - ), kewaspadaan berlebihan ( -),
sikap berjaga-jaga atau menutup-nutupi ( - ), tidak mau menerima
kritik ( - ), meragukan kesetiaan orang lain ( - ), secara intensif
mencari-cari kesalahan dan bukti tentang prasangkanya ( - ),
perhatian yang berlebihan terhadap motif-motif yang tersembunyi (
-), cemburu patologik ( - ), hipersensifitas ( - ), keterbatasan

8
kehidupan afektif ( - ).
Skizotipal Pikiran gaib ( - ), ideas of reference ( - ), isolasi sosial ( - ), ilusi
berulang ( - ), pembicaraan yang ganjil ( - ), bila bertatap muka
dengan orang lain tampak dingin atau tidak acuh ( - ).
Siklotimik Ambisi berlebihan ( - ), optimis berlebihan ( - ), aktivitas seksual
yang berlebihan tanpa menghiraukan akibat yang merugikan ( - ),
melibatkan dirinya secara berlebihan dalam aktivitas yang
menyenangkan tanpa menghiraukan kemungkinan yang merugikan
dirinya ( - ), melucu berlebihan ( - ), kurangnya kebutuhan tidur ( - ),
pesimis ( - ), putus asa ( - ), insomnia ( - ), hipersomnia ( - ), kurang
bersemangat ( - ), rasa rendah diri ( - ), penurunan aktivitas ( - ),
mudah merasa sedih dan menangis ( - ), dan lain-lain.
Histrionik Dramatisasi ( - ), selalu berusaha menarik perhatian bagi dirinya (
- ), mendambakan ransangan aktivitas yang menggairahkan ( - ),
bereaksi berlebihan terhadap hal-hal sepele ( - ), egosentris ( - ), suka
menuntut ( - ), dependen ( - ), dan lain-lain.
Narsisistik Merasa bangga berlebihan terhadap kehebatan dirinya ( - ),
preokupasi dengan fantasi tentang sukses, kekuasaan dan kecantikan
(- ), ekshibisionisme ( - ), membutuhkan perhatian dan pujian yang
terus menerus ( - ), hubungan interpersonal yang eksploitatif ( - ),
merasa marah, malu, terhina dan rendah diri bila dikritik ( - ) dan lain-
lain.
Dissosial Tidak peduli dengan perasaan orang lain( - ), sikap yang amat tidak
bertanggung jawab dan berlangsung terus menerus ( - ), tidak
mampu mengalami rasa bersalah dan menarik manfaat dari
pengalaman ( - ), tidak peduli pada norma-norma, peraturan dan
kewajiban sosial ( - ), tidak mampu memelihara suatu hubungan agar
berlangsung lama ( - ), iritabilitas ( - ), agresivitas ( - ), impulsif
(- ), sering berbohong ( - ), sangat cendrung menyalahkan orang lain
atau menawarkan rasionalisasi yang masuk akal, untuk perilaku yang
membuat pasien konflik dengan masyarakat ( - )
Ambang Pola hubungan interpersonal yang mendalam dan tidak stabil ( - ),
kurangnya pengendaian terhadap kemarahan ( - ), gangguan identitas
( - ), afek yang tidak mantap ( - ) tidak tahan untuk berada sendirian
( - ), tindakan mencederai diri sendiri ( - ), rasa bosan kronik ( - ),
dan lain-lain
Menghindar Perasaan tegang dan takut yang pervasif ( - ), merasa dirinya tidak
mampu, tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain ( - ),
keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin
disukai ( - ), preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan
penolakan dalam situasi social ( - ), menghindari aktivitas sosial atau
pekerjaan yang banyak melibatkan kontak interpersonal karena takut
dikritik, tidak didukung atau ditolak ( - ).
Anankastik Perasaan ragu-ragu yang hati-hati yang berlebihan ( - ), preokupasi
pada hal-hal yang rinci (details), peraturan, daftar, urutan, organisasi
dan jadwal ( - ), perfeksionisme ( - ), ketelitian yang berlebihan ( - ),
kaku dan keras kepala ( - ), pengabdian yang berlebihan terhadap
pekerjaan sehingga menyampingkan kesenangan dan nilai-nilai

