Anda di halaman 1dari 15

CUVIER PALAENTOLOGI

Dengan memasukkan hewan yang telah menjadi fosil ke dalam sistem penggolongannya,
Cuvier menempatkan palaeontologi (kajian tentang fosil) di atas dasar ilmiah yang kukuh.
Membandingkan fosil hewan yang sudah punah dengan struktur hewan yang masih hidup
memungkinkan Cuvier menentukan kemungkinan fungsi bagian tubuh hewan-hewan yang
telah menjadi fosil. Kemudian dia bisa menempatkan hewan-hewan tersebut ke dalam
struktur penggolongan hewan-hewan yang masih hidup. (Salah satu fosil hewan yang paling
menarik yang diidentifikasi Cuvier adalah reptil terbang yang disebutnya "pterodaktil".)

Macam-Macam Teori Evolusi. Sebelumnya mungkin sobat akan tertarik untuk membaca
artikel pengantarnya dahulu, yaituPengertian dan Mekanisme Evolusi untuk membuat
sobat lebih paham. Baiklah sekarang kita akan masuk ke penjelasannya.

Teori-Teori Evolusi
Teori evolusi menjelaskan mengenai perkembangan kehidupan makhluk hidup dari tingkat
sederhana ke tingkatan yang lebih kompleks yang dikemukakan oleh beberapa ilmuwan
dengan konsep dan gagasan yang berbeda-beda. Teori evolusi ini masih terus menjadi topik
hangat yang dibicarakan dan terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Berikut
ini beberapa teori evolusi yang dikemukakan oleh para ahli.

1) Teori evolusi Aristoteles (384-322 SM)


Aritoteles merupakan seorang filosof pencetus teori evolusi dan berasal dari Yunani. Teori
evolusi yang dikemukakannya dikenal dengan teori abiogenesis. Teori tersebut menyatakan
bahwa makhluk hidup yang pertama kali di bumi ialah benda mati atau tak hidup yang
terjadi secara spontan, misal ikan dan katak yang berasal dari lumpur, cacing yang berasal
dari tanah, dan belatung yang berasal dari daging yang membusuk.

Prinsipnya teori Aristoteles menjelaskan tentang perkembangan makhluk hidup dan


habitatnya dari tahap sederhana menujutahapan yang kompleks.

b. Teori evolusi Empedoclas (495-435 SM)


Seorang filosof yunani yang menyatakan bahwa evolusi ialah kehidupan yang berasal dari
lumpur hitam yang mendapat sinar dari matahri dan berubah menjadi makhluk hidup.
Evolusi terjadi dengan dimulainya makhluk hidup yang sederhana kemudian berkembang
menjadi sempurna dan akhirnya menjadi beraneka ragam.

c) Teori evolusi Anaximander (500 SM)


Sama halnya dengan Aristoteles, Anaximander juga seorang filosof asal Yunani. Di dalam
teorinya ia menyatakan bahwa manusia berasal dari makhluk akuatik mirip ikan dan
mengalami proses evolusi.

d. Teori evolusi Count de Buffon (1707-1788)


Buffon mengemukakan bahwasanya evolusi merupakan variasi-variasi yang terjadi karena
pengaruh alam sekitar diwariskan sehingga terjadi penimbunan variasi.

e. Teori evolusi Erasmus Darwin (1731-1802)


Erasmus Darwin merupakan tokoh berkebangsaan Inggris yang menentang teori evolusi
Lamarck dalam bukunya yang berjudul Zoonamia. Dalam teorinya, ia mengemukakan
bahwa evolusi terjadi karena bagian fungsional terhadap stimulasi adalah diwariskan.

f. Teori evolusi George Cuvier (1769-1832)


Cuvier tidak menyumbangkan gagasannya mengenai teori evolusi secara langsung. Hanya
saja, Cuvier mendukung teori Catatropism yang menyatakan bahwa makhluk hidup setiap
strata tidak ada hubungan kekerabatan, karena setiap strata terbentuk akibat bencana alam
seperti banjir, gempa bumi, maupun kemarau panjang. Jika strata lenyap oleh bencana, akan
muncul strata baru dengan makhluk hidup baru yang berpindah dari daerah lain.
Dari fosil hasil temuannya, Cuvier berpendapat bahwa makhluk hidup di lapisan bumi paling
atas akan sangat berbeda dengan makhluk hidup di lapisan bumi terbawah.

