Anda di halaman 1dari 4

Pengertian SIM RS

Sistem Informasi Manajemen adalah suatu sistem yang digunakan untuk memperoleh
informasi guna kepentingan manajemen. SIM ini memiliki subsistem yang saling
berhubungan dan berintegrasi satu sama lain.
SIM Kes di rumah sakit adalah kewajiban yang harus dimiliki setiap rumah sakit agar
segala sesuatu tentang pengelolaan rumah sakit dapat dipertanggung jawabkan.
Setiap pasien harus memiliki data yang pontkonkirt seperti nama, alamat, tempat
tanggal lahir, dan sebagainya. Informasi yang didapat pasien dan karyawan harus lah valid
dan konsisten.
Penerapan Sistem Informasi pada suatu rumah sakit memerlukan suatu perencanaan
yang mateng.

Tujuan SIM RS
1. untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit
2. agar data-data yang dirumah sakit tersusun rapi
3. agar mudah dalam pencarian data obat pasien, dan lain-lain yag berhubungan dengan
rumah sakit
4. meningkatkan citra pelayanan rumah sakit

Latar Belakang RSUD dr Murjani Sampit


RSUD dr Murjani Sampit
Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Murjani Sampit yang dengan nama awal RSU
Sampit, didirikan dan dibuka secara resmi untuk melayani masyarakat. Berlokasi di Jalan
Ade Irma Suryani Nasution (saat ini lokasi tersebut menjadi Gedung Olah Raga Habaring
Hurung Sampit). RSU Sampit dipimpin oleh seorang dokter berkebangsaan Belanda
yangbekerja sebagai dokter pada PT. Inhutani III Sampit, bernama dr. Engelen Berneh.
Perkembangan yang agak lambat membawa rumah sakit ini mengalami masa agak
sulit, namun pengembangan pelayanan kesehatan terus menjadi prioritas dengan memperluas
tanah, pembangunan gedung baru serta penyediaan peralatan medis serta fasilitas pendukung
lainnya.Pada awal Pelita III tahun 1979 mulai dirintis pembangunan Rumah Sakit di Jalan H.
M. Arsyad Sampit (lokasi sekarang), dengan biaya APBN, APBDI dan APBDII.
Pada tanggal 12 Oktober 1984 (akhir Pelita III) Rumah Sakit Umum diresmikan
oleh Bapak Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Kalimantan Tengah dengan nama
Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Murjani Sampit dengan kapasitas 20 buah tempat tidur yang
berada pada 1 Bangunan Ruang Perawatan. Pada saat itu, RSUD Dr. Murjani Sampit
merupakan Rumah Sakit Kelas D.
RSUD Dr. Murjani Sampit berdasarkan SK. MENKES Nomor
:186/Menkes/SK/II/1993 Tanggal 26Februari 1993, ditingkatkan statusnya menjadi Rumah
Sakit Kelas Bdengan 53 buah Tempat Tidur, berdiri diarea seluas ±4 Ha. Yang didukung oleh
4 Dokter Spesialis Dasar (Penyakit Dalam, Bedah, Kebidanan &Penyakit Kandungan dan
Anak).
Setelah melakukan penelitian di RS Murjani kami menemukan beberapa masalah
terkait dengan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Hambatan-hambatan yang sering
terjadi dilapangan saat implementasi adalah:

1. SDM (Sumber Daya Manusia) yang gagap teknologi.


2. Penyajian data yang belum semua menjadi data elektronik yang akan memudahkan
pada proses migrasi data.
3. Mengubah pola kerja yang sudah terbiasa dengan manual ke komputerisasi.
4. Koordinasi antar unit bagian yang terkesan mementingkan unit masing-masing.
5. Komitmen yang dilaksanakan secara bersamaan dan menyeluruh sehingga
menimbulkan kekacaun pada data transaksi.
6. Pemahaman yang belum merata antara SDM terkait,
7. Ketidaksiapan rumah sakit dalam menerapkan sistem informasi yang terintergrasi dan
berbasis komputer.
8. Berubah-ubahnya kebijakan.
9. Kurangnya dukungan dana dan anggaran.
10. Kurangnya kemauan dan inisiatif untuk belajar teknologi informasi.
11. Ketidaktahuan manfaat dan keefektifan SIMRS yang berbasis teknologi informasi.

