Anda di halaman 1dari 9

NAMA : HIDAYATUR RAHMI

NIM : 160384204017

MATA KULIAH : STRATEGI PEMBELAJARAN KIMIA

RESUME PERTEMUAN KE-5

PENDEKATAN TEACHER CENTEREDED LEARNING (TCL) DAN PENDEKATAN


STUDENT CENTERED LEARNING (SCL)

A. Teacher Centereded Learning (TCL)

Teacher centereded learning merupakan suatu sistem pembelajaran dimana siswa


hanya mendapatkan materi dari satu sumber saja yaitu guru. Di sistem ini selainsiswa cenderung
pasif karena cenderung hanya mendengar kuliah saja, dosen juga kurang mengembangkan bahan
kuliah dan cenderung seadanya, monoton. Pendekatan teacher center dimana proses
pembelajaran lebih berpusat pada guru hanya akan membuat guru semakin cerdas tetapi siswa
hanya memiliki pengalaman mendengar paparan saja. Output yang dihasilkan oleh pendekatan
belajar seperti ini tidak lebih hanya menghasilkan siswa yang kurang mampu mengapresiasi
ilmu pengetahuan, takut berpendapat, tidak berani mencoba yang akhirnya cenderung menjadi
pelajar yang pasif dan kurang kreativitas. Berikut ini metode-metode pembelajaran yang
berpusat pada guru :
1. Metode ceramah.
Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.
Metode ceramah ekonomis dan efektif untuk keperluan penyampaian informasi dan pengertian.
Kelemahan metode ini adalah siswa cenderung pasif, pengaturan kecepatan secara klasikal
ditentukan oleh pengajar, kurang cocok untuk pembentukan keterampilan dan sikap, dan
cenderung menempatkan pengajaran sebagai otoritas terakhir. Metode ceramah hanya cocok
untuk menyampaikan informasi.
2. Metode demontrasi.
Demonstrasi sebagai metode mengajar adalah metode yang digunakan oleh pendidik
untuk menjelaskan suatu konsep atau keterampilan tertentu secara efektif, sehingga dalam
metode ini guru diharuskan mampu memahami serta menguasai sepenuhnya apa konsep yang
dimaksud sebelum mendemonstrasikannya di depan kelas.
3. Metode resitasi ( Recitation method ).
Resitasi (penugasan) dapat berupa perintah kemudian siswa mempelajari bersama teman atau
sendiri dan menyusun laporan atau resume kemudian diesok harinya hasil laporan didiskusikan
dengan seluruh siswa di kelas. Metode resitasi biasanya diberikan atau digunakan oleh guru
dengan tujuan agar siswa itu memiliki hasil belajar yang lebih mantab, dan untuk menumbuhkan
motivasi belajar siswa. Resitasi di berikan untuk memperoleh pengetahuan dengan cara
melaksanakan tugas dan juga dapat memperluas dan meperkaya pengetahuan serta ketrampilan
siswa disekolah melalui kegiatan luar sekolah. Metode resitasi adalah suatu metode mengajar
dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian teacher center learning (TCL) adalah proses
pembelajaran yang berpusat pada guru yang artinya guru sangat menentukan proses
pembelajaran karena guru menjadi satu-satunya sumber ilmu. Jadi model pembelajaran ini
membuat siswa menjadi pasif dalam proses pembelajaran.
Adapun kelebihan TCL antara lain :
a) Sejumlah besar informasi dapat diberikan dalam waktu singkat
b) Informasi dapat diberikan ke sejumlah besar siswa
c) Pengajar mengendalikan sepenuhnya organisasi, bahan ajar, dan irama pembelajaran
d) Merupakan mimbar utama bagi pengajar dengan kualifikasi pakar
e) Bila kuliah diberikan dengan baik, menimbulkan inspirasi dan stimulasi bagi siswa
f) Metode assessment cepat dan mudah.

Sementara itu, kekurangan dari TCL ini adalah :


a) Pengajar mengendalikan pengetahuan sepenuhnya, tidak ada partisipasi dari pembelajar
b) Terjadi komunikasi satu arah, tidak merangsang siswa untuk mengemukakan pendapatnya
c) Tidak kondusif terjadinya critical thinking
d) Mendorong pembelajaran pasif
e) Suasana tidak optimal untuk pembelajaran secara aktif dan mandiri
B. Student Centered Learning (SCL)

Student Centered Learning (SCL) adalah proses pembelajaran yang berpusat pada
siswa (learner centered) yang diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif
dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilakunya. Melalui proses pembelajaran yang
keterlibatan siswa secara aktif, berarti guru tidak lagi mengambil hak seorang peserta didik untuk
belajar. Aktivitas siswa menjadi penting ditekankan karena belajar itu pada hakikatnya adalah
proses yang aktif dimana siswa menggunakan pikirannya untuk membangun pemahaman.

Situasi pembelajaran dalam SCL diantaranya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


1. Siswa belajar baik secara individu maupun berkelompok untuk membangun pengetahuan.
2. Siswa tidak sekedar kompeten dalam bidang ilmu, akan tetapi kompeten dalam belajar.
3. Belajar menjadi kegiatan komunitas yang difasilitasi oleh guru, yang mampu mengelola
pembelajarannya menjadi berorientasi pada siswa dalam belajar.
4. Belajar menjadi kegiatan komunitas yang difasilitasi oleh guru, yang mampu mengelola
pembelajarannya menjadi berorientasi pada siswa.
5. Belajar lebih dimaknai sebagai belajar sepanjang hayat, suatu keterampilan yang dibutuhkan
dalam kehidupan sehari-hari.
6. Belajar termasuk memanfaatkan teknologi yang tersedia.
Sedangkan dalam sekolah yang menerapkan metode pembelajaran dengan model SCL
mempunyai beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut :
Adanya berbagai aktifitas dan tempat belajar.
Display hasil karya siswa.
Tersedia banyak materi dan fasilitas belajar.
Tersedia banyak tempat yang nyaman untuk berdiskusi.
Terjadi kelompok-kelompok dan interaksi multi angkatan atau kelas.
Ada keterlibatan masyarakat.
Jam buka perpustakaan fleksibel.

Adapun model-model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu : Small Group


Discussion (SGD), Role-Play and Simulation, Discovery Learning, Self-Directed Learning,
Cooperative Learning, Contextual Learning (CL), Problem Based Learning (PBL), Collaborative
Learning (CbL), dan Project Based Learning (PBL). Dalam penerapan ini, SCL memiliki
beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut :
 Siswa atau peserta didik akan dapat merasakan bahwa pembelajaran menjadi miliknya
sendiri karena siswa diberi kesempatan yang luas untuk berpartisipasi ;
 Siswa memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran ;
 Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajaran sehingga akan terjadi dialog dan
diskusi untuk saling belajar-membelajarkan di antara siswa ;
 Dapat menambah wawasan pikiran dan pengetahuan bagi guru atau pendidik karena sesuatu
yang dialami dan disampaikan siswa mungkin belum diketahui sebelumnya oleh guru ;
 Mengaktifkan siswa dalam pembelajaran ;
 Mendorong siswa menguasai pengetahuan ;
 Mengenalkan hubungan antara pengetahuan dan dunia nyata ;
 Mendorong pembelajaran secara aktif dan berpikir kritis ;
 Mengenalkan berbagai macam gaya belajar ;
 Memperhatikan kebutuhan dan latar belakang pembelajar ; dan
 Memberi kesempatan pengembangan berbagai strategi assessment ;

Sedangkan kekurangan dari SCL ini antara lain :


 Sulit diimplementasikan pada kelas besar
 Memerlukan waktu lebih banyak
 Tidak efektif untuk semua jenis kurikulum
 Tidak cocok untuk siswa yang tidak terbiasa aktif, mandiri, dan demokratis

C. Kompetensi yang Harus dimiliki Guru pada SCL


I. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi ini menuntut guru
memiliki kemampuan mengelola siswa dalam pembelajaran.

Adapun Sub kompetensi dalam kompetensi Pedagogik adalah :


 Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi : memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan
mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.
 Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan
pembelajaran yang meliputi memahami landasan pendidikan, menerapkan teori belajar dan
pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik,
kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran
berdasarkan strategi yang dipilih.
 Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar (setting) pembelajaran dan
melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
 Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi merancang dan
melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan
dengan berbagai metode, menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk
menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan memanfaatkan hasil penilaian
pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
 Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya meliputi
memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik, dan
memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi non akademik.

II. Kompetensi Kepribadian


Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia. Guru dituntut menjadi teladan bagi siswa.

Sub kompetensi dalam kompetensi kepribadian meliputi :


 Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga
menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
 Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai
pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
 Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan
peserta didik, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan
bertindak.
 Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap
peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
 Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputi bertindak sesuai dengan norma religius
(imtak, jujur, ikhlas, suka menolong) dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

III. Kompetensi Sosial

Kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan
siswa, sesama guru, orang tua / wali siswa, dan masyarakat sekitar.

 Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial keluarga.
 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua dan masyarakat.
 Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah NKRI yang memiliki keragaman sosial
budaya.
 Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan.
 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik memiliki indikator
esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga
kependidikan.
 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar.