g. Teori evolusi Sir Charles Lyell (1797-1875)


Lyell merupakan ilmuwan dari Skotlandia yang mengemukakan pendapatnya tentang evolusi
dalam bukunya Principles of Geology. Ia menyatakan bahwa permukaan bumi terbentuk
melalui proses bertahap dalam jangka waktu yang lama.

h. Teori evolusi Jean Baptise de Lamarck (1744-1892)


Teori evolusi Lamarck menjelaskan bahwasanya makhluk hidup merupakan tingkat-tingkat
perkembangan kehidupan, sedangkan manusia berada dipuncak perkembangan tersebut.
Dalam artian, tidak akan ada lagi makhluk hidup yang akan muncul dan berada di tingkatan
lebih tinggi pada masa yang akan datang.

Dalam bukunya berjudul Philosopic, Lamarck mengemukakan pendapatnya mengenai


evolusi yang terdiri atas 3 poin, yaitu:

 Lingkungan memiliki pengaruh pada ciri dan sifat yang diwariskan melalui proses
adaptasi lingkungan.
 Ciri dan sifat yang terbentuk akan diwariskan ke keturunannya.
 Organ yang sering digunakan akan tumbuh besar, dan ogan yang jarang digunakan
akan mengalami penyusutan/pendek. Contoh yang diberi lamarck yakni jerapah.
Menurutnya, awalnya leher jerapah pendek. Namun, karena makanan jerapah terdiri
dari daun-daun yang letaknya tinggi memaksa jerapah berusaha menjangkaunya.
Sehingga lama kelamaan, sebagai suatu proses adaptas leher jerapah akan mengalami
pemanjangan.
Teori Lamarck ditentang oleh Erasmus. Erasmus beranggapan bahwa leher jerapah ada yang
pendek dan ada juga yang panjang.

i. Teori evolusi Charles Robert Darwin (1809-1882)


Sebagai bapak evolusi, tentunya nama Charles Darwin sudah tidak asing lagi. Sebelum
gagasannya mengenai teori evolusi dipublikasi, Darwin terlebih dahulu telah melakukan
pelayaran ke kepulauan Galapagos dan mengobservasi berbagai macam burung Finch yang
memiliki berbagai macam bentuk paruh. Ternyata, perbedaan morfologi tersebut
menunjukkan adanya hubungan kekerabatan dengan burung-burung yang ada di Amerika
Serikat.

Dalam menyusun gagasannya terkait teori evolusi, Darwin mengaitkan hasil penelitiannya
dengan pendapat Thomas Robert Malthus dan teori evolusi Alfred Russel Wallace yang telah
dijelaskan pada poin sebelumnya. Thomas Robert Malthus menuliskan dalam bukunya yang
berjudul “An Essay of the Principle of Population” bahwasanya jumlah kenaikan penduduk
lebih cepat daripada kenaikan produksi pangan. Sehingga makhluk hidup harus terus
berjuang untuk dapat terus bertahan, sedangkan sifat yang tidak mendukung akan hilang.
Hal ini, berarti makhluk hidup yang mampu beradaptasi akan dapat bertahan hidup dan
lulus seleksi alam.
Berikut ini ide-ide Darwin berdasarkan hasil observasinya yang mengacu pada gagasan kedua
tokoh tersebut

 Tidak ada individu yang sama. Antara satu individu dengan individu lain memiliki
perbedaan meskipun dalam satu keturunan yang sama dan perbedaan tersebut bersifat
menurun.
 Setiap populasi akan cerderung bertambah banyak, karena adanya kemampuan
bereproduksi.
 Populasi tidak akan terus bertambah, ada faktor pembatas yang mengontrol kenaikan
populasi yakni makanan dan predasi.
 Jumlah individu baru yang lahir lebih banyak dibanding individu yang dapat bertahan
hidup.
 Persaingan antar individu muncul dalam mendapatkan makanan dalam upaya
bertahan hidup.
 Adanya seleksi alam mengakibatkan individu harus dapat berdaptasi dengan
lingkungannya. Individu yang lolos seleksi alam akan dapat terus bertahan hidup dan
mewariskan sifat-sifatnya pada keturunannya.

