Anda di halaman 1dari 22

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Epidemiologi berasal dari perkataan Yunani, dimana epi-


yang berarti ”permukaan, diatas, menimpa, atau tentang”, demos
yang berarti ”orang, populasi, penduduk, manusia ” serta ologi
berarti “ilmu tentang”. Secara etimologis, epidemiologi berarti ilmu
mengenai kejadian yang menimpa penduduk. Epidemiologi lahir
berdasarkan dua asumsi dasar. Pertama, penyakit pada populasi
manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak. Kedua,
penyakit pada manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab
dan faktor preventif yang dapat diidentifikasi melalui penelitian
sistematik pada berbagai populasi, tempat, dan waktu. Berdasarkan
asumsi tersebut, epidemiologi dapat didefinisikan sebagai ” ilmu
yang mempelajari distribusi dan determinan – determinan frekuensi
penyakit dan status kesehatan pada populasi manusia.

Definisi tersebut mengisyaratkan bahwa epidemiologi pada


dasarnya merupakan ilmu empirik kuantitatif, yang banyak
melibatkan pengamatan dan pengukuran yang sistematik tentang
frekuensi penyakit dan sejumlah faktor-faktor yang dipelajari
hubungannya dengan penyakit. Paradigma kesehatan lingkungan
adalah menggambarkan hubungan interaktif antara berbagai
komponen lingkungan dengan dinamika perilaku penduduk. Model
hubungan berbagai variabel hubungan dengan penduduk dengan out
come penyakit ini, merupakan dasar bagi analisis kejadian sehat
sakit dalam suatu kawasan. Model yang digambarkan di sini adalah
model dasar yang dapat dikembangkan ke dalam model-model yang

1
lebih kompleks dan memperhitungkan semua variabel yang
diperoleh dari tinjauan kepustakaan (kerangka teori).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari 4 simpul epidemiologi kesehatan lingkungan?


2. Apa variable yang ada dalam epidemiologi kesehatan lingkungan?

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Teori Simpul

 Gambaran hubungan lingkungan global dengan lokal terkait


kesehatan

 Simpul 1: sumber penyakit

 Simpul 2: media transmisi

 Simpul 3: out come (hu interaktif antara lingkungan dan manusia)


yaitu keadaan sehat-sakit

1.1.1 Definisi 4 Simpul Epidemiologi Kesehatan Lingkungan

Simpul 1: Sumber Penyakit

 Sumber penyakit adalah titik yang secara konstan mengeluarkan


atauu men”emisikan” agents penyakit

 Agents penyakit adalah komponen lingkungan yang dapat


menimbulkan gangguan penyakit melalui kontak secara langsung
atau melalui media perantara (yang juga komponen lingkungan)

Simpul 2: Media Transmisi Penyakit

 Udara

 Air

 Tanah/Pangan

 Binatang/serangga

 Manusia/Langsung

3
Media transmisi tidak akan memiliki potensi penyakit kalau
didalamnya tidak mengandung bibit penyakit atau agent penyakit.

Simpul 3: Perilaku Pemajanan (Behavioural Exposure)

 Perilaku pemajanan adalah jumlah kontak antara manusia dengan


komponen lingkungan yang mengandung potensi bahaya penyakit

 Agent penyakit dengan atau tanpa menumpang komponen


lingkungan lain, masuk ke dalam tubuh melalui satu proses
“hubungan interaktif”

 Hubungan interaktif antara komponen lingkungan dengan


penduduk berikut perilakunya, dapat diukur dalam konsep yang
disebut sebagai perilaku pemajanan

Simpul 4: Penyakit

 Penyakit merupakan “out come” hubungan interaktif antara


penduduk dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya
gangguan kesehatan

 Dapat terjadi kelainan bentuk, kelainan fungsi, kelainan genetik,


sebagai hasil interaksi dengan lingkungan fisik dan sosial

2.2 Variabel Epidemiologi

2.2.1 Variabel Orang (Person)

Variabel orang atau person adalah variabel yang menelaah


tentang “who” atau siapa. Untuk mengidentifikasi seseorang
terdapat variabel yang tidak terhingga banyaknya, tetapi dipilih
variabel yang digunakan sebagai indikator yang menjadi ciri dari
seseorang. Variabel orang dalam epidemiologi adalah karakteristik

4
individu yang ada hubungannya dengan keterkaitan atau kerentanan
terhadap suatu penyakit. Untuk menentukan variabel mana yang
dapat digunakan sebagai indikator, sebaiknya disesuaikan dengan
kemampuan dan saranan yang ada.

Penjelasan yang menyangkut individu pada prinsipnya


menjawab pertanyaan who. Ketika menjawab “siapa” mengenai
individu, jawabanyya terletak pada jenis kelamin, umur, ras, agama,
dll. Oleh karenanya, epidemiologi menekankan variabel-variabel
penting yaitu umur, jenis kelamin dan suku bangsa.

A. Umur

Umur adalah faktor yang paling penting diantara variabel


lainnya. Hal ini karena umur mempengaruhi kemungkinan seorang
manusia untuk terpajan, misalnya anak-anak terpajan masalah
penyakit yang timbul pada masa anak-anak dan demikian pula orang
dewasa. Variabel umur juga merupakan hal yang penting karena
semua rate morbiditas dan rate mortalitas yang dilaporkan hampir
selalu berkaitan dengan umur.

 Hubungan Umur dengan Mortalitas

Secara umum kematian dapat terjadi pada setiap golongan umur,


tetapi dari hasil survey dikatakan bahwa frekuensi kemuatian pada
setiap umur berbeda. Kematian tertinggi terjadi pada golongan 0-5
tahun, pada usia produktif 15-25 tahun merupakan kematiap
terendah namun pada masa tua pada usia 40 tahun keatas jumlah
kematian meningkat. Secara umum kematian akan meningkat
dengan menigkatnya umur dan hal ini disebabkan oleh berbagai
faktor seperti penyakit, kebiasaan hidup, dan lain-lain.

5
 Hubungan Umur dengan Mordibilitas

Suatu penyakit dapat menyerang semua golongan umur, tetapi


ada beberapa penyakit tertentu menyerang golongan umur tertentu.
Penyakit-penyakit kronis mempunyai kecenderungan meningkat
dengan bertambahnya umur, sedangkan penyakit akut tidak
mempunyai suatu kecenderungan yang jelas.

Anak berumur 1-5 tahun lebih cenderung terkena penyakit


infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA). Penyakit kronis
seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, dan karsinoma lebih
banyak menyerang orang dewasa dan lanjut usia. Sedangkan
penyakit kelamin, AIDS, kecelakaan lalu lintas, banyak terjadi pada
usia produktif yaitu usia remaja dan dewasa. Hubungan antara umur
dan penyakit tidak hanya pada frekuensinya saja namun tingkat
berat tidaknya suatu penyakit.

Dalam perkembangan dan pertumbuhan, manusia sejak lahir


terus mengalami perubahan fisik maupun psikis. Manusia akan
mengalami fase bayi dan anak-anak, remaja, dewasa dan lanjut usia.
Manusia akan mengalami perubahan dalam pola distribusi dan
frekuensi mordibilitas dan mortalitas yang disebabkan oleh
perubahan pola hidup, kebiasaan, dan lain-lain.

Untuk keperluan perbandingan WHO menganjurkan pembagian-


pembagian umur sebagai berikut:

Menurut tingkat kedewasaan:

0-4 tahun : bayi dan anak-anak

15-49 tahun : orang muda dan dewasa

6
50 tahun keatas : orang tua

namun, ada beberapa kesulitan dalam mendapatkan laporan umur


yang tepat, seperti:

 Pengelompokan umur yang masih bervariasi dan belum


memiliki kesamaan standar
 Masyarakat pedesaan yang masih banyak buta huruf

B. Jenis Kelamin

Secara umum setiap penyakit menyerang manusia baik laki-


laki maupun perempuan, namun ada beberapa penyakit mempunyai
frekuensi berbeda antara laki-laki dengan perempuan. Hali ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu perbedaan pekerjaan, pola
atau kebiasaan hidup, faktor genetik atau kondisi fisiologis.

Penyakit yang lebih banyak menyerang perempuan daripada


laki-laki adalah diabetes melitus, obesitas, kolesistitis,
titireotolsikosis, dan rematoid artritis. Sedangkan penyakit yang
lebih banyak menyerang laki-laki daripada perempuan adalah
penyakit jantung koroner, infark miokard, karsinoma paru-paru, dan
hernia inguinalis. Dan ada juga penyakit yang hanya menyerang
perempuan yang berkaitan dengan organ tubuh seperti karsinoma
uterus, karsinoma mammae, karsinoma serviks, kista ovarii dan
adneksitis. Sedangkan penyakit yang menyerang laki-laki adalah
karsinoma penis, orsitis, hipertrofi prostat dan karsinoma prostat.
Penyakit yang hanya menyerang laki-laki atau perempuan saja
adalah penyakit dari sistem reproduksi karena sistem reproduksi
laki-laki dan perempuan berbeda.

