Anda di halaman 1dari 24

PANDUAN

PROGRAM
KEORANGTUAAN

RA MNU NURUSSA’ADAH
KALISAPU

TAHUN PELAJARAN 2017-2018


KATA PENGANTAR

Berkembangnya lembaga PAUD dalam berbagai bentuk layanan PAUD seperti:


Rudlatu Athfal ( RA ),Taman Kanak-Kanak (TK), Taman Penitipan Anak (TPA),
Kelompok Bermain (KB), dan Satuan PAUD Sejenis (SPS) menunjukkan semakin
meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan yang sesuai
tahap perkembangan sejak usia dini. Namun demikian lembaga PAUD yang
demikian pesat pertumbuhannya tidak dapat menggantikan peran pendidikan di
dalam keluarga.
Memahami pentingnya kesesuaian program pengasuhan anak di rumah dan
kegiatan pembelajaran di RA MNU Nurussa’adah, maka diharapkan setiap lembaga
RA memfasilitasi dengan penyelenggaraan program pendidikan keorangtuaan
Program pendidikan keorangtuaan atau PAUD Berbasis Keluarga merupakan
pemberdayaan untuk memperkuat peran keluarga sebagai lingkungan yang paling
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk keperluan
tersebut Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini menerbitkan Pedoman
Program Keorangtuaan (Parenting).
Pedoman ini berisikan tentang pendahuluan, program yang akan dilakukan
secara umum dan teknis serta strategi bagaimana mengajak orang tua bersama-sama
untuk membelajarkan anak di rumah dan juga di lembaga.
Akhirnya melalui kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan
terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut andil demi tersusunnya pedoman ini.
Semoga pedoman ini bermanfaat sebagaimana yang diharapkan.

Slawi,
Kepala RA MNU Nurussa’adah

Sus Aidah, S.Pd.


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak adalah amanah yang harus diperhatikan gizi dan kesehatannya,


dirawat, diasuh, dididik, dan dilindungi seoptimal mungkin. Hal itu dilakukan
supaya anak menjadi orang yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
sehat, cerdas, ceria, sehingga berguna bagi dirinya, keluarga, masyarakat,
bangsa, dan negara.
Pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga,
masyarakat dan pemerintah. Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama
dan utama bagi anak. Di dalam keluarga anak belajar sejak dalam kandungan
hingga perjalanan usia anak memasuki rumah tangga sendiri. Oleh karena itu,
keluarga memiliki peran yang sangat mendasar dalam mengoptimalkan semua
potensi anak.
Keluarga sebagai lembaga pendidikan informal dilindungi dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Menurut Ki Hadjar Dewantara,
“Keluarga adalah Lingkungan Pendidikan yang Pertama dan Utama”. Dengan
demikian, peran keluarga dalam hal pendidikan bagi anak, tidak dapat
tergantikan sekalipun anak telah dididik di lembaga pendidikan formal
maupun nonformal. Untuk itu, keluarga harus memiliki kemampuan dalam
melaksanakan proses peningkatan gizi dan kesehatan, perawatan, pengasuhan,
pendidikan dan perlindungan.
Kenyataan yang dijumpai di masyarakat, masih banyak keluarga yang
belum memahami peran penting tersebut. Oleh karena itu, diperlukan adanya
kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga agar
mereka dapat memberikan dukungan kepada anak usia dini secara lebih
optimal.
Keselarasan pendidikan yang dilaksanakan di lembaga PAUD dan di
rumah diakui oleh para ahli pendidikan sebagai salah satu faktor penentu
keberhasilan pendidikan anak secara menyeluruh. Oleh karena itu penting
kiranya lembaga PAUD memfasilitasi penyelenggaraan Program PAUD
Berbasis Keluarga sebagai upaya keselarasan dan keberlanjutan antara
pendidikan yang dilakukan di lembaga dan pendidikan yang dilakukan di
rumah. Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD Berbasis Keluarga
dimaksudkan sebagai acuan bagi para pengelola PAUD dalam
menyelenggarakan PAUD Berbasis Keluarga.

B. Pengertian Dasar
1. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
2. Keluarga adalah unit sosial terkecil di masyarakat yang terbentuk atas
dasar komitmen untuk mewujudkan fungsi keluarga khususnya fungsi
sosial dan fungsi pendidikan.
3. PAUD berbasis keluarga adalah upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak usia dini yang dilaksanakan oleh keluarga dengan
memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia di lingkungan keluarga.
4. Program Penyelenggaraan PAUD Berbasis Keluarga adalah kegiatan
yang ditujukan kepada para orangtua atau anggota keluarga lain dalam
rangka menyelaraskan pengetahuan dan keterampilan untuk
melaksanakan perannya dalam peningkatan gizi dan kesehatan,
perawatan, pengasuhan, pendidikan dan perlindungan di rumah
sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, sesuai
usia dan tahap perkembangannya.

