Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Paru adalah organ tubuh yang berperan dalam sistem pernapasan (respirasi)
yaitu proses pengambilan oksigen (O2) dari udara bebas saat menarik napas, melalui
saluran napas (bronkus) dan sampai di dinding alveoli (kantong udara) O2 akan
ditransfer ke pembuluh darah yang di dalamnya mengalir antara lain sel sel darah
merah untuk dibawa ke sel-sel di berbagai organ tubuh lain sebagai energi dalam
proses metabolisme. Pada tahap berikutnya setelah metabolisme maka sisa-sisa
metabolisme itu terutama karbondioksida (CO2) akan dibawa darah untuk dibuang
kembali ke udara bebas melalui paru pada saat membuang napas. Karena fungsinya
itu dapat dipahami bahwa paru paling terbuka dengan polusi udara yang diisap
termasuk asap rokok yang dihisap dengan penuh kesengajaan itu. Berbagai kelainan
dapat menganggu sistem pernapasan itu, antara lain udara berpolusi sehingga kadar
O2 sedikit, gangguan di saluran napas/paru, jantung atau gangguan pada darah. Secara
umum gangguan pada pada saluran napas dapat merupa sumbatan pada jalan napas
(obstruksi) atau gangguan yang menyebabkan paru tidak dapat kembang secara
sempurna (restriktif). Tumor yang besar di paru dapat menyebabkan sebagian paru
dan/saluran napas kolaps, sedangkan tumor yang terdapat dalam saluran napas dapat
menyebabkan sumbatan pada saluran napas. Tumor yang menekan dinding dada dapat
menyebabkan kerusakan/destruksi tulang dinding dada dan menimbulkan nyeri.
Cairan di rongga pleura yang sering ditemukan pada kanker paru juga menganggu
fungsi paru.1

1
Gambar 1: Anatomi Paru

Kelainan kongenital kista paru sering dijumpai secara tidak sengaja. Biasanya
pada janin kelainan ini ditemukan pada pemeriksaan ultrasonografi. Gejala yang
ditemukan intrauterin berupa hidrop fetalis, kelainan jantung, polihidramion dan
adanya kelainan kongenital lain. Insiden secara pasti tidak diketahui, di duga sebesar
25% dari keseluruhan kelainan kongenital paru janin.

Kista paru merupakan salah satu tumor jinak paru yang cukup sering terjadi.
Di kalangan perokok khususnya, penyakit ganas ini telah menjadi ancaman utama.
Kista paru ditandai oleh adanya pertumbuhan jaringan abnormal pada paru-paru.

Lebih dari 1,3 juta kasus baru kanker paru yaitu stadium lanjutan dari tumor
paru dan bronkus di seluruh dunia, menyebabkan 1,1 juta kematian tiap tahunnya.
Dari jumlah insiden dan prevalensi di dunia, kawasan Asia, Australia, dan Timur jauh
berada pada tingkat pertama dengan estimasi kasus lebih dari 670 ribu dengan angka
kematian mencapai lebih dari 580 ribu orang. Sampai saat ini kanker paru masih
menjadi masalah besar di dunia kedokteran. Kanker paru sulit terdeteksi dan tanpa
gejala pada tahap awal. Sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru
melakukan reproduksi liar sehingga menyebabkan tumbuhnya tumor yang
menghambat dan menghentikan fungsi paru-paru sebagaimana mestinya. Besarnya

2
ukuran paru-paru menyebabkan kanker tumbuh bertahun-tahun tak terdeteksi dan
tanpa gejala. Penyakit ini baru bisa dideteksi setelah kanker mencapai stadium lanjut.
Data yang dibuat WHO menunjukkan bahwa kanker paru adalah jenis
penyakit keganasan yang menjadi penyebab kematian utama pada kelompok kematian
akibat keganasan, bukan hanya pada laki laki tetapi juga pada perempuan. Buruknya
prognosis penyakit ini mungkin berkaitan erat dengan jarangnya penderita 3ocal3 ke
dokter ketika penyakitnya masih berada dalam stadium awal penyakit. Hasil
penelitian pada penderita kanker paru pascabedah menunjukkan bahwa, rerata angka
tahan hidup 5 tahunan stage I sangat jauh berbeda dengan mereka yang dibedah
setelah stage II, apalagi jika dibandingkan dengan staging lanjut yang diobati selama
9 bulan.2
Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan
penanganan dan tindakan yang cepat dan terarah. Penegakan diagnosis penyakit ini
membutuhkan ketrampilan dan sarana yang tidak sederhana dan memerlukan
pendekatan multidisiplin kedokteran. Penyakit ini membutuhkan kerja sama yang erat
dan terpadu antara ahli paru dengan ahli radiologi 3ocal3sive, ahli patologi anatomi,
ahli radiologi terapi dan ahli bedah toraks, ahli rehabilitasi 3ocal dan ahli-ahli lainnya.
Pengobatan atau penatalaksaan penyakit ini sangat bergantung pada kecekatan ahli
paru untuk mendapatkan diagnosis pasti. Penemuan kanker paru pada stadium dini
akan sangat membantu penderita, dan penemuan diagnosis dalam waktu yang lebih
cepat memungkinkan penderita memperoleh kualitas hidup yang lebih baik dalam
perjalanan penyakitnya meskipun tidak dapat menyembuhkannya.2

3
BAB II
ISI

2.1 PENGERTIAN
a. Tumor = pembengkakan, tumor ganas dan tumor jinak.
b. Tumor adalah neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru yang
abnormal.
c. Tumor adalah benjolan-benjolan berbentuk bulat atau berbenjol-benjol terdapat
pada organ, berbatas tegas dengan konsistensi yang kenyal
d. Tumor terjadi dengan adanya masa laten yang sangat panjang dengan titik mulai
yang tidak teridentifikasi.Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang
mengalami proliferasi dalam paru atau merupakan keganasan pada jaringan paru.
Secara normal, tubuh memelihara suatu sistim dari pemeriksaan-pemeriksaan
(checks) dan keseimbangan-keseimbangan (balances) pada pertumbuhan sel-sel

4
sehingga sel-sel membelah untuk menghasilkan sel-sel baru hanya jika diperlukan.
Gangguan atau kekacauan dari sistim checks dan balances ini pada pertumbuhan sel
berakibat pada suatu pembelahan dan perkembangbiakan sel-sel yang tidak terkontrol
yang pada akhirnya membentuk suatu massa yang dikenal sebagai suatu tumor.3
Tumor-tumor bisa menjadi jinak atau ganas; ketika kita berbicara ”kanker”,
kita merujuk pada tumor-tumor yang dipertimbangkan sebagai ganas. Tumor-tumor
jinak biasanya dapat diangkat dan tidak menyebar ke bagian-bagian lain tubuh.
Tumor-tumor ganas, pada sisi lain akan tumbuh secara agresif dan menyerang
jaringan-jaringan lain dari tubuh, mengizinkan masuknya sel-sel tumor kedalam aliran
darah atau sistim limfatik yang menyebar tumor ke tempat-tempat lain di tubuh.
Proses penyebaran ini disebut metastasis; area-area pertumbuhan tumor pada tempat-
tempat yang berjarak jauh disebut metastases. Karena kanker paru-paru cenderung
untuk menyebar, atau metastase, maka tidak aneh bila kanker paru merupakan kanker
yang sangat mengancam nyawa dan satu dari kanker-kanker yang paling sulit dirawat.
Adapun kanker paru-paru itu dapat menyebar ke organ mana saja didalam tubuh,
organ-organ tertentu — terutama kelenjar adrenal, hati, otak, dan tulang — adalah
tempat-tempat yang paling umum untuk kanker paru-paru menyebar.3
Menurut World Health Organization (WHO), kanker paru merupakan
penyebab kematian utama dalam kelompok kanker baik pada pria maupun wanita.
Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru; tetapi kanker
paru-paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke
paru-paru.3

Gambar 2: Adenokarsinoma Paru

5
2.2 ETIOLOGI.

