Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

Perawatan Bayi Baru Lahir

Disusun Oleh:

Nama : TINTASIA
Nim : 04064821517006

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkat dan karunia-Nya tugas makalah perawtan bayi baru lahir ini

dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan makalah ini merupakan persyaratan

sebelum memasuki program profesi Ners pada Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Sriwijaya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dalam hal isi

maupun dalam penulisan Makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

saran dan kritik yang bersifat membangun sebagai masukan untuk dapat

menyempurnakan Makalah ini dikemudian hari. Semoga Makalah ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, Oktober 2015

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar.........................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................ii

Bab 1 pendahuluan..................................................................................1

A. Latar belakang.............................................................................1

B.Tujuan...........................................................................................1

C. Manfaat........................................................................................1

Bab 2 Tinjauan Pustaka...........................................................................2

A. Definisi Bayi Baru Lahir.............................................................2

B. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal................................................2

C. Perubahan yang terjadi pada Bayi Baru Lahir.............................3

Bab 3 Penutup.........................................................................................7

A. Kesimpulan..................................................................................7

B. Saran............................................................................................7

Daftar Pustaka.........................................................................................8

Lampiran Standar Operasional


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi baru lahir atau yang sering disebut neonatus meliputi usia 0-28 hari.
selama masa ini bayi memerlukan penyesuain fisiologis dan harus memenuhi
sejumlah tugas perkembangan agar mampu mempertahankan fisiknya setelah
terpisah dari ibunya. Dari transisi intrauterine ke ekstrauterine diperlukan
kemampuan perawat selama periode ini. Merekalah yang membantu ibu dan
orang terdekat lain melalui masa transisi untuk menjadi orang tua, melakukan
pengakjian awal, mengupayakan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan
bayi baru lahir. Perawat juga yang mendukung perubahan fisologis dan
biologis bayi serta memantau keadaan bayi selama fase ini (bobak, 2012).

Perwatan bayi baru lahir merupakan asuhan yang diberikan pada bayi
tersebut selama jam pertama setelah kelahiran (0-1 jam). Segera setelah lahir
harus ada perhatian pada bayi baru lahir mengingat keadaan ketika bayi
berada diintrauterine sangat berbeda eksistensinya saat berada diekstrauterin.
Pada tahun 2010 kementrian kesehatan RI menyebutkan bahwa masalah
utama bayi baru lahir pada masa perinatal dapat menyebabkan kematian,
kesakitan kecacatan. Walaupun kebanyakan bayi mampu menyesuaikan diri
untuk hidup diluar rahim tanpa banyak kesulitan tetapi kesehatannya
bergantung pada bagaimana perwatan yang diterimanya. Perhatian yang
seperti itu adalah bagian dari keperawatan yang utuh dalam kelahiran normal
dan organisasi dunia WHO tahun 1994 telah menekankan pentingnya
pendekatan yang menyeluruh untuk perawatan bayi dan ibu.

B. Tujuan

Agar mahasiswa mampu melakukan perawatan bayi baru lahir.

C. Manfaat

Kebutuhan bayi baru lahir dapat terpenuhi sehingga mampu beradaptasi


dengan lingkungan diluar Rahim.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan


usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan
didalam rahim menjadi diluar Rahim. Bayi baru lahir normal adalah bayi
yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan
lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram (Kristiyanasari, 2010).

B. CIRI-CIRI BAYI NORMAL

1. Berat badan 2500-4000 gram

2. Panjang badan lahir 48-52 cm

3. Lingkar dada 30-38 cm

4. Lingkar kepala 33-35 cm

5. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180 kali permenit


hingga kemudian menurun setelah tenang menjadi 120-140 kali permenit.

6. Pernapasan menit pertama 80 kali permenit. Kemudian menurun setelah


tenang menjadi 30-40 kali permenit.

7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup


terbentuk dan diliputi vernix caseosa.