9
hubungan interpersonal ( - ), pemaksaan yang berlebihan agar orang
lain mengikuti persis caranya mengerjakan sesuatu ( - ), keterpakuan
yang berlebihan pada kebiasaan sosial ( - ) dan lain-lain.
Dependen Mengalami kesulitan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa
nasehat dan masukan dari orang lain (-), membutuhkan orang lain
untuk mengambil tanggung jawab pada banyak hal dalam hidupnya
(-), perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena
ketakutan yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus
diri sendiri (-), takut ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya(-)

8. Stresor psikososial (axis IV)


Perkawinan ( + ), kawin terpaksa ( + )

9. Pernah suicide ( + ), kemungkinan sebab suicide tidak diketahui

10. Riwayat pelanggaran hukum


Tidak pernah ditangkap, tidak ada riwayat tindak kejahatan, tindak
kekerasan dan skorsing.

11. Riwayat agama


Pasien beragama Islam, pendidikan terakhir tamat SMA, masih melakukan
aktivitas sholat dan mengaji

12. Persepsi Dan Harapan Keluarga

Keluarga berharap agar pasien dapat sehat kembali

13. Persepsi Dan Harapan Pasien

Pasien menyatakan ingin sembuh dan beraktivitas seperti biasa


GRAFIK PERJALANAN PENYAKIT

Tahun 2007 2008 - 2015 Oktober 2016 November 2016 Tahun 2015

Beraktifitas Sekitar 2
Pasien Gaduh gelisah, marah-
seperti biasa. minggu
beraktifitas marah sampai
Bekerja dirumah, tidak
seperti biasa. mengamuk,
membantu ada perbaikan
Bekerja sebagai memecahkan piring dan
ayahnya pada pasien.
honorer dinas memukuli orang tua jika
berdagang. Pasien masih
social di kota keinginan tidak
Tetap ada melakukan
Padang dipenuhi, mondar-
memikirkan percobaan
mandir dalam rumah,
mantan bunuh diri.
bicara dan ketawa-
pacarya ketawa sendiri, kadang
meskipun bermenung dan
telah menikah. menangis tanpa sebab,
mengancam dengan
10 senjata tajam, mudah
curiga terhadap siapa
pun terutama curiga akan
diracuni jika disuruh
minum obat
Pasien
Percobaan Pasien gaduh hanya di
Putus pacar,
bunuh diri, gelisah, marah rumah,
pasien jadi lebih pendiam, tanpa
mengamuk, lalu dan mencoba
sedih berkepanjangan. Kontrol
dirawat di RSJ bunuh diri aktivitas
ke poli jiwa RSJ Saanin, yang
Saanin selama dengan pecahan
didiagnosis dengan episode
satu bulan. kaca. bermanfa
depresi. at

III. STATUS INTERNUS


Diperiksa pada tanggal 25 November 2016
 Keadaan Umum : sakit sedang
 Kesadaran : komposmentis
 Tekanan Darah : 140/90 mmHg
 Nadi : kuat angkat, teratur, frekuensi 87x/menit
 Nafas : torakoabdominal, frekuensi 20x/menit
 Suhu : 36,7 C
 Tinggi Badan : 160 cm
 Berat Badan : 85 kg
 Status Gizi : Obesitas
 Sistem Kardiovaskuler : Dalam batas normal
 Sistem Respiratorik : Dalam batas normal
 Kelainan Khusus : Tidak ditemukan

IV. STATUS NEUROLOGIKUS


GCS : E4M5V6
Tanda ransangan Meningeal : tidak ada
Tanda-tanda efek samping piramidal :

11
 Tremor tangan : tidak ada
 Akatisia : tidak ada
 Bradikinesia : tidak ada
 Cara berjalan : biasa
 Keseimbangan : baik
 Rigiditas : tidak ada
 Kekuatan motorik : lengan 555/555, tungkai 555/555
 Sensorik : ++/++
 Refleks : bisep (++/++), trisep (++/++), archiles (++/++),
KPR (++/++)
Sucking (-), glabella (-), grasping(-/-),
palmomental (-/-)

V. STATUS MENTAL
A. Keadaan Umum

1. Kesadaran/ sensorium : compos mentis ( + ), somnolen ( - ), stupor


( - ), kesadaran berkabut ( - ), konfusi ( - ), koma ( - ), delirium ( - ),
kesadaran berubah ( - ), dan lain-lain…..