C. Dasar Hukum
1. Undang-Undang RI. Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
2. Undang-Undang RI. Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
3. Peraturan Pemerintah RI. Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan.
4. Permendiknas RI. No. 31 tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Direktorat Jenderal Pendidikan Non formal dan Informal.
5. Permendiknas RI. Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan
Anak Usia Dini.
D. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelaksanaan PAUD berbasis keluarga.

2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman bagi lembaga PAUD atau lembaga lainnya
dalam menyelenggarakan Program PAUD Berbasis Keluarga.
b. Sebagai pedoman bagi petugas Dinas Pendidikan dan mitra terkait
dalam melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan Program
PAUD Berbasis Keluarga.

E. Sasaran Pengguna
1. Pengelola Lembaga PAUD yang menyelenggarakan Program PAUD
Berbasis Keluarga.
2. Lembaga lain yang berminat menyelenggarakan Program PAUD
Berbasis Keluarga.
3. Jajaran Dinas Pendidikan Tingkat Propinsi, Kab/Kota, dan Kecamatan
serta mitra terkait.
BAB II
PENGORGANISASIAN PROGRAM

A. Tujuan
1. Meningkatkan kesadaran orangtua atau anggota keluarga lain sebagai
pendidik yang pertama dan utama.
2. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan orangtua atau
anggota keluarga lain dalam melakukan peningkatan gizi dan kesehatan,
perawatan, pengasuhan, pendidikan, dan perlindungan anak.
3. Meningkatkan peran serta orangtua atau anggota keluarga lain dalam
proses pendidikan anak usia dini di lembaga RA MNU Nurussa’adah
maupun di lingkungan masyarakat.
4. Meningkatkan mutu pelaksanaan PAUD berbasis keluarga.

B. Sasaran
1. Orangtua atau anggota keluarga lain yang anaknya mengikuti
pendidikan di lembaga RA MNU Nurussa’adah Kalisapu
2. Orangtua atau anggota keluarga lain yang memiliki anak usia dini
namun belum mendapat pelayanan di lembaga RA MNU Nurussa’adah
3. Calon orangtua dan pihak lain yang berminat.

C. Pengelolaan
Pengelolaan Program PAUD Berbasis Keluarga dapat dilaksanakan oleh
Lembaga RA MNU Nurussa’adah yang kepengurusannya ditetapkan melalui
proses pemilihan yang difasilitasi oleh Lembaga tersebut. Dalam menjalankan
tugasnya, pengurus perlu melakukan koordinasi dengan lembaga RA MNU
Nurussa’adah atau lembaga lainnya mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian kegiatan agar dapat dilakukan secara selaras dan optimal.
Wadah berkumpulnya para orangtua dalam Program PAUD Berbasis
Keluarga dinamakan Pertemuan Orang Tua Murid Dan Guru (POMG)
D. Pendekatan yang Digunakan
Kegiatan Penyelenggaraan PAUD Berbasis Keluarga dilaksanakan
dengan pendekatan andragogi (pembelajaran orang dewasa). Ciri-ciri utama
penerapan pendekatan andragogi antara lain:
1. Berpusat pada kebutuhan peserta.
2. Menuntut dan mendorong peserta untuk aktif.
3. Mendorong peserta untuk mengemukakan pengalaman sehari- harinya.
4. Menumbuhkan kerja sama antara sesama peserta, dan antara peserta
dengan narasumber.
5. Lebih bersifat berbagi pengalaman, bukan hanya merupakan
transformasi atau penyampaian materi.

E. Bentuk Kegiatan
Program PAUD Berbasis Keluarga ini dapat dilakukan dalam bentuk:
1. Kegiatan Pertemuan Orangtua (Kelas Orangtua).
2. Keterlibatan orangtua di kelompok/kelas anak.
3. Keterlibatan orangtua dalam acara bersama.
4. Hari konsultasi orangtua.
5. Kunjungan rumah.
6. Bentuk-bentuk kegiatan lain yang dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan.
Pemilihan bentuk program penyelenggaraan PAUD Berbasis Keluarga
sepenuhnya diserahkan atas kesepakatan pengurus dan kesiapan lembaga
dalam memfasilitasinya.

F. Narasumber
1. Narasumber dari dalam lembaga yaitu pengelola/ pendidik lembaga RA
MNU Nurussa’adah atau orang tua peserta didik.
2. Narasumber dari luar dengan mendatangkan narasumber yang telah
terlatih, profesi bidang tertentu (dokter, psikolog, bidan, guru, dan
lainnya), dan/atau tokoh masyarakat yang berhasil dalam mendidik anak
sehingga dapat berbagi pengalaman.
Tugas nara sumber adalah menyampaikan informasi yang sesuai dengan
tema/materi yang disepakati dan mendorong peserta untuk menyampaikan
pendapatnya.

