Dengan memasukkan hewan yang telah menjadi fosil ke dalam sistem penggolongannya,
Cuvier menempatkan palaeontologi (kajian tentang fosil) di atas dasar ilmiah yang kukuh.
Membandingkan fosil hewan yang sudah punah dengan struktur hewan yang masih hidup
memungkinkan Cuvier menentukan kemungkinan fungsi bagian tubuh hewan-hewan yang
telah menjadi fosil. Kemudian dia bisa menempatkan hewan-hewan tersebut ke dalam
struktur penggolongan hewan-hewan yang masih hidup. (Salah satu fosil hewan yang paling
menarik yang diidentifikasi Cuvier adalah reptil terbang yang disebutnya "pterodaktil".)
Macam-Macam Teori Evolusi. Sebelumnya mungkin sobat akan tertarik untuk membaca
artikel pengantarnya dahulu, yaituPengertian dan Mekanisme Evolusi untuk membuat
sobat lebih paham. Baiklah sekarang kita akan masuk ke penjelasannya.
Teori-Teori Evolusi
Teori evolusi menjelaskan mengenai perkembangan kehidupan makhluk hidup dari tingkat
sederhana ke tingkatan yang lebih kompleks yang dikemukakan oleh beberapa ilmuwan
dengan konsep dan gagasan yang berbeda-beda. Teori evolusi ini masih terus menjadi topik
hangat yang dibicarakan dan terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Berikut
ini beberapa teori evolusi yang dikemukakan oleh para ahli.
Lingkungan memiliki pengaruh pada ciri dan sifat yang diwariskan melalui proses
adaptasi lingkungan.
Ciri dan sifat yang terbentuk akan diwariskan ke keturunannya.
Organ yang sering digunakan akan tumbuh besar, dan ogan yang jarang digunakan
akan mengalami penyusutan/pendek. Contoh yang diberi lamarck yakni jerapah.
Menurutnya, awalnya leher jerapah pendek. Namun, karena makanan jerapah terdiri
dari daun-daun yang letaknya tinggi memaksa jerapah berusaha menjangkaunya.
Sehingga lama kelamaan, sebagai suatu proses adaptas leher jerapah akan mengalami
pemanjangan.
Teori Lamarck ditentang oleh Erasmus. Erasmus beranggapan bahwa leher jerapah ada yang
pendek dan ada juga yang panjang.
Dalam menyusun gagasannya terkait teori evolusi, Darwin mengaitkan hasil penelitiannya
dengan pendapat Thomas Robert Malthus dan teori evolusi Alfred Russel Wallace yang telah
dijelaskan pada poin sebelumnya. Thomas Robert Malthus menuliskan dalam bukunya yang
berjudul “An Essay of the Principle of Population” bahwasanya jumlah kenaikan penduduk
lebih cepat daripada kenaikan produksi pangan. Sehingga makhluk hidup harus terus
berjuang untuk dapat terus bertahan, sedangkan sifat yang tidak mendukung akan hilang.
Hal ini, berarti makhluk hidup yang mampu beradaptasi akan dapat bertahan hidup dan
lulus seleksi alam.
Berikut ini ide-ide Darwin berdasarkan hasil observasinya yang mengacu pada gagasan kedua
tokoh tersebut
Tidak ada individu yang sama. Antara satu individu dengan individu lain memiliki
perbedaan meskipun dalam satu keturunan yang sama dan perbedaan tersebut bersifat
menurun.
Setiap populasi akan cerderung bertambah banyak, karena adanya kemampuan
bereproduksi.
Populasi tidak akan terus bertambah, ada faktor pembatas yang mengontrol kenaikan
populasi yakni makanan dan predasi.
Jumlah individu baru yang lahir lebih banyak dibanding individu yang dapat bertahan
hidup.
Persaingan antar individu muncul dalam mendapatkan makanan dalam upaya
bertahan hidup.
Adanya seleksi alam mengakibatkan individu harus dapat berdaptasi dengan
lingkungannya. Individu yang lolos seleksi alam akan dapat terus bertahan hidup dan
mewariskan sifat-sifatnya pada keturunannya.