7
Perbedaan angka kematian ini disebabkan oleh faktor-faktor
yang ada dalam diri seseorang, yaitu genetik, yang berhubungan
langsung dengan faktor jenis kelamin, selain itu faktor hormonal
juga bisa dihubungkan dengan perbedaan angka kesakita tersebut
yang berkaitan dengan jenis kelamin. Faktor lainnya adalah faktor
lingkungan dan perilaku.

 Ras

Pengelompokan menurut ras didasarkan pada warna kulit dan


bentuk tubuh. Dikenal ada 3 ras utama, yaitu ras kulit putih, ras kulit
hitam, dan ras kulit kuning atau sawo matang. Adanya penyakit
yang secara genetik berhubungan erat dengan ras yaitu sickle cell
disease.

 Suku Bangsa

Klarifikasi penyakit berdasarkan suku bangsa atau ras sulit


dilakukan baik secara praktis maupun konseptual, tetapi karena
perbedaan besar mengenai frekuensi dan beratnya penyakit diantara
suku bangsa maka dibuatlah klarifikasi walaupun telah terjadi
kontroversi.

Pada umumnya penyakit yang berhubungan dengan ras atau


suku bangsa berkaitan dengan faktor genentik dan faktor lingkungan
yaitu penyakit sickle cell anemia, hemofilia, kelainan biokimia
seperti glukosa 6 fosfatase dan karsinoma lambung.

Selain variabel orang yang paling penting adalah umur, jenis


kelamin dan suku bangsa ada faktor lain yang mempengaruhi
variabel “who” atau orang, diantaranya adalah faktor sosial

8
ekonomi, budaya/agama, pekerjaan, status marital, golongan darah,
infeksi alamiah dan kepribadian.

 Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi merupakan faktor yang mempengaruhi


frekuensi distribusi penyakit tertentu misalnya adalah TBC, infeksi
akut gastrointestinal, ISPA, amnesia, malnutrisi dan penyakit parasit
yang banyak terdapat pada penduduk golongan sosial ekonomi
rendah. Sedangkan penyakit jantung koroner, hipertensi, obesitas,
kadar kolesterol tinggi, dan infark miokard yang banyak terdapat
pada golongan sosial ekonomi tinggi. Perbedaan antara penyakit
yang dialami oleh sosial ekonomi rendah dan tinggi berbeda.
Penyakit yang dialami sosial rendah lebih mengarah pada sistem
pernapasan sedangkan pada sosial ekonomi tinggi adalah penyakit
yang lebih mengarah pada sistem kardiovaskuler. Perbedaan yang
sangat jelas mengenai penyakit sosial ekonomi rendah dan tinggi
adalah sosial ekonomi kelas bawah mengalami penyakit malnutrisi
sedangkan pada sosial ekonomi tinggi lebih sering terkena penyakit
obesitas. Ini juga disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
lingkungan, pola hidup serta asupan gizi.

Di Indonesia penggolongan kelas sosial masih sulit, oleh karena


jenis pekerjaan tidak memberi jaminan perbedaan dalam
penghasilan. Tetapi ada 5 tingkatan kelas sosial berdasarkan
kesejahteraan keluarga yaitu :

a. Prasejahtera

Belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal seperti


pengajaran, agama, sandang, pangan, papan dan kesehatan.

9
b. Sejahtera I

Dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal (sesuai dengan


kebutuhan dasar pada pra sejahtera) tapi belum dapat memenuhi
keseluruhan kebutuhan sosial, psikologis seperti pendidikan,
interaksi keluarga dan lingkungan.

c. Sejahtera II

Dapat memenuhi kebutuhan tingkat pra sejahtera dan sejahtera I,


tapi belum dapat memenuhi kebutuhan perkembangan (menabung
dan memperoleh informasi).

d.Sejahtera III

Dapat memenuhi kebutuhan tingkat pra sejahtera, dan sejahtera I


dan II, namun belum dapat memberikan kontribusi maksimal
terhadap masyarakat dan berperan aktif dalam masyarakat.

e.Sejahtera III plus

Dapat memenuhi semua kebutuhan pada tingkat pra sejahtera dan


sejahtera I,II, dan III.