2. Penampilan
 Sikap tubuh: biasa ( - ), diam ( + ), aneh ( - ), sikap tegang ( - ), kaku ( - ),
gelisah ( - ), kelihatan seperti tua ( + ), kelihatan seperti muda ( - ),
berpakaian sesuai gender ( + ).
 Cara berpakaian : rapi ( - ), biasa ( + ), tak menentu ( - ), sesuai dengan
situasi ( + ), kotor ( - ), kesan ( dapat/ tidak dapat mengurus diri)*
 Kesehatan fisik : sehat ( + ), pucat ( - ), lemas ( - ), apatis ( - ), telapak
tangan basah ( - ), dahi berkeringat ( - ), mata terbelalak ( - ).

3. Kontak psikis
Dapat dilakukan ( + ), tidak dapat dilakukan ( - ), wajar ( + ), kurang
wajar ( - ), sebentar ( + ), lama ( - ).

4. Sikap
Kooperatif ( + ), penuh perhatian ( - ), berterus terang ( - ), menggoda ( -
), bermusuhan ( - ), suka main-main ( - ), berusaha supaya disayangi ( - ),
selalu menghindar ( - ), berhati-hati ( + ), dependen ( - ), infantil ( - ),
curiga ( - ), pasif ( + ), dan lain-lain.

5. Tingkah laku dan aktifitas psikomotor

12
 Cara berjalan : biasa ( + ), sempoyongan ( - ), kaku ( - ), dan lain-lain
 Ekhopraksia ( - ), katalepsi ( - ), luapan katatonik ( - ), stupor katatonik (
- ), rigiditas katatonik ( - ), posturing katatonik ( - ), cerea flexibilitas (
- ), negativisme ( - ), katapleksi ( - ), stereotipik ( - ), mannerisme ( - ),
otomatisme ( - ), otomatisme perintah ( - ), mutisme ( - ), agitasi
psikomotor ( - ), hiperaktivitas/ hiperkinesis ( - ), tik ( - ), somnabulisme
( - ), akathisia ( - ), kompulsi( - ), ataksia, hipoaktivitas ( - ), mimikri (
- ), agresi ( - ), acting out ( - ), abulia ( - ), tremor ( - ), ataksia ( - ),
chorea ( - ), distonia ( - ), bradikinesia ( - ), rigiditas otot ( - ), diskinesia
( - ), convulsi ( - ), seizure ( - ), piromania ( - ), vagabondage ( - ).

Ket : ( ) diisi (+) atau (-)

B. Verbalisasi dan cara berbicara


 Arus pembicaraan* : biasa, cepat, lambat
 Produktivitas pembicaraan* : biasa, sedikit, banyak
 Perbendaharaan* : biasa, sedikit, banyak
 Nada pembicaraan* : biasa, menurun, meninggi
 Volume pembicaraan* : biasa, menurun, meninggi
 Isi pembicaraan* : sesuai/ tidak sesuai
 Penekanan pada pembicaraan* : Ada/ tidak
 Spontanitas pembicaraan * : spontan/ tidak
 Logorrhea ( - ), poverty of speech ( - ), diprosodi ( - ), disatria ( - ),
gagap ( - ), afasia ( - ), bicara kacau ( - ).

C. Emosi
 Hidup emosi*: stabilitas (stabil/ tidak), pengendalian (adekuat/tidak
adekuat), echt/unecht, dalam/dangkal, skala diffrensiasi (sempit/luas), arus
emosi (biasa/lambat/cepat).

1. Afek
Afek appropriate/ serasi ( + ), afek inappropriate/ tidak serasi( - ), afek
tumpul ( - ), afek yang terbatas ( + ), afek datar ( - ), afek yang labil (
- ).

2. Mood
mood eutimik ( - ), mood disforik ( - ), mood yang meluap-luap
(expansive mood) ( - ), mood yang iritabel ( - ), mood yang labil (swing
mood) ( - ), mood meninggi (elevated mood/ hipertim) ( - ), euforia ( - ),
ectasy ( - ), mood depresi (hipotim) ( + ), anhedonia ( - ), dukacita ( - ),
aleksitimia ( -), elasi ( - ), hipomania ( - ), mania( - ), melankolia( - ), La
belle indifference ( - ), tidak ada harapan ( - ).

13
3. Emosi lainnya
Ansietas ( - ), free floating-anxiety ( - ), ketakutan ( - ), agitasi ( - ),
tension (ketegangan) ( - ), panic ( - ), apati ( - ), ambivalensi ( - ),
abreaksional ( - ), rasa malu ( - ), rasa berdosa/ bersalah( - ), kontrol
impuls ( - ).