G. Pendamping
Pendamping adalah tenaga terlatih di bidang yang terkait dengan
Pendidikan Anak Usia Dini yang berasal dari dalam ataupun luar lembaga
seperti: IGRA ( Ikatan Guru RA)
Tugas Pendamping:
1. Membantu lembaga untuk membentuk program
PAUD Berbasis Keluarga.
2. Membantu mengidentifikasi kebutuhan informasi peserta.
3. Mendorong keterlibatan aktif peserta dalam setiap tahapan kegiatan,
mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai penilaian keberhasilan
kegiatan.
4. Membantu lembaga memecahkan masalah dalam kegiatan PAUD
Berbasis Keluarga.
5. Membangun kemitraan dengan orang tua, pengelola,
masyarakat, dan lembaga terkait lainnya dengan cara:
6. Memfasilitasi kegiatan pertemuan dengan orangtua dengan cara:
a. menghargai setiap pendapat yang disampaikan;
b. memberikan kesempatan kepada peserta untuk
menyampaikan pendapat atau menanggapi;
c. semua keputusan diambil secara musyawarah untuk mufakat;
d. memberi kesempatan kepada peserta yang memiliki kemampuan
tertentu untuk menjadi narasumber.
e. Bersifat adil dan tidak diskriminatif. Pendamping dapat juga
berperan sebagai narasumber.

H. Peran Lembaga RA MNU Nurussa’adah


Lembaga RA MNU Nurussa’adah memfasilitasi kelancaran
pelaksanaan program PAUD Berbasis Keluarga, dalam hal:
1. Penyediaan tempat kegiatan
2. Penyediaan sarana pertemuan sesuai kondisi dan kebutuhan orangtua.
3. Mengalokasikan waktu dan kegiatan yang dapat dilakukan bersama
dengan orang tua.
4. Membantu menyebarkan informasi kegiatan PAUD Berbasis Keluarga
kepada orang tua.
5. Membantu merekomendasikan narasumber yang sesuai
dengan kebutuhan.

I. Metode yang Digunakan


1. Ceramah
2. Diskusi kelompok
3. Bermain peran/simulasi
4. Kunjungan lapangan
5. Praktek

J. Media yang Digunakan


1. Lembar info (leaflet, brosur, poster).
2. Audio-visual (VCD, radio, televisi).
3. Klipping (kumpulan berita dari berbagai media cetak).
4. Booklet.
5. buku-buku bacaan pendamping lain.
6. Media lain yang mendukung.

K. Materi Kegiatan
Salah satu tujuan dari program Penyelenggaraan PAUD Berbasis
Keluarga adalah meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
orangtua/keluarga dalam melaksanakan proses optimalisasi seluruh aspek
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Pengembangan materi
disesuaikan dengan kebutuhan setiap lembaga. Secara garis besar terdapat
enam bahasan yang dapat dikembangkan yakni: (1) Peningkatan Gizi; (2)
Pemeliharaan Kesehatan; (3) Perawatan; (4) Pengasuhan; (5) Pendidikan; dan
(6) Perlindungan.
BAB III
TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM

A. Persiapan
Pada tahapan persiapan, pengelola lembaga RA MNU Nurussa’adah
atau lembaga lainnya melakukan beberapa kegiatan diantaranya:

1. Sosialisasi Program PAUD Berbasis Keluarga


Pengelola lembaga melakukan sosialisasi program PAUD
Berbasis Keluarga kepada seluruh orangtua di lembaganya dan kepada
masyarakat di wilayah sekitar. Sosialisasi dapat dilakukan melalui
pertemuan, undangan, brosur, spanduk, dan bentuk sosialisasi lainnya.

2. Pembentukan Pengurus PAUD Berbasis Keluarga


Struktur kepengurusan Program PAUD Berbasis
Keluarga sekurang-kurangnya terdiri atas:
a. Ketua
Ketua bertanggung jawab mengatur semua urusan kegiatan.
b. Sekretaris
Sekretaris bertanggung jawab terhadap urusan pencatatan dan
dokumentasi hasil kegiatan.
c. Bendahara
Bendahara bertanggung jawab mengelola dan menyusun laporan
keuangan yang mencakup penerimaan dan pengeluaran dana atas
perintah/persetujuan ketua.
d. Seksi-seksi
Seksi-seksi bertanggung jawab terhadap bidang-bidang teknis
yang dibutuhkan dalam mendukung penyelenggaraan program.
Contoh: seksi konsumsi, seksi acara, seksi humas, seksi
kesejahteraan/sosial, dan lain- lain.

