Anda di halaman 1dari 2

a. Apa yang dimaksud dengan Etnofarmasi?

Etnofarmasi berasal dari kata etno dan farmasi. Etno berarti suku atau kelompok, dan
farmasi berarti ilmu yang mempelajari tentang obat-obatan. Etnofarmasi merupakan ilmu
interdisiplin atau gabungan beberapa disiplin ilmu yang mempelajari tentang hubungan
antara kebiasaan kultur dalam suatu kelompok masyarakat di suatu daerah tertentu yang
ditinjau dari segi farmasetisnya atau pengobatannya (Ningsih, 2016). Etnofarmasi terdiri
dari studi identifikasi dan klasifikasi terhadap bahan alam yang digunakan untuk
pengobatan (etnobiologi), pembuatan sediaan (etnofarmasetika), penentuan aktivitas
tertentu dari suatu sediaan (etnofarmakologi), dan aspek sosiomedis akibat penggunaan
sediaan tersebut (etnomedisin). Ilmu ini tidak hanya mencakup aspek botani dan
farmakologi, tetapi juga mencakup fitokimia, galenika, penghantaran obat, toksikologi,
klinis, farmasi praktis/antropologi kesehatan, sejarah, dan aspek penelitian tumbuhan
obat lainnya pada sistem kesehatan tradisional (Ningsih, 2015).
Penelitian etnofarmasi ini memungkinkan terjadinya penemuan obat baru. Adanya
pendekatan studi etnofarmasi pada komunitas tertentu bertujuan untuk menemukan
berbagai macam ramuan pengobatan yang diwariskan pada komunitas tersebut secara
turun temurun dan mengevaluasinya baik secara biologis maupun kultural. Hasil
penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai langkah awal dalam penemuan dan
pengembangan obat baru yang berasal dari alam (Ningsih 2015; Ningsih, 2016).
b. Disetiap negara memiliki kekayaan budaya dan pengobatan. Pengobatan tradisional di
masing-masing negara memiliki sejarah perkembangan pengobatan, karakteristik konsep
sakit dan teknik pengobatan. Jelaskanlah:
1. Bagaimana sejarah perkembangan pengobatan tradisional di Negara Yunani?
Jawaban:
Herbal merupakan bentuk tertua dari pengobatan. Penggunaan obat herbal telah
dilakukan selama berabad-abad untuk menyembuhkkan beberapa penyakit. Dasar
pengobatan herbal dari Yunani dapat ditelusuri dari asalnya yaitu mesir kuno. Yunani
kuno mendapatkan banyak pengetahuan mengenai obat herbal dari Mesir dan
Mesopotamia (Babylonians). Mesir telah mengenalkan kegunaan tanaman obat
dalam mengobati penyakit, Mesir juga telah mengenalkan oprasi sebagai metode
pengobatan. Studi Papyri menunjukkan kemampuan orang Mesir dalam bidang
kedokteran. Babylonians juga memiliki peranan penting pada sistem pengobatan
Yunani, dimana sudah mengenalkan tentang penggunaan urin sebagai media atau alat
yang digunakan untuk diagnosis (Department of AYUSH, 2013).
Salah satu tokoh yang berperan penting dalam sejarah pengobatan di Yunani adalah
Hippocrates (460-370 BC). Hippocrates dikenal sebagai the father of Unani System
of Medicine, beliau menekankan pada penyebab alami penyakit dan mencatat
pengetahuan medis yang ada untuk menetapkan dasar pengobatan untuk
dikembangkan sebagai ilmu yang sistematis. Tiga dasar pengobatan dari Hippocrates
adalah observasi, pengalaman, dan prinsip-prinsip rasional yang masih berlaku di
bidang kedokteran dan sains. Tokoh lain yang berperan penting dalam pengobatan
Yunani adalah Dioscorides (40-90 AD) yang merupakan orang pertama yang menulis
buku tentang 600 obat herbal yang berjudul De Materia Medica (Kitab al-Hasha’ish).
Salah satu bagian dari buku karangan Dioscorides tersebut berisi semua pengetahuan
tentang farmakologi. Selain itu, ada juga Galen yang merupakan salah satu ilmuan
dalam sejarah kedokteran. Beliau mengumpulkan semua pengetahuan obat pada
zamannya, mengaturnya secara sistematis dan digunakan hinga lima belas abad
berikutnya. Pada waktu itu Galen menganjurkan penggunaan dosis-dosis yang besar
dari campuran-campuran obat termasuk tumbuhan, binatang, dan ramuan-ramuan
mineral (Department of AYUSH, 2013).
2. Jelaskanlah satu contoh teknik pengobatan dan penggunaan herbal dalam pengobatan
negara tersebut!

DAFTAR PUSTAKA
Department of AYUSH. 2013. Unani System of Medicine The Science of Helath and Healing.
New Dehli: Department of AYUSH.
Ningsih, I. Y. 2015. Peran Studi Etnofarmasi dalam Pencarian Tumbuhan Obat yang
Berpotensi dikembangkan sebagai Antidiabetes. Pharmacy. 12 (01): 38-49.
Ningsih, I. Y. 2016. Studi Etnofarmasi Penggunaan Tumbuhan Obat Oleh Suku Tengger di
Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur. Pharmacy. 13 (01) : 10-20.

Anda mungkin juga menyukai