4. Gangguan fisiologis yang berhubungan dengan mood


Anoreksia ( - ), hiperfagia ( - ), insomnia ( - ), hipersomnia ( + ), variasi
diurnal ( - ), penurunan libido ( - ), konstispasi ( - ), fatigue ( - ), pica ( -
), pseudocyesis ( - ), bulimia ( - ).

Keterangan : *)Coret yang tidak perlu,


( ) diisi (+) atau (-)

D. Pikiran/ Proses Pikir (Thinking)


 Kecepatan proses pikir (biasa/cepat/lambat)
 Mutu proses pikir (jelas/tajam)

1. Gangguan Umum dalam Bentuk Pikiran


Gangguan mental ( + ), psikosis ( + ), tes realitas ( terganggu/ tidak ),
gangguan pikiran formal ( - ), berpikir tidak logis ( - ), pikiran autistik ( -
), dereisme ( - ), berpikir magis ( - ), proses berpikir primer ( - ).

2. Gangguan Spesifik dalam Bentuk Pikiran


Neologisme ( - ), word salad ( - ), sirkumstansialitas ( - ), tangensialitas (
- ), inkohenrensia ( - ), perseverasi ( - ), verbigerasi ( - ), ekolalia ( - ),
kondensasi ( - ), jawaban yang tidak relevan ( - ), pengenduran asosiasi (
- ), derailment ( - ), flight of ideas ( - ), clang association ( - ), blocking (
- ), glossolalia ( - ).

3. Gangguan Spesifik dalam Isi Pikiran


 Kemiskinan isi pikiran ( + ), Gagasan yang berlebihan (- )
 Delusi/ waham
waham bizarre ( - ), waham tersistematisasi ( - ), waham yang sejalan
dengan mood ( - ), waham yang tidak sejalan dengan mood ( - ), waham
nihilistik ( - ), waham kemiskinan ( - ), waham somatik ( - ), waham
persekutorik ( + ), waham kebesaran ( - ), waham referensi ( - ), though
of withdrawal ( - ), though of broadcasting ( - ), though of insertion ( - ),
though of control ( + ), Waham cemburu/ waham ketidaksetiaan ( - ),
waham menyalahkan diri sendiri ( - ), erotomania ( - ), pseudologia
fantastika ( - ), waham agama.
 Idea of reference : ( - )

14
 Preokupasi pikiran ( - ), egomania ( - ), hipokondria ( - ), obsesi ( - ),
kompulsi ( - ), koprolalia ( - ), hipokondria ( - ), obsesi ( - ), koprolalia (
- ), fobia ( - ), noesis ( - ), unio mystica ( - ).

E. Persepsi
 Halusinasi
Non patologis: Halusinasi hipnagogik ( - ), halusinasi hipnopompik ( - ),
Halusinasi auditorik ( + ), halusinasi visual ( + ), halusinasi olfaktorik (
- ), halusinasi gustatorik ( - ), halusinasi taktil ( - ), halusinasi somatik (
- ), halusinasi liliput ( - ), halusinasi sejalan dengan mood ( - ), halusinasi
yang tidak sejalan dengan mood ( - ), halusinosis ( - ), sinestesia ( - ),
halusinasi perintah (command halusination), trailing phenomenon ( - ).
 Ilusi ( - )
 Depersonalisasi ( - ), derealisasi ( - )

F. Mimpi dan Fantasi


Mimpi : Tidak ada
Fantasi : Tidak ada

Keterangan : *)Coret yang tidak perlu, ( ) diisi (+) atau (-)

G. Fungsi kognitif dan fungsi intelektual


1. Orientasi waktu (baik/ terganggu), orientasi tempat (baik/ terganggu),
orientasi personal (baik/ terganggu), orientasi situasi (baik/ terganggu).
2. Atensi (perhatian) ( - ), distractibilty ( - ), inatensi selektif ( - ),
hipervigilance ( - ), dan lain-lain
3. Konsentrasi (baik/terganggu), kalkulasi ( baik/ terganggu )
4. Memori (daya ingat) : gangguan memori jangka lama/ remote ( - ),
gangguan memori jangka menengah/ recent past ( - ), gangguan memori
jangka pendek/ baru saja/ recent ( - ), gangguan memori segera/ immediate
( - ).
Amnesia ( - ), konfabulasi ( - ), paramnesia ( - ).
5. Luas pengetahuan umum: baik/ terganggu
6. Pikiran konkrit : baik/ terganggu
7. Pikiran abstrak : baik/ terganggu
8. Kemunduran intelek : (Ada/ tidak), Retardasi mental ( - ), demensia (
- ), pseudodemensia ( - ).