8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna

9. Kuku agak panjang dan lemas

10. Genitalia: labia mayora telah menutupi labia minora pada perempuan dan
testis sudah turun pada laki-laki.

11. Graff reflex sudah baik.

12. Reflex moro dan hisap juga baik


13. Eliminasi baik, urin dan meconium akan keluar dalam waktu 24 jam
peratama. Meconium berwarna hitam kecoklatan.

C. PERUBAHAN YANG TERJADI PADA BAYI BARU LAHIR

1. Perubahan metabolisme karbohidrat

Dalam waktu dua jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula
darah. Untuk menambah energy, diambil dari hasil metabolism asam
lemak. Bila terjadi hipotermi maka metabolisme asam lemak tidak
mampu mencukupi kebutuhan neonatus maka kemungkinan bayi akan
mengalami hipoglikemi. Hal ini menjadi salah satu alasan menagapa bayi
tidak boleh mengalami hipotermi.

2. Perubahan suhu tubuh

Ketika bayi lahir, bayi berada dalam kondisi lingkungan dengan suhu
yang lebih rendah dari Rahim ibu. Jika bayi dibiarkan pada suhu ruangan
25ºC maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, evaporasi dan
radiasi sebesar 200kal/kg/bb/menit sedangkan produksi panas yang
dihasilkan bayi hanya 1/10 dari yang seharusnya. Keadaan ini
menyebabkan penurunan suhu sebanyak 2ºC dalam waktu 15 menit.
Sebagai akibatnya, kebutuhan metabolism meningkat dan kebutuhan
oksigen pun juga ikut meningkat.

3. Perubahan pernapasan

Selama dalam uterus janin mendapat pertukaran O 2 dari pertukaran gas


melalui plasenta yang terhubung dengan ibu. Setelah bayi lahir, maka
pertukaran gas melalui paru-paru bayi.

Ransangan untuk gerakan pertama pernapasan ialah

a. Tekanan mekanis dari toraks sewaktu melewati jalan lahir.

b. Penurunan pa O2 dan pa CO2 merangsang kemoreseptor yang terletak


di sinus karotis.
c. Ransangan dingin didaerah muka dapat merangsang permukaan
gerakan pernapasan.

d. Reflex deflasi hearing breur.

e. Pernapasan pertama bayi baru lahir 30 detik setelah kelahiran, tekanan


rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir pervagina
mengakibatkan cairan paru-paru (pada bayi normal jumlahnya 80
sampai 100 ml) kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut, sehingga
cairan yang hilang ini diganti dengan udara.

f. Paru-paru mengembang sehingga rongga dada kembali pada bentuk


semula pernapasan pada neonatus terutama pernapasan difragmatik
dan abdominal dan biasanya masih tidak teratur frekuensi dan
dalamnya pernapasan.

4. Perubahan sirkulasi

Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan O2


meningkat dan tekanan CO2 menurun, hal ini mengakibatkan turunnya
resistensi pembuluh darah paru sehingga aliran darah ke alat tersebut
meningkat, hal ini menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir
keparu-paru dan Ductus Arteriosus menutup. Dengan menciutnya arteri
dan vena umbilcal kemudian tali pusat dipotong aliran darah dari plasenta
melalui vena cava inferior dan foramen ovale ke atrium kiri berhenti.
Sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar
badan ibu.

5. Apgar Score (AS).

Nilai Apgar memungkinkan pengakjian untuk mengetahui perlu


tidaknya resusitasi dilakukan dengan cepat. Pengkajian ini dilakukan
berdasarkan 5 aspek yang menunjukkan kondisi fisiologis neonatus
tersebut yakni: denyut jantung dilakukan dengan auskultasi menggunakan
stetoskop. Pernapasan berdasarkan retraksi dinding dada. Tonus otot
berdasarkan derajat flexi ekstremitas. Reflex berdasarkan tepukan halus
pada telapak kaki dan warna dideskripsikan sebagai pucat, sianotik atau
merah muda. Setiap hal tersebut diberi nilai 0, 1 atau 2.

Evaluasi dilakukan pada menit pertama dan menit kelima setelah


bayi lahir. Nilai 0-3 mengindikasikan bayi distress berat, nilao 4-6
mengindikasikan kesulitan sedang, nilai 7-10 mengindikasikan bayi tidak
sulit menyesuaikan diri dengan keadaan diluar Rahim. Nilai Apgar tidak
dapat dipakai untuk memperkirakan gangguan neurologis pada masa yang
akan datang.

Tabel APGAR SCORE

Tanda Nilai APGAR


0 1 2
Denyut jantung Tak ada Lambat(<100) >100
Usaha napas Tak ada Lambat, menangis Menangis
dengan lemah dengan baik

Tonus otot Lemah Ekstremitas sedikit Flexi dengan


flexi baik
Reflex Tidak ada respon Menyeringai Menangis,
iritabilitas Batuk atau
(respon bersin
terhadap kateter
yang
dimasukkan
kedalam lubang
hidung)
warna Biru atau pucat Badan merah muda Seluruh badan
merah muda
Ekstremitas biru
6. Klasifikasi dan tingkat kematangan bayi baru lahir
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap perubahan lingkungan.
Kesalahan dalam menilai kondisi bayi dan memposisikan bayi dapat
menyebabkan kecacatan bahkan kematian pada bayi baru lahir. Ketepatan
dalam menilai kondisi bayi oleh seorang perawat memerlukan keterampilan
dan harus sesuai dengan standar operasional prosedur. Setiap bayi baru lahir
diberikan salep mata dan vitamin K sebagai antisipasi menghindari terjadinya
infeksi yang didapat ketika melalui jalan lahir.

B. SARAN
Setiap kali prosedur dilakukan upayakan untuk mencegah atau
mengurangi hilangnya panas pada bayi baru lahir dengan cara perawat dapat
membantu menstabilkan suhu ruangan 24-25ºC, mengeringkan dan
membungkus bayi dan memberikan selimut (Aplikasi klinis riset). Posisi bayi
sebaiknya berbaring miring dengan diputar kesisi kanan dan diganjal dibagian
punggung. Posisi ini untuk memfasilitasi drainase dari mulut dan untuk
mempercepat pengosongan kedalam usus kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lodermilk & Jensen. (2012). Buku Ajar Keperwatan Maternitas
edisi 4. Jakarta: EGC
Holloway, B. W. (2003). Rujukan Cepat Keperawtan Klinis. Jakarta:
EGC.
Kristiyanasari, W. (2010). Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Sukarni, K. I. & Wahyu P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Yogyakarta: Nuha Medika
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
JUDUL :
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR

Tanggal Terbit Disahkan Oleh


Ka. Prodi PSIK

Hikayati
Nip:
Pengertian Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan
lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram (Kristiyanasari,
2010).
tujuan a. Menilai kondisi bayi baru baru lahir
b. Membantu membuka jalan napas dan membuat
pernapasan spontan
c. Mencegah hipotermi
d. Mencegah kecacatan
e. Mencegah peradarahan pada tali pusat
indikasi Bayi lahir normal
kontraindikasi Bayi dengan resiko

Persiapan alat 1. Linen bayi 2 lembar


2. Pakaian bayi 1 set
3. Penutup kepala 1 buah
4. Penghisap lendir 1 buah
5. Selang suction 1 buah / delee 1 buah
6. Handscond 1 pasang
7. Alat pemancar panas untuk resusitasi neonatus.
8. Vitamin K
9. Salep mata
10. Penjepit tali pusat
11. Bengkok
12. Spuit 1 cc
13. Kapas alcohol
14. Kasa steril
15. Handuk kering
16. Meteran
17. Timbangan bayi
18. Gelang bayi dan ibu
19. Kertas sidik telapak kaki
Prosedur PERAWATAN NEONATUS DI KAMAR BERSALIN
pelaksanaan
1. Catat waktu kelahiran dengan cepat
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan (handscond)
4. Lakukan penilaian awal saat bayi belum lahir yaitu:
Item Hasil
penilaian
penilian penilaian
Apakah Cukup Tidak
bayi cukup bulan cukup
bulan? bulan
Warna air jernih meko
ketuban nium