Susunan kepengurusan dipilih oleh anggota untuk jangka


waktu yang ditentukan bersama. Jika ada yang mengundurkan diri,
pindah tempat atau meninggal, dapat digantikan melalui kesepakatan
peserta.
3. Penyamaan Persepsi
Merupakan suatu kegiatan untuk memperjelas makna dan
kesepahaman orang tua tentang Program PAUD Berbasis Keluarga.
Penyamaan persepsi ini dilakukan melalui ceramah, diskusi, dan tanya
jawab, antara pengurus POMG dengan anggota POMG. Hal-hal yang
harus mendapatkan kesepahaman tersebut adalah:
a) Apa yang dimaksud dengan Program PAUD berbasis keluarga?
b) Bagaimana cara melakukannnya?
c) Apa hasil yang ingin dicapai?
d) Apa manfaat program PAUD berbasis keluarga?
e) Siapa yang melakukan kegiatan?
f) Kapan pelaksanaan kegiatan dilaksanakan.

4. Identifikasi Kebutuhan Belajar


Kegiatan ini dilakukan untuk menjaring informasi dari orang tua
tentang perilaku pengasuhan yang selama ini dilaksanakan di rumah.
Hasil identifikasi ini selanjutnya dijadikan bahan untuk menyusun
program PAUD berbasis keluarga. Identifikasi kebutuhan tersebut
menyangkut aspek- aspek:
a. acuan untuk menggali informasi tentang pemahaman ini
adalah:
1) Pengetahuan orang tua tentang tahapan pertumbuhan dan
perkembangan anak
2) Pengetahuan orang tua tentang perkembangan otak anak
3) Pengetahuan orang tua tentang pembentukan perilaku anak

b. Harapan orang tua tentang anak. Beberapa hal yang dapat


dijadikan acuan untuk menggali informasi tentang harapan
ini adalah:
1) Harapan orang tua terhadap anak.
2) Kegiatan orang tua untuk mencapai harapan
c. Pola Asuh yang dilakukan orang tua di rumah. Beberapa hal
yang dapat dijadikan acuan untuk menggali informasi
tentang pola asuh ini adalah:
1) Pola asuh yang diterapkan selama ini.
2) Hasil yang telah dicapai
3) Kesulitan/permasalahan yang dihadapi

d. Perawatan tentang anak di rumah. Beberapa hal yang dapat


dijadikan acuan untuk menggali informasi tentang perawatan
ini adalah:
1) Berbagai cara dalam melakukan perawatan anak di rumah
(memandikan, memberi makan, memelihara kesehatan, dan
lain-lain)
2) Hasil yang sudah dicapai
3) Kesulitan/permasalahan yang dihadapi

e. Pemberian makanan yang bergizi untuk anak. Beberapa hal


yang dapat dijadikan acuan untuk menggali informasi
tentang pemberian makanan yang bergizi ini adalah:
1) Makanan bergizi
2) Pengolahan makanan yang bergizi
3) Kebiasaan Pemberian Makanan kepada anak
4) Kesulitan dalam pemberian makanan

f. Stimulasi pendidikan yang dilakukan terhadap anak.


Beberapa hal yang dapat dijadikan acuan untuk menggali
informasi tentang stimulasi pendidikan ini adalah:
1) Berbagai stimulasi yang dilakukan di rumah
2) Kebiasaan dan kemampuan bercerita terhadap anak
3) Respon terhadap aktivitas anak
4) Pemanfaatan APE di rumah

g. Perlindungan terhadap anak. Beberapa hal yang dapat


dijadikan acuan untuk menggali informasi tentang
perlindungan ini adalah:
1) Makna anak dalam dimensi hukum
2) Pencegahan Kekerasan terhadap Anak
3) Kenyamanan dan keamanan anak di rumah

5. Penentuan Tempat dan Waktu


Sekretariat kepengurusan Penyelenggara PAUD Berbasis
Keluarga bertempat di lembaga RA MNU Nurussa’adah. Apabila
ruangan yang tersedia sangat terbatas, sekretariat tidak identik dengan
ruangan dan fasilitas alat kantor, cukup dengan tempat berkumpul di
ruangan yang saat itu tidak digunakan kegiatan oleh anak. Dengan
demikian alamat sekretariat tetap tetapi ruang pertemuannya berpindah-
pindah. Waktu pelaksanaan kegiatan ditetapkan atas kesepatan
pengurus, pengelola lembaga RA MNU Nurussa’adah dengan peserta.