IV. Kompetensi Professional

Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas


dan mendalam yang memungkinkan guru dapat membimbing siswa untuk memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan dan Standar Nasional Pendidikan.

 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung pelajaran
yang diampu
 Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata pelajaran / bidang
pengembangan yang diampu
 Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
 Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif
 Memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam kinerja guru. Oleh
karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi :
1) Pengenalan peserta didik secara mendalam;
2) Penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu (disciplinary content) maupun bahan ajar dalam
kurikulum sekolah
3) Penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut untuk perbaikan dan
pengayaan; dan
4) Pengembangan kepribadian dan profesionalitas secara berkelanjutan. Guru yang memiliki
kompetensi akan dapat melaksanakan tugasnya secara profesional.

Terdapat beberapa peranan dan kompetensi seorang guru dalam proses mengajar SCL
(STUDENT CENTER LEARNING) yang menuntut berbagai kompetensi dan keterempilan
dalam mengajar yaitu:
a. Guru sebagai pengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan, yang perlu memiliki keterampilan
dalam memberikan informasi kepada kelas.
b. Guru sebagai pemimpin kelas, perlu memiliki keterampilan cara memimpin kelompok-
kelompok murid.
c. Guru sebagai pembimbing, perlu memiliki keterampilan cara mengarahkan dan mendorong
kegiatan belajar siswa.
d. Guru sebagai pengatur lingkungan, perlu memiliki keterampilan mempersiapkan dan
menyediakanalat dan bahan pelajaran.
e. Guru sebagai partisipan, perlu memiliki keterampilan cara memberikan saran, mengarankan
pemikiran kelas, dan memberikan penjelasan.
f. Guru sebagai ekspeditur, perlu memiliki keterampilan menyelidiki sumber-sumber
masyarakat yang akan digunakan.
g. Guru sebagai perencana, perlu memiliki keterampilan cara memilih, dan meramu bahan
pelajaran secara profesional.
h. Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilan mengawasi kegiatan anak dan
ketertiban kelas.
i. Guru sebagai motivator, perlu mimiliki keterampilan mendorong motivasi belajar siswa.
j. Guru sebagai penanya, perlu memiliki keterampilan cara bertanya yang merangsang kelas
berpikir dan cara memecahkan masalah.
k. Guru sebagai pengajar, perlu memiliki keterampilan cara memberikan penghargaan terhadap
anak-anak yang berprestasi.
l. Guru sebagai evaluator, perlu memilki koterampilan cara menilai anak-anak secara objektif,
kontinu, dan komprehensif.
m. Guru sebagai konselor, perlu memilki keterampilan cara membantu anak-anak yang
mengalami kesulitan tertentu.
Berikut ini adalah perbedaan antara TCL dan SCL :

Teacher Centered Learning Student Centered Learning


1. Transfer pengetahuan dari guru ke siswa. 1. Siswa aktif mengembangkan pengetahuan
dan ketrampilan yang dipelajari.
2. Siswa menerima pengetahuan secara pasif. 2. Siswa aktif terlibat dalam mengelola
pengetahuan.
3. Lebih menekankan pada penguasaan 3. Tidak terfokus hanya pada pengetahuan
materi. tetapi juga mengembangkan sikap belajar (life
long learning).
4. Single media. 4. Multimedia.
5. Fungsi guru pemberi informasi utama dan 5. Fungsi guru sebagai motivator, fasilitator,
evaluator. dan evaluator.
6. Proses pembelajaran dan penilaian 6. Proses pembelajaran dan penilaian
dilakukan terpisah. berkesinambungan dan terorganisasi.
7. Menekankan pada jawaban yang benar 7. Penekanan pada proses pengembangan
saja. pengetahuan. Kesalahan dapat digunakan
sebagai sumber belajar.
8. Sesuai dengan pengembangan ilmu dalam 8. Sesuai dengan pengembangan ilmu dengan
satu disiplin saja. pendekatan interdisipliner.
9. Iklim belajar individual dan kompetitif. 9. Iklim yang dikembangkan bersifat
kolaboratif, supportif, dan kooperatif.
10. Pemaparan materi merupakan bagian 10. Siswa melakukan pembelajaran dengan
terbesar dalam proses pembelajaran. berbagai model SCL
11. Penekanan pada tuntasnya materi 11. Penekanan pada pencapaian kompetensi
pembelajaran. siswa.
12. Penekanan pada bagaimana cara guru 12. Penekanan pada bagaimana cara siswa
melakukan pengajaran. melakukan pembelajaran.
13. Penekanan pada penguasaan hard skill 13. Penekanan pada penguasaan hard skill
siswa. dann soft skill siswa.

Anda mungkin juga menyukai