 Pekerjaan

Pekerjaan juga termasuk dalam variabel yang sering dilihat


dalam perhitungan atau survey dalam angka kesakitan atau
kematian, dimana jenis pekerjaan dapat menyebabkan timbulnya
penyakit melalui beberapa cara yaitu :

a. Adanya faktor resiko di lingkungan kerja

10
Faktor resiko dilingkungan kerja dapat menimbulkan kesakitan,
misalnya bahan-bahan kimia, gas-gas beracun, radiasi, benda-benda
fisik yang dapat menimbulkan kecelakaan dan sebagainya.

b. Situasi pekerjaan

Situasi pekerjaan dapat menimbulkan kesakitan, misalnya situasi


pekerjaan yang penuh dengan stres dapat menyebabkan hipertensi,
gastritis, dan ulkus lambung.

c.Ada tidaknya pergerakan tubuh ketika bekerja

Ada tidaknya pergerakan tubuh tidak bekerja dapat menimbulkan


kesakitan, misalnya, penyakit jantung koroner sering ditemukan
pada mereka yang mempunyai pekerjaan yang kurang
menggerakkan badan, seperti pegawai kantor.

d. Ruang dan tempat kerja yang relatif sempit

Pekerjaan dimana orang-orang berkerumun di suatu tempat yang


relatif sempit dapat memudahkan proses penularan penyakit di
tempat kerja.

e. Adanya agen di lingkungan kerja

Adanya agen di lingkungan kerja dapat menimbulkan kesakitan,


misalnya cacing tambang yang sering ditemukan pada daerah
pertambangan, flu burung yang ditemukan pada pekerja di
peternakan unggas.

 Status marital / perkawinan

Status perkawinan adalah perkumpulan diantara 2 jenis kelamin


yang berbeda dalam bentuk keluarga yang sudah disahkan oleh UU
yang berlaku baik sipil maupun agama. Dari sudut pandang

11
epidemiologi status perkawinan mempengaruhi penyebaran
masalah kesehatan, karena pola perilaku kalangan yang belum
menikah berbeda dengan kalangan yang sudah menikah. Secara
umum, pengaruh tersebut dapat dibedakan dalam 3 hal, yaitu:

a. Pengaruh terhadap pola penyakit

Pola penyakit yang ditemukan pada kelompok orang yang belum


menikah berbeda dengan pola orang yang ditemukan pada
kelompok orang yang sudah menikah. Contohnya penyakit kelamin
lebih banyak ditemukan pada kelompok orang yang belum pernah
menikah, penyakit akibat kecelakaan lebih banyak terjadi pada
kelompok orang yang belum menikah.

b. Pengaruh resiko terhadap penyakit

Resiko terkena penyakit TB paru misalnya, akan lebih besar terjadi


pada istri atau suami yang pasangannya menderita TB paru.

c. Pengaruh terhadap penanganan penyakit

Kelompok yang belum menikah jika menderita penyakit akan


mendapat perawatan yang kurang dibandingkan dengan mereka
yang berkeluarga karena kurangnya anggota keluarga yang turut
mengatasi penyakit.

 Struktur dan besarnya keluarga

Struktur dan besarnya keluarga mempunyai pengaruh terhadap


kesakitan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Pada keluarga
besar, karena besarnya tanggungan secara relatif mungkin harus
tinggal didalam rumah yang luasnya terbatas hingga memudahkan
penularan penaykit menular dikalangan anggota-anggotanya selain

12
itu, karena persediaan harus dikenakan untuk anggota keluarga yang
besar maka mungkin tidak dapat mrmbeli makanan yang cukup
yang bernilai gizi cukup dan seimbang atau tidak dapat
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia dan sebagainya.

2.2.2 Variabel Tempat

Penyebaran masalah kesehatan menurut tempat terjadinya


masalah kesehatan berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan
dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit.
Keterangan yang dapat diperoleh dari penyebaran masalah
kesehatan menurut tempat terjadinya masalah kesehatan adalah:

 Jumlah dan jenis masalah kesehatan yang ditemukan di


suatu daerah.

Dengan diketahuinya penyebaran penyakit di suatu daerah, maka


dapat diketahui dengan tepat masalah-masalah kesehatan yang ada
di daerah tersebut sehingga dapat diidentifikasikan kebutuhan
kesehatan masyarakat setempat.

 Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah


kesehatan di suatu daerah.

Jika telah diketahui jumlah dan jenis masalah kesehatan, dapat


disusun program kesehatan yang tepat untuk daerah tersebut
sehingga masalah kesehatan dapat diatasi dengan lebih efektif dan
pemakaian sumber daya yang lebih efisien.

 Keterangan tentang faktor penyebab timbulnya masalah


kesehatan di suatu daerah.

13
Keterangan tentang penyebab masalah kesehatan ini dapat
diperoleh dengan membandingkan hal-hal khusus yang ada dan
tidak ada pada suatu daerah. Perbedaan tentang hal-hal tersebut,
mungkin merupakan penyebab timbulnya masalah kesehatan yang
dimaksud.

Keadaan-keadaan khusus yang merupakan karakteristik tempat


yang berhubungan dengan masalah kesehatan, antara lain dapat
berupa:

 Kondisi Geografis

Kondisi geografis berkaitan dengan letak wilayah, struktur


tanah, curah hujan, sinar matahari, angin, kelembapan udara, suhu
udara, daerah pegunungan, pantai, daratan.

 Kondisi Demografis

Kondisi penduduk (Demografi) sangat menentukan perbedaan


penyebab penyakit menurut tempat. Kondisi demografis dapat
berkaitan dengan jumlah dan kepadatan penduduk, genetis dan etnis,
variasi kultural, dan sebagainya.

 Kondisi Pelayanan Kesehatan

Kondisi pelayanan kesehatan berkaitan dengan jumlah dan


cakupan pelayanan kesehatan, mutu layanan kesehatan yang
diselenggarakan serta program higiene dan sanitasi.

Berdasarkan luasnya daerah yang terserang suatu masalah


kesehatan, penyebaran menurut karakteristik tempat ini secara
umum dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:

A. Penyebaran pada suatu wilayah (setempat/lokal)

14
Penyebaran penyakit hanya ditemukan pada satu wilayah saja,
dimana pembagian menurut wilayah yang sering digunakan adalah
desa dan kota, yang masing-masing mempunyai ciri tersendiri yang
khas sehingga mempunyai gambaran penyakit yang berbeda-beda.

B. Penyebaran pada beberapa wilayah

Penyebaran penyakit ditemukan pada beberapa wilayah misalnya


beberapa kelurahan, beberapa kecamatan dan sebagainya.

C. Penyebaran pada suatu negara (nasional)

Penyebaran masalah kesehatan pada suatu negara ditemukan di


semua wilayah yang ada dalam negara tersebut. Masalah yang
ditimbulkan berbeda-beda, tergantung dari keadaan geografis dan
luasnya suatu negara.

D. Penyebaran pada beberapa negara (regional)

Masalah kesehatan dapat menyebar ke beberapa Negara, diaman


masuknya suatu penyakit ke suatu negara, dipengaruhi oleh faktor-
faktor:\

 Kondisi geografis suatu negara,

Kondisi geografis tertentu dapat menyebabkan suatu penyakit


dapat terjangkit atau tidak di negara tersebut, misalnya Negara yang
memiliki suhu tinggi cenderung sering menyebabkan dehidrasi.

 Hubungan antar Negara

Hal ini berkaitan dengan apakah letak negara tersebut


berdekatan dengan negara yang terjangkit penyakit, bagaimana
sistem transportasi antar negara, bagaimana hubungan antar
penduduk, dan lain-lain.

15
 Penyebaran pada banyak negara (Internasional).

Masalah kesehatan bisa ditemukan di banyak negara, seiring


dengan kemajuan sistem komunikasi dan transportasi sangat terjadi.

Selain itu, dalam membandingkan angka kesakitan atau angka


kematian antar daerah (tempat) perlu diperhatikan terlebih dahuludi
tiap-tiap daerah (tempat) berkaitan dengan susunan umur, susunan
kelamin, kualitas data, derajat representatif dari data terhadap
seluruh penduduk.

2.2.3 Variabel Waktu

Variabel waktu merupakan faktor kedua yang harus


diperhatikan ketika melakukan analisis morbiditas dalam studi
epidemiologi karena pencatatan dan laporan insidensi dan
pravelansi penyakit selalu didasarkan pada waktu. Mempelajari
morbiditas berdasarkan waktu juga penting untuk mengetahui
hubungan antara waktu dan insidensi penyakit atau fenomena lain,
misalnya penyebaran penyakit saluran pernafasan yang terjadi pada
waktu malam hari karena terjadinya perubahan kelembapan udara
atau kecelakaan lalu lintas yang sebagian besar terjadi pada waktu
malam hari.