6. Penyusunan Program dan Jadwal Kegiatan


Apabila kelompok sudah menentukan bentuk kegiatan yang akan
dilakukan dan memilih waktu untuk pelaksanaan, maka jadwal
kegiatannya dapat disusun lebih rinci lagi.

Contoh Program dan Jadwal Kegiatan:


No Kegiatan Waktu Tempat
1.Kegiatan Pertemuan 1 kali Persemester RA MNU
orang tua orang tua murid Nurussa’adah
dan guru ( POMG)
2.Keterlibatan orang tua 1 Bulan sekali RA MNU
dalam acara bersama Nurussa’adah
(Makan Bersama)
Dst
B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Kegiatan Pertemuan Orangtua (Kelas Orangtua)
a. Pengertian
Kelas orangtua merupakan wadah komunikasi bagi orangtua/keluarga
untuk saling berbagi informasi dan pengetahuan dalam melaksanakan
pendidikan anak usia 0- 6 tahun.
b. Tujuan
Kelas orangtua diharapkan dapat meningkatkan kesadaran,
pengetahuan, sikap, dan keterampilan orangtua dalam melaksanakan
PAUD di lingkungan keluarganya sendiri dan untuk saling berbagi
informasi dan strategi dalam pengasuhan anak.
c. Kegiatan
Jenis kegiatan tersebut dapat berbentuk:
1) Curah pendapat berupa saling mengemukakan pendapat antar
orangtua tentang pengalaman mereka dalam pengasuhan anak.
2) Sarasehan berupa pertemuan yang diselenggarakan untuk
mendengarkan pendapat (prasaran) para ahli mengenai masalah
anak.
3) Simulasi merupakan kegiatan praktek yang dilaksanakan oleh
kelompok.
4) Belajar keterampilan tertentu merupakan kegiatan yang lebih
diarahkan pada pemberian pelatihan secara individu atau kelompok
dengan tujuan peningkatan atau penguasaan keterampilan
tertentu.Contoh: mengolah makanan ringan yang aman, bergizi,
bervariasi dan berimbang; membuat permainan edukatif dari bahan
daur ulang dan lain-lain., baik melalui kegiatan belajar bersama
maupun oleh seorang ahli.

d. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kelas orangtua disesuaikan dengan kesepakatan
bersama.
e. Materi
Penetapan materi disesuaikan dengan kebutuhan peserta dan topik dapat
mengacu pada Pertumbuhan dan Perkembangan PAUD.
f. Narasumber
Narasumber dapat berasal dari unsur tenaga pendidik/guru/
pengelola/penilik/orang tua, namun dapat juga mendatangkan
narasumber ahli dari luar. Apabila pengurus kesulitan mendapatkan
narasumber dapat meminta bantuan dari pendamping.
g. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan,
dan evaluasi akhir kegiatan.
1) Persiapan
Persiapan dalam hal sarana prasarana seperti tempat pertemuan,
papan tulis atau papan flanel, pengeras suara, media lain yang
diperlukan, tempat duduk, formulir kehadiran dan lain sebagainya.
2) Proses Kegiatan
a) Pembukaan yang meliputi: penjelasan tentang topik bahasan,
memperkenalkan narasumber yang hadir, menyampaikan latar
belakang tentang topik yang dibahas, meminta narasumber
menyampaikan materi atau bahasannya.
b) Sesudah penyajian oleh narasumber, anggota yang hadir
diminta menyampaikan pendapatnya dan notulis membuat
catatan jika anggota masih malu atau belum menyampaikan
pendapatnya secara spontan. Untuk menghindari tidak
terjadinya dialog antar peserta yang hadir, dapat dimulai
dengan curah pendapat (setiap anggota diminta mengajukan
pendapatnya tanpa dikomentari yang lain), dilanjutkan dengan
pembahasan dari apa yang telah disampaikan peserta. Pada saat
curah pendapat dibuat catatan di papan tulis atau kertas manila.
c) Diskusi terbuka.
d) Pada tahapan penarikan kesimpulan, peserta sendiri yang
merumuskannya dengan dibantu oleh narasumber.
e) Evaluasi dapat dilakukan dengan dua tahap yaitu evaluasi proses
dan evaluasi hasil.

2. Keterlibatan Orangtua di Kelas Anak


a. Pengertian
Kegiatan yang melibatkan orangtua/keluarga dalam bentuk:
(1) bermain bersama anak di kelas; (2) membantu pendidik dalam
proses pembelajaran di kelas; dan (3) sebagai bentuk pembelajaran bagi
orang tua tentang proses belajar anak.
b. Tujuan
Menselaraskan antara program pembelajaran di lembaga PAUD dan di
rumah.
c. Persiapan
1) Orangtua/keluarga bersama dengan pengurus dan Pengelola
Lembaga, menetapkan waktu, orang tua yang terlibat, kelas yang
akan dimasuki, dan pengelompokannya.
2) Pembekalan oleh pengurus dan pengelola dilakukan agar orang tua
terlibat langsung dalam kegiatan anak. Pembekalan yang diberikan
mencakup :
a) Tata cara dan sikap orangtua/keluarga selama di dalam kelas.
b) Kegiatan yang dapat dilakukan dan batasan- batasannya.
c) Kesepakatan antara orangtua/keluarga dan pendidik terkait
dengan kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran,
antara lain:
1) Membantu pendidik dalam menata alat main.
2) Menyambut kedatangan anak.
3) Mengikuti main pembukaan.
4) Mengamati pelaksanaan pembelajaran anak.
5) Membuat APE.
6) Mengikuti kegiatan makan bersama anak.
7) Mengikuti kegiatan penutup.
8) Diskusi bersama pendidik untuk membahas kegiatan
hari itu.
9) Menjadi sumber belajar.
d. Pelaksanaan
Sesuai dengan tata cara yang telah disepakati bersama antara
orangtua/keluarga dan pendidik.
e. Pemantauan
Pemantauan dilakukan dalam bentuk pencatatan oleh Pengelola
terhadap kegiatan yang dilakukan orang tua selama bersama anak di
kelas.
Pencatatan tersebut meliputi sikap, bahasa atau kalimat yang digunakan
dan kegiatan yang dilakukan.
f. Evaluasi
Evaluasi dilakukan tidak untuk memberi skor pada orang tua tetapi
lebih berupa balikan terhadap kegiatan yang sudah berjalan. Evaluasi
dilakukan melalui diskusi secara kekeluargaan.
Evaluasi dibagi menjadi 3 topik yakni:
1) Diskusi tentang sikap dan kegiatan orang tua.
2) Diskusi tentangefektivitas kegiatan yang sudah
berjalan.
3) Penilaian orang tua tentang manfaat kegiatan yang diikuti.

3. Keterlibatan Orangtua dalam Acara Bersama


a. Pengertian
Keterlibatan orangtua dalam acara bersama adalah kegiatan yang
melibatkan orangtua dalam pelaksanaan kegiatan penunjang
pembelajaran yang dilakukan di luar kelas.
b. Tujuan
1) Mendekatkan hubungan antara orangtua, anak, dan lembaga RA
MNU Nurussa’adah.
2) Meningkatkan peran orangtua dalam proses
pembelajaran.
c. Jenis Kegiatan
Rekreasi, bermain di alam, perayaan hari besar, atau kunjungan edukasi,
berkebun, memasak bersama, bazzar, outbond, dan kegiatan lainnya
berada di luar lingkungan kelas/sekolah.
d. Penyelenggara/pengelola
Lembaga PAUD bekerjasama dengan orang tua dan lembaga atau instansi
terkait yang sesuai dengan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan.
e. Tahapan kegiatan
1) Melakukan Identifikasi tempat kegiatan
2) Menetapkan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan
3) Menetapkan waktu kegiatan
4) Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
5) Menetapkan nara sumber yang sesuai dengan jenis kegiatan
6) Mengorganisasikan kegiatan
7) Menjelaskan aturan-aturan yang harus ditaati semua pihak selama
kegiatan
8) Melakukan pemantauan terhadap aktivitas yang
dilakukan
9) Mencatat kejadian-kejadian penting
10)Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan. Aspek yang
dievaluasi sekurang-kurangnya mencakup keterlibatan keluarga dan
interaksi dalam dan antar keluarga.
4. Hari Konsultasi Orangtua
a. Pengertian
Hari konsultasi orangtua adalah hari-hari tertentu yang dijadwalkan oleh
pengurus PAUD Berbasis Keluarga dan pengelola lembaga sebagai hari
bertemunya antara orang tua dengan pengelola dan atau ahli untuk
membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan anak serta masalah-
masalah lain yang dihadapi anak.
Konsultasi dapat dilakukan secara individual atau secara bersama. Hal-
hal yang bersifat khusus atau pribadi, sebaiknya dikonsultasikan secara
individual. Akan lebih baik jika ada tenaga ahli yang dapat dihadirkan
saat konsultasi.
Pada hari konsultasi orangtua, juga dapat dijadwalkan untuk melakukan
penilaian perkembangan anak dengan menggunakan kartu DDTK
(Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak) sesuai jadwal masing-masing
anak.
b. Tujuan
Meningkatkan kemampuan orang tua dalam melakukan pendidikan anak
usia dini di dalam keluarga.

c. Pengelolaan
Kegiatan ini dirancang oleh pengurus dan pengelola lembaga sebagai
kegiatan rutin yang waktunya disesuaikan dengan kebutuhan. Apabila
ditemukan kasus-kasus spesifik, pengurus atau pengelola lembaga dapat
memberikan rujukan kepada tenaga profesional, misalnya dokter, bidan,
psikiater, psikolog, tokoh agama, orang tua yang memiliki pengalaman
keberhasilan dalam mendidik anak-anak atau pihak-pihak lain yang
kompeten.