Adanya visi dan tujuan yang jelas antara vendor dengan RSUD mengenai visi dan
tujuan yang akan dicapai dari implementasi SIMRS ini. Bagi vendor, jelas apa yang mau
dikerjakannya dan bagaimana mengerjakannya,sedangkan bagi pihak RSUD tahu jelas
tujuan pemakaian SIM RS, dan apa yang akan dicapai setelah implementasi. Visi dan
tujuan yang ingin dicapai oleh RSUD beserta anggaran untuk pembiayaan dan pengadaan
perangkat teknologi informasi harus dituangkan secara jelas dalam business/hospital plan.
Selain aplikasi perangkat lunak SIMRS yang baik dan lolos test, fleksibel dan
userfriendly. Team work implementor harus skill, pengalaman, pengetahuan yang berkaitan
dengan implementasi SIMRS. Penguasaan lapangan; sudah ada denah instalasi jaringan
komputer, kabel data dan kabel LAN, alat komunikasi, tata letak komputer dan tower
server. Dan semua perangkat keras, perangkat lunak, dan periperal harus sudah tersedia
sebelum pelaksanaan implementasi

Dampak yang terjadi apabila Sistem Informasi Manajemen Rumah sakit tidak terintegrasi
dengan baik yaitu :
1. Menurunkan kualitas pelayanan
a. Tidak efisien, yaitu Kecepatan dan akurasi data menurun sehingga waktu
yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan – pekerjaan administrasi
malah bertambah banyak.
b. Pengerjaan laporan rumah sakit yang lama.
c. Dokumentasi tidak Auditable an Accountable yakni data- data yang
digunakan oleh seluruh rumah sakit tidak di bawah satu kendali.
d. Tidak mendukung koordinasi antarbagian dalam rumah sakit
e. Tidak adanya profesionalisme dan kinerja manajemen rumah sakit

2. Menurunkan kualitas keputusan manajemen rumah sakit dikarenakan


informasi yang disajikan tidak sesuai dengan waktu yang dibutuhkan,
sehingga informasi yang didapat tidak spesfik menurut kebutuhan rumah
sakit.

3. Fungsi kontrol yang tidak konsisten


a. Budaya kerja yang menurun, yaitu tidak adanya kedisiplinan dalam
pemasukan data, baik ketepatan waktu maupun kebenaran data.
b. Pemahaman sistem yang tidak jelas.
c. Pemborosan biaya administrasi.

Dengan program SIM RS RSUD dr. Murjani terintegrasi dengan program fitur
SIRS online Kemenkes RI dapat memudahkan bagian rekam medis untuk
menyusun dan mengirimkan laporan SIRS online Kemenkes RI ke BUK (Bina
Upaya Kesehatan) Kemenkes RI. Permasalahan yang perlu dipikir lagi yaitu
bagaimana agar laporan SIM RS online Kemenkes RI yang dibuat oleh RSUD
dr. Murjani dapat menghasilkan pelaporan yang efektif dan efisien yaitu pelaporan yang :
1. Keakuratan dan teruji kebenarannya.
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan dan
harus jelas mencerminkan maksudnya.
2. Kesempurnaan informasi
Informasi harus disajikan dengan lengkap tanpa pengurangan, penambahan,
dan pengubahan.
3. Tepat waktu
Infomasi harus disajikan secara tepat waktu dan informasi yang diterima tidak
boleh terlambat.
4. Relevansi
Informasi akan memiliki nilai manfaat yang tinggi, jika Informasi tersebut dapat
diterima oleh mereka yang membutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai