LAPORAN KASUS
1.2 ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dan autoanamnesis pada tanggal 30
Juli 2018 pada jam 10.00 WIB
Keluhan Utama
Luka robek di mulut
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD umum diantar keluarga dengan keluhan terdapat
luka robek di mulut pada bagian langit-langit. Pasien mengalami kecelakaan
terjatuh dari motor dengan posisi wajah terlebih dahulu menabrak tumpukan
bambu 12 jam SMRS. Pada saat terjatuh pasien sadar dan riwayat pingsan setelah
terjatuh disangkal. Beberapa saat setelah terjatuh pasien merasakan keluar darah
dari kedua lubang hidung sekitar ½ gelas belimbing dan kemudian berhenti dalam
waktu kurang dari 30 menit. Terdapat beberapa luka lecet pada wajah yaitu
dibagian dahi, hidung, pipi kanan dan pipi kiri, serta pada bagian dagu. Pada saat
dirumah pasien merasakan sangat nyeri pada bagian langit-langit mulut dan
daerah sekitar hidung. Ketika makan dan minum, rahang atas pasien terlihat
goyang dan pasien merasakan ada sesuatu yang masuk ke hidung kemudian
makanan dan minuman tadi keluar melewati hidung.
Sekarang pasien masih merasakan nyeri pada wajah dan bagian langit-
langit mulutnya, nyeri saat membuka mulut, nyeri kepala, bengkak pada pipi
kanan, dan memar disekitar mata juga pada bagian sekitar hidung. Keluhan mual,
muntah, dan pingsan disangkal. Tidak ada keluhan pada telinga dan tenggorok.
Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi : Disangkal
DM : Disangkal
Alergi : Disangkal
Asma : Disangkal
Gangguan pembekuan darah : Disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga Hipertensi : Disangkal
Keluarga DM : Disangkal
Keluarga Alergi : Disangkal
Gangguan pembekuan darah : Disangkal
Riwayat Pribadi dan Sosial
Kebiasaan merokok (-)
Minuman Alkohol (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V 2 cm medial linea midclavicula,
kuat angkat, thrill (-), pulsus epigastrium (-), pulsus parasternal
(-), sternal lift (-)
Perkusi
a. batas atas : ICS II lin.parasternal sinistra
b. pinggang jantung : ICS III parasternal sinsitra
c. batas kanan bawah : ICS V lin.sternalis dextra
d. batas kiri bawah :ICS V 2 cm ke arah medial
midclavicula sinistra
e. konfigurasi jantung : Dalam Batas Normal
Auskultasi : Suara jantung murni: SI,SII (normal) reguler. Suara jantung
tambahan gallop (-), murmur (-) SIII (-), SIV (-)
Abdomen
Inspeksi : Permukaan datar, warna sama seperti kulit di sekitarnya,
ikterik (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani seluruh regio abdomen, ascites (-), pekak hepar
(+), tidak terdapat nyeri ketok ginjal dextra/sinistra
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, ginjal tidak
teraba
Ekstremitas
Superior Inferior
Akral dingin -/- -/-
Oedem -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Gerakan +/+ +/+
Kekuatan 5/5/5 5/5/5
Tonus Normotoni Normotoni
Refleks Fisiologis Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Refleks Patologis Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Status Lokalis
Kepala dan Leher
Bentuk : Normocephal
Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut
Wajah
Regio Periorbita
Inspeksi : terdapat edema dan hematoma pada periorbita dekstra dan sinistra, tak
tampak laserasi pada periorbita dan perdarahan subkonjungtiva, tidak terdapat
diplopia, dan tidak terdapat konjungtiva anemis.
Palpasi : tidak terdapat nyeri daerah periorbita, ditemukan krepitasi pada rima
lateral dan inferior orbita sinistra, ditemukan diskontinuitas pada rima lateral dan
inferior orbita sinistra.
Regio Nasal
Inspeksi : tidak terdapat edema, tidak terdapat hematom, tidak terdapat
malformasi, tidak terdapat laserasi, tidak terdapat rhinorrea.
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada nasal, tidak terdapat krepitasi dan
diskontinuitas.
Regio Zigoma
Inspeksi : terdapat edema pada regio kompleks zigoma sinistra, tidak
terdapat laserasi, tidak terdapat hematom.
Palpasi : terdapat nyeri tekan, diskontinuitas dan krepitasi tidak dapat dinilai
karena terdapat nyeri tekan dan edema, simetrisitas malareminens kanan dan kiri
tidak dapat dinilai karena pada pipi kiri terdapat edema.
Regio Maksila
Inspeksi : terdapat edema pada regio maksilaris sinistra, tidak terdapat laserasi,
tidak terdapat hematom, tidak ada gigi yang hilang, tidak terdapat laserasi mukosa
intraoral, tidak terdapat stepping, dan terdapat maloklusi objektif dan subjektif.