H. Dicriminative Insight*
Derajat I (penyangkalan)
Derajat II (ambigu)
Derajat III (sadar, melemparkan kesalahan kepada orang/ hal lain):
Derajat IV ( sadar, tidak mengetahui penyebab)
Derajat V (tilikan intelektual)
Derajat VI (tilikan emosional sesungguhnya)

15
I. Discriminative Judgement :
 Judgment tes : tidak terganggu
 Judgment sosial : tidak terganggu

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Laboratorium (21 November 2016)
Darah : Hemoglobin : 12,2 g/dl
Hematokrit : 36%
Leukosit : 6.970/ mm3
Trombosit : 237.000/mm3
Gula darah sewaktu : 200 mg/dl
Ureum : 27
Kreatinin : 0,9

Laboraorium (23 November 2016)


Gula darah puasa :171 mg/dl
Gula darah 2 jam PP :145 mg/dl

VII. Ikhtisar Penemuan Bermakna


Telah diperiksa pasien perempuan, usia 31 tahun dengan gelisah dan ingin
mati karena mendengar bisikian yang memintanya untuk mati sejak 2 bulan
sebelum masuk RS. Pasien juga bertambah gelisah, marah-marah dengan mata
melotot dan berjalan mondar-mandir sambil mengatakan “baka den… baka
den…” 1 hari SMRS. Pasien merasa curiga, bahwa orang-orang membicarakan
dirinya. Pasien melihat bayangan-bayangan hitam yang meminta pasien untuk
mati. Pasien berbicara sendiri, kadang-kadang menyeringai tanpa sebab yang
jelas. Pasien lebih banyak mengurung diri di rumah dan tidak ada aktivitas.
Nafsu makan dan tidur pasien kurang.
Pasien sebelumnya pernah dirawat di RSJ Prof HB Saanin sekitar 2 bulan
yang lalu, pulang dengan keadaan tenang dan minum obat teratur tetapi masih
ada sesekali mengamuk dan usaha bunuh diri pada pasien. Ini merupakan
rawatan kedua kalinya bagi pasien.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan pasien perempuan dengan usia
sesuai, perliaku selama wawancara, sikap kooperatif, pasif dan berhati-hati
terhadap pemeriksa. Pembicaraan sedikit dan jelas, mood hipotim, afek
appropriate dan terbatas, ditemukan adanya waham persekutorik though of
contro, halusinasi auditorik dan visual, orientasi tidak terganggu, dan tes

16
realitas tidak terganggu. Dari pemeriksaan neurologis tidak ditemukan adanya
kelainan.

VIII. Diagnosis Multiaksial

Aksis I : F 20.0 Skizofrenia Paranoid


Aksis II : Tidak ada diagnosa
Aksis III : I.10 Hipertensi Stage I e.c essential
R.73.9 Hiperglikemia
Aksis IV : Masalah perkawinan dan kawin terpaksa
Aksis V : GAF 20-11

IX. Diagnosis Banding Axis I


F. 32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik

X. Daftar Masalah
 Organobiologik
Pasien tidak pernah mengalami trauma kepala atau riwayat kejang
sebelumnya
 Psikologis
Gaduh gelisah, melakukan percobaan bunuh diri, halusinasi visual
(+), halusinasi auditori (+), waham persekutorik (+), though of
control (+)
 Lingkungan dan psikososial
Masalah dengan perkawinan dan kawin terpaksa

XI. Penatalaksanaan
A. Farmakoterapi
 Risperidon 2 x 3 mg
 Amlodipin 1 x 10 mg

B. Non Farmakoterapi
- ECT
- Diet rendah garam III
- Konsul mata
- Konsul poli interne bagian metabolic dan endokrin

17
C. Psikoterapi
Kepada pasien:
 Psikoterapi suportif
Memberikan dukungan, kehangatan, empati, dan optimistic
kepada pasien, membantu pasien mengidentifikasi dan
mengekspresikan emosinya.
 Psikoedukasi
Membantu pasien untuk mengetahui lebih banyak mengenai
gangguan yang dideritanya, diharapkan pasien mempunyai
kemampuan yang semakin efektif untuk mengenali gejala,
mencegah munculnya gejala dan segera mendapatkan
pertolongan. Menjelaskan kepada pasien untuk menyadari
bahwa obat merupakan kebutuhan bagi dirinya agar sembuh.