Dalam bukunya yang berjudul The Origin of Species by Means of Natural Selection, Darwin
membantah teori evolusi Lamarck yang mengemukakan faktor yang mempengaruhi
perkembangan makhluk hidup menuju ke arah yang lebih komplek adalah lingkungan dan
akan diwariskan pada keturunannya. Dalam bukunya tersebut Darwin mengemukakan dua
hal penting dalam teori evolusi, yaitu:

 Spesies-spesies yang hidup sekarang berasal dari nenek moyangnya yang hidup dari
masa lalu dan tetap memiliki perbedaan meski dari keturunan yang sama.
 Perkembangan spesies dipengaruhi oleh seleksi alam dan variasi antar populasi.
Contoh yang dikemukakan Darwin masih serupa dengan fenomena jerapah Lamarck.
Sudut pandang Darwin menjelaskan bahwa pada awalnya jerapah tidaklah berleher
pendek, melainkan jerapah memiliki varian leher pendek dan panjang. Kedua varian
populasi jerapah harus berkompetisi untuk mendapatkan makanan yakni dedaunan
yang letaknya tinggi . Jerapah yang pendek kalah dalam berkompetisi sehingga tidak
lolos seleksi alam yang pada akhirnya punah. Sehingga, yang bertahap hidup dan
lolos seleksi alam adalah jerapah leher panjang.

Teori evolusi Darwin pada prinsipnya menjelaskan bahwa perubahan pada semua makhluk
hidup akan terus terjadi secara berangsung-angsur sesuai dengan perkembangannya dari
generasi ke generasi yang mengarah pada terbentuknya spesies baru, sedangkan yang tidak
mampu beradaptasi akan mati dan punah.

j. Teori evolusi Alfred Russel Wallace (1923-1913)


Alfred mengembangkan teori yang serupa dengan Charles Darwin. Alfred mengadakan
pengamatan tentang adanya penyebaran flora dan fauna di wilayah oriental yakni Sumatera,
Jawa, dan Kalimantan yang ternyata memiliki banyak kesamaan dengan flora fauna di
Australia, Sulawesi, dan Maluku sebagai wilayah transisi.

k. Teori evolusi August Weismann (1934-1914)


August menyatkan bahwa sel-sel tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan dalam
penurunannya, melainkan berdasar prinsip genetika. Untuk membuktikan teorinya, august
melakukan percobaan pada dua ekor tikus. Kedua tikus dipotong ekornya kemudian
dikawinkan. Hasil yang didapat ialah generasi keturunan tikus tersebut masih berekor
panjang hingga generasi ke-21.

Dari berbagai pendapat para ahli yang telah disebutkan di atas, kini telah muncul teori evolusi
baru yang dikenal sebagai teori sintetik. Teori sintetik ini merupakan teori modern yang
dikembangkan dari gabungan teori yang dikembangkan oleh Lamarck, Darwin, dan hukum
pewarisan Mendel yang menjelaskan bahwa evolusi terjadi dikarenakan faktor perubahan
frekuensi gen dari suatu generasi ke generasi berikutnya dengan faktor tambahan berupa
mutasi.Teori sintetik ini memanfaatkan bidang ilmu paleografi, biologi molekuler, biokimia,
biostatistik, dan ilmu lainnya yang belum ada pada era sebelumnya
AMES HUTTON (1726-1797)

1. Profil
James Hutton adalah seorang ahli geologi dari Skotlandia. Ia lahir pada tanggal 3 Juni
1726 di Edinburgh, Skotlandia. James Hutton sangat gemar mendaki dan menjelajahi gunung,
hutan, sungai,dan pantai untuk mengamati batu-batuan. Berawal dari kegemarannya terhadap
alam itulah, pada tahun 1795 saat umurnya 69 tahun buku karyanya yang berjudul Teori
Bumi diterbitkan. Ia memperkenalkan teori yang disebut Gradualisme.
Teori Gradualisme
Teori Gradualisme ini menentang teori katastrofisme yang dikemukakan oleh Cuvier,
ilmuan Perancis. Menurut Cuvier dalam teorinya tersebut, keadaan bumi zaman sekarang
merupakan akibat dari malapetaka atau bencana alam yang dibuat oleh Tuhan. Sedangkan
menurut Hutton dalam teorinya bahwa keadaan bumi sekarang disebabkan oleh proses atau
mekanisme alam. Menurut Hutton, Tuhan memanglah sebagai penggerak pertama
mekanisme itu, kemudian mekanisme tersebut berjalan dengan sendirinya. Dalam teori
gradualisme, Ia menjelaskan sifat dan ciri geologis bumi dengan teori gradualisme (secara
bertahap) yang menganggap bahwa perubahan mendalam dan nyata merupakan produk
komulatif proses yang berlangsung lambat namun terus-menerus, dengan kata lain
perubahan geologis berlangsung pelan-pelan tapi pasti . Namun, Teori ini tidak ada mekanisme yang
meyakinkan.

1. Pendapat Thomas Robert Malthus dalam bukunya “An Essay on the Principle of
Population” yang menyatakan adanya kecenderungan kenaikan jumlah penduduk
lebih cepat daripada kenaikan produksi pangan. Hal ini menurut Darwin
menimbulkan terjadinya suatu persaingan untuk kelangsungan hidup.

MALTUHS
Teori Populasi
Pendapat Thomas Robert Malthus itu terbitkan sebuah buku walau tipis namun sangat
berpengaruh. Judulnya “An Essay on the Principle of Population as it Affects the Future
Improvement of Society”. Pokok tesis Malthus ini adalah pemikiran bahwa pertumbuhan
penduduk cenderung melampui pertumbuhan persediaan makanan. Dalam dia punya esai
yang orisinal, Malthus menyuguhkan idenya dalam bentuk yang cukup kaku. Ia menyatakan
bahwa penduduk cenderung tumbuh secara "deret ukur" (misalnya, dalam lambang 1, 2, 4, 8,
16 dan seterusnya) sedangkan persediaan makanan cenderung bertumbuh secara "deret
hitung" (misalnya, dalam deret 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan seterusnya).

Dalam terbitan-terbitan belakangan, Malthus menekankan lagi tesisnya, dengan


menyatakan bahwa penduduk cenderung bertumbuh secara tak terbatas hingga mencapai
batas persediaan makanan. Dari kedua bentuk uraian tesis itu, Malthus berkesimpulan bahwa
kuantitas manusia akan terperosok ke dalam rawa-rawa kemiskinan dan berada ditubir
kelaparan. Dalam jangka panjang, tak ada kemajuan teknologi yang dapat mengalihkan
keadaan itu, karena kenaikan suplai makanan terbatas, sedangkan "pertumbuhan penduduk
tak terbatas, dan bumi tak mampu mencukupi makanan untuk menjaga eksistensi
manusia."

Perang, wabah penyakit, atau malapetaka lainnya sering mampu mengurangi penduduk.
Tetapi, penderitaan macam ini hanya menyuguhkan keredaan sementara sedangkan ancaman
ledakan penduduk masih tetap membahayakan. Malthus berusul, cara lebih baik untuk
mencegah kebanyakan penduduk adalah "pengendalian moral." Tampaknya, yang dimaksud
dengan istilah itu adalah suatu gabungan dari penundaan usia pernikahan, menjauhi hubungan
seks sebelum nikah, dan menahan frekuensi hubungan suami istri secara sukarela. Tetapi,
Malthus cukup realistis dan sadar bahwa umumnya orang tidak ambil peduli dengan
pengendalian-pengendalian seperti itu. Dia selanjutnya berkesimpulan bahwa cara yang lebih
praktis adalah tetap berpegang pada apa adanya: kebanyakan penduduk sesuatu yang tak bisa
dihindari lagi dan kemiskinan merupakan nasib yang daripadanya orang tidak mungkin bisa
lolos.

Kendati Malthus tak pernah menganjurkan adanya pengendalian penduduk lewat alat
kontrasepsi, usul macam itu merupakan konsekuensi yang lumrah dari ide pokoknya. Orang
pertama yang secara terbuka menganjurkan penggunaan alat kontrasepsi secara luas untuk
mencegah kebanyakan penduduk adalah seorang pembaharu Inggris yang berpengaruh,
Francis Place (1771-1854). Place yang membaca esai Malthus dan amat terpengaruh olehnya,
menulis buku tahun 1822, yang isinya menganjurkan kontrasepsi. Dia juga membagi-bagi
penjelasan tentang pembatasan kelahiran di antara para kelas pekerja. Di Amerika Serikat,
Dr. Charles Knowlton menerbitkan buku tentang kontrasepsi tahun 1832. "Lembaga
Malthus" pertama dibentuk tahun 1860 dan anjuran keluarga berencana dengan demikian
semakin bertambah penganutnya. Karena Malthus sendiri tidak menyetujui, atas dasar alasan
moral, penggunaan alat kontrasepsi, anjuran pembatasan kenaikan jumlah penduduk dengan
menggunakan alat-alat kontrasepsi biasanya disebut "neo-Malthusian."