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada regio maksilaris sinistra, diskontinuitas
dan krepitasi tidak dapat dinilai karena edema dan nyeri tekan, terdapat floating
maxilla, terdapat trismus yang dapat dilalui satu jari.
Regio Mandibula
Inspeksi : tidak terdapat edema, tidak terdapat hematom, tidak terdapat
malformasi, dan tidak terdapat laserasi.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, krepitasi, dan diskontinuitas pada margo
inferior mandibula dextra et sinistra. Tidak terdapat nyeri ataupun deformitas pada
temporomandibula joint (TMJ) saat pasien membuka dan menutup mulut.
Leher : kelenjar getah bening tidak membesar, tidak ditemukan adanya
pembesaran glandula tiroid maupun glandula parotis dan submandibula.
Tenggorok
Bibir : trishmus (-)
Gigi : Karies (-), gigi berlubang (-)
Gingiva : Hiperemis (-), Gingivitis (-), stomatitis (-)
Lidah : Simetris, Spasme (-), Fasikulasi (-), Kotor (-), Stomatitis (-),
Tonsil : Tidak Membesar, Ukuran Tonsil T1-T1, Hiperemis (-), pus (-),
Detritus (-), Granulasi (-), kripte melebar (-)
Uvula : Hiperemis (-), Luka (-), deviasi (-)
Epiglotis : Simetris, Hiperemis (-), Masa (-), Luka (-)
Palatum : Simetris, Masa (-), Hiperemis (-)
Telinga
Telinga Kanan Kiri
Mastoid Nyeri Tekan (-), Masa (-), Nyeri Tekan (-), Masa (-),
Abses (-), fistula (-) Abses (-), fistula (-)
Pre-aurikula Nyeri Tekan (-), Masa (-), Nyeri Tekan (-), Masa (-),
Abses (-), fistula (-), Abses (-), fistula (-),
Retro-aurikula Nyeri Tekan (-), Masa (-), Nyeri Tekan (-), Masa (-),
Abses (-), fistula (-), Abses (-), fistula (-),
Aurikula Nyeri Tekan (-), Masa (-), Nyeri Tekan (-), Masa (-),
Abses (-), fistula (-), nyeri Abses (-), fistula (-), nyeri
tarik aurikula (-) tarik aurikula (-)
Kanalis Eksternus Benda asing (-), sekret (-), Benda asing (-), sekret (-),
serumen (-), darah (-), lessi serumen (-), darah (-), lessi
(-), massa (-), edem (-) (-), massa (-), edem (-)
Discharge (-) (-)
Membran Timpani
Warna Putih mutiara Putih mutiara
Reflek cahaya Memantulkan cahaya Memantulkan cahaya
(mengkilap) (mengkilap)
Hidung
Pemeriksaan CT-Scan
Resume :
Diagnosis Banding :
Diagnosis :
Rencana Pengelolaan
Terapi :
Edukasi :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
fungsi ini sangat terpengaruh pada cedera dan berakibat kepada kualitas hidup
kedua setelah lahir dan lambat laun akan menurun kecepatannya. Pada anak
usia 4-5 tahun, besar kranium sudah mencapai 90% kranium dewasa.
Maksilofasial tergabung dalam tulang wajah yang tersusun secara baik dalam
wajah bagian atas, di mana patah tulang melibatkan daerah frontal dan sinus.
Bagian kedua adalah midface. Midface dibagi menjadi bagian atas dan bawah.
Para midface atas adalah di rahang atas dimana fraktur Le Fort II dan III
terjadi. Bagian ketiga dari daerah maksilofasial adalah wajah yang lebih
trauma maksilofasial dan 12% dari beban penyakit di dunia pada tahun 2000.
Lebih dari 90% kematian di dunia akibat trauma terjadi di negara
berkembang. (2)
yaitu sebanyak 75,9% di India. Hasil serupa juga didapatkan dari penelitian di
Israel sebanyak 74,2% dan Iran dengan proporsi 4,5 banding 1 untuk pria.
kecelakaan lalu lintas, diikuti oleh penyebab lain yaitu terjatuh dari
trauma jaringan keras wajah dan trauma jaringan lunak wajah. Trauma
jaringan lunak biasanya disebabkan trauma benda tajam, akibat pecahan kaca
pada kecelakaan lalu lintas atau pisau dan golok pada perkelahian (3).
2.5.1 Trauma Jaringan Lunak Wajah
oleh karena trauma dari luar. Trauma pada jaringan lunak wajah dapat
a. Eksoriasi
c. Luka bakar
d. Luka tembak
Langer.
menurut lapisan anatomi diulai pada bagian dalam luka dengan benang
dipakai untuk menutup kulit dan perlu diangkat. Penutupan kulit perlu
Klasifikasi trauma pada jaringan keras wajah dilihat dari fraktur tulang
pada septum.
- Epistaksis
3. Bailey. Ilmu Bedah Gawat Darurat Ed. II. Yogyakarta: Gajah Mada
Aesculapius. 2014
2011