Meskipun etiologi sebenarnya dari tumor jinak pada paru belum diketahui dengan
pasti, namun kemungkinan penyebabnya adalah suatu respon hipersensitivitas,
keturunan, infeksi maupun bahan kimia. Biasanya muncul pada usia 30-50 tahun dan
sangat jarang ditemukan pada anak. Dan pada kanker paru pun belum diketahui, tetapi
ada beberapa yang bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru :

a. Merokok.
Merokok sudah tidak diragukan lagi merupakan utama. Suatu hubungan yang
defenitif telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari)
dari kanker paru (karsinoma bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai
kecenderung sepuluh kali lebih besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya orang
perokok berat yang sebelumnya dan telah meninggalkan kebiasaannya akan kembali
ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon
karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika dikenakan
pada kulit hewan, menimbulkan tumor.4
2. Iradiasi.
Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan
penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru)
berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga
merupakan agen etiologi operatif. 5

3. Kanker paru akibat kerja.


Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel
(pelebur nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemecah hematite (paru –
paru hematite) dan orang – orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat
juga mengalami peningkatan insiden. 2

4. Polusi udara.

6
Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi
dari pada mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya
karsinogen dari dan uap diesel dalam atmosfer di kota. 5
5. Genetik.
Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru,
yakni:5
a.Proto oncogen.
b.Tumor suppressor gene.
c.Gene encoding enzyme.
6. Diet.
Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, selenium dan vitamin A
menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru. Pemberian Nutrisi dan
supplement dapat mengurang gejala yang disebabkan oleh kanker paru. Vitamin D
dan Fe sangat baik untuk diberikan oleh penderita penyakit kanker paru, Begitu pula
dengan makanan antioxidant seperti cherri, dan buah tomat. 6,7

2.3 PATOFISIOLOGI.
Sebab-sebab keganasan pada tumor masih belum jelas, tetapi virus,
lingkungan, hormonal dan semuanya berkaitan dengan risiko terjadi tumor.
Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat initiation yang
merangsang permulaan terjadinya perubahan sel. Diperlukan perangsangan yang lama
dan berkesinambungan untuk memici timbulnya penyakit tumor. Inisiasi agen
biasanya bisa berupa kimia, fisik atau biologis yang berkemampuan beraksi langsung
dan merubah struktur dasar dari komponen (DNA). Keadaan selanjutnya akibat
keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan
terbentuknya formasi tumor. Hal ini dapat berlangsung lama, minggu bahkan sampai
tahunan.
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus
menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen.
Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia ,hyperplasia
dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan

7
displasia menembus ruang pleura, biasanya akan timbul efusi pleura, dan bisa diikuti
invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra. 8
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang
terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan
supurasi di bagian distal. Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis,
dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengar pada auskultasi. 8
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya
metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur – struktur
terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka. 8

2.4 KLASIFIKASI
Tumor secara umum dibagi pada tumor jinak (benigna) dan tumor ganas
(maligna), adapun perbedaan antara kedua jenis tersebut adalah sebagai berikut:
Tumor Benigna Tumor Maligna
1.Sering disebut tumor 1. Disebut kanker
2. Tidak menyebar 2. Sering metastasis
3. Tidak mengancam hidup 3. Kematian tinggi
4. Dapat dioperasi dengan baik 4. Sulit dioperasi
5. Pertumbuhannya lambat 5. Tumbuh cepat
6. Beberapa gambaran mitosis 6. Banyak gambaran mitosis
7. Tumbuh ekspansif 7. Tumbuh infiltratif
8. Encapsulation biasanya ada 8. Psudoencapsulation

2.4.1 Tumor Jinak

Tumor jinak yang tersering adalah kista paru, kista paru ditandai oleh adanya
pertumbuhan jaringan abnormal pada paru-paru. Kista paru adalah pertumbuhan
abnormal berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh abnormal di paru-paru. Kista
ada yang berisi udara, cairan, nanah, atau bahan-bahan lain. Para dokter
memperkirakan adanya hubungan antara gen dengan kista paru. Banyak jenis
penyakit paru-paru mengarah ke pembentukan kista di paru-paru. Kelainan yang
ditandai adanya udara dalam rongga dada bisa berkembang menjadi penyakit
termasuk Langerhans sel histiocytosis, lymphaniomyomatosis, kista bronkiektasis,
honeycombing dan confluent centrilobular empisema, paraseptal empisema dan
bullae. Berbagai mekanisme pembentukan kista susulan, termasuk penyumbatan

8
pembuluh darah atau iskemic nekrosis, dilatasi bronkus dan gangguan jaringan paru.
Kista paru mempunyai beberapa bentuk:

1. Soliter : Kista congenital, kista infeksi, kista neoplastik.


2. Multiple : a. Letak di apex : bleb, bulla

b. Letak di basal :Kista bronchiektasis, kista pneumatokele

3. Letak tidak menentu : Komplikasi tuberculosa, komplikasi infiltrasi proses yang lain

2.4.2 Kanker Paru

Berdasarkan level penyebarannya penyakit kanker paru-paru terbagi dalam dua


kriteria:
1. Kanker paru primer
Memiliki 2 type utama, yaitu Small cell lung cancer (SCLC) dan Non-small cell
lung cancer (NSCLC). SCLC adalah jenis sell yang kecil-kecil (banyak) dimana
memiliki daya pertumbuhan yang sangat cepat hingga membesar. Biasanya disebut
“oat cell carcinomas” (karsinoma sel gandum). Type ini sangat erat kaitannya dengan
perokok, Penanganan cukup berespon baik melalui tindakan chemotherapy and
radiation therapy. Sedangkan NSCLC adalah merupakan pertumbuhan sell tunggal,
tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru. Misalnya Adenoma,
Hamartoma kondromatous dan Sarkoma. 7
2. Kanker paru sekunder
Merupakan penyakit kanker paru yang timbul sebagai dampak penyebaran kanker
dari bagian organ tubuh lainnya, yang paling sering adalah kanker payudara dan
kanker usus (perut). Kanker menyebar melalui darah, sistem limpa atau karena
kedekatan organ. 7

9
Gambar 3 : Kanker paru
Klasifikasi menurut WHO untuk Neoplasma Pleura dan Paru :
Karsinoma Bronkogenik.
a. Karsinoma epidermoid (skuamosa).
Kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel termasuk
metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas mendahului
timbulnya tumor. Terletak sentral sekitar hilus, dan menonjol kedalam bronki besar.
Diameter tumor jarang melampaui beberapa centimeter dan cenderung menyebar
langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada dan mediastinum. 9
b. Karsinoma sel kecil.
Biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki.Tumor ini
timbul dari sel – sel Kulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus. Terbentuk dari
sel – sel kecil dengan inti hiperkromatik pekat dan sitoplasma sedikit. Metastasis dini
ke mediastinum dan kelenjar limfe hilus, demikian pula dengan penyebaran
hematogen ke organ – organ distal. 9
c. Adenokarsinoma (termasuk karsinoma sel alveolar).
Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat
mengandung mukus. Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen bronkus dan
kadang – kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local pada paru – paru dan
fibrosis interstisial kronik. Lesi seringkali meluas melalui pembuluh darah dan limfe
pada stadium dini, dan secara klinis tetap tidak menunjukkan gejala – gejala sampai
terjadinya metastasis yang jauh. . 7
d. Karsinoma sel besar.