Pengurus dan pengelola lembaga berkewajiban untuk menjaga rahasia


yang disampaikan oleh keluarga, sehingga keluarga dapat menyampaikan
persoalan secara lugas tanpa ada kecurigaan atau kekhawatiran.

d. Proses Kegiatan
Proses kegiatan dilakukan tidak saja untuk memecahkan persoalan yang
sedang dihadapi orangtua, tetapi juga secara proaktif mengundang orang
tua anak secara bergilir untuk membahas pertumbuhan dan
perkembangan anak, di antaranya melalui DDTK (Deteksi Dini Tumbuh
Kembang).

e. Tahapan Kegiatan
1) Mengidentifikasi narasumber untuk dijadikan konsultan sesuai dengan
kebutuhan.
2) Menghubungi narasumber untuk memastikan kesediaan waktu.
3) Menetapkan waktu konsultasi, tempat, dan mekanisme konsultasi.
4) Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan, seperti ruangan
konsultasi, format konsultasi, dan lain- lain.
5) Mencatat semua informasi penting yang disampaikan oleh keluarga.
6) Melakukan evaluasi kegiatan yang mencakup; tempat kegiatan yang
digunakan, waktu yang dipergunakan, kredibilitas (kemampuan) nara
sumber, Pendekatan konsultasi, dan partisipasi orang tua.
5. Kunjungan Rumah
a. Pengertian
Kunjungan Rumah adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengurus atau
pengelola program yang dapat melibatkan pendamping atau narasumber,
dalam rangka mempererat hubungan, menjenguk, atau membantu
menyelesaikan permasalahan tertentu yang dilakukan secara
kekeluargaan.

b. Tujuan
1) Menjalin silaturahmi antara keluarga dengan pengurus dan lembaga
pendidikan anak usia dini.
2) Menggali informasi tentang pola-pola pendidikan orang tua dalam
keluarga.
3) Menemukan pemecahan masalah secara bersama terhadap masalah
yang dihadapi oleh orang tua di rumah.

c. Pengelolaan
Kegiatan ini dirancang oleh pengurus dan pengelola RA MNU
Nurussa’adah sebagai kegiatan insidental sesuai dengan kebutuhan.
Dalam kunjungan rumah ini diusahakan peserta yang ikut dalam
kunjungan rumah tidak lebih dari 3 orang (1 orang pengurus, 1 orang
pengelola RA dan 1 orang tenaga ahli). Hal ini untuk menghindari agar
orang yang dikunjungi tidak merasa terbebani/direpotkan.

d. Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini tidak saja diperuntukkan untuk orangtua, tetapi untuk
seluruh anggota keluarga yang serumah, misalnya; ibu, ayah, kakak,
nenek, kakek, baby sitter, pembantu, dan anggota keluarga lain yang
tinggal serumah dengan anak usia dini.

e. Proses Kegiatan
Kunjungan rumah sedapat mungkin menghindari sifat interogasi. Saran
hanya diberikan jika diminta atau jika suasananya memungkinkan,
sehingga tidak terkesan menggurui. Keluarga lain yang ikut serta dalam
kunjungan rumah dapat berperan menjadi orang yang sedang belajar atau
menjadi narasumber.

f. Tahapan Kegiatan
1) Melakukan identifikasi keluarga-keluarga yang akan dikunjungi.
2) Melakukan kontak/komunikasi dengan keluarga yang akan
dikunjungi dengan menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan,
waktu yang dibutuhkan, dan proses kegiatan yang akan
dilaksanakan.
3) Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan berupa lembar
pengamatan atau alat-alat dokumentasi lainnya.
4) Memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan
kepada semua anggota keluarga yang ada di rumah.
5) Mengajak keluarga untuk berbagi pengalaman tentang hal-hal yang
terkait dengan peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan,
perawatan, pengasuhan, pendidikan, dan pendidikan untuk anak-
anak dalam keluarga.
6) Mengajak orang tua untuk melakukan permainan bersama anak di
dalam keluarga dengan mengoptimalkan alat permainan edukatif
yang ada dalam keluarga.
7) Mengajak keluarga untuk merefleksikan apa yang sudah dilakukan
saat itu.
8) melakukan evaluasi kegiatan dengan aspek yang diuji seperti; waktu
yang dipergunakan, kredibilitas narasumber, pendekatan kunjungan,
dan partisipasi orang tua.