Fluktuasi insidensi penyakit yang diketahui terdiri dari:

A. Kecenderungan Sekuler (secular trend)

Kecenderungan sekuler ialah terjadinya perubahan penyakit


atau kejadian luar biasa dalam waktu yang lama. Lamanya waktu
dapat bertahun-tahun sampai beberapa dasawarsa. Kecenderungan
sekuler dapat terjadi pada penyakit menular maupun penyakit
infeksi non-menular. Misalnya, terjadinya pergeseran pola penyakit

16
menular ke penyakit yang tidak menular yang terjadi di negara maju
pada beberapa dasawarsa terakhir.

Pengetahuan tentang perubahan tersebut dapat digunakan


dalam penilaian keberhasilan upaya pemberantasan dan pencegahan
penyakit. Kecenderungan sekuler juga dapat digunakan untuk
mengetahui perubahan yang terjadi pada mortalitas.

Dalam mempelajari kecenderungan sekuler tentang


mortalitas, harus dikaitkan dengan sejauh mana perubahan pada
insidensi dan sejauh mana perubahan tersebut menggambarkan
kelangsungan hidup penderita.

Angka kematian akan sejalan dengan angka insidensi


(insidence rate) pada penyakit yang fatal dan bila kematian terjadi
tidak lama setelah diagnosis, misalnya karsinoma paru-paru karena
memenuhi kriteria di atas.

 Variasi Siklik

Variasi siklik ialah terulangnya kejadian penyakit setelah beberapa


tahun, tergantung dari jenis penyakitya, misalnya epidemi campak
biasanya berulang setelah dua-tiga tahun kemudian. Variasi siklik
biasanya terjadi pada penyakit menular karena penyakit non-infeksi
tidak mempunyai variasi siklik.

 Variasi Musim

Variasi musim ialah terulangnya perubahan frekuensi insidensi dan


prevalensi penyakit yang terjadi dalam satu tahun. Dalam
mempelajari morbiditas dan mortalitas, variasi musim merupakan
salah satu hal yang sangat penting karena siklus penyakit terjadi
sesuai dengan perubahan musim dan berulang setiap tahun.

17
Variasi musim sangat penting dalam mengganalisis data
epidemiologi tentang kejadian luar biasa untuk biasa untuk
menentukan peningkatan insidensi suatu penyakit yang diakibatkan
variasi musim atau memang terjadinya epidemi. Bila adanya variasi
musim tidak diperhatikan, kita dapat menarik kesimpulan yang
salah tentang timbulnya kejadian luar biasa.

Di samping itu, pengetahuan tentang variasi musim juga dibutuhkan


pada penelitian epidemiologis karena penelitian yang dilakukan
pada musim yang berbeda akan menghasilkan frekuensi distribusi
penyakit yang berbeda pula. Penyakit-penyakit yang mempunyai
variasi musim antara lain: diare, influenza, dan tifus abdominalis.

Beberapa ahli epidemiologi memasukkan variasi musim ke dalam


variasi siklik karena terjadinya berulang, tetapi disini dipisahkan
karena pada variasi musim, terulangnya perubahan insidensi
penyakit dalam wakt yang pendek sesuia dengan perubahan musim,
sedangkan pada variasi siklik fluktuasi perubahan insidensi penyakit
terjadi lebih lama yaitu suatu penyakit dapat terulang satu atau dua
tahun sekali.

 Variasi Random

Variasi random dapat diartikan sebagai terjadinya epidemi yang


tidak dapat diramalkan sebelumnya, misalnya epidemi yang terjadi
karena adanya bencana alam seperti banjir dan gempa bumi.

Perubahan-perubahan penyakit menurut waktu dapat menunjukkan


adanya perubahan faktor-faktor etiologis. Manfaat mengetahui
penyebaran menurut karakteristik waktu adalah untuk mengetahui:

A. Kecepatan perjalanan penyakit

18
Jika suatu penyakit dalam waktu yang singkat menyebar dengan
pesat menunjukkan perjalanan penyakit tersebut berlangsung
dengan cepat.