Pandangan Malthus juga mempengaruhi bidang ilmu biologi. Charles Darwin


mengatakan bahwa dia sudah baca Essay on the Principle of Population Malthus, dan ini
menyuguhkan mata rantai penting dalam teori evolusi melalui seleksi alamiah.
2. Teori Uniformitarianisme (LYELL
Bagi orang-orang geologi kata Uniformitarianisme sudah tidak asing lagi, merupakan
satu hukum dasar dalam pengembangan ilmu geologi. Uniformitarianismeadalah salah satu
konsep pemersatu paling penting dalam Geosains. Ini konsep yang dikembangkan di akhir
1700-an, menunjukkan bahwa proses bencana tidak bertanggung jawab atas alam yang ada di
permukaan bumi. Konsep tentang uniformitarianisme diasumsikan bahwa hukum alam yang
sama dan proses yang beroperasi di alam sekarang, selalu dioperasikan di alam semesta di
masa lalu. Hal ini sering diringkas sebagai "saat ini adalah kunci ke masa lalu," karena
meyakini bahwa segala sesuatu terus terjadi karena terbentuknya dunia pada awalnya.

Lebih lanjut Charles Lyell pada awal abad 19 mengembangkan pandangan hutton yang
lebih dahulu kedalam prinsip geologi ”uniformitarianisme” yang diterbitkan dalam
bukunya Principles of Geology (1830-1833). Lyell mengemukakan bahwa gunung dan
lembah dan ciri-ciri fisik permukaan bumi tidak diciptakan seperti bentuknya sekarang atau
tidak dibentuk oleh bencana yang berturut-berturut, tetapi terbentuk oleh berlanjutnya proses
vulkanis, pergolakan, erosi, glasiasi dan sebagainya dalam jangka waktu yang sangat lama
dan masih berlangsung sampai sekarang.

Ide-ide di balik uniformitarianisme berasal dari karya ahli geologi Skotlandia James
Hutton. Pada 1785, H’yang panjang dan bahwa sejarah ini dapat ditafsirkan dari segi proses
saat diamati. Sebagai contoh, tanah terbentuk oleh pelapukan batuan dasar selama ribuan
tahun. Dia juga menyarankan bahwa teori-teori supranatural tidak diperlukan untuk
menjelaskan sejarah geologi Bumi.

Teori uniformitarianisme juga penting dalam membentuk perkembangan ide-ide dalam


disiplin lain. Karya Charles Darwin dan Alfred Wallace tentang asal-usul spesies bumi adalah
lanjutan ide-ide dari uniformitarianisme ke dalam ilmu biologi. Teori evolusi didasarkan pada
prinsip bahwa keragaman spesies yang terlihat di bumi dapat dijelaskan oleh modifikasi sifat
genetik seragam selama jangka waktu yang lama.

Darwin dipengaruhi sangat kuat oleh dua kesimpulan yang dihasilkan dari pangamatan
Hutton dan Lyell, yaitu:
a. Pertama, jika perubahan geologis merupakan akibat dari kerja lambat dan terus-menerus dan
bukan akibat dari kejadian yang tiba-tiba, maka bumi ini lebih tua dari 6000 tahun seperti
yang dinyatakan oleh banyak ahli teologi.
b. Kedua, proses yang sangat lambat namun sangat halus yang bertahan selama periode waktu
yang sangat panjang dapat menyebabkan perubahan yang cukup besar.

MENDEL

TEORI EVOLUSI GENETIKA MENDELL

Buku The Origin of Spesies meyakinkan sebagian besar ahli biologi bahwa spesies
merupakan hasil dari evolusi, tetapi Darwin saat itu tidak begitu berhasil mendapatkan
pengakuan atas idenya yaitu bahwa seleksi alam adalah mekanisme evolusi. Seleksi alam
memerlukan proses penurunan sifat yang tidak dapat dijelaskan oleh Darwin. Teorinya
didasarkan paada apa yang terlihat seerti paradoks pewarisan : yang sama menurunkan yang
sama, tetapi tidak persis demikian, Kekurangan dari teori Darwin adalah suatu pemahaman
pewarisan yang dapat menjelaskna bagaimana variasi acak akan muncul dalam suatu
populasi, namun tetap bertanggungjawab atas pewarisan variasi ini secara tepat dari induk
kepada keturunannya.