10
Merupakan sel – sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan
sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam – macam. Sel – sel ini cenderung
untuk timbul pada jaringan paru – paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran
ekstensif dan cepat ke tempat – tempat yang jauh. . 9
e. Gabungan adenokarsinoma dan epidermoid.
f. Lain – lain.
1). Tumor karsinoid (adenoma bronkus).
2). Tumor kelenjar bronchial.
3). Tumor papilaris dari epitel permukaan.
4). Tumor campuran dan Karsinosarkoma
5). Sarkoma
6). Tak terklasifikasi.
7). Mesotelioma.
8). Melanoma. 8
2.5 MANIFESTASI KLINIS.

Untuk gejala pada tumor jinak paru banyak penderita yang tidak menunjukkan gejala
dan penyakitnya ditemukan pada saat menjalani pemeriksaan foto dada untuk
keperluan lain. Jarang sampai terjadi gejala yang serius. Gejala kista paru tergantung
kepada luas dan cara penyebarannya. Biasanya gejala utama adalah batuk yang
menetap. Penderita kista paru seringkali menyadari bahwa batuknya semakin
memburuk.

Gejala-gejala kanker paru bervariasi tergantung dari dimana dan berapa luas
tersebarnya tumor. Tanda-tanda peringatan dari kanker paru tidak selalu hadir atau
mudah diidentifikasikan. Seseorang dengan kanker paru mungkin mempunyai
macam-macam dari gejala-gejala berikut:
• Tidak ada gejala-gejala: Pada sampai dengan 25% dari orang-orang yang
mendapat kanker paru, kanker pertama kali ditemukan pada suatu x-ray dada dan
CT scan secara rutin sebagai suatu massa kecil yang terpencil kadangkala disebut
suatu luka coin (coin lesion). Pasien-pasien ini dengan massa-massa tunggal yang
kecil seringkali melaporkan tidak ada gejala-gejala kanker paru pada saat itu
ditemukan. 9

11
• Gejala-Gejala yang berhubungan dengan kanker: Pertumubuhan kanker dan
penyerangan (invasi) jaringan-jaringan paru dan lingkungan-lingkungannya
mungkin mengganggu pernapasan, menjurus pada gejala-gejala seperti batuk,
sesak napas, mencuit-cuit (wheezing), nyeri dada, dan batuk darah (hemoptysis).
Jika kanker telah menyerang syaraf-syaraf, contohnya, ia mungkin menyebabkan
nyeri pundak yang bergerak kebawah bagian luar lengan (disebut Pancoast’s
Syndrome) atau kelumpuhan pita-pita suaru menjurus pada suara serak (parau).
Penyerangan kerongkongan mungkin menjurus pada kesulitan menelan
(dysphagia). Jika suatu saluran udara yang besar terhalangi, mengempisnya
sebagian dari paru mungkin terjadi dan menyebabkan infeksi-infeksi (abscesses,
pneumonia) pada area yang terhalangi. 9
• Gejala-Gejala yang berhubungan dengan metastasis: Kanker paru yang telah
menyebar ke tulang-tulang mungkin menghasilkan sakit yang sangat menyiksa
pada tempat-tempat tulang yang terlibat. Kanker yang telah menyebar ke otak
mungkin menyebabkan sejumlah gejala-gejala penyakit syaraf yang mungkin
termasuk penglihatan yang kabur, sakit kepala, serangan-serangan (seizures), atau
gejala-gejala stroke seperti kelemahan atau mati rasa pada bagian-bagian tubuh. 9
• Gejala-Gejala Paraneoplastik: Kanker-kanker paru seringkali diiringi oleh apa
yang disebut paraneoplastic syndromes yang berakibat dari produksi unsur-unsur
yang menyerupai hormon oleh sel-sel tumor. Paraneoplastic syndromes terjadi
paling umum dengan SCLC namun mungkin terlihat dengan tipe tumor mana saja.
Suatu paraneoplastic syndrome yang umum yang dikaitkan dengan SCLC adalah
produksi dari suatu hormon yang disebut adrenocorticotrophic hormone
(ACTH) oleh sel-sel kanker, menjurus pada pengeluaran hormon kortisol yang
berlebihan oleh kelenjar-kelenjar adrenal (Cushing’s syndrome). Sindrom
paraneoplastik (paraneoplastic syndrome) yang paling sering terlihat dengan
NSCLC adalah produksi dari suatu unsur serupa dengan hormon paratiroid,
berakibat pada tingkat-tingkat kalsium yang meningkat dalam aliran darah. 9
• Gejala-Gejala Nonspesifik: Gejala-gejala nonspesifik yang terlihat dengan
banyak kanker-kanker termasuk kanker paru meliputi kehilangan berat badan,
kelemahan, dan kelelahan. Gejala-gejala psikologi seperti depresi dan perubahan-
perubahan suasana hati adalah juga umum. 9

12
Gambar 4 : Alur deteksi dini kanker paru

3 STAGING KANKER PARU


Staging (penderajatan) untuk kanker paru berdasarkan tumor (T) dan
penyebarannya ke getah bening (N) dan organ lain (M). 10
4 Stage kanker paru jenis karsinoma sel kecil (KPKSK) terdiri dari :10
• Stage terbatas (limited) jika hanya melibatkan satu sisi paru (hemitoraks)
• Stage luas (13ocal13siv) jika sudah meluas dari satu hemitoraks atau
menyebar ke organ lain.
5 Stage kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) dibagi atas :10
• Staging/Tingkat I A/B
Satu tumor ukuran kurang atau lebih dari 3 cm pada satu lobus paru
• Staging/Tingkat II A/B
Satu tumor dalam lobus paru melekat ke dinding dada atau menyebar ke
kelenjar getah bening di dalam paru yang sama
• Staging/Tingkat III A
Tumor yang menyebar ke kelenjar getah bening didalam area trakeal
memasuki dinding dada dan 13ocal13siv

13
• Staging/Tingkat III B
Tumor yang menyebar ke nodes getah bening pada lawan paru, atau di
dalam leher.
• Staging/Tingkat IV
Tumor yang menyebar kebagian lain paru atau organ lain di luar paru.

STAGE10

Stadium TNM

Occult carcinoma Tx N0 M0
0 Tis N0 M0
IA T1 N0 M0
IB T2 N0 M0
IIA T1 N1 M0
IIB T2 N1 M0, T3 N0 M0
IIIA T1 N2 M0, T2 N2 M0, T3 N1 M0, T3 N2 M0
IIIB Sebarang T N3 M0, T4 sebarang N M0
IV Sebarang T sebarang N M1

Kategori TNM untuk Kanker Paru :


T : Tumor Primer
To : Tidak ada bukti ada tumor primer
Tx : Tumor primer sulit dinilai, atau tumor primer terbukti dari penemuan sel tumor
ganas pada 14ocal14 bronkopulmoner tetapi tidak tampak secara radiologis atau
bronkoskopis.
Tis : Karsinoma in situ
T1 : Tumor dengan garis tengah terbesar tidak melebihi 3 cm, dikelilingi oleh
jaringan
paru atau pleura 14ocal14si dan secara bronkoskopik invasi tidak lebih
proksimal dari bronkus lobus (belum sampai ke bronkus utama). Tumor
sembarang ukuran dengan komponen 14ocal14si terbatas pada dinding bronkus
yang meluas ke proksimal bronkus utama.

14
T2 : Setiap tumor dengan ukuran atau perluasan sebagai berikut :
- Garis tengah terbesar lebih dari 3 cm
- Mengenai bronkus utama sejauh 2 cm atau lebih distal dari karina, dapat
mengenai pleura visceral
- Berhubungan dengan atelektasis atau pneumonitis obstruktif yang meluas
ke daerah hilus, tetapi belum mengenai seluruh paru.
T3 : Tumor sembarang ukuran, dengan perluasan langsung pada dinding dada
(termasuk tumor sulkus superior), diafragma, pleura mediastinum atau tumor
dalam bronkus utama yang jaraknya kurang dari 2 cm sebelah distal karina atau
tumor yang berhubungan dengan atelektasis atau pneumonitis obstruktif
seluruh paru.
T4 : Tumor sembarang ukuran yang mengenai mediastinum atau jantung,
pembuluh besar, trakea, esofagus, korpus vertebra, karina, tumor yang disertai
dengan efusi pleura ganas atau tumor satelit nodul ipsilateral pada lobus yang
sama dengan tumor primer.

N : Kelenjar getah bening regional (KGB)10


Nx : Kelenjar getah bening regional tak dapat dinilai
No : Tak terbukti keterlibatan kelenjar getah bening
N1 : Metastasis pada kelenjar getah bening peribronkial dan/atau hilus ipsilateral,
termasuk perluasan tumor secara langsung
N2 : Metastasis pada kelenjar getah bening mediatinum ipsilateral dan/atau KGB
subkarina
N3 : Metastasis pada hilus atau mediastinum kontralateral atau KGB
skalenus/supraklavikula ipsilateral/kontralateral
M : Metastasis (anak sebar) jauh10
Mx : Metastasis tak dapat dinilai
Mo : Tak ditemukan metastasis jauh
M1 : Ditemukan metastasis jauh. Nodul ipsilateral di luar lobus tumor primer
dianggap sebagai M1

2.7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.

15
1. Radiologi.
Hasil pemeriksaan radiologis adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang
mutlak dibutuhkan untuk menentukan lokasi tumor primer dan metastasis, serta
penentuan stadium penyakit berdasarkan sistem TNM. Pemeriksaan radiologi paru
yaitu Foto toraks PA/lateral, bila mungkin CT-scan toraks, bone scan, Bone survey,
USG abdomen dan Brain-CT dibutuhkan untuk menentukan letak kelainan, ukuran
tumor dan metastasis. Tetapi pemeriksaan radiologi konvensional (Thorax PA, lateral,
fluoroskopi) masih tetap mempunyai nilai 16ocal16sive yang tinggi, meskipun
kadang-kadang tumor itu sendiri tidak terlihat tetapi kelainan sebagai akibat adanya
tumor akan sangat dicurigai kearah keganasan, misalnya kelainan emfisema setempat,
atelektasis, peradangan sebagai komplikasi tumor atau akibat bronkus terjepit dan
pembesaran kelenjar hilus yang unilateral. Efusi pleura yang progresif daan elevasi
diafragma (paralisis nervus frenikus) juga perlu dipertimbangkan sebagai akibat
tumor ganas paru.
5.4 Atelektasis
Gambaran perselubungan padat akibat hilangnya aerasi yang disebabkan
sumbatan bronkus oleh tumor, dapat terjadi secara segmental, lobaris atau seluruh
hemithorax. Gambaran Atelektasis secara radiologi tidak berbeda dengan
atelektasis yang disebabkan oleh penyumbatan bronkus lainnya.
5.5 Pembesaran Hillus Unilateral
Suatu perbedaan besar hillus antara kedua hilus atau perbedaan besar hilus
dengan foto-foto sebelumnya perlu dicurigai adanya suatu tumor dan perlu
penelitian bronkus dengan tomografi atau bronkoskopi.
5.6 Emfisema Lokal (setempat)
Penyumbatan sebagian lumen bronchus oleh tumor akan menghambat
pengeluaran udara sewaktu ekspirasi sehingga terjadi denssitas yang rendah atau
emfisema setempat dibandingkan daerah lain.
Karsinoma Bronkogen jenis anaplastik sering mengenai bronkus utama yang
mengakibatkan pelebaran mediastinum. Keadaan ini sukar dibedakan dengan
limfoma maligna.
5.7 Kavitas atau abses yang soliter

16
Suatu kavitas soliter dengan tanda infeksi yang tidak berarti terutama pada
orang berusia lanjut, perlu dipikirkan suatu karsinoma bronkogrn jenis
epidermoid. Biasanya dinding kavitas tebal dan irregular.
5.8 Pneumonitis yang sukar sembuh
Peradangan paru sering disebabkan aerasi tidak sempurna akibat sumbatan
sebagian bronkus dan pengobatan dengan antibiotic umumnya tidak memberikan
hasil yang sempurna atau berulang kembali peradangannya. Sering setelah
peradangannya berkurang, di daerah peradangan terlihat gambaran massa yang
sangat dicurigai sebagai keganasan paru.
5.9 Massa di Paru
Karsinoma Bronkogen dimulai sebagai bayangan noduler kecil di perifer paru
dan akan berkembang menjadi suatu massa di paru dan akan berkembang menjadi
suatu massa sebelum terjadi keluhan. Biasanya massa di paru sebesar 4-12cm
berbentuk bulat atau oval yang berbenjol (globulated) dan kadang-kadang pada
pemeriksaan tomografi terlihat gambaran yang radiolusen yang menunjukkan
adanya nekrosis di dalam tumor.
7. Tumor Paru
Pemeriksaan Tomografi computer dapat memberikan informasi lebih banyak.
Penilaian pada massa primer paru berupa besarnya densitas massa yang dapat
member gambaran yang inhomogen pada massa sifat ganas atau 17ocal17si pada
massa jinak, pinggir massa dapat diperlihatkan lebih jelas, tidak teratur atau
spikula / pseudopodi pada massa ganas, batas rata pada jinak.
Pemberian bahan kontras IV dapat menentukan sifat massa yang menyangat
pada massa ganas umumnya dan tidak menyangat pada massa jinak. Keterlibatan
organ sekitarnya atau mediastinum lebih mudah terdeteksi, sebagai keterlibatan
tulang sekitarnya, pembesaran kelenjar getah bening hilus, bifukarsio, paratrakhea
dan massa bersinggungan dengan dinding pembuluh darah besar thorax (aorta,
a.pulmonalis) yang merupakan non operable.
a. Foto toraks

Gambaran yang ditemukan pada kista paru:

17
1. Bayangan rongga spheris dalam semua proyeksi kecuali karena letaknya
sehingga harus terjepit menjadi pipih, misalnya dekat diafragma atau dinding
thorax.
2. Bila berisi air dan penuh akan tampak bayangan radio-opaque spheris dan
circumscript. Bila ke bronchus, sebagian terisi udara yang pada foto berdiri
tampak sebagai bayangan bulat spheris dan circumscript dengan fluid level.
3. Bila ada infeksi, dinding menjadi lebih tebal, batas tegas menghilang dan
bergabung dalam paru.
4. Komunikasi yang intermiten dengan bronchus memberikan Crescentik
Airshadow.
5. Letak sering di dekat carina, trachea atau bronchus utama.
6. Lesi kistik Multipel
7. Mendesak struktur sekitar

Untuk kanker paru pada pemeriksaan foto toraks PA/lateral akan dapat dilihat
bila masa tumor dengan ukuran tumor lebih dari 1 cm. Tanda yang mendukung
keganasan adalah tepi yang ireguler, disertai identasi pleura, tumor satelit tumor, dll.
Pada foto, tumor juga dapat ditemukan telah invasi ke dinding dada, efusi pleura,
efusi perikard dan metastasis intrapulmoner. Sedangkan keterlibatan KGB untuk
menentukan N agak sulit ditentukan dengan foto toraks saja .Bila foto toraks
menunjukkan gambaran efusi pleura yang luas harus diikuti dengan pengosongan isi
pleura dengan punksi berulang atau pemasangan WSD dan ulangan foto toraks agar
bila ada tumor primer dapat diperlihatkan. Keganasan harus difikirkan bila cairan
bersifat produktif, dan/atau cairan serohemoragik. 2

18
thorax PA wanita 45 tahun memperlihatkan kolaps lengkap pada lobus bawah paru kirinya, sebab
kolaps tidak tampak pada foto. CT scan pada pasien yang sama tampak gambaran soft tissue bentuk
nodul yang berada antara bronkus utama kiri. Bentuk ini adalah khas untuk bronchial carcinoma dan
sudah dibuktikan dengan biopsy brochoscopy.

Foto thorax PA pria 62 tahun (nonsmoker) memperlihatkan gambaran coin lesion pada bagian dari
paru kiri. Pada CT scan memberikan gambaran lesi massa pada lobus bawah paru kiri.
Tanpa ada limfadenopaty pada gambaran bagian mediastinal.

Gambaran radiologis Small Cell Lung Carcinoma

19
Tampak gambaran penyakit yang luas. Sebuah massa besar pada paru kiri bagian tengah dengan
gambaran opasitas pada paru bagian atas. Juga tampak gambaran nodul pada paru kanan
bagian bawah yang diduga deposit metastasis. Peningkatan opasitas pada paratracheal paru
kanan yang mengindikasikan limfadenopathy. Efusi pleura yang minimal dengan blunting
sudut costiphrenicus.

Tampak peningkatan opasitas pada hilus dan region peretracheal kanan dengan penebalan garis
paratracheal kanan . Pengurangan volume jua terlihat pada lobus bawah paru kanan. SCLC
sering muncul sebagai massa pada hilus atau mediastinal.

20
Tampak gambaran pneumonitis obstruktif dengan atelektasis pada puncak lobus paru kanan.
Peningkatan opasitas pada tracheobronchial kanan dan para tracheal yang diduga sebagai
suatu massa atau limfadenopathy pada regio tersebut.

Gambaran radiologis Non Small Cell Lung Carcinoma

tampak lesi sentral yang besar yang dari pemeriksaan bronchoscopy kemudian didiagnosa dengan
NSCLC

21
Tampak gambaran efusi pleura dan berkurangnya volume sekunder dari NSCLC pada lobus basal paru
kiri. Pemeriksaan pada cairan efusi pleura didapatkan hasil maligna dan lesi tidak dapat
dioperasi

NSCLC, kolaps pada puncak paru kiri yang hampir selalu disebabkan oleh carcinoma endobronchial
brokhogenik.

22
NSCLC, kolaps penuh pada paru kiri sekunder dari carcinoma bronkhogenik pada bronkus utama kiri.

NSCLC, cavitas pada lobus bawah paru kanan, squamous cell carcinoma.

23
Pada pasien terdapat gambaran opasitas pada lobus bawah paru kanan dengan perselubungan yang
tidak penuh. Hal ini kemudian diketahui sebagai squamous cell carcinoma.

24
Lesi NSCLC pada puncak lobus paru kanan yang dari hasil percutaneus biopsi didiagnosa dengan
adenocarcinoma.

pada lobus paru kanan kolaps dengan “S sign” yang menunjukkan bronkus NSCLC

b.CT-Scan toraks
Tehnik pencitraan ini dapat menentukan kelainan di paru secara lebih baik
daripada foto toraks. CT-scan dapat mendeteksi tumor dengan ukuran lebih kecil dari
1 cm secara lebih tepat. Demikian juga tanda-tanda proses keganasan juga tergambar
secara lebih baik, bahkan bila terdapat penekanan terhadap bronkus, tumor intra
bronkial, atelektasis, efusi pleura yang tidak masif dan telah terjadi invasi ke
mediastinum dan dinding dada meski tanpa gejala. Lebih jauh lagi dengan CT-scan,
keterlibatan KGB yang sangat berperan untuk menentukan stage juga lebih baik
karena pembesaran KGB (N1 s/d N3) dapat dideteksi. Demikian juga ketelitiannya
mendeteksi kemungkinan metastasis intrapulmoner. 2

25
Kanan :CT scan pada posisi mediastinal pada pria 68 tahun dengan gejala batuk produktif dan
hemoptysis dengan gambaran hiperdens, carcinoid endobonchial pada bronchus intermedius.
Kiri, CT scan potongan paru memperlihatkan kistik postobstuktif bronkiektasis yang berat.

CT scans thorax pada pasien yang sama memperlihatkan sebut bonchovasculer yang asimetris
padapuncak lobus atas, bentuk kecil, halus, bentuk solitert bersebelahan dengan segmen
apical bronkus pada lobus atas paru. Temuan ini sesuai carcinoma bronchial primer.

4. Pemeriksaan radiologik lain


Kekurangan dari foto toraks dan CT-scan toraks adalah tidak mampu
mendeteksi telah terjadinya metastasis jauh. Untuk itu dibutuhkan pemeriksaan
radiologik lain, misalnya Brain-CT untuk mendeteksi metastasis di tulang kepala /
jaringan otak, bone scan dan/atau bone survey dapat mendeteksi metastasis diseluruh
jaringan tulang tubuh. USG abdomen dapat melihat ada tidaknya metastasis di hati,
kelenjar adrenal dan organ lain dalam rongga perut. 2

26
2. Pemeriksaan khusus
a. Bronkoskopi
Bronkoskopi adalah pemeriksaan dengan tujuan diagnostik sekaligus dapat
diandalkan untuk dapat mengambil jaringan atau bahan agar dapat dipastikan ada
tidaknya sel ganas. Pemeriksaan ada tidaknya masa intrabronkus atau perubahan
mukosa saluran napas, seperti terlihat kelainan mukosa tumor misalnya, berbenjol-
benjol, hiperemis, atau stinosis infiltratif, mudah berdarah. Tampakan yang abnormal
sebaiknya di ikuti dengan tindakan biopsi tumor/dinding bronkus, bilasan, sikatan
atau kerokan bronkus. 2
5. Biopsi aspirasi jarum
Apabila biopsi tumor intrabronkial tidak dapat dilakukan, misalnya karena
amat mudah berdarah, atau apabila mukosa licin berbenjol, maka sebaiknya dilakukan
biopsi aspirasi jarum, karena bilasan dan biopsi bronkus saja sering memberikan hasil
negatif. 2
6. Transbronchial Needle Aspiration (TBNA)
TBNA di karina, atau trakea 1/1 bawah (2 cincin di atas karina) pada posisi
jam 1 bila tumor ada dikanan, akan memberikan informasi ganda, yakni didapat bahan
untuk sitologi dan informasi metastasis KGB subkarina atau paratrakeal. 2
7. Transbronchial Lung Biopsy (TBLB)
Jika lesi kecil dan lokasi agak di perifer serta ada sarana untuk fluoroskopik
maka biopsi paru lewat bronkus (TBLB) harus dilakukan. 2
8. Biopsi Transtorakal (Transthoraxic Biopsy, TTB)
Jika lesi terletak di perifer dan ukuran lebih dari 2 cm, TTB dengan bantuan
flouroscopic angiography. Namun jika lesi lebih kecil dari 2 cm dan terletak di sentral
dapat dilakukan TTB dengan tuntunan Ctscan. 2
9. Biopsi lain
Biopsi jarum halus dapat dilakukan bila terdapat pembesaran KGB atau teraba
masa yang dapat terlihat superfisial. Biopsi KBG harus dilakukan bila teraba
pembesaran KGB supraklavikula, leher atau aksila, apalagi bila diagnosis
sitologi/histologi tumor primer di paru belum diketahui. Biopsi Daniels dianjurkan

27
bila tidak jelas terlihat pembesaran KGB suparaklavikula dan cara lain tidak
menghasilkan informasi tentang jenis sel kanker. Punksi dan biopsi pleura harus
dilakukan jika ada efusi pleura. 2
g. Torakoskopi medik
Dengan tindakan ini massa tumor di bagaian perifer paru, pleura viseralis,
pleura parietal dan mediastinum dapat dilihat dan dibiopsi. 2

h. Sitologi sputum
Sitologi sputum adalah tindakan diagnostik yang paling mudah dan murah.
Kekurangan pemeriksaan ini terjadi bila tumor ada di perifer, penderita batuk kering
dan tehnik pengumpulan dan pengambilan sputum yang tidak memenuhi syarat.
Dengan bantuan inhalasi NaCl 3% untuk merangsang pengeluaran sputum dapat
ditingkatkan. Semua bahan yang diambil dengan pemeriksaan tersebut di atas harus
dikirim ke laboratorium Patologi Anatomik untuk pemeriksaan sitologi/histologi.
Bahan berupa cairan harus dikirim segera tanpa fiksasi, atau dibuat sediaan apus, lalu
difiksasi dengan alkohol absolut atau minimal alkohol 90%. Semua bahan jaringan
harus difiksasi dalam formalin 4%.2

10. Pemeriksaan invasif lain


Pada kasus-kasus yang rumit terkadang tindakan invasif seperti torakoskopi
dan tindakan bedah mediastinoskopi, torakoskopi, torakotomi eksplorasi dan biopsi
paru terbuka dibutuhkan agar diagnosis dapat ditegakkan. Tindakan ini merupakan
pilihan terakhir bila dari semua cara pemeriksaan yang telah dilakukan, diagnosis
histologis / patologis tidak dapat ditegakkan. Semua tindakan diagnosis untuk kanker
paru diarahkan agar dapat ditentukan : 2
1. Jenis histologis.
2. Derajat (staging).
3 . Tampilan (tingkat tampil, ”performance status”).
Sehingga jenis pengobatan dapat dipilih sesuai dengan kondisi penderita.

4. Pemeriksaan lain
a. Petanda Tumor

28
Petanda tumor yang telah ada, seperti CEA, Cyfra21-1, NSE dan lainya tidak
dapat digunakan untuk mendiagnosis tetapi masih digunakan evaluasi hasil
pengobatan. 2
11. Pemeriksaan biologi molekuler
Pemeriksaan biologi molekuler telah semakin berkembang, cara paling
sederhana dapat menilai ekspresi beberapa gen atau produk gen yang terkait dengan
kanker paru, seperti protein p53, bcl2, dan lainnya. Manfaat utama dari pemeriksaan
biologi molekuler adalah menentukan prognosis penyakit. 2

Gambar 5: Alur tindakan diagnosis kanker paru

2.8 PENATALAKSANAAN.

Kista paru biasanya diangkat melalui pembedahan karena bisa menyumbat


bronki dan lama-lama bisa menjadi ganas.

29
Pengobatan kanker paru adalah combined modality therapy (multi-modaliti
terapi). Kenyataanya pada saat pemilihan terapi, sering bukan hanya diharapkan pada
jenis histologis, derajat dan tampilan penderita saja tetapi juga kondisi non-medis
seperti fasilitas yang dimiliki rumah sakit dan ekonomi penderita juga merupakan
faktor yang amat menentukan.
Tujuan pengobatan kanker dapat berupa : 10
a. Kuratif, yaitu untuk memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan
angka harapan hidup klien.
b. Paliatif , untuk mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
c. Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal, untuk mengurangi dampak
fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.
d. Suportif, untuk menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal seperti
pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti
infeksi.
Adapun penanganan Kanker paru yang dapat dilakukan adalah :

12. Pembedahan
Indikasi pembedahan pada kanker paru adalah untuk KPKBSK stadium I dan
II. Pembedahan juga merupakan bagian dari “combine modality therapy”, misalnya
kemoterapi neoadjuvan untuk KPBKSK stadium IIIA. Indikasi lain adalah bila ada
kegawatan yang memerlukan intervensi bedah, seperti kanker paru dengan sindroma
vena kava superiror berat. 2
Prinsip pembedahan adalah sedapat mungkin tumor direseksi lengkap berikut
jaringan KGB intrapulmoner, dengan lobektomi maupun pneumonektomi.
Segmentektomi atau reseksi baji hanya dikerjakan jika faal paru tidak cukup untuk
lobektomi. Tepi sayatan diperiksa dengan potong beku untuk memastikan bahwa
batas sayatan bronkus bebas tumor. KGB mediastinum diambil dengan diseksi
sistematis, serta diperiksa secara patologi anatomis. Hal penting lain yang penting
dingat sebelum melakukan tindakan bedah adalah mengetahui toleransi penderita
terhadap jenis tindakan bedah yang akan dilakukan. Toleransi penderita yang akan
dibedah dapat diukur dengan nilai uji faal paru dan jika tidak memungkin dapat
dinilai dari hasil analisis gas darah (AGD). 2

30
13. Radiasi
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan
bisa juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi, seperti
mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/ bronkus. Pada terapi
kuratif, radioterapi menjadi bagian dari kemoterapi neoadjuvan untuk KPKBSK
stadium IIIA. Pada kondisi tertentu, radioterapi saja tidak jarang menjadi alternatif
terapi kuratif. 2,11
Radiasi sering merupakan tindakan darurat yang harus dilakukan untuk
meringankan keluhan penderita, seperti sindroma vena kava superiror, nyeri tulang
akibat invasi tumor ke dinding dada dan metastasis tumor di tulang atau otak. 2,11
14. Kemoterapi
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk
menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastase luas serta untuk
melengkapi bedah atau terapi radiasi. Kemoterapi dapat diberikan pada semua kasus
kanker paru. Syarat utama harus ditentukan jenis histologis tumor dan tampilan
(performance status) harus lebih dari 60 menurut skala Karnosfky atau 2 menurut
skala WHO. Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan beberapa obat antikanker
dalam kombinasi regimen kemoterapi. Pada keadaan tertentu, penggunaan 1 jenis obat
anti kanker dapat dilakukan. 2

Tabel 1 : Performance status menurut Karnofsky dan WHO

Prinsip pemilihan jenis antikanker dan pemberian sebuah regimen kemoterapi adalah:
2

1. Platinum based therapy ( sisplatin atau karboplatin)


2. Respons obyektif satu obat antikanker sebesar 15%

31
3. Toksisiti obat tidak melebihi grade 3 skala WHO
4. Terapi harus dihentikan atau diganti bila setelah pemberian 2 siklus pada penilaian
terjadi tumor progresif.
4. Photodynamic therapy (PDT)
Satu terapi yang lebih baru yang digunakan untuk beberapa tipe dan tingkatan
dari kanker paru (begitu juga beberapa kanker-kanker lain) adalah photodynamic
therapy. Pada perawatan photodynamic, suatu 32ocal32 photosynthesizing (seperti
suatu porphyrin, suatu 32ocal32 yang terjadi secara alami di tubuh) disuntikkan
kedalam aliran darah beberapa jam sebelum operasi. Selama waktu ini, 32ocal32 ini
menempatkan dirinya secara selektif pada sel-sel yang tumbuh dengan cepat seperti
sel-sel kanker. Suatu prosedur kemudian mengikutinya dimana dokter menggunakan
suatu sinar dengan panjang gelombang tertentu melalui suatu tongkat yang dipegang
tangan langsung ke tempat dari kanker dan jaringan-jaringan sekitarnya. Energi dari
sinar mengaktifkan 32ocal32 photosensitizing, menyebabkan produksi dari suatu
racun yang menghancurkan sel-sel tumor. PDT mempunyai keuntungan-keuntungan
yang mana ia dapat secara tepat mengenai sasaran dari lokasi kanker, lebih tidak
32ocal32si daripada operasi, dan dapat diulang pada tempat yang sama jika
diperlukan. Kelemahan-kelemahan dari PDT adalah bahwa ia hanya bermanfaat
dalam merawat kanker-kanker yang dapat dicapai dengan suatu sumber sinar dan
tidak cocok untuk perawatan kanker-kanker yang luas/ekstensif. Penelitian sedang
berlangsung untuk lebih jauh menentukan keefektivitasan PDT pada kanker paru. 12

2.9 PROGNOSIS
Prognosis untuk tumor jinak paru cukup baik bila tumor tersebut telah
diketahui sedini mungkin. Maka dari itu prerlu dilakukan pemeriksaan yang berkala
pada pasien yang dengan gangguan paru. Pengambilan foto dada serial setiap 6 bulan
ternyata dapat mendiagnosa secara dini adanya kista paru, dengan minimal lesi
mempunyai ukuran ± cm untuk dapat terlihat secara radiologis. Tomografi yang
dilengkapi dengan computer membantu untuk membedakan lebih lanjut lesi yang
dicurigai. Bronkoskopi dengan 32ocal32 merupakan teknik yang paling berhasil untuk
mendiagnosa karsinoma sel skuamosa yang umumnya terletak sentral. Biopsi kelenjar

32
getah bening skalenus paling berhasil untuk diagnosis kanker yang tidak tercapai oleh
bronkoskopi.
Prognosis dari kanker paru merujuk pada kesempatan untuk penyembuhan dan
tergantung dari lokasi dan ukuran tumor, kehadiran gejala-gejala, tipe kanker paru,
dan keadaan kesehatan secara keseluruhan dari pasien. 12
SCLC mempunyai pertumbuhan yang paling agresif dari semua kanker-kanker
paru, dengan suatu waktu kelangsungan hidup median (angka yang ditengah-tengah)
dari hanya dua sampai empat bulan setelah didiagnosis jika tidak dirawat. (Itu adalah
pada dua sampai empat bulan separuh dari semua pasien-pasien telah meninggal).
Bagaimanapun, SCLC adalah juga tipe kanker paru yang paling 33ocal33sive pada
terapi radiasi dan kemoterapi. Karena SCLC menyebar sangat cepat dan biasanya
berhamburan pada saat diagnosis, metode-metode seperti pengangkatan secara operasi
atau terapi radiasi 33ocal berkurang efektif dalam merawat tipe tumor ini.
Bagaimanapun, ketika kemoterapi digunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan
metode-metode lain, waktu kelangsungan hidup dapat diperpanjang empat sampai
lima kali. Dari semua pasien-pasien dengan SCLC, hanya 5%-10% masih hidup lima
tahun setelah diagnosis. Kebanyakan dari mereka yang selamat (hidup lebih lama)
mempunyai tingkat yang terbatas dari SCLC. 12
Pada non-small cell lung cancer (NSCLC), hasil-hasil dari perawatan standar
biasanya keseluruhannya jelek namun kebanyakan kanker-kanker yang terlokalisir
dapat diangkat secara operasi. Bagaimanapun, pada tingkat I kanker-kanker yang
dapat diangkat sepenuhnya, angka kelangsungan hidup lima tahun dapat mendekati
75%. Terapi radiasi dapat menghasilkan suatu penyembuhan pada suatu minoritas
dari pasien-pasien dengan NSCLC dan menjurus pada pembebasan gejala-gejala pada
kebanyakan pasien-pasien. Pada penyakit tingkat berlanjut, kemoterapi menawarkan
perbaikan waktu kelangsungan hidup yang sedang, meskipun angka-angka
kelangsungan hidup keseluruhannya jelek. 12
Prognosis keseluruhan untuk kanker paru adalah jelek jika dibandingkan
dengan beberapa kanker-kanker lain. Angka-angka kelangsungan hidup untuk kanker
paru umumnya lebih rendah daripada yang untuk kebanyakan kanker-kanker, dengan
suatu angka keseluruhan kelangsungan hidup lima tahun untuk kanker paru sebesar

33
16% dibandingkan dengan 65% untuk kanker usus besar, 89% untuk kanker
payudara, dan lebih dari 99% untuk kanker prostat. 12

2.10 PENCEGAHAN
Penghentian merokok adalah langkah/tindakan yang paling penting yang dapat
mencegah kanker paru. Banyak produk-produk, seperti permen karet nikotin, spray-
spray nikotin, atau inhaler-inhaler nikotin, mungkin bermanfaat bagi orang-orang
yang mencoba berhenti merokok. Mengecilkan paparan pada merokok pasif juga
adalah suatu tindakan pencegahan yang efektif. Menggunakan suatu kotak tes radon
rumah dapat mengidentifikasi dan mengizinkan koreksi dari tingkat-tingkat radon
yang meningkat di rumah, yang juga dapat menyebabkan kanker-kanker paru.
Metode-metode yang mengizinkan deteksi dini kanker-kanker, seperti helical low-
dose CT scan, mungkin juga bermanfaat dalam mengidentifikasi kanker-kanker kecil
yang dapat disembuhkan dengan resection secara operasi dan pencegahan dari kanker
yang menyebar luas dan tidak dapat disembuhkan12.
Makan makanan yang mengandung buah-buahan dan sayuran. Pilih diet sehat
dengan berbagai buah-buahan dan sayuran. Makanan sumber vitamin dan nutrisi yang
terbaik. Hindari mengambil dosis besar vitamin dalam bentuk pil, karena mungkin
akan berbahaya. Sebagai contoh, para peneliti berharap untuk mengurangi risiko
kanker paru-paru pada perokok berat memberi mereka suplemen beta karoten.
Hasilnya menunjukkan suplemen benar-benar meningkatkan risiko kanker pada
perokok.12