B. Evaluasi Program
1. Pengertian
Evaluasi Program PAUD BERBASIS KELUARGA adalah sebuah proses
untuk menilai atau mengukur ketercapaian penyelenggaraan PAUD
Berbasis Keluarga yang dilaksanakan dalam sebuah lembaga RA MNU
Nurussa’adah atau lembaga lainnya.
2. Tujuan
Evaluasi Program PAUD Berbasis Keluarga bertujuan untuk:
a. Mengetahui ketercapaian penyelenggaraan PAUD Berbasis
Keluarga dalam lembaga RA MNU Nurussa’adah atau lembaga
lainnya.
b. Memperbaiki proses penyelenggaraan yang dilaksanakan oleh
pengurus program.
c. Sebagai umpan balik dalam penyempurnaan bentuk- bentuk
kegiata, metode dan penyelenggaraan PBK dalam mendukung
keberlangsungan program.

3. Metode
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam melaksanakan evaluasi
program adalah:
a. Focus Group Discussion (Diskusi Fokus)
b. Wawancara dan Observasi
4. Pelaksanaan
a. Evaluasi program PAUD Berbasis Keluarga d dilaksanakan oleh
pengurus program bersama pengelola RA dan pendamping.
b. Waktu pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan secara rutin minimal
per semester.
5. Komponen Yang Dievaluasi
a. Program Kegiatan
b. Pelaksanaan kegiatan
c. Hasil kegiatan
6. Indikator Hasil Program
a. Gizi
1) Orangtua bisa mengatur makanan bergizi secara minimal
(rencana menu)
2) Orangtua bisa membuat menu makanan dari bahan makan
lokal
3) Pertumbuhan fisik anak terlihat secara signifikan
b. Kesehatan
4) Orangtua bisa melakukan penaganan pertama kecelakaan pada
anak
5) Orangtua bisa menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat.
c. Perawatan
6) Orangtua mampu melakukan perawatan kebersihan badan pada
anak
7) Orangtua mampu melakukan perawatan ketika anak sakit
d. Pengasuhan
Orangtua bisa menerapkan pengasuhan dengan memberikan
bimbingan stimulasi yang sesuai dengan tahap perkembangan
anak
e. Pendidikan
8) Orangtua mampu menerapkan perilaku mendidik di dalam
rumah
9) Orangtua mampu membuat jadwal sederhana dalam kehidupan
sehari-hari (bercerita, memasak bersama, dll).
f. Perlindungan
10) Orang tua memahami dan menerapkan hak- hak anak dalam
keluarga
11) Orangtua menerapkan lingkungan rumah yang aman dan
nyaman untuk bermain anak dirumah

7. Indikator Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Program PAUD


Berbasis Keluarga
a. Program direncanakan bersama orangtua
b. Program direncankan dan terjadwal
c. Ada program yang memberikan dampak luas minimal 1x dalam
setahun, seperti seminar tingkat desa
d. Memiliki Adminstrasi Pelaksanaan Program
e. Peserta aktif menghadiri setiap kegiatan minimal 50 % dari total
jumlah peserta
f. Orangtua berkomunikasi dirumah selaras dengan disekolah
g. Orangtua membuat APE dari bahan yang ada dirumah
h. Orangtua bisa mengimbaskan hasil pengetahuan kepada orangtua
yang lain
i. Keikutsertaan anggota diluar lembaga, seperti masyarakat sekitar
minimal 10% dari jumlah anggota dalam
BAB IV PENUTUP

Pedoman penyelenggaraan PAUD berbasis keluarga ini disusun sebagai acuan


dalam menyelenggarakan PAUD Berbasis Keluarga sehingga penyelenggaraannya
dapat dilaksanakan sesuai dengan rambu-rambu yang telah dirumuskan dalam
Pedoman Teknis ini.
Pada akhirnya, diharapkan Penyelenggaraan PAUD Berbasis Keluarga itu
sendiri dapat bermanfaat bagi para orangtua/keluarga sebagai pendidik pertama dan
utama serta bagi pengelola RA MNU Nurussa’adah dan lembaga terkait lainnya
dalam rangka menyelaraskan antara pendidikan yang dilakukan di lembaga PAUD
dengan pendidikan di rumah sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat
tercapai secara optimal. Pedoman ini juga diharapkan dapat memotivasi
orangtua/keluarga, Dinas Pendidikan maupun stake holder lain yang terkait dengan
PAUD berbasis keluarga untuk lebih memperhatikan dalam pemberian layanan
terbaik bagi anak usia dini.

Anda mungkin juga menyukai