Dalam bukunya yang berjudul The Origin of Species by Means of Natural Selection, Darwin
membantah teori evolusi Lamarck yang mengemukakan faktor yang mempengaruhi
perkembangan makhluk hidup menuju ke arah yang lebih komplek adalah lingkungan dan
akan diwariskan pada keturunannya. Dalam bukunya tersebut Darwin mengemukakan dua
hal penting dalam teori evolusi, yaitu:
Spesies-spesies yang hidup sekarang berasal dari nenek moyangnya yang hidup dari
masa lalu dan tetap memiliki perbedaan meski dari keturunan yang sama.
Perkembangan spesies dipengaruhi oleh seleksi alam dan variasi antar populasi.
Contoh yang dikemukakan Darwin masih serupa dengan fenomena jerapah Lamarck.
Sudut pandang Darwin menjelaskan bahwa pada awalnya jerapah tidaklah berleher
pendek, melainkan jerapah memiliki varian leher pendek dan panjang. Kedua varian
populasi jerapah harus berkompetisi untuk mendapatkan makanan yakni dedaunan
yang letaknya tinggi . Jerapah yang pendek kalah dalam berkompetisi sehingga tidak
lolos seleksi alam yang pada akhirnya punah. Sehingga, yang bertahap hidup dan
lolos seleksi alam adalah jerapah leher panjang.
Teori evolusi Darwin pada prinsipnya menjelaskan bahwa perubahan pada semua makhluk
hidup akan terus terjadi secara berangsung-angsur sesuai dengan perkembangannya dari
generasi ke generasi yang mengarah pada terbentuknya spesies baru, sedangkan yang tidak
mampu beradaptasi akan mati dan punah.
Dari berbagai pendapat para ahli yang telah disebutkan di atas, kini telah muncul teori evolusi
baru yang dikenal sebagai teori sintetik. Teori sintetik ini merupakan teori modern yang
dikembangkan dari gabungan teori yang dikembangkan oleh Lamarck, Darwin, dan hukum
pewarisan Mendel yang menjelaskan bahwa evolusi terjadi dikarenakan faktor perubahan
frekuensi gen dari suatu generasi ke generasi berikutnya dengan faktor tambahan berupa
mutasi.Teori sintetik ini memanfaatkan bidang ilmu paleografi, biologi molekuler, biokimia,
biostatistik, dan ilmu lainnya yang belum ada pada era sebelumnya
AMES HUTTON (1726-1797)
1. Profil
James Hutton adalah seorang ahli geologi dari Skotlandia. Ia lahir pada tanggal 3 Juni
1726 di Edinburgh, Skotlandia. James Hutton sangat gemar mendaki dan menjelajahi gunung,
hutan, sungai,dan pantai untuk mengamati batu-batuan. Berawal dari kegemarannya terhadap
alam itulah, pada tahun 1795 saat umurnya 69 tahun buku karyanya yang berjudul Teori
Bumi diterbitkan. Ia memperkenalkan teori yang disebut Gradualisme.
Teori Gradualisme
Teori Gradualisme ini menentang teori katastrofisme yang dikemukakan oleh Cuvier,
ilmuan Perancis. Menurut Cuvier dalam teorinya tersebut, keadaan bumi zaman sekarang
merupakan akibat dari malapetaka atau bencana alam yang dibuat oleh Tuhan. Sedangkan
menurut Hutton dalam teorinya bahwa keadaan bumi sekarang disebabkan oleh proses atau
mekanisme alam. Menurut Hutton, Tuhan memanglah sebagai penggerak pertama
mekanisme itu, kemudian mekanisme tersebut berjalan dengan sendirinya. Dalam teori
gradualisme, Ia menjelaskan sifat dan ciri geologis bumi dengan teori gradualisme (secara
bertahap) yang menganggap bahwa perubahan mendalam dan nyata merupakan produk
komulatif proses yang berlangsung lambat namun terus-menerus, dengan kata lain
perubahan geologis berlangsung pelan-pelan tapi pasti . Namun, Teori ini tidak ada mekanisme yang
meyakinkan.