5. Setelah bayi lahir, bayi diposisikan membujur diatas


perut ibu yang sudah dialasi dengan linen dan
dilakukan penilaian setelah lahir yaitu:
Item Hasil
penilaian
penilaian penilaian
Apakah Menangis Tidak
bayi kuat menan
menangis? gis/
meringi
s
Apakah baik terkulai
tonus otot
baik?

Lakukan pemotongan tali pusat dan jepit


menggunakan penjepit tali pusat dan biarkan
menggunakan klem bila bayi tidak bugar.

6. Bila bayi bugar lakukan perawtan rutin :


a. Berikan kehangatan dengan menutupi bayi
menggunakan pengalas diperut ibu.
b. Bersihkan jalan napas dengan menggunakan
karet penghisap lendir dimulai dari mulut
kemudian kehidung dengan memposisikan leher
sedikit tengadah dalam posisi menghidu.
Jika menggunkan delee caranya:
- ambil salah satu sisi ujung delee, lalu tutup
dengan kain kasa kemudian masukkan ke
mulut penolong, isap kelebihan mucus
dimulai dari mulut kemudian ke hidung.
- Masukkan berulang-ulang sampai bayi
menangis dan lendirnya bersih.
- Lendir yang di isap ditampung dibengkok.
c. Mengeringkan badan bayi dari lendir dan darah
kecuali telapak tangan bayi. Dimulai dari kepala,
dada, perut, punggung dan ekstremitas. Tindakan
membersuhkan bayi merupakan tindakan
ransngan taktil.
d. Mengganti kain bayi dengan yang bersih dan
kering.
e. Posisikan kembali dan nilai warna kulit. Bila
warna kulit kemerahan pada bibir dan seluruh
tubuh berarti jalan napas normal. Bila warna
kulit kemerahan dan telapak tangan dan kaki
masih biru berarti pernapasan bayi kurang
optimal, tetapi masih mampu beradaptasi dengan
keadaan tersebut sehingga tidak memerlukan
bantuan pernapasan.
f. Lakukan penilaian Agar Score bayi.
g. Letakkan bayi dalam posisi tengkurap diperut
ibu untuk melakukan IMD ±50-60 menit dan
tutupi kepala bayi dengan topi bayi.
h. Pastikan posisi hidung terbebas dari halangan
payudara ibu selama IMD.
i. Pasang tanda pengenal pada bayi dan ibu.
j. Ambil sidik telapak kaki bayi.
7. Bila bayi tidak bugar, lakukan langkah pada
perawatan rutin bayi bugar dialat pemanas bayi
untuk dilakukan tindakan resusitasi neonatus.
8. Setelah melakukan IMD lakukan perawatan bayi
dengan langkah:
a. Melepas kain penutup dan topi bayi. Kemudian
timbang berat badan bayi dan ukur panjang
badan bayi, lingkar kepala, lingkar dada serta
lingkar perut bayi.
b. Periksa apakah bayi mempunyai anus dan uretra.
9. Lakukan penyuntikan Vitamin K 0, 5 cc
menggunakan spuit 1 cc.
10. Lakukan mengoleskan salep mata pada kedua mata
bayi dengan cara:Jari telunjuk dan ibu jari membuka
mata, tangan kanan mengoleskan obat. Obat harus
tepat diatas kelopak mata
11. Rawat tali pusat
- Olesi dengan alcohol
- Tutupi dengan kasa steril.
12. Bayi diberikan pakaian lengkap.
13. Bersihkan alat dan lingkungan
14. Cuci tangan

Dokumentasikan tindakan

Anda mungkin juga menyukai