Kepada keluarga:
 Psikoedukasi
Memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif,
dan edukatif tentang penyakit pasien (penyebab, gejala,
hubungan antara gejala dan perilaku, perjalanan penyakit, serta
prognosis). Pada akhirnya, diharapkan keluarga bisa
mendukung proses penyembuhan dan mencegah kekambuhan.
Serta menjelaskan bahwa gangguan jiwa merupakan penyakit
yang membutuhkan pengobatan yang lama dan berkelanjutan.
 Terapi
Memberi penjelasan mengenai terapi yang diberikan pada
pasien (kegunaan obat terhadap gejala pasien dan efek
samping yang mungkin timbul pada pengobatan). Selain itu,
juga ditekankan pentingnya pasien kontrol dan minum obat
secara teratur.

18
XIII. PROGNOSIS
Penilaian Baik Buruk
Onset Dewasa √
Relaps Jarang √
Dukungan Ada √
keluarga
Pernikahan Sudah menikah √
Keadaan ekonomi Biasa √
Kepatuhan minum Patuh √
obat
Faktor pencetus Jelas √
Genetik Tidak ada √
Penyakit lain/ Hipertensi √
gangguan lain

Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Quo ad sanctionam : dubia ad bonam

XIV. DISKUSI/ ANALISIS KASUS

Berdasarkan anamnesis, riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan


psikiatrik, pada pasien ini ditemukan adanya perubahan perasaan yang secara
klinis bermakna dan hendaya (disability) dalam fungsi sosial. Dengan demikian
berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami suatu
gangguan jiwa.
Dari anamnesis ditemukan adanya gejala-gejala negatif seperti lebih suka
mengurung diri di rumah, lebih sering bermenung dan tidak ada aktivitas. Pada
pasien ditemukan waham persekutorik, pasien merasa curiga bahwa dia
dibicarakan oleh orang-orang disekitarnya. Halusinasi auditorik, visual dan
though of control yang menonjol berupa bayangan-bayangan hitam yang
menyuruh pasien untuk mati, pasien mencoba bunuh diri berkali-kali karena
bisikan tersebut. Gejala tersebut telah berlangsung lebih dari satu bulan sehigga
bisa ditegakkan diagnosis Skizofrenia Paranoid (F.20.0).

19
Pada pasien ini ditemukan suatu kondisi medis umum berupa hipertensi stage
I e.c essential dan hiperglikemia, sehingga aksis III pada pasien ini yaitu I.10
hipertensi stage I e.c essential dan R73.9 hiperglikemia.
Pada pasien diberikan Haloperidol 2 x 1,5 mg peroral peroral. Haloperidol
merupakan Antipsikotik tipikal (APG-I), jika dibandingkan dengan APG II efek
metabolic APG-I lebih minimal. APG-I dipilih pada pasien ini, karena pada pasien
terdapat kondisi obesitas, hipertensi dan hiperglikemia. Jika terapi yang diberikan
tetap APG II, kondisi metabolic pasien akan semakin parah. Selain itu, pasien
perlu dirujuk ke penyakit dalam untuk ditatalaksana sesuai kondisi medis yang
dialami pasien.
Terapi non farmakologis memegang peranan yang juga penting pada
pasien ini. Jenis terapi non farmakologis yang bisa dilakukan terhadap pasien ini
adalah psikoterapi suportif, psikoedukasi saat kondisi sudah mulai stabil dan bisa
berkomunikasi. Psikoterapi suportif bertujuan untuk memperlihatkan minat kita
pada pasien, memberikan perhatian, dukungan, dan optimis. Dalam psikoterapi
suportif, terapis menunjukkan penerimaan terhadap kasus dengan cara
menunjukkan perilaku yang hangat, ramah namun tetap berwibawa. Tujuannya
adalah agar pasien merasa aman, diterima dan dilindungi.
Terapi ECT dianjurkan pada pasien, jika dengan pengobatan farmakoterapi
maksimal tidak ditemukan perbaikan.