BAB III
KESIMPULAN

34
Paru adalah organ tubuh yang berperan dalam sistem pernapasan (respirasi)
yaitu proses pengambilan oksigen (O2) dari udara bebas saat menarik napas, melalui
saluran napas (bronkus) dan sampai di dinding alveoli (kantong udara) O2 akan
ditransfer ke pembuluh darah yang di dalamnya mengalir antara lain sel-sel darah
merah untuk dibawa ke sel-sel di berbagai organ tubuh lain sebagai energi dalam
proses metabolisme.
Kanker paru merupakan penyebab kematian utama akibat kanker pada pria
dan wanita. Selama 50 tahun terakhir terdapat suatu peningkatan insidensi paru – paru
yang mengejutkan. America Cancer Society memperkirakan bahwa terdapat
1.500.000 kasus baru dalam tahun 1987 dan 136.000 meningggal.
Gangguan atau kekacauan dari sistim checks dan balances ini pada
pertumbuhan sel berakibat pada suatu pembelahan dan perkembangbiakan sel-sel
yang tidak terkontrol yang pada akhirnya membentuk suatu massa yang dikenal
sebagai suatu tumor.
Memiliki 2 type utama, yaitu Small cell lung cancer (SCLC) dan Non-small
cell lung cancer (NSCLC). SCLC adalah jenis sell yang kecil-kecil (banyak) dimana
memiliki daya pertumbuhan yang sangat cepat hingga membesar. Biasanya disebut
“oat cell carcinomas” (karsinoma sel gandum). Type ini sangat erat kaitannya dengan
perokok, Penanganan cukup berespon baik melalui tindakan chemotherapy and
radiation therapy.
Sedangkan NSCLC adalah merupakan pertumbuhan sell tunggal, tetapi
seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru. Misalnya Adenoma,
Hamartoma kondromatous dan Sarkoma.
Tanda dan gejala kanker paru membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk
dapat diketahui dan seringkali dikacaukan dengan gejala dari kondisi yang kurang
serius. Tanda dan gejala mungkin tidak kelihatan sampai penyakit telah mencapai
tahap lanjut.
• Batuk pada perokok yang terus menerus atau menjadi hebat
• Batuk pada bukan perokok yang menetap sampai dengan lebih dari dua
minggu

35
• Dada, bahu atau nyeri punggung yang tidak berhubungan terhadap nyeri akibat
batuk yang terus menerus
• Perubahan warna pada dahak
• Meningkatnya jumlah dahak
• Dahak berdarah
• Bunyi menciut-ciut saat bernafas pada bukan penderita asma
• Radang yang kambuh
• Sulit bernafas
• Nafas pendek
• Serak
• Suara kasar saat bernafas
Selain dari itu juga barangkali tanda-tanda dan gejala-gejala disebabkan oleh
penyebaran kanker paru pada bagian tubuh lainnya. Tergantung pada organ-organ
yang dirusak.
• Kelelahan kronis
• Kehilangan nafsu makan
• Sakit kepala, nyeri tulang, sakit yang menyertainya
• Retak tulang yang tidak berhubungan dengan luka akibat kecelakaan
• Gejala-gejala pada saraf (seperti: cara berjalan yang goyah dan atau kehilangan
ingatan sebagian)
• Bengkak pada leher dan wajah
• Kehilangan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya
Staging (penderajatan) untuk kanker paru berdasarkan tumor (T) dan
penyebarannya ke getah bening (N) dan organ lain (M)
Pengobatan kanker paru adalah combined modality therapy (multi-modaliti
terapi). Kenyataanya pada saat pemilihan terapi, sering bukan hanya diharapkan pada
jenis histologis, derajat dan tampilan penderita saja tetapi juga kondisi non-medis
seperti fasilitas yang dimiliki rumah sakit dan ekonomi penderita juga merupakan
faktor yang amat menentukan.
Tujuan pengobatan kanker dapat berupa :
a. Kuratif, yaitu untuk memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka
harapan hidup klien.

36
b. Paliatif , untuk mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
c. Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal, untuk mengurangi dampak fisis
maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.
d. Suportif, untuk menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal seperti
pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti
infeksi.
Prognosis keseluruhan untuk kanker paru adalah jelek jika dibandingkan
dengan beberapa kanker-kanker lain. Angka-angka kelangsungan hidup untuk kanker
paru umumnya lebih rendah daripada yang untuk kebanyakan kanker-kanker, dengan
suatu angka keseluruhan kelangsungan hidup lima tahun untuk kanker paru sebesar
16%.
Penghentian merokok adalah langkah/tindakan yang paling penting yang dapat
mencegah kanker paru. Mengecilkan paparan pada merokok pasif juga adalah suatu
tindakan pencegahan yang efektif. Menggunakan suatu kotak tes radon rumah dapat
mengidentifikasi dan mengizinkan koreksi dari tingkat-tingkat radon yang meningkat
di rumah.

37
DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton Arthur C, Hall Jhon E., 1997. Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. EGC Jakarta.
Hal. 1159, 1161, 1171 – 1173
2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003. Kanker Paru Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan Di Indonesia. Jakarta.
3. Landis SH, Mliiray T, Bolden S, Wingo PA. Cancer 1998. Ca Cancer J Clin 1998;
48:6-29.
4. Baron DN. Kapita Selekta Patologi Klinik, EGC, Jakarta, 1995: 227
5. Stover DE. Women, smoking and lung cancer. Chest 1998; 113:1-2.
6. Scottish Intercollegiate Guidelines network. Management of patients with lung
cancer. A national clinical guidelines. SIGN, Eidenburg, 2005.
7. Jusuf A, Harryanto A, Syahruddin E, Endardjo S, Mudjiantoro S, Sutandio N.
Kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil . Pedoman nasional untuk
diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia 2005. PDPI dan POI, Jakarta,
2005.

38
8. Price S.A, Wilson L.M., 1995. Patofisiologi. Buku 2. Edisi 4. EGC Jakarta. Hal.
1049 – 1051
9. National Collaborating Center for Acute Care. Lung cancer: The diagnosis and
treatment of lung cancer. Clinical Effectiveness Unit, London, 2005.
10. Suyono, Slamet, (2001), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi 3, Balai
Penerbit FKUI,Jakarta
11. Travis, WD, Travis LB, Devesa SS (January 1995). “Lung cancer”. Cancer 75
(Suppl. 1): 191–202.
12. Practice Guidelines in Oncology Non-small Cell Lung Cancer. Version 1.2002.
National Comprehensive Cancer Network (NCCN). 2002.
13.Abid Irsyad,MD. Lung Cancer small cell:Imaging. Available at:
http://www.eMedicine.com/radiology
14.Rasad Sjahriar. Radiologi Diagnostik. Edisi 2. 2005. FKUI. Jakarta. Hal:149-151
15.

39

Anda mungkin juga menyukai