Meskipun Gregor Mendel dan Charles Darwin hidup pada masa yang sama, akan tetapi
penemuan Mendel pada saat itu tidak dihargai oleh orang lain, dan ternyata tidak ada yang
dapat melihat dan menyadari saat itu bahwa Mendel telah menjelaskan prrinsip dasar
pewarisan yang sudah pasti saat itu menyelesaikan paradoks Darwin dan memberikan
kredibilitas terhadap konsep seleksi alam.

Teori evolusi genetika dipelopori oleh Gregor Johann Mendel. Gregor Johann Mendel (20
Juli 1822 - 6 Januari 1884) adalah seorang Augustinian imam dan ilmuwan, yang
memperoleh ketenaran dari ilmu baru genetika untuk studi tentang warisan tertentu pada
tanaman. Ia mengemukakan teori genetika yang berkaitan dengan adanya sejumlah sifat yang
dikode oleh suatu macam gen. Dengan demikian banyaknya variasi alel menentukan
kemampuan terhadap ketahanan untuk dapat bertahan hidup. Hanya saja pada zaman Mendel,
teori ini belum dipahami dan belum diperkirakan dapat dimanfaatkan untuk menerangkan
teori yang lain. Teori genetika mengalami stagnasi hampir selama 35 tahun sejak
dikemukakan, dan baru disadari kegunaannya di awal abad ke-20. Teori evolusi genetika
terdiri dari :

a. Hukum Pertama Mendel


Berdasarkan eksperimen persilangan yang dilakukan Mendel dengan menggunakan
satu sifat beda dari tanaman ercis (Pisum sativum), Mendel menarik beberapa kesimpulan
yaitu setiap ciri dikendalikan oleh dua macam informasi dari parental. Satu informasi berasal
dari sel jantan dan yang satu lagi berasal dari sel betina. Hukum petama ini dikenal dengan
Hukum segregasi.

b. Hukum Kedua Mendel


Hukum kedua Mendel ini menunjukkan bahwa ketika tanaman induk membentuk sel-sel
gamet jantan dan betina, semua kombinasi bahan genetik dalam keturunannyam dan selalu
dalam proporsi yang sama dalam setiap generasi. Informasi genetik selalu ada meskipun ciri
tertentu tidak tampak di dalam beberapa generasi karenan didominasi oleh gen yang lebih
kuat.

Temuan Mendel mempunyai implikasi penting dalam evolusi. Karyanya membantah adanya
teori percampuran dalam keturunan (The Blending Theory of Inheritence) yaitu pemikiran
bahwa ciri orang tua diwariskan kepada anak dan kemudian bercampur, lalu diwariskan ke
generasi berikut dalam bentuk campuran. Eksperimen Mendel membuktikan justru
kebalikannyalah yang benar, yaitu faktor genetik yang diwarisi dari orang tua hanya
bergabung untuk sementara waktu dalam diri anak, dan dalam generasi berikutnya faktor
genetik tersebut akan memisah lagi menjadi satuan yang ada pada induk aslinya.

eori Evolusi Lammarck, Wallace, Darwin | Evolusidiartikan sebagai perkembangan makhluk


hidup secara perlahan-lahan dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks
dalam waktu yang sangat lama dan diturunkan, sehingga terbentuk spesies
baru. Evolusi sebagai sebagai teorimenyatakan bahwa terjadi perubahan secara perlahan-
lahan dan membutuhkan waktu yang sangat lama dalam kehidupan makhluk hidup.
Perubahan makhluk hidup menurut teori evolusi diakibatkan oleh seleksi alam pada variasi
genetik yang menghasilkan spesies baru. Suatu perubahan disebut evolusi apabila terjadi pada
tingkat populasi, bersifat selektif, terjadi perubahan frekuensi gen pada populasi bahan
evolusi, frekuensi gen yang tetap pada populasi hasil evolusi, dan memakan waktu yang
mutlak lama.

TEORI-TEORI EVOLUSI MENURUT AHLI


Posted on 15/01/2012 by sikna
Evolusi merupakan perubahan makhluk hidup secara perlahan lahan dalam waktu yang lama
sekali. Evolusi pertama kali diteliti oleh Charles Robert Darwin, yakni pada tanggal 27
Desember 1831 dengan menggunakan kapal AL Kerajaan Inggris HMS “BEAGLE”, pergi
meninggalkan pelabuhan Plymouth menjelajah Lautan Pasifik dan pada akhir tahun 1835
terdampar di Kepulauan Galapagos.
Dari hasil pengamatan selama 3 minggu pada burung Finch di dapat hubungan antara Burung
yang terdapat di Pantai Barat Ekuador (Amerika Selatan). Hasil pengamatan tersebut
dibuatlah suatu Hipotesis tentang Evolusi yang dikenal dengan Hipotesis Darwin.
Banyak temuan, simpulan, dan teori yang ternyata menjadi dasar atau perhatian bagi
munculnya teori evolusi. Perhatikan pokok-pokok pikiran dari teori tentang makhluk hidup
berikut ini.
1. Carolus Linnaeus (1707 1778), membuat sebuah ketentuan cara mencari keteraturan
posisi antarmakhluk hidup dengan mencari persamaan sifat, dan mengelompokkan yang
mirip ke dalam satu kelompok. Pengelompokan dilakukan secara berjenjang (diistilahkan
dengan takson), mulai dari jenjang yang paling rendah (takson spesies) sampai jenjang yang
paling tinggi (takson kingdom). Jenjang ditentukan dari pengelompokan dengan kemiripan
sifat-sifat khusus, menempati takson terendah, sampai pada jenjang untuk pengelompokan
makhluk hidup dengan kategori sifat-sifat umum pada takson yang paling tinggi. Linnaeus
juga membuat suatu cara penamaan jenis makhluk hidup dengan sistem Binomial
nomenklatur. Dengan sumbangan ilmunya ini Linnaeus disebut sebagai pendiri Taksonomi,
suatu ilmu yang membahas tentang penamaan dan pengelompokan makhluk hidup yang
sangat beraneka ragam.
2. Georges Cuvier (1769 1832), seorang ahli anatomi, tetapi sangat perhatian terhadap
paleontologi (ilmu mengenai fosil). Cuvier mendukung teori Katastropi (catastrophism) yang
menyatakan bahwa makhluk hidup setiap strata tidak ada hubungan kekerabatan karena
setiap strata terbentuk akibat terjadinya bencana alam, seperti gempa, banjir, atau kemarau
yang panjang. Jika strata lenyap oleh bencana, muncul strata baru lengkap dengan makhluk
hidup baru, yang berpindah dari daerah lain. Dari temuan fosil di lembah Paris, Cuvier
menyimpulkan bahwa batuan yang membentuk bumi ini tersusun berupa lapisan-l
\\
apisan (strata). Setiap strata dihuni oleh berbagai makhluk hidup yang unik, berbeda
strukturnya dengan makhluk penghuni strata lainnya. Cuvier yakin bahwa makhluk modern
di lapisan bumi paling atas sangat berbeda dengan makhluk di strata tua di lapisan
bawah.menyebutkan bahwa bentuk bumi dan lapisan-lapisannya merupakan hasil perubahan
yang berlangsung secara bertahap, terus-menerus, dan lambat (dalam waktu lama).
4. Charles Lyell (1797 1875), mengemukakan teori Uniformitarianisme (keseragaman).
Menurut Lyell, proses perubahan lapisan batuan dan bentuk permukaan bumi dari zaman ke
zaman selalu sama atau tidak berubah. Charles Darwin, terinspirasi oleh teori Hutton dan
Lyell dengan membuat sebuah pemikiran bahwa perubahan bumi secara lambat menunjukkan
bumi sudah tua. Kemudian proses yang lambat, tetapi terus-menerus dalam waktu lama pasti
menghasilkan perubahan yang cukup besar.
5. Jean Baptiste Lamarck (1744 1829), melihat adanya kecenderungan makhluk sederhana
berubah menjadi makhluk yang lebih kompleks dengan prinsip adanya proses perubahan
menuju kesempurnaan. Perubahan menjadi sempurna ini menurut Lamarck karena harus
beradaptasi pada lingkungannya. Proses adaptasi ini dijelaskan Lamarck melalui dua hal.
Pertama, adanya proses use (menggunakan) dan disuse (tidak menggunakan) dari bagian-
bagian tubuh organisme, bergantung pada kebutuhannya. Contoh yang diberikan oleh
Lamarck, yaitu otot bisep (otot lengan atas) yang digunakan terus-menerus, dan otot leher
jerapah yang digu
nakan untuk menggapai dedaunan pada pohon-pohon tinggi seperti pada Gambar berikut.
Menurut Lamarck, organ tubuh yang digunakan secara luas untuk menghadapi lingkungan
akan berkembang lebih besar, sedangkan bagian tubuh yang kurang digunakan akan
mengalami penyusutan. Kedua, Lamarck berkeyakinan adanya pewarisan sifat-sifat yang
diperoleh. Keadaan otot bisep yang semakin besar akibat penggunaan terus-menerus akan
diwariskan kepada keturunannya. Dengan kata lain, keturunan akan lahir dengan sifat otot
bisep besar dengan sendirinya.
Demikian pula, leher panjang jerapah akan terwaris dengan sendirinya kepada keturunannya.
Padahal perubahan organ tubuh tersebut hasil modifikasi, dan tidak ada bukti bahwa sifat-
sifat yang diperoleh dapat diwariskan. Suatu kehormatan bagi Lamarck, adanya pengakuan
bahwa memang adaptasi terhadap lingkungan merupakan produk evolusi.
a. Pada awalnya seluruh jerapah berleher pendek, sementara daun-daunan makanannya di
pohon harus dijangkau karena letaknya yang tinggi.
b. Karena sering menjangkau daun, leher jerapah semakin panjang sehingga jerapah generasi
berikutnya semakin tinggi.
c. Penyesuaian dan pewarisan hasil adaptasi ini berlanjut sehingga jerapah masa kini berleher
panjang.
6. Charles Darwin (1809 1882), menjelaskan bahwa evolusi menghasilkan keanekaragaman
hayati. Makhluk hidup mengalami evolusi melalui mekanisme seleksi alam. Organisme yang
kuatlah yang akan melestarikan jenisnya. Darwin, mengemukakan pula adanya kemampuan
adaptasi organisme agar mampu melewati seleksi alam. Darwin menggambarkan fenomena
ketiga hal ini melalui contoh yang terkenal, yaitu gambar perkembangan leher jerapah.
Contoh ini menjadi komparatif terhadap contoh perkembangan leher jerapah dari Lamarck.
a. Populasi jerapah, panjang lehernya berbeda-beda, ada yang panjang ada yang pendek.
b. Terjadi seleksi alam dalam hal mendapatkan makanan. Jerapah berleher pendek mati.
c. Seleksi alam berlanjut sehingga menghasilkan generasi jerapah seperti sekarang.
Menurut Darwin, seluruh makhluk hidup berkerabat melalui garis keturunan dari organisme
yang hidup pada zaman purbakala. Keturunan yang berpencar ke berbagai macam habitat di
muka bumi akan mengembangkan kemampuannya beradaptasi sampai setiap jenis sesuai
dengan habitatnya. Dalam proses adaptasi inilah sebenarnya makhluk hidup sedang melewati
fase seleksi alamiah. Karena adaptasi ke berbagai ragam habitat inilah sejarah makhluk hidup
dapat digambarkan seperti sebuah pohon yang berangkat dari sebuah titik, menjalar menjadi
batang, cabang, ranting, sampai ke ujung ranting, seperti pendapat Whitaker yang
ditunjukkan pada Gambar 4.4. Pada tiap awal percabangan terdapat titik-titik nenek moyang
bagi organisme yang berada di cabang-cabangnya. Sungguh analog dengan taksonomi dari
Carolus Linnaeus.
7. Alfred Russel Wallace (1923-1913), mengembangkan teori yang serupa dengan teori
Darwin. Dasar teori wallace adalah penelitian Biologi perbandingan di Brasilia dan Hindia
Belanda (sekarang Indonesia), dan Malaya. Buku penelitiannya berjudul “On the tendency of
varieties to depart indefinitely from the original type”. Teorinya sama dengan yang
dikembangkan Darwin.
8. August Weissman, menumbangkan teori Lamarck. Weismann memotong ekor tikus
beberapa generasi. Menurut teori Lamarck, hal tersebut akan menyebabkan timbulnya jenis
tikus yang tidak berekor. Namun, hasil percobaan Weismann menunjukkan bahwa sampai
generasi terakhir ekor tikus tetap sama panjangnya

Anda mungkin juga menyukai