1. Pendapat Thomas Robert Malthus dalam bukunya “An Essay on the Principle of
Population” yang menyatakan adanya kecenderungan kenaikan jumlah penduduk
lebih cepat daripada kenaikan produksi pangan. Hal ini menurut Darwin
menimbulkan terjadinya suatu persaingan untuk kelangsungan hidup.
MALTUHS
Teori Populasi
Pendapat Thomas Robert Malthus itu terbitkan sebuah buku walau tipis namun sangat
berpengaruh. Judulnya “An Essay on the Principle of Population as it Affects the Future
Improvement of Society”. Pokok tesis Malthus ini adalah pemikiran bahwa pertumbuhan
penduduk cenderung melampui pertumbuhan persediaan makanan. Dalam dia punya esai
yang orisinal, Malthus menyuguhkan idenya dalam bentuk yang cukup kaku. Ia menyatakan
bahwa penduduk cenderung tumbuh secara "deret ukur" (misalnya, dalam lambang 1, 2, 4, 8,
16 dan seterusnya) sedangkan persediaan makanan cenderung bertumbuh secara "deret
hitung" (misalnya, dalam deret 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan seterusnya).
Perang, wabah penyakit, atau malapetaka lainnya sering mampu mengurangi penduduk.
Tetapi, penderitaan macam ini hanya menyuguhkan keredaan sementara sedangkan ancaman
ledakan penduduk masih tetap membahayakan. Malthus berusul, cara lebih baik untuk
mencegah kebanyakan penduduk adalah "pengendalian moral." Tampaknya, yang dimaksud
dengan istilah itu adalah suatu gabungan dari penundaan usia pernikahan, menjauhi hubungan
seks sebelum nikah, dan menahan frekuensi hubungan suami istri secara sukarela. Tetapi,
Malthus cukup realistis dan sadar bahwa umumnya orang tidak ambil peduli dengan
pengendalian-pengendalian seperti itu. Dia selanjutnya berkesimpulan bahwa cara yang lebih
praktis adalah tetap berpegang pada apa adanya: kebanyakan penduduk sesuatu yang tak bisa
dihindari lagi dan kemiskinan merupakan nasib yang daripadanya orang tidak mungkin bisa
lolos.
Kendati Malthus tak pernah menganjurkan adanya pengendalian penduduk lewat alat
kontrasepsi, usul macam itu merupakan konsekuensi yang lumrah dari ide pokoknya. Orang
pertama yang secara terbuka menganjurkan penggunaan alat kontrasepsi secara luas untuk
mencegah kebanyakan penduduk adalah seorang pembaharu Inggris yang berpengaruh,
Francis Place (1771-1854). Place yang membaca esai Malthus dan amat terpengaruh olehnya,
menulis buku tahun 1822, yang isinya menganjurkan kontrasepsi. Dia juga membagi-bagi
penjelasan tentang pembatasan kelahiran di antara para kelas pekerja. Di Amerika Serikat,
Dr. Charles Knowlton menerbitkan buku tentang kontrasepsi tahun 1832. "Lembaga
Malthus" pertama dibentuk tahun 1860 dan anjuran keluarga berencana dengan demikian
semakin bertambah penganutnya. Karena Malthus sendiri tidak menyetujui, atas dasar alasan
moral, penggunaan alat kontrasepsi, anjuran pembatasan kenaikan jumlah penduduk dengan
menggunakan alat-alat kontrasepsi biasanya disebut "neo-Malthusian."
Lebih lanjut Charles Lyell pada awal abad 19 mengembangkan pandangan hutton yang
lebih dahulu kedalam prinsip geologi ”uniformitarianisme” yang diterbitkan dalam
bukunya Principles of Geology (1830-1833). Lyell mengemukakan bahwa gunung dan
lembah dan ciri-ciri fisik permukaan bumi tidak diciptakan seperti bentuknya sekarang atau
tidak dibentuk oleh bencana yang berturut-berturut, tetapi terbentuk oleh berlanjutnya proses
vulkanis, pergolakan, erosi, glasiasi dan sebagainya dalam jangka waktu yang sangat lama
dan masih berlangsung sampai sekarang.