B. Lama terjangkitnya suatu penyakit

Lama terjangkitnya suatu penyakit dapat diketahui dengan


memanfaatkan keterangan tentang waktu terjangkitnya penyakit dan
keterangan tentang kehilangan penyakit tersebut.

Penyebaran masalah kesehatan menurut waktu , dapat dibedakan


menjadi 4 macam, yaitu:

1). Penyebaran pada suatu saat

Beberapa kondisi khusu yang ditemukan pada penyebaran penyakit


pada satu saat dibedakan menjadi 2, yaitu:

Point – Source Epidemic

Sering disebut juga Common Source Epidemic yaitu suatu keadaan


wabah yang ditandai oleh:

 Timbulnya gejala penyakit (omset penyakit) yang cepat

 Masa inkubasi yang pendek

 Episode penyakit merupakan peristiwa tunggal

 Hilangnya penyakit dalam waktu yang cepat

Contoh: Keracunan makanan

Contagious Diseases Epidemic

Sering disebut juga Propagated Epidemic yaitu suatu keadaan


wabah yang ditandai oleh:

19
 Timbulnya gejala penyakit (omset penyakit) yang pelan

 Masa inkubasi yang panjang

 Episode penyakit merupakan peristiwa majemuk

 Waktu munculnya penyakit tidak jelas

 Hilangnya penyakit dalam waktu yang lama

Contoh: Wabah penyakit menular.

2). Penyebaran pada satu kurun waktu

Sering disebut juga Clustering Menurut Waktu. Penyebaran ini


dapat digunakan untuk mencari penyebab penyakit.

3). Penyebaran Siklus

Penyebaran ini terjadi jika frekuensi suatu masalah kesehatan naik


atau turun menurut suatu siklus tertentu, misalnya menurut kalender
tertentu (minggu, bulan, tahun); menurut keadaan cuaca tertentu
(musim hujan, musim panas); menurut peristiwa tertentu (musim
panen, paceklik).

Timbulnya angka kesakitan atau kematian suatu penyakit yang


ditularkan melalui vektor secara siklus ini berhubungan dengan:

 Kondisi yang memungkinkan transmisi penyakit oleh vektor


yang bersangkutan, misalnya apakah temperatur atau
kelembapan memungkinkan transmisi.
 Tempat perkembangbiakan alami dari vektor untuk
menjamin adanya kepadatan vektor yang perlu dalam
transmisi.
 Adanya kerentanan

20
 Adanya kegiatan-kegiatan berkala dari orang-orang yang
rentan yang menyebabkan mereka terserang oleh
“vektor borne disease” tertentu.
 Menetapkan kemampuan agen infektif untuk menimbulkan
penyakit
 Adanya faktor-faktor lain yang belum diketahui

4). Penyebaran Sekular

Penyebaran ini terjadi jika perubahan yang terjadi berlangsung


dalam waktu yang cukup lama , misalnya lebih dari 10 tahun.

21
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Peran epidemiologi adalah sebagai alat dan sebagai metode
atau pendekatan suatu masalah. Epidemiologi sebagai alat diartikan
bahwa dalam melihat suatu masalah selalu mempertanyakan siapa
yang terkena masalah (orang), dimana penyebaran masalah, serta
kapan penyebaran masalah tersebut terjadi.
Di dalam epidemiologi mempelajari bagaimana frekuensi
penyakit berubah menurut perubahan variabel-variabel perubahan
epidemologi yang terdiri dari variabel orang (person), waktu (time),
dan tempat (place).
Variabel person berkaitan dengan umur, jenis kelamin,
sosial ekonomi, pekerjaan, ras, suku bangsa, perkawinan, besarnya
keluarga, dan golongan darah.
Pada variabel waktu dibahas mengenai kecepatan perjalanan
penyakit, dan lama terjangkitnya suatu penyakit.
Penyebaran masalah kesehatan menurut tempat terjadinya
masalah kesehatan berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan
dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit.
3.2 Saran
Dalam epidemiologi tedapat tiga variabel yaitu orang
(person), waktu (time) dan tempat (place). Sebaiknya para peneliti
dan para surveilans lebih menekankan dan menjabarkan secara rinci
variabel-variabel yang ada dalam suatu masalah sehingga data yang
diperoleh lebih akurat dan rinci. Dengan mengetahui penyebab
variabel dalam suatu penyakit, akan mudah diketahui pencegahan
serta penekanan angka kesakitan dan kematian dalam penyakit
tersebut.

22

Anda mungkin juga menyukai