20
Lampiran 1. Kutipan wawancara psikiatri

AUTOANAMNESA dilakukan pada tanggal 25 November 2016


Pertanyaan Jawaban Interpretasi
- Assalamualaikum - Waalaikumsalam Sadar
Buk, perkenalkan - Boleh…. (diam) Berhati-hati
saya dokter muda Pasif
Nadia dan ini teman
saya dokter muda Verbalisasi :
Melly. Kami ingin Arus pembicaraan
memeriksa lambat, produktivitas
perkembangan ibuk, sedikit, nada
setuju ibuk, buk? menurun, tidak
spontan
- Siapa nama lengkap - Ayu Darningsih
ibuk? (diam)

- Bagaimana perasaan - Sudah enakan (diam) Emosi stabil, mood


ibuk sekarang? hipotim
- Sudah berapa lama - Sekitar seminggu
ibuk dirawat disini? (diam)

- Bisa ibuk ceritakan, - Waktu itu saya


ada kejadian apa mengamuk dan
dirumah waktu itu, marah-marah,
sehingga ibu dibawa sampai memecahkan
kesini? kaca. (diam)
- Mengamuk sampai - Saya menusukkan Suicide (+)
mecahin kaca lalu kaca tersebut ke
buk? perut saya sendiri.
- Kenapa ibuk sampai - Ada bayangan hitam Halusinasi visual (+)
menusukkan kaca yang membisikkan dan Halusinasi
tersebut ke perut ibu? saya untuk mati. auditorik (+)
- Kapan pertama kali - Tiba-tiba muncul,
ibuk melihat saya kurang tau.
bayangan itu? (diam)
- Sekarang masih ada - Tidak
keinginan ibu untuk
bunuh diri? - Masih
- Masih ada bayangan - Ayah, Ibu, Suami
itu buk? dan Anak
- Ibu tinggal serumah
dengan siapa saja - Biasa.
buk? - Iya, dibelakang saya
- Bagaimana hubungan
ibuk dengan
keluarga? - Menjelek-jelekkan

21
saya
- Pernah tidak ibu Waham persekutorik
merasa orang-orang (+)
disekitar ibuk
membicarakan ibu?
- Menurut ibu apa
yang mereka
bicarakan?

- Kemarin bagaimana - Enak, saya makan Memori jangka


makan ibuk? dengan pical pendek tidak
- Tidur bagaimana - Biasa terganggu
buk?
- Sudah pernah ibuk - Pernah di RSJ Memori jangka
dibawa berobat Saanin tahun ini. menengah tidak
sebelumnya terganggu
- Ibuk tahu sekarang - Senin orientasi waktu baik
hari apa?
- Tanggal berapa buk? - Tanggal 20
- Bulan apa buk? - November
- Tahun? - 2016
- Ibuk tau sekarang - Di rumah sakit M. orientasi tempat baik
dimana, buk? Djamil, Padang
- Buk, kalau terjadi - Keluar, lari Discriminative
gempa disini, apa judgement tidak
yang akan ibuk - terganggu
lakukan?
- Buk, kira-kira apel - …. buah Pikiran abstrak tidak
dan jeruk apa terganggu
persamaannya?
- Ibu tau sekarang ibu - Iya discriminative
lagi sakit? insight derajat IV
- Ibuk yang sekamar - Deslina orientasi personal
dengan buk Ayu baik
siapa namnya buk?
- Buk, bagaimana - Saya ingin pulang
harapan ibuk buk.
mengenai penyakit
ibuk?
- Ingin sehat ibuk kan? - Iya (tersenyum)
- Jadi setelah kami
periksa keadaan ibuk
sudah membaik. Tapi
ibuk harus tidur
teratur, makan
teratur, yang paling

22
penting minum obat
harus teratur.
- Ada yang ingin ibu
tanyakan buk? - Menggeleng

ALLOANAMNESIS : Ayah kandung pasien pada tanggal 07 Desember 2016

1. Assalamualaikum pak, Saya Assalamualaikum Buk, buliah


dokter muda Melly dari bagian buk
Jiwa di RSUP M Djamil. saya
mau berbincang-bincang dengan
bapak sebentar untuk
menanyakan menganai penyakit
anak bapak, Bu Ayu, ado buliah
Pak?

2. Siapo namo Bapak? Darmius

3. Berapa umur bapak ? 63 tahun


4. Pekerjaan bapak? Petani
5. Pendidikan terakhir bapak ? SMA
6. Bagaimana hubungan bu Ayu Baik, akrab
dengan anak bapak yang
lainnya?
7. Apakah ada keluarga bapak Tidak ada
yang menderita sakit seperti bu
Ayu?
8. Bagaimana kepribadian bu ayu Banyak teman, namun sedikit pemalu
sehari-hari pak?
9. Kalau bu ayu menginginkan Biasa saja, tidak ada mengamuk atau
sesuatu dan tidak terpenuhi, memberontak.
bagaimana sikap bu ayu, Pak?
10. Sudah berapa lama Bu Ayu sakit Jadi gini buk, awalnya sakit anak saya
seperti ini pak? ini muncul sejak putus dengan pacarnya
kemudian anak saya mengurung diri
dan selalu berusaha kabur dari rumah.
Kemudian saya bawa berobat kampung
tetapi tidak ada perbaikan. Karena
atidak ada perbaikan saya membawa
anak saya ke RS SAANIN namun
hanya rawat jalan saja.
1. Tahun berapa kejadian tersebut Lupa tahun berapa
Pak?
2. Bagaimana dengan pekerjaan Sudah tidak bekerja lagi setelah itu.
anak bapak?

3. Bagaimana tidur dan makan Bu Susah makan dan tidur kurang.

23
Ayu dirumah, Pak?
4. Apakah ada anak bapak merasa Ada, anak saya merasa dibicarakan oleh
curiga-curiga? orang lain sehingga tidak suka keluar
rumah dan menutup pintu rumah.
5. Apakah pernah mendengar Ada, menyuruhnya untuk membakar
suara-suara? dirinya.
6. Apakah ada usaha bunuh diri, Ada beberapa kali, anak saya pernah
Pak? ingin masuk ke dalam sumur dan
pernah memecahkan gelas lalu
menusukan ke perutnya dengan pecahan
gelas tsb. Oleh karena itu saya
membawanya ke RS SAANIN.
7. Berapa lama anak bapak dirawat 1 bulan
di RS SAANIN?
8. Sebelumnya apakah bu ayu Tidak
pernah kejang atau jatuh yang
membentur kepala?
9. Apakah bu ayu menderita Tidak
penyakit seperti tekanan darah
tinggi atau penyakit gula ?
10. Apakah bu ayu pernah Tidak
mengkonsumsi alcohol atau
obat-obatan terlarang?
11. Setelah pulang dri RS SAANIN Menurut saya, keadaannya sudah
bagaimana keadaan anak membaik namum masih ada usaha
bapak? bunuh diri sesekali.
12. Apakah saat dirumah anak Ada kalau saat putus obat, anak saya
bapak ada berperilaku aneh atau seperti kesurupan.
mengamuk?
13. Bagaimana aktivitas sehari-hari Lebih sering dirumah saja
anak bapak dirumah?
14. Apakah minum obat teratur Pernah sesekali tidak minum obat.
pak? Tetapi saat kontrol ke poli RS SAANIN
dokter mengatakan tidak ada perbaikan
dan dianjurkan untuk dirawat di RSUP
M Djamil karena alat-alat lebih lengkap
disana, tetapi saya tidak langsung
membawa anak saya ke M Djamil.
Setelah 1 minggu setelah pulang dari
SAANIN saya membawa anak saya ke
M Djamil kemudian di rawat di bangsal
jiwa.
15. Bagaimana keadaan anak bapak Sudah membaik
sekarang?
16. Apa kegiatan anak bapak sehari- Membantu ibunya bersih-besih dirumah
hari?
17. Bagaimana hubungannya Baik
dengan orang sekitar rumah?

24
18. Apakah masih ada usaha bunuh Tidak ada
diri Pak?
19. Minum obat teratur? Iya
20. Apa yang bapak harapakan Semoga anak saya tidak kambuh lagi
terhadap penyakit bu ayu pak? sakitnya
21. Baik pak, sakit anak bapak ini Iya buk sama-sama.
sangat butuh dukungan penuh
dari keluarga untuk
kesembuhannya dan juga
pastikan anak bapak untuk
minum obat dengan teratur.
Terimakasih ya pak atas
waktunya.

25

Anda mungkin juga menyukai