Ide-ide di balik uniformitarianisme berasal dari karya ahli geologi Skotlandia James
Hutton. Pada 1785, H’yang panjang dan bahwa sejarah ini dapat ditafsirkan dari segi proses
saat diamati. Sebagai contoh, tanah terbentuk oleh pelapukan batuan dasar selama ribuan
tahun. Dia juga menyarankan bahwa teori-teori supranatural tidak diperlukan untuk
menjelaskan sejarah geologi Bumi.
Darwin dipengaruhi sangat kuat oleh dua kesimpulan yang dihasilkan dari pangamatan
Hutton dan Lyell, yaitu:
a. Pertama, jika perubahan geologis merupakan akibat dari kerja lambat dan terus-menerus dan
bukan akibat dari kejadian yang tiba-tiba, maka bumi ini lebih tua dari 6000 tahun seperti
yang dinyatakan oleh banyak ahli teologi.
b. Kedua, proses yang sangat lambat namun sangat halus yang bertahan selama periode waktu
yang sangat panjang dapat menyebabkan perubahan yang cukup besar.
MENDEL
Buku The Origin of Spesies meyakinkan sebagian besar ahli biologi bahwa spesies
merupakan hasil dari evolusi, tetapi Darwin saat itu tidak begitu berhasil mendapatkan
pengakuan atas idenya yaitu bahwa seleksi alam adalah mekanisme evolusi. Seleksi alam
memerlukan proses penurunan sifat yang tidak dapat dijelaskan oleh Darwin. Teorinya
didasarkan paada apa yang terlihat seerti paradoks pewarisan : yang sama menurunkan yang
sama, tetapi tidak persis demikian, Kekurangan dari teori Darwin adalah suatu pemahaman
pewarisan yang dapat menjelaskna bagaimana variasi acak akan muncul dalam suatu
populasi, namun tetap bertanggungjawab atas pewarisan variasi ini secara tepat dari induk
kepada keturunannya.
Meskipun Gregor Mendel dan Charles Darwin hidup pada masa yang sama, akan tetapi
penemuan Mendel pada saat itu tidak dihargai oleh orang lain, dan ternyata tidak ada yang
dapat melihat dan menyadari saat itu bahwa Mendel telah menjelaskan prrinsip dasar
pewarisan yang sudah pasti saat itu menyelesaikan paradoks Darwin dan memberikan
kredibilitas terhadap konsep seleksi alam.
Teori evolusi genetika dipelopori oleh Gregor Johann Mendel. Gregor Johann Mendel (20
Juli 1822 - 6 Januari 1884) adalah seorang Augustinian imam dan ilmuwan, yang
memperoleh ketenaran dari ilmu baru genetika untuk studi tentang warisan tertentu pada
tanaman. Ia mengemukakan teori genetika yang berkaitan dengan adanya sejumlah sifat yang
dikode oleh suatu macam gen. Dengan demikian banyaknya variasi alel menentukan
kemampuan terhadap ketahanan untuk dapat bertahan hidup. Hanya saja pada zaman Mendel,
teori ini belum dipahami dan belum diperkirakan dapat dimanfaatkan untuk menerangkan
teori yang lain. Teori genetika mengalami stagnasi hampir selama 35 tahun sejak
dikemukakan, dan baru disadari kegunaannya di awal abad ke-20. Teori evolusi genetika
terdiri dari :
Temuan Mendel mempunyai implikasi penting dalam evolusi. Karyanya membantah adanya
teori percampuran dalam keturunan (The Blending Theory of Inheritence) yaitu pemikiran
bahwa ciri orang tua diwariskan kepada anak dan kemudian bercampur, lalu diwariskan ke
generasi berikut dalam bentuk campuran. Eksperimen Mendel membuktikan justru
kebalikannyalah yang benar, yaitu faktor genetik yang diwarisi dari orang tua hanya
bergabung untuk sementara waktu dalam diri anak, dan dalam generasi berikutnya faktor
genetik tersebut akan memisah lagi menjadi satuan yang ada